¤ FF TVXQ.JYJ,SHINee,2PM - TRIANGLE ¤
23:39¤ T.R.I.A.N.G.L.E ¤
* Cast:
- Girls On Top ---> Lee Youngie/Yui Kagemiya,Jung Heebyul,Song Hyuri,Park Chaebin,Kim Hyejin/Moon Hyeoseo.
- TVXQ.JYJ,SHINee,2PM
* Genre: Serial/Straight/Horor-Fantasy
* Daftar Istilah:
- Hallow: makhluk 1/2 siluman atau darah campuran.
- Hyõnin: para pejabat tinggi pemegang pemerintahan dalam Utopia.
- Hon: golongan roh gentayangan.
- Saviour: golongan manusia ksatria pembasmi Viper yang tergabung dalam Utopia.
- Utopia: tempat berkumpulnya para ksatria pembasmi.
- Valour: golongan ksatria dari kaum Yowl.
- Viper: siluman golongan hitam yang menggunakan kekuatan goblin dan bertransformasi menjadi makhluk abadi penghisap darah (vampir)
- Voracious: siluman yang telah terinfeksi racun Viper dan menjadi monster yang selalu haus darah dan pemakan daging dan merupakan budak kaum Viper.
- Yowl: golongan siluman putih.
Episode #11
"Yu...Yui..." Chaebin terlihat pucat.
"Huft..." Youngie menghela nafas panjang memperhatikan alat tes kehamilan di tangannya "Kasihan...Kim Jonghyun sudah mati"
"Ap...apa?!! Kak...Kau...tat-tahu Aku mengandung anak Kak Jong-hyun??"
"Kau sering kencan dengannya sejak peristiwa itu" menyerahkan kembali alat tes kehamilan pada Chaebin "Dia sering tanya-tanya pada Ku tentang Chaebin,awalnya Aku pikir hanya bercanda ternyata sejauh ini"
"Aku tahu...tidak ada yang kembali hidup-hidup setelah di culik Viper..." suara Chaebin lirih. Ia menundukkan kepala berusaha keras membendung air matanya agar tidak kembali jatuh.
"Ada! Dan itu Aku!" memperhatikan Chaebin sejenak "Kenapa?? Kau takut??"
Chaebin mengangguk antusias seiring menetesnya air mata di pipi chuby-nya. "Aku telah melanggar peraturan,matilah Aku!"
"Kau memang sudah mati! Aish! Jika jatuh cinta itu merupakan pelanggaran harusnya ada ramuan anti jatuh cinta!"
"Yui!!!"
"Kalau tidak mau hal seperti ini terjadi harurnya Utopia tidak usah bekerja sama dengan Kaum Yowl dan benar-benar menarik garis batas. Siapa yang bisa menebak datangnya cinta? Tidak ada kan?"
"Tapi...Aku sangat takut" mengelus perutnya.
Youngie meletakkan tangan kanannya di bahu kiri Chaebin "Kita akan merawatnya bersama-sama" dengan lembut berhasil membuat Chaebin mengangkat kepala dan menatap haru dengan mata yang masih di penuhi air mata itu. "Diaaa...anak Kita,OK!" mengerlingkan mata kanannya pada Chaebin. Chaebin tertawa geli lalu Youngie meraih tubuh Chaebin dan memeluknya. "Tenanglah..." bisik Youngie seraya mengelus pelan punggung Chaebin "Aku tidak akan membiarkan Utopia menemukan Mu...Aku tidak akan membiarkan Utopia menyentuh Mu..."
"Yui~aa,apa Aku akan melahirkan anak seperti Mu??"
***
Hyunri duduk diam di dalam kamar pengantin. Di luar masih terdengar gaduh suara musik,canda dan tawa para tamu. Hyunri menghela nafas panjang "tega sekali Mereka tertawa bahagia sedang di sini Aku merasa sangat menderita" gerutunya dalam hati. Ia tahu Yoochun menikahinya hanya demi tahta dan rakyat bukan cinta,lalu apakah Dia akan sanggup berada dalam lingkaran ini? Jung Hyunri gadis cantik dan pandai tapi tidak terlalu menonjol dalam Utopia. Ia menduduki posisi Wakil Kepala dalam Badan Pengawas Utopia,setingkat di bawah Saudara semarga-nya Jung Yoomi. Meski tak memiliki prestasi yang menonjol namun kecerdasan otak Hyunri banyak membantu Badan Pengawas dalam menyelesaikan beberapa penyelidikan kasus rumit.
Heebyul merasa tak nyaman berada di tengah-tengah pesta meski ada Chansung di sisinya. Hidangan mewah yang tersaji pun di abaikannya. Tatapan Heebyul terus tertuju pada Yoochun yang terlihat amat bahagia hari ini. Heebyul makin kesal di buatnya,"...Aku benci semua ini! Selalu berpura-pura! Akh~ harusnya Aku tidak menyarankan Kak Yoochun untuk menempuh jalan ini! Bodoh!" umpatnya dalam hati. "Permisi sebentar" Heebyul bangkit dari duduknya. Yunho,Yoomi dan Chansung kompak menatapnya. "Aku hanya akan ke toilet sebentar!" terdengar kesal lalu pergi.
"Aku pikir Kau sudah beranjak" Hyochan sudah berdiri di depan pintu toilet ketika Heebyul keluar. "Bagaimana?" tambahnya.
"Bagaimana??" Heebyul balik tanya dengan ekspresi tidak paham.
"Kakak Ipar Ku" sahut Yoohwan yang juga berada di sana.
Heebyul mencoba mencerna maksud dan arah pembicaraan dua adik kandung Yoochun ini. "Ah...Aku rasa Kalian salah paham soal kedekatan Kami. Itu hanya antara Adik dan Kakak"
"Aku rasa lebih bagus jika Kau yang ada di samping Kakak Ku sekarang" tambah Yoohwan "Pasti tidak akan sesulit ini"
"Apa?? Kau pikir akan mudah meski itu Aku?!" sejenak Heebyul menatap pemuda tampan namun terkesan angkuh itu "Aku tidak akan lama berada dalam Utopia"
"Oh,akan mundur??" sahut Hyochan "Itu pilihan,sedari awal Aku juga tidak menyentuhnya"
"Aku telah kehilangan teman-teman terbaik Ku,Aku rasa sudah cukup segini saja"
"Aku tidak yakin pada gadis itu" sela Yoohwan "Kasihan...hanya Keluarga Lee yang tidak ada di sini,lalu apa gadis itu mampu?"
"Dia Kakak Ipar Mu sekarang!" Heebyul terkesan menekankan ucapannya. "Hyunri...Dia gadis yang cerdas pasti akan jadi pendamping yang baik untuk Kak Yoochun"
"Kau bicara seolah-olah Kau benar mengenalnya,tahu kah Kau itu terdengar sangat menggelikan?"
"YOOHWAN!!!" bentak Hyochan.
"Aku hanya bicara tentang kenyataan" Yoohwan membela diri.
"Setelah ini apakah Kita masih bisa bekerja sama?" Hyochan mengabaikan Yoohwan dan menatap serius Heebyul.
"Lama sekali,apa terjadi sesuatu?" tanya Chansung sa'at Heebyul kembali.
"Bisa Kita pergi sekarang?"
Chansung merasa tak nyaman melihat Heebyul seperti itu. "Byul,Kau baik-baik saja kan?" tanya Chansung yang duduk di balik kemudi.
"Emm!!" Heebyul menganggukkan kepala lalu menunjukkan senyum terbaiknya pada Chansung.
"Tapi...Kau benar jadi aneh sejak kembali dari toilet"
"Sebaiknya Kau istirahat" Wooyoung menghampiri Youngie yang masih menyendiri di atap kastil.
"Jalan ini semakin terjal saja ya...lalu pernikahan ini apakah akan jadi awal yang baik?" Youngie menoleh menatap Wooyoung yang kini sudah duduk di sampingnya. "Aku tidak lelah tapi terkadang merasa ingin berhenti saja...karena itu semua Aku harus benar-benar menyelesaikannya agar Aku bisa istirahat dengan tenang nantinya..."
"Apa Kau mencintai Tuan Muda Park Yoochun?" pertanyaan yang sudah lama di pendam Wooyoung akhirnya terungkap juga.
Kibum yang sedari awal menguping sedikit tersentak mendengar pertanyaan Wooyoung.
Youngie mengembangkan senyum tulus di wajah lelahnya. "Apa Aku terlihat seperti itu?". Wooyoung jadi ragu,itu terlihat jelas dari ekspresinya. "Aku tahu Kak Wooyoung tidak bisa merabanya dan menyimpan pertanyaan itu sejak lama" tambah Youngie "...tidak Kak,Aku tidak mencintainya...karna cinta Ku bukan untuknya" melanjutkan ucapannya dalam hati saja.
"Ma'afkan Aku sudah lancang mencurigai Mu seperti itu tapi Kalian benar terlihat baik bersama tadinya Aku berpikir akan sangat baik jika pesta malam ini adalah pesta Yoochun dan Youngie"
"Memanfa'atkan cinta dan kedudukan Park Yoochun?"
"Akh~" Wooyoung tersipu "Iya. Picik sekali pemikirkan Ku". Youngie tersenyum lebih tulus menanggapinya. "Biasanya cara seperti itu yang di gunakan para Bangsawan"
"Iya..." Youngie sedikit tertawa kini. "hal itu sempat juga terlintas di otak Ku hahaha" Youngie benar-benar tertawa kini.
Wooyoung senang melìhatnya. "Kau masih ingat caranya tertawa?" goda Wooyoung "Belakangan Aku merasa lupa bagaimana itu tertawa hahaha..."
"Iya...bagaimana tertawa ala Penduduk Koyangi??" Youngie meletakkan tangan kanannya di pundak kiri Wooyoung "tawa ceria Mereka..." kembali diam dan mengenang masa bahagia itu.
Wooyoung ikut diam dan menatap iba Youngie. "Tidak lama lagi..." ucapnya lirih "...dan sa'at itu terjadi Aku tidak akan bisa berada sedekat ini dengan Mu...Langit Ku..." berbisik dalam hati dan tersenyum masih menatap Youngie yang terlihat sibuk mengusap air mata karena tawa lepas tadi.
"Kau! Keluar dari sana!" ucap Youngie tiba-tiba membuat Wooyoung tersentak dan mengamati sekitarnya. Kibum yang masih bertahan dalam persembunyiannya pun sama tersentak mendengar seruan Youngie. "Kau! Kau yang bersembunyi dalam kegelapan! Kim Kibum!". Wooyoung makin kaget ketika Youngie menyebut nama Kibum. Ia tak menyangka ada yang menguping dan Youngie tahu namun mendiamkan hal itu. "Kenapa Kau bersembunyi layaknya pengintai??" sambut Youngie sa'at Kibum muncul "Aku tahu Kau rindu Aku hehehe kemarilah!". Kibum tersenyum tersipu lalu mendekat dan duduk bergabung.
***
Hyunri duduk di kursi tak jauh dari ranjang. Terus di pandanginya wajah Yoochun yang masih terlelap dalam tidurnya. Semalam Yoochun mabuk berat sa'at memasuki kamar. Yoochun sempat roboh menimpa Hyunri sambil terus meracau. Hyunri tersenyum "Tuan Muda yang malang...Suami Ku yang malang..." bisiknya seraya membelai pelan wajah Yoochun.
"Lihat! Itu Dia calon penerus tahta!" tunjuk Kang Jiyoung sa'at Yoochun memasuki kantin Utopia. "Aigoo~ benar-benar tampan,kira-kira siapa wanita beruntung yang berhasil merebut hatinya ya?"
"Jung Yunho lebih keren daripada Park Yoochun" sahut Choi Jinri-Sulli f(x).
"Iya! Si Jidat lebar itu di mana tampannya!" Jung Hyunri mendukung ucapan Jinri teman satu kelompoknya.
"Hyunri! Dari awal Kau selalu menyebut Senior Park Yoochun Si Jidat Lebar,itu tidak sopan kalau ada yang dengar bisa gawat!" giliran si cantik Go Hara angkat bicara.
"Memang begitu faktanya!" Hyunri terlihat cuek sambil menyedot jus di hadapannya.
Hara hanya bisa menggelengkan kepala dan Jiyoung menangkap tatapan Hyunri yang terlihat lurus memperhatikan kuartet Jokwon-Yunho-Junsu-Yoochun. "Hati-hati! Biasanya yang paling suka mengolok pada kenyataannya Dia yang paling mengagumi sosok yang selalu di oloknya!" ucap Jiyoung ketus.
"Tapi tidak pada Ku! Weeek!" Hyunri menjulurkan lidahnya lalu pergi.
Hyunri tersenyum teringat masa itu. "Kalian benar...Aku sangat terpesona pada Si Jidat Lebar ini...jika Kalian mengingat percakapan Kita waktu itu...pasti Kalian akan menertawakan Aku kini...Aku benar-benar tidak bisa menolak pernikahan Utopia ini...karena..."
"...tok...tok...tok!!!" suara ketukan pintu itu menghentikan ocehan lirih Hyunri. "Kakak! Apa Kau sudah bangun?!" suara Hyochan terdengar lantang tanpa sungkan.
Hyunri berlari kecil menuju pintu tak ingin mengganggu tidur Yoochun. Hyochan sedikit kaget karena yang muncul dari balik pintu bukan Yoochun melainkan Hyunri. "Ma'af,Tuan Muda belum bangun. Beliau mabuk berat semalam" Hyunri dengan suara selirih mungkin.
Hyochan menahan tawanya mendengar Hyunri menyebut Yoochun dengan sebutan "Tuan Muda". "Cepat bangunkan Pemalas itu! Hari ini Tetua Utopia akan berkunjung dan Kakak Ipar juga Pemalas itu harus menyambut Mereka. Cepatlah siap-siap!"
Hyunri menatap sengit ke arah punggung Hyochan. "Huh! Senyum itu! Kenapa tidak langsung menertawakan Aku saja!" gerutunya lirih seraya menutup pintu "Oh~ Tuan!" langsung membungkuk hingga 90' di hadapan Yoochun. "Aish...Hyunri! Apa yang Kau lakukan?" makinya dalam hati.
"Kau tidak tidur semalaman..." ucap Yoochun lembut seiring jatuhnya tangan kanan Yoochun di punggung Hyunri.
"GLEK!" Hyunri menelan ludah dan tetap dalam posisinya.
"Ma'af...pasti Aku sangat merepotkan Mu. Tegakkan badan Mu dan lekas bersiap untuk penyambutan itu!" menepuk pelan punggung Hyunri sebanyak 2X.
Hyunri menegakkan kembali badannya dan menghela nafas panjang menatap Yoochun yang segera menghilang di balik pintu kamar mandi. "Apakah permainannya sudah di mulai?" bisiknya.
***
"Aaa...Hyeoseo!!! Aku sangat merindukan Mu" Minkyung memeluk erat tubuh Hyeoseo. Pagi ini Geunyoung menelfonya dan memberi kabar bahagia jika semalam Hyeoseo siuman. "Aku benar-benar merindukan Mu...tega sekali Kau! Tidur begitu lama dan membuat Ku benar ketakutan!" membenamkan wajahnya dalam pelukan Hyeoseo dan menangis. "Aku benar-benar takut..." bisik Minkyung hampir tak terdengar. Eunsuh pun maju dan memeluk kedua sahabatnya.
"Terima kasih sudah mengkhawatirkan Aku...tenanglah Aku baik-baik saja..." Hyeoseo mencoba menenangkan kedua sahabatnya. Hyeoseo melepas pelukannya ketika Minkyung dan Eunsuh mulai tenang. "Pestanya meriah?" tanya Hyeoseo "Lalu...bagaimana Kelompok 41?? Yui bagaimana??". Minkyung dan Eunsuh kompak menundukkan kepala. "Ada apa??" Hyeoseo makin penasaran "Apakah terjadi sesuatu yang buruk??"
"Kau ini!!! Baru juga kembali tapi sudah bertanya panjang lebar. Tenang saja Utopia masih setia menunggu Mu!" Eunsuh mencoba mengalihkan pembicaraan "Istirahat dulu yang baik baru berpikir tentang Utopia jika sudah benar membaik!"
"Eunsuh...cerewet Mu tetap saja ya!" ucap Hyeoseo membuat Eunsuh tersipu malu. "Aku baik sekarang...benar-benar baik!"
"Terang saja Kak Jaebum terus mengunjungi Mu" sahut Minkyung.
"Iya Aku tahu. Dia menceritakan tentang Hyesõng Academy tempo hari tapi hanya hal indah saja,Aku yakin terjadi sesuatu yang buruk". Eunsuh dan Minkyung lagi-lagi menundukkan kepala. "Ayolah,katakan saja ada apa sebenarnya"
"Kenapa Yui??" Eunsuh menggunakan senjata terakhirnya "Kau tidak mengkhawatirkan Minrie??"
Hyeoseo tersenyum "Aku tahu itu melukai Mu tapi...Kau tidak perlu khawatir karena Minrie baik-baik saja". Eunsuh menatap tajam Hyeoseo mengisyaratkan kata "yakin sekali Kau?!!". "Iya Aku yakin karena sa'at mengalami tidur panjang Aku sempat melihatnya. Minrie...terlihat sangat bahagia" dengan tatapan kosong "...dan Yui...Aku merasa Dia ada di dekat Ku tapi ketika sadar Dia tidak ada...apa terjadi sesuatu yang buruk padanya?"
Minkyung dan Eunsuh saling melempar pandangan seolah saling menuding "Kau saja yang bicara" satu sama lain.
"Hah...sudahlah! Di luar sangat kacau hal buruk bisa saja terjadi" Hyeoseo menyerah.
"Kami tidak tahu apa yang menimpa gadis itu" sahut Eunsuh cepat dan berhasil membuat Hyeoseo menaruh perhatian penuh padanya. "Malam itu ketika Utopia meminta seluruh siswa Hyesõng Academy yang berada di Hutan Gôwl untuk berkumpul gadis itu datang bersama Jung Heebyul. Tersiar kabar pihak Utopia mencarinya karena di anggap berhubungan dengan kematian dua pemuda yang menyewa kediaman Keluarga Han"
"Apa Yui di curigai telah membunuh kedua pemuda itu?"
"Bukan" sahut Minkyung "ada kabar jika kedua pemuda itu di serang Viper dan Voracious tapi jasad Mereka tidak ada disana,Yui di ketahui sebagai siswi yang sering berkunjung ke rumah itu"
Hyeoseo diam sejenak tampak memikirkan sesuatu di otaknya. "Kalian sempat bicara pada Yui?"
"Em!" Eunsuh mengangguk yakin "Aku sempat akan mengajaknya pergi tapi para Saviour itu menghadang pintu gerbang dan mengacaukan semuanya"
"Mengacaukan semuanya? Jadi Yui tertangkap?"
"Tidak. Heebyul mengajaknya pergi dan seorang penjaga kantin mengikuti keduanya lalu Kami tidak pernah melihat Yui lagi"
"Sempat tersiar kabar jika Utopia menangkap Mereka bertiga tapi sa'at Aku mengkonfirmasi kebenarannya pada Badan Pengawas Mereka mengatakan tidak ada perintah penangkapan malam itu" sambung Minkyung "Pasukan yang di kirim hanya melakukan pendataan saja. Aku sempat melihat Heebyul dalam arak-arakan pernikahan waktu itu tapi Yui sampai detik ini Aku tidak tahu di mana Dia berada"
"Kacau sekali..." Hyeoseo terlihat menyesalkan semua kejadian itu.
***
Hyunri tampak cantik memakai hanbok dengan motif dan warna musim semi berjalan di samping Yoochun yang terlihat menggandengnya. Keduanya menyambut kehadiran para Tetua di Kediaman Keluarga Park. Seperti kebanyakan pasangan yang menikah karena perjodohan,Yoochun juga mengajukan permintaan untuk tinggal di kediaman miliknya sendiri. Para Tetua memaklumi hal ini dan mengabulkan permintaan Calon Presiden Utopia ini.
Keesokkan harinya Yoochun memboyong Hyunri lengkap dengan orang-orang kepercayaannya. Song Joongki,kini memiliki jabatan sebagai Sekretaris pribadi Yoochun. Sedang Park Jisun naik jabatan menjadi Kepala Pelayan di kediaman Yoochun menggantikan Joongki.
"Kak Jisun...ini menyenangkan bukan? Kakak sudah menjadi Kepala Pelayan kini! Aiya~! Kepala Pelayan Park!" Gyuri membungkuk di hadapan Jisun.
"Kau ini berlebìhan sekali! Ini membebani Ku,tahu!" protes Jisun merasa risih.
"Rasanya kurang lengkap tanpa Chaebin di sini...Kak Jisun,apa Kakak tahu sesuatu tentang Chaebin? Sunyoung! Dia dekat dengan Mu bukan!"
"Aku tidak tahu pasti tapi terakhir menelfon Chaebin bilang Dia sudah tamat dan sejak sa'at itu Aku tidak bisa menghubunginya lagi" jelas Sunyoung "Dia juga sempat bilang Dia telah menyerah dan menjadi Pengikut Yui ya begitu" memastikan bahwa apa yang di ingatnya adalah benar.
"Pengikut Yui??" sahut Joongki "Yui...Park Youngie??"
"Tuan?? Sejak kapan Tuan berdiri di sana??" Jisun tampak kaget begitu juga Gyuri dan Sunyoung langsung bangkit dan menunduk memberi salam.
"Apa maksudnya Pengikut Yui??" tanya Joongki dengan ekspresi penasaran.
"Saya rasa bukan apa-apa" sanggah Jisun "Chaebin dan Youngie suka memakai istilah aneh dan tidak baku dalam obrolan Mereka dan Sunyoung tidak paham jadi mengucapkan apa yang seperti di ucapkan Chaebin padanya...abaikan saja tentang itu..."
"Situasi di luar sangat kacau di luar sana jadi Kalian harus menjaga obrolan Kalian"
"Baik,Tuan!" jawab Jisun,Gyuri dan Sunyoung kompak.
"Baiklah. Aku percaya pada Kalian!" Joongki tersenyum manis kemudian pergi.
"Aaa~ senyum Sekretaris Song benar-benar menusuk hati Ku..." Gyuri dengan wajah bersemu merah.
"Sudah-sudah! Ayo kembali bekerja!" perintah Jisun pada keduanya.
"Kau dan Aku...Kita terkesan seperti tokoh dalam novel saja,tidak kah ini lucu? Kita menuruti pernikahan Utopia dan..." Yoochun melirik Hyunri "...seperti dalam novel kebanyakan Kita memerankan sandiwara ini..."
"lalu apakah kisah Kita juga akan berakhir bahagia...Kau mencintai Aku dan Aku...mencintai Mu..." gumam Hyunri dalam hati.
"Aku rasa Kau paham permainannya. Ini kamar Mu!" sambung Yoochun. "Kau bebas melakukan apa yang Kau mau tapi jangan sampai melanggar garis batas aman Kita,Kau paham kan?"
"Akhirnya terjadi juga..." Hyunri masih bergumam dalam hati dan hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Yoochun.
"Kau...Aku...Kita...hah~ Kita sama-sama menjadi boneka dan terseret dalam lingkaran ini. Ma'af...Aku jadi melibatkan Mu dalam permasalahan ini...Aku melakukan ini semua demi rakyat dan..." Yoochun diam sejenak "...dan...demi gadis yang Aku cintai..."
Hyunri kaget hingga mengangkat kepala menatap Yoochun. "Demi rakyat atau demi gadis yang Tuan cintai?" begitu protes di benak Hyunri tapi tiba-tiba saja Yoochun mencetuskan hal itu.
"Ini memang terdengar tak adil bagi Mu,tapi...Aku tidak akan melepaskan Mu"
"Apa??" suara Hyunri akhirnya terdengar juga.
"Para Tetua memilih Mu untuk menjadi pendamping Ku,Aku yakin Kau bukan gadis sembarangan,jadi...Aku mohon beri Aku waktu...beri Aku waktu dan Aku akan belajar mencintai Mu...ketika sa'at itu tiba...maka...Aku akan memberikan seluruh hati Ku pada Mu" bangkit dari duduknya lalu keluar dari kamar Hyunri.
Hyunri memukul pelan kepalanya "Bodoh! Bodoh! Kau benar-benar bodoh Jung Hyunri!" makinya sendiri "Bagaimana bisa Kau menyiapkan kata-kata keji di otak Mu untuk menyerangnya? Kau lìhat! Betapa lembutnya Ia bertutur kata pada Mu?! Aish~ ini efek dari gemar membaca novel. Aiya~" menjatuhkan tubuhnya di ranjang dan diam menatap langit-langit kamar. "Apakah ini mimpi?" memegang kedua pipinya "Pangeran Si Jidat Lebar meminta waktu pada Ku dan menyanggupi akan memberikan hatinya untuk Ku? Apakah Ia tulus? Atau ini hanya senjata,rayuan agar Aku tak berkhianat? Astaga...Aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang!" menutup wajahnya dengan bantal.
Hyunri keluar kamar. Karena terlalu lelah,Ia ketiduran dan melewatkan makan siang. Kini cacing dalam perutnya benar-benar kelaparan dan berteriak minta makan. Rumah tampak lenggang menjelang sore itu sa'at Hyunri mengawasi semua sudut ruangan di ruang tengah. Ada tiga orang pelayan Yoon Eunhye,Lee Minjung dan Ham Eunjoong berjalan beriringan sembari bercanda. Ketiganya langsung diam ketika menyadari Hyunri sudah berdiri mematung di ruang tengah. "Selamat siang,Nyonya!" sapa ketiganya ketika melintas di hadapan Hyunri. Hyunri merasa aneh menerima perlakuan itu. Ia benar-benar tidak suka akan hal itu.
"Dia terlihat biasa saja bukan orang dengan prestasi menonjol,bukankah ini aneh?" Gyuri sambil sibuk melap piring "Tuan Muda orang yang isimewa,harusnya Beliau mendapat orang yang istimewa pula"
"Siapa? Jung Heebyul? yang benar saja!" sahut Sunyoung "Kenapa dari Keluarga Jung? Apa benar untuk meredam isu..." tak melanjutkan ucapannya "...akh! Mulut Ku! Kacau sekali!"
"yang Aku dengar Tuan Muda langsung setuju karena yang memilih gadis itu adalah Tetua Lee Baek Mo" Jisun ikut bicara.
"Oh iya,Chaebin pernah cerita Nenek itulah yang meloloskan Yui sa'at penyaringan calon siswi di Hyesõng Academy padahal Chaebin yakin Yui tidak akan lolos" Sunyoung membuat obrolan makin seru "Menurut Chaebin,Yui Si Mata Uang Won itu gadis dengan asal-usul tidak jelas pantas saja akan sulit menembus akademi!"
"Tapi Dia itu anak asuh Tuan Muda! Aku melihat sepertinya ada cinta di mata Tuan Muda ketika menatap Youngie,sa'at menatap gadis itu..." kenang Jisun "...benar-benar romantis aigo~"
"Kau benar Kak Jisun!" Gyuri setuju "Tadinya Aku berpikir Tuan Muda akan benar-benar menikahi Yui. Lihat saja perhatiannya sampai menganugerahkan nama Park Youngie untuk Yui...betapa kerennya jika itu terjadi...Aku akan mendirikan fans club Cinderella Park Youngie untuknya aigoo~"
"Kau itu terlalu banyak nonton sinetron!" olok Sunyoung "Pantas saja Kau berkhayal sampai seperti itu! Tapi...bisa jadi Tuan Muda benar menikahi Yui jika gadis itu tidak menghilang secara misterius"
"Tapi lebih baik tidak,karena pernikahan itu tidak akan mudah bagi keduanya" sambung Jisun.
"Ehem!" Hyunri berdehem membuat ketiga pelayan itu terkejut dan menunjukkan ekspresi "sejak kapan Dia berdiri di sana?". "Aku haus dan perut Ku sangat lapar" ucap Hyunri memecah kebisuan "Karena ketiduran...Aku melewatkan makan siang Ku...". Gyuri-Jisun-Sunyoung terdiam di tempat Mereka berdiri membuat Hyunri sedikit kesal. "Apa Kalian tidak mendengar ucapan Ku?! Aku lapar! Apa Kalian tidak bisa memberi Ku makan?!!"
Yoochun berdiam di perpustakaan kecil yang sekaligus menjadi ruang kerjanya di rumah. "Park Sunyoung mengatakan jika Park Chaebin mengucap kata "menjadi pengikut Yui" apakah ini berarti Park Youngie masih hidup di luar sana?" suara Joongki masih terniang di telinga Yoochun. "Apakah benar Kau masih hidup? Dimana Kau sebenarnya Yui..."
***
Hyeoseo kembali membasuh wajahnya. Berulang kali Ia melakukan hal ini. Ia kembali diam dan menatap bayangannya dalam cermin. Perlahan tangan kanannya menyentuh cermin lalu bergerak menyentuh wajah yang masih basah di penuhi sisa air.
"Hyeoseo! Apa Kau baik-baik saja?" suara Geunyoung terdengar usai suara ketukan pintu.
"Ii...iya,Kak!!! Aku baik-baik saja!"
"Lekas kembali! Ada yang datang untuk Mu!"
Hyeoseo menghela nafas panjang. Jaebum baru saja pamit sekarang siapa lagi yang datang menjenguknya? Mata Hyeoseo melebar ketika Ia membuka pintu kamar mandi dan mendapati Heebyul sudah berdiri di samping Yoochun dan memeluk bucket lily kuning. Hyeoseo kembali duduk di ranjang. Yoochun duduk di kursi di samping kanan ranjang sementara Heebyul sibuk menata lily kuning di dalam vas.
Hyeoseo tersenyum menyambut Heebyul yang kini duduk di samping Yoochun. "Ma'af Aku jadi merepotkan Kalian" sedikit menundukkan kepala "Tuan,Aku turut berduka cita atas meninggalnya Tuan Presiden..."
Yoochun tersenyum menenangkan "Emm" mengangguk pelan "Semua sudah berlalu,maka dari itu Kau harus cepat kembali"
Hyeoseo tersenyum "Iya...dan selamat atas pernikahan itu"
"Eh,tidak usah memberinya selamat!" sela Heebyul "Dia tidak bahagia atas pernikahan itu"
"Kau ini tidak berubah ya..." Hyeoseo semakin tersenyum lebar "Terima kasih,bagaimana Kau bisa tahu Aku suka lily kuning?"
"Kak Hyeoseo yang mengatakannya"
"Oya?? Kapan??"
"Hehehe tidak,Aku hanya menebak dan ternyata Kakak suka. Eummm...tapi apa maksud Kakak "Kau ini tidak berubah ya?" itu??"
"Aaa...itu..."
Hyuri membaca ulang isi amplop yang di berikan Youngie padanya. Ia terlihat amat serius membaca isinya. "Hyuri~aa" Seunghyun melongok dari balik daun pintu "Semua sudah berkumpul"
"Emm. Iya,Kak!" bangkit dari duduknya dan menyusul langkah Seunghyun.
Seunghyo,Junho,Taemin,Jinki dan Seunghyun mengitari meja kotak di ruang tengah. Semua serius mendengarkan penjelasan Hyuri tentang informasi yang berhasil Ia kumpulkan. "Tentang Ratu Shima...sebelumnya Saya telah membahas hal ini dengan Tuan Muda Taemin" Hyuri melanjutkan penjelasannya. "Ratu Shima adalah nama seorang Ratu dari Kerajaan Kalingga yang terkenal sangat adil dan sejarah ini berasal dari Indonesia"
"Indonesia??" Seunghyo mengulang nama negara itu.
"Iya,Paman. Aku mempelajarinya di sekolah selama Aku di Indonesia" Taemin menegaskan. "Siapapun orang yang bersembunyi di balik nama Ratu Shima,Aku yakin Ia pasti memiliki tujuan yang mulia...keadilan,itulah tujuannya"
"Tapi Aku rasa orang yang memakai nama itu sengaja memberi isyarat seolah-olah Ratu Shima ada di pihak Kita" sahut Junho.
"Itu benar Kak,nama itu membuat tuduhan koalisi semakin mengarah pada Kita" Taemin membenarkan.
"Hal itu juga menjadi pertanyaan Saya" Hyuri kembali bicara "yang Saya tahu Utopia juga tidak bisa mengendus keberadaan kelompok ini"
"Dia itu...kawan atau lawan?" bisik Junho.
"Mungkin pihak netral" giliran Jinki bicara "Sa'at menghadang Pasukan Saviour yang hendak menangkap Tuan Junho,Ratu Shima menyampaikan pesan agar pihak Utopia melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan lebih teliti,ini artinya Ratu Shima memberi ruang pada pihak Kita juga Utopia".
Semua yang ada dalam ruangan itu terdiam memikirkan ucapan Jinki.
"Sudah Ku bilang Dia itu Kim Hyejin sekali,Kak Yoochun tidak percaya" Heebyul berhenti di depan rumah sakit dan mendongak menatap jendela kamar tempat Hyeoseo di rawat. "Mereka memiliki banyak kesamaan,bunga kesukaannya pun sama,atau Aku yang deja vu ya?"
Yoochun tersenyum kemudian mengelus pelan kepala Heebyul. "Menurut Mu bagaimana Nona Cenayang?"
"Cenayang??" menatap lurus ke arah Yoochun "Aku bukan orang seperti itu!" mengerucutkan bibirnya "Aku tidak bisa meramal! Tidak bisa melihat sesuatu yang maya...ah,sudahlah! Cukup untuk hari ini! Kita berpisah di sini,annyeong..." membelakangi Yoochun dan melambaikan tangan kanannya.
"Byul~aa!!!" seru Yoochun.
"Umm???" menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Yoochun.
"Terima kasih"
Heebyul tersenyum dan membetulkan letak kaca matanya lalu pergi.
Hyuri terdiam menatap Junho dan Taemin yang masih duduk di ruang tengah bersama Jinki dan Seunghyun. "Kau orang yang berdiri di antara dua pihak. Kau tahu Aku bisa membuat kacau semua tatanan itu. Kau salah satu orang kepercayaan Lee Junho tapi Kau juga sudah memberikan janji Mu pada Ku jadi...apa yang akan Kau pilih? Bagi Ku menghancurkan tatanan ini semudah membalikkan tangan..."
"Huft~..." Hyuri menyandarkan punggungnya di tembok "Permintaan Mu sulit sekali Blackjack...Aku tahu Kau bercanda tapi...bisa jadi itu ancaman yang serius untuk Ku...apa yang harus Aku lakukan?"
***
Malam yang sedikit berkabut. Kucing berbulu putih bersih itu berjalan sendiri menyusuri trotoar. Jalanan sangat sepi malam itu tapi tak menyurutkan Taemin untuk melanjutkan perjalanannya. Ia merasa bosan lalu memutuskan merubah wujudnya menjadi kucing putìh dan pergi keluar menghilangkan penatnya. Taemin sampai di taman yang letaknya tak jauh dari komplek Hyesõng Academy. Menurut informasi yang Ia terima di taman ini sering muncul Viper. Viper? Aneh sekali,bukankah kawasan ini dekat dengan sekolah para Saviour dan Valour? Seperti apa sekolah itu? Taemin ingin masuk tapi apa bisa? Mata hitam tajam kucing putih itu menangkap sosok yang tiba-tiba sudah duduk di bangku taman. Orang itu memakai kostum serba hitam itu duduk di pada punggung kursi taman. Taemin terus memperhatikan sambil terus bertanya-tanya siapa gerangan orang misterius itu. Kenapa Ia duduk seperti itu sambil menatap langit?
Sadar seolah ada yang mengawasinya Youngie pun menoleh tepat ke arah kucing putih yang berhenti dan menatap lurus ke arahnya. Youngie menyincingkan senyum di bibir tipisnya menyadari kehadiran kucing itu. "Dasar! Siapa Dia? Berkeliaran sendiri selarut ini" bisiknya lirih.
Gadis?? Sosok misterius itu seorang gadis? Taemin menangkap wajah yang terlihat sekilas ketika orang misterius itu menoleh. Taemin yakin sosok misterius itu adalah seorang gadis. Tapi gadis itu tersenyum pada seekor kucing? Tanya di benak Taemin dan Taemin kehilangan sosok itu. Cepat sekali perginya? Padahal Taemin hanya lengah selama beberapa detik saja.
"Hey~" suara lembut itu terdengar begitu dekat di telinga Taemin.
"Meow~" Taemin kaget sosok misterius yang tadi di carinya kini sudah berdiri tepat di belakangnya.
Youngie membungkuk mengulurkan tangan kanan dan kemudian mendaratkannya tepat di atas kepala kucing putih itu. "Anak manis..." mengelus lembut kepala kucing itu "...bisa berbahaya jika Kau tetap di sini" kini sudah jongkok di hadapan kucing putih itu. "Ini terlalu larut dan Aku tahu Kau bukan kaum liar,sebaiknya Kau cepat pulang emm" mengelus punggung kucing itu.
"Meow~" Taemin masih penasaran karena Ia hanya bisa melihat hidung dan bibir dari gadis yang sedari tadi mengajaknya bicara. Bagian atas wajah gadis itu tertutup topi jubah yang di kenakannya.
"Kau kesepian..." Youngie menyeringai.
"Meow!!!" Taemin bergerak agak menjauh melihat gigi taring tajam terlihat ketika gadis itu menyeringai. "Dia Viper!" gumam Taemin dalam hati dan menunjukkan sikap lebih garang.
"Kau tidak suka ya? Ok,Kita berpisah di sini" Youngie menegakkan badannya. Di sa'at yang sama angin berhembus agak kencang dan berhasil menggoyang topi jubah hitam Youngie.
"Meow~" Taemin tersentak. Taemin mengenali wajah itu. Dia adalah gadis pelayan dan siswi itu. Dia adalah Blackjack! Kenapa Dia bertaring layaknya Viper.
Youngie membenahi topi jubahnya. "Belakangan ini angin bertiup membawa isyarat buruk,kawasan ini tidak aman bagi Mu,sebaiknya Kau segera pergi"
"Meow~" Taemin mencoba menahan langkah Youngie.
Youngie kembali membungkuk dan mengelus puncak kepala kucing putih itu "Siapa pun Kau...sebaiknya Kau pergi..." tersenyum dan dengan cepat hilang di tengah-tengah kabut.
Taemin tetap berdiri terpaku. Ada perasaan aneh ketika gadis tadi mengelus kepalanya. Tak ingin mengabaikan peringatan Youngie,Taemin segera berlari meninggalkan taman.
Jaejoong membanting botol wine di tangannya. Darah segar itu dengan cepat mengotori lantai. "Panglima Shim...Pangeran Nichkhun...haaa!!!" raungan itu terdengar sangat mengerikan.
"Kabut" suara Youngie mengejutkan Chaebin.
"Darimana saja Kau? Sejak kapan Kau disini"
"Kenapa malah memanjat atap dan melamun? Sudah Ku bilang Kau harus menghentikan kebiasaan ini!"
"Aku hanya meniru Mu"
"Tapi ini berbahaya! Otak Dollar! Aku tidak mau sesuatu yang buruk menimpa anak Kita!"
"Apa?? Anak Kita?? Haish..."
"Kau harus hati-hati dan menjaga anak Kita dengan baik! Atau Aku akan marah!". Chaebin tersenyum lesu. Youngie berdiri berkacak pinggang menatap langit "Aigo~ ck! Iya,Kak! Aku juga setuju dengan Mu! Otak Dollar ini memang payah! Lihat saja,Dia terlihat tidak percaya diri pada dirinya sendiri. Padahal Aku sudah berjanji Aku akan menjaga dan melindunginya sampai akhir".
Chaebin terlihat bingung melihat tingkah Youngie. "Kau bicara pada siapa?"
"Kak Jonghyun,siapa lagi?!". Mendengar nama Jonghyun wajah Chaebin kembali meredup. Youngie menyadari mimik Chaebin berubah sedih "Ya,Chaebin~aa" duduk di samping Chaebin "Aku sudah menandatangani kontrak dengan Kak Jonghyun,Aku telah berjanji di atas kontrak itu akan menjaga Mu dan kelak membesarkan anak Kita bersama,jadi Kau tidak perlu khawatir. Kau hanya perlu menjaga kandungan Mu dengan baik untuk Ku. Aku janji Aku akan jadi Ayah yang baik untuknya!"
"Kau ini apa-apa'an!" Chaebin memukul pelan lengan kiri Youngie sambil berusaha keras menahan air matanya. "Jangan bercanda lagi! Kau membuat Ku sedih" mengusap matanya.
"Ya sudah menangis saja,Aku tidak heran karena Chaebin memang cengeng haha"
"Yui!" kembali memukul lengan kiri Youngie "Ya,Mata Uang Won! Apa Kau itu benar adalah Lee Youngie si legendaris itu??"
"Menurut Mu bagaimana??"
"Entahlah~ tapi Aku senang bisa mengenal Mu sejauh ini. Aku tidak peduli siapa sebenarnya Kau ini,makhluk apa Kau ini...karena bagi Ku...Kau tetaplah Yui Kagemiya si Mata Uang Won...terima kasih..."
"Hehe iya,Otak Dollar!" merangkul Chaebin "...jadi Kau tidak akan menggugurkan anak Kita kan?"
"Kau ini!!! Apa Kau sudah gila!! Dia yang paling berharga yang Aku miliki sekarang!" memegang perutnya.
"Iya~ iya~ Aku percaya jadi jangan memanjat atap lagi demi anak Kita,Kau paham!". Chaebin tersenyum manis dan mengangguk paham. "Hihihi...oya satu lagi,kelak kalau anak Kita lahir ajari Dia memanggil Ku...Ibu,Kau mau kan?"
"Permintaan Mu aneh sekali! Kenapa Kau tidak menikah lalu hamil dan melahirkan anak Mu sendiri?!"
"Aigo~ kalau Aku bisa Aku tidak akan memohon pada Mu seperti ini! Boleh ya?"
"Aish! Dasar gila!" Chaebin beranjak turun meninggalkan Youngie.
"Hah~..." Youngie menghela nafas dan tersenyum sendiri.
***
Yoochun kembali muncul di depan publik. Yoochun membuka kampanye-nya sebagai calon presiden dengan melakukan pidato terbuka di depan gedung Utopia. Rakyat sudah berkumpul dan tak sabar ingin melihat pidato Yoochun secara langsung. Rakyat penasaran pada visi dan misi Yoochun yang pernah mengundurkan diri dari Utopia dan memilih menjadi koki ini. Massa berkumpul mengikuti pidato terbuka calon presiden yang sedang berlangsung. Hyuri dan Youngie lagi-lagi terlihat bersama di antara kerumunan massa. Hyunri terlihat duduk tenang mendampingi Pidato Yoochun yang mendapat sambutan positif dari rakyat. Pidato perdana Yoochun yang berlangsung selama satu jam berakhir apik dan dukungan mulai bermunculan untuk putra sulung mendiang Park Jinyoung itu.
"Menurut Mu ini awal yang baik atau buruk??" Hyuri masih memegang cangkir di tangannya.
"Kau pikir Aku ini Tuhan apa?? Maha Mengetahui segalanya" jawab Youngie seenaknya "Aku mana tahu"
"Biasanya ini mudah saja bagi Mu"
"Aku tidak berminat! Hah...Aku rindu restoran Phunggyõng,Kak Juyeon...mengantar coklat dan susu ke toko permen Minkyung...Chaebin...Heebyul...Kak Hyeoseo...bagaimana kabar Mereka semua?"
Hyuri meletakkan cangkir seraya menggelengkan kepala melihat Youngie. Hyuri tampak sibuk mengacak isi tasnya namun Youngie mengacuhkannya dan tetap duduk menopang kepala dengan kedua tangan di bawah dagunya. Hyuri mengeluarkan amplop coklat berukuran sedang kemudian meletakkannya di meja dan menggesernya tepat di hadapan Youngie. Youngie sadar dari lamunan dan menatap heran pada Hyuri.
"Sungguh...Kau benar,Aku memang berada di posisi yang sulit...Aku tidak bisa mengkhianati langit Ku dan Aku juga tak ingin kehilangan Blackjack...Aku tidak mau Kau menghancurkan harmoni ini tapi...hanya ini yang bisa Aku lakukan..." Hyuri melepas tangannya dari atas amplop dan tersenyum tulus pada Youngie.
Hyeoseo duduk di ranjang usai menyaksikan siaran langsung pidato Yoochun di televisi. Hyeoseo terlihat sedih melihat Yoochun. "Aku janji...Aku akan segera kembali dan membantu Mu...Kak Yoochun..."
Heebyul mengawasi seluruh sudut restoran Phunggyông. "Hari ini padat sekali" menyuapkan es krim ke dalam mulutnya.
"Musim panas dan restoran calon presiden,kombinasi yang menarik bukan?" komentar Chansung yang duduk di hadapan Heebyul.
"Emm!" Heebyul mengangguk yakin "Beberapa hari Aku duduk di sini memperhatikan Mereka" pandangannya tertuju pada pelayang restoran yang sibuk melayani pelanggan "...dan diam-diam mempelajarinya di rumah,Aku rasa Aku bisa sekarang" tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.
"Kau ini bicara apa?? Aku benar-benar tidak paham..."
"Aesook meninggal sa'at bertempur lalu Chaebin dan juga Yui menghilang,tidak ada gunanya Aku bertahan di sekolah itu! Aku akan mundur dan keluar dari rumah,Aku akan bekerja di sini,bagus kan?"
"Byul??"
"Sebelum menemukan tempat yang cocok,Kak Victoria mau berbagi apartemen dengan Ku dan..." menatap tajam Chansung "...JANGAN MENGHALANGI AKU!!!" Heebyul menegaskan "...atau Aku akan membenci Oppa selamanya!"
"Iya...Iya...Aku tidak akan ikut campur" mengangkat kedua tangannya "Gadis Ku yang aneh...".
Heebyul hanya meringis menanggapinya.
***
Youngie selesai mengerjakan tugasnya. Ia duduk di sofa hitam bermotif klasik yang ada di dalam kamarnya dan memegang amplop pemberian Hyuri. "Apa Dia mengembalikan semua pemberian Ku?" gumamnya sambil berpikir sejenak. Youngie menggeleng lalu membuka amplop itu dan sepucuk kertas putih terjatuh. Youngie memungut dan mengamati kertas itu lalu perlahan membuka.
"...Blackjack! Ini Aku...Ginger ^_^ Aku sayang Kau Blackjack dan Aku juga sayang Tuan Muda Juno,jadi bagaimana? Aku tidak bisa memilih salah satu dari Kalian...jadi Aku membawa Mereka dalam amplop ini...semoga ini membuat Mu senang _Ginger_..." isi tulisan dalam kertas itu.
Youngie tersenyum lalu membuka keselurahan amplop. Ada beberapa foto berukuran 10R dalam amplop itu. Foto pertama yang menyambut tatapan Youngie adalah foto Junho. "...ini Tuan Muda kesayangan Ku ^_^ Lee Junho" isi tulisan di balik foto dan sukses membuat Youngie tersenyum lebar. Foto kedua gambar Junho dan Seunghyo dan foto ketiga masih gambar Junho. Tiba di foto ke empat mata Youngie melebar. Pemuda dengan senyum cute dalam foto yang di ambil Hyuri secara diam-diam itu tampak tak asing bagi Youngie. Youngie berusaha keras mengingatnya lalu Ia berhasil mengumpulkan memori di otaknya tentang pemuda itu. Dia adalah pemuda di pesta ulang tahun presiden dan pemuda yang sama sa'at pasukan Seunghyo datang membantu di Hutan Gõwl. Kenapa Hyuri memberikan foto pemuda itu? Tanya di benak Youngie dan dengan cepat membalik foto itu. "...Pangeran Koyangi yang tersisa...Lee Taemin...lihat! Betapa tampannya Dia ^,^..." tulis Hyuri di balik foto itu.
"DEG!!!" jantung Youngie serasa berhenti sa'at itu juga usai membaca tulisan Hyuri. Tangan kanan Youngie bergerak pelan dan jatuh di wajah pemuda dalam foto itu dan membelainya. "Ayah..." bisik Youngie seiring dengan jatuhnya air mata di pipi pucat Youngie. "...Ayah...Ibu...Taemin Ku...Taemin Kita masih hidup...Taemin Kita masih hidup..." Youngie menangis tersedu memeluk foto Taemin "...Pangeran Ku...Pangeran Kita masih hidup...Ayah...Ibu..." dengan berderai air mata. Youngie kembali menatap foto Taemin dan tersenyum bangga "...lihat Dia...Dia sangat tampan kan? Dia mewarisi ketampanan dan senyum sempurna Ayah...Taemin benar-benar mewarisi kesempurnaan Ayah..." mengusap air matanya dan beralîh pada foto kelima. Lagi-lagi air mata Youngie meleleh melihat fot Taemin "...Ginger pandai sekali mencuri sisi keren Mu..." kembali mengelus foto Taemin "...berulang kali Kita bertemu...pantas saja Aku merasa sangat aneh..." meletakkan telapak tangan kanan di dadanya. "...Kau berubah setampan ini...pantas saja Aku tidak mengenali Mu..." tersenyum dan masih berderai air mata. Foto ke enam Taemin masih memukau Youngie dengan senyumannya. Tiba di foto ketujuh membuat Youngie tak paham. Ada lima orang pria dalam foto itu dan Youngie benar-benar tak mengenali pemuda yang berada di samping Taemin. Youngie segera membalik foto mencari petunjuk Hyuri.
"...hah~ bagian ini yang tersulit tapi Aku berhasil meminta lima orang tampan ini berpose bersama ^...^ baca baik-baik urutannya! Seunghyun-Junho-Seunghyo-Taemin-Jinki..."
"Jinki???" bisik Youngie kemudian dengan cepat membalik foto dan memperhatikan pemuda yang berdiri paling ujung di dekat Taemin. Bibir Youngie bergetar tak bisa mengucapkan sepatah kata pun hanya menangis dan tangannya mengelus pelan wajah Jinki dalam foto.
Jinki yang melamun sendiri di atas pohon tersenyum menatap langit. "...Kau! Tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Aku rindu...sangat rindu...Aku rindu mengolok Mu ketika Kau berjalan dengan menyincing hanbok Mu...Aku rindu memarahi Mu ketika Kau mulai bicara meracau...apakah Kau enggan melihat Ku lagi? Dimana Engkau berada?"
Youngie mengusap sisa air matanya dan bangkit dari duduknya. Sedikit terkejut ketika mendapati Kibum sudah berdiri di tengah pintu kamar yang terbuka. Kibum pun sama sedikit terkejut ketika mendapati mata Youngie basah oleh sisa air matanya. Keduanya saling bertatapan sejenak sebelum akhirnya Youngie mempersilahkan Kibum masuk. Keduanya duduk bersama dan Youngie menunjukkan foto-foto yang baru Ia peroleh pada Kibum. Kibum mengamati satu per satu foto di tangannya lalu tersenyum dan menatap Youngie.
"Ada apa?" tanya Youngie sedikit salah tingkah karena tatapan Kibum.
"...tidak!! Tuan Muda Taemin sangat tampan,bagian apa pada diri Ku ketika Kakak melihatnya dan seolah menatap Tuan Muda Taemin?"
"Bicara Mu kacau sekali?"
"Akh~...Aku terlampau senang duduk di samping Kakak dan melihat foto-foto ini,itu...membuat Ku merasa jika Aku benar bagian dari Kakak"
"Cih~ ada-ada saja! Hmm...entahlah~ sa'at pertama kali melihat Mu malam itu...Aku merasa benar ada sisi Taemin Ku dalam diri Mu dan...sejak sa'at itu Aku tidak ingin Kau jauh dari Ku dan...dan sangat takut kehilangan Mu...rasanya sesuatu yang hilang telah kembali sa'at Kau datang...". Keduanya terdiam dan suasana jadi hening di kamar itu. "...Kau merasa keberatan??" menatap lembut Kibum.
Kibum mengembangkan senyum terbaiknya dan menggeleng antusias membuat Youngie tersenyum manis. "Oya,apa penghuni kastil Yõng sudah tahu perihal ini?" mengangkat tangan kanannya yang masih memegang foto.
"Belum,hanya Kau dan Aku tapi...Aku rasa Mereka akan segera tahu. Ada lagi yang ingin Kau tanyakan?"
"Emm?? Itu...iya! Sudah lama sekali ingin menanyakannya..." menyentuh leher kirinya.
Youngie tersenyum tipis "Apa Kau merasa lapar??"
"Eng...iya,sangat lapar dan haus. Kenapa tidak bisa makan makanan biasa? Dan...dan jadi hilang akal sa'at mencium bau darah dan..." menyentuh gigi taringnya yang memanjang dengan lidahnya "...semua ini jadi sangat mengganggu...Aku sangat sensitif pada cahaya dan...sinar matahari bisa membakar kulit Ku...apakah Aku benar-benar telah bertransformasi menjadi Viper?"
"Kau harus belajar cara mengendalikan itu semua"
"Jadi...Aku sekarang benar menjadi...Viper??"
Youngie mengangguk pelan. "Malam itu Kau di ambang kematian,Aku tidak mau kehilangan Kim Kibum dan Aku tidak mau melihatnya berubah menjadi Voracious..."
"Kakak..." Kibum mencoba mengingat kejadian di malam sa'at kediamannya di serang gerombolan Voracious dan Vipur.
Kibum merasa kematiannya sudah di depan mata. Terlalu banyak darah yang mengucur dari tubuhnya. Pandangannya mulai kabur dan tubuhnya menggigil karena kedinginan yang teramat sangat. Tiba-tiba sosok itu memeluknya dan sejenak terasa hangat. Kibum dapat mendengar teriakan yang memintanya untuk tetap bertahan itu. Tidak mungkin,Kibum tidak akan mampu bertahan. Tatapanannya mulai redup tapi seketika itu Ia merasa ada yang menggigit leher kirinya dan pelan-pelan menghisap darah. Sakit...teramat sakit. Itu yang di rasakan Kibum sebelum Ia kehilangan kesadarannya.
"Kak Youngie..." Kibum kembali menatap Youngie dengan mata berkaca-kaca dan tatapan bingung.
"Akhirnya terlepas juga" Junsu tiba-tiba muncul.
"Kak Junsu..." Kibum beralih menatap Junsu berharap pemuda itu mau menjelaskan padanya.
"Kau bertanya-tanya makhluk apakah Aku ini?". Kibum mengangguk antusias namun Youngie hanya tersenyum dingin dan diam.
"Dia itu...tidak hanya setengah siluman tapi...ada darah Viper mengalir dalam tubuhnya" Junsu kembali bicara dan berhasil membuat Kibum makin kebingungan. "Youngie...Dia yang menggigit Mu malam itu dan menjadikan Kau...Viper"
"Kak Youngie!" Kibum beralih menatap Youngie "Katakan jika semua itu bohong! Katakan itu bohong! Kak Youngie bukanlah Viper! Kak Youngie!" Kibum menggoyang lengan Youngie "KATAKAN KAK...KATAKAN YANG SEBENARNYA!!!"
Youngie tetap tenang dalam duduknya dan tak bergeming sedikit pun.
_______TBC_______
Cameo:
1. Kang Jiyoung KARA
2. Go Hara KARA
3. Sulli f(x)
4. Yoon Eun Hye
5. Lee Min Jung
6. Ham Eun Joong T-ara
_shytUrtle_
0 comments