¤ FF TVXQ.JYJ,SHINee,2PM - TRIANGLE ¤
06:41¤ T.R.I.A.N.G.L.E ¤
* Cast:
- Girls On Top ---> Lee Youngie/Yui Kagemiya,Jung Heebyul,Song Hyuri,Park Chaebin,Kim Hyejin/Moon Hyeoseo.
- TVXQ.JYJ,SHINee,2PM
* Genre: Serial/Straight/Horor-Fantasy
* Daftar Istilah:
- Hallow: makhluk 1/2 siluman atau darah campuran.
- Hyõnin: para pejabat tinggi pemegang pemerintahan dalam Utopia.
- Hon: golongan roh gentayangan.
- Saviour: golongan manusia ksatria pembasmi Viper yang tergabung dalam Utopia.
- Utopia: tempat berkumpulnya para ksatria pembasmi.
- Valour: golongan ksatria dari kaum Yowl.
- Viper: siluman golongan hitam yang menggunakan kekuatan goblin dan bertransformasi menjadi makhluk abadi penghisap darah (vampir)
- Voracious: siluman yang telah terinfeksi racun Viper dan menjadi monster yang selalu haus darah dan pemakan daging dan merupakan budak kaum Viper.
- Yowl: golongan siluman putih.
Episode #13 (ENDING)
"Setelah Saya mengirimkan surat pada Nona,Saya langsung mengantar Kibum kembali ke Kastil Yõng,ada pasukan yang mengawalnya" jelas Changmin.
Youngie diam memikirkan sesuatu. "Surat origami itu...siapa yang mengirimnya..." gumamnya lirih. Youngie mengangkat kepala seolah mengingat sesuatu. "Sejak Tuan Shim kembali,apa ada yang berhasil mengendus keberadaan Tuan?"
Changmin mencoba mengingat semua dari awal. Malam itu Youngie menebas kalung besi yang melingkar di leher Changmin. Dengan mudah Youngie melepaskan Changmin dari lingkaran budak Jaejoong. Changmin merasa hutang budi dan menyerahkan sumpah setianya pada Youngie namun Youngie menolak dan meminta Changmin membawa Minrie pergi meninggalkan kota Changgong. "Saya rasa tidak ada Nona..." kembali diam "...Nona...apakah Nona berpikir ini...".
Youngie menatap lekat Changmin dan menganggukkan kepala.
"Kau tidak menemukannya?" sambut Ken sa'at Wooyoung kembali.
Wooyoung duduk bergabung,"Saya membawa perintah..."
Ken-Wooyoung-Junsu tampak serius membahas sesuatu lalu membubarkan diri. Hanya tersisa Ken yang duduk sendiri dan terdiam menampakkan ekspresi khawatir pada guratan wajah rentanya.
Jinki berulang kali keluar dan mengelilingi sekitar rumah kontrakan untuk memeriksa dan memastikan kondisi aman. Heebyul mempercepat jalannya bahkan sampai berlari kecil ketika menyusuri gang menuju tempat kontrakannya. Heebyul merasa lebih tenang ketika memasuki gerbang dan berjalan masih sedikit terburu-buru. Sesekali Heebyul mengusuk tengkuknya sa'at berjalan menaiki tangga. Hyuri terus mengetik. Sesekali Ia mendongak dan memperhatikan langit-langit kamarnya. Hyuri memegang tengkuknya lalu menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk melepas lelah. Hyuri kembali menatap langit-langit kamarnya,'kenapa malam ini terasa aneh sekali rasanya?' gumam di benaknya. Hyeoseo berdiri tepat di tepi jendela kamarnya. Tatapannya terfokus pada pemandangan di luar jendela. ''Angin ini terlalu dingin untuk berhembus di musim panas'' gumam Hyeoseo dalam hati seraya mengulurkan tangan kanannya keluar jendela.
Malam itu terasa sangat tidak nyaman dan mencekam. Jinki duduk bersila di dekat jendela ruang tamu sambil memeluk pedang. Heebyul menyalakan lampu di seluruh ruangan tempat Ia tinggal. Hyuri pun sama,Ia tak menyisakan setitik kegelapan dalam apartemennya dan merasa ketakutan. Hyeoseo menutup jendela kamarnya dan tiba-tiba listrik padam,tidak hanya di kediaman Hyeoseo tapi di seluruh Kota Changgong. Heebyul ketakutan dan membenamkan dirinya dalam selimut. Hyuri segera mematikan laptopnya dan menyimpan semua informasi penting yang ada di tangannya. Hyeoseo memeriksa seluruh pintu dan jendela memastikan semua terkunci. Jinki,Taemin dan Seunghyun berjaga malam itu. Seluruh Kota Changgong gelap karena listrik padam.
***
Youngie bersembunyi di balik dedauan pohon. Kedua matanya tajam mengawasi gerbang Kastil Yông yang terbuka pada sisi kanan pintu. Kabut yang biasa menyelimuti Kastil Yông tidak terlihat lagi membuat Youngie semakin yakin jika terjadi sesuatu di dalam sana. Youngie kembali memakai topeng yang menutupi hidung dan separo wajahnya lalu melayang indah menuruni pohon. Ia berjalan tenang menuju gerbang. Ia berhenti jarak dua langkah dari gerbang. Kedua bola mata Youngie bergerak ke kanan lalu ke kiri. Ia sadar ada yang bergerak mendekat. Youngie menyeringai 'Voracious' kata yang langsung muncul di benak Youngie. Tangan kanan Youngie meraih gagang pedang yang masih bersarang rapi dalam sarungnya dan tergantung di punggunya. '...satu...tiga...lima...tujuh...' Youngie menajamkan indera pendengarannya untuk mendeteksi jumlah langkah kaki yang menuju ke arahnya. Dengan cepat Youngie menarik pedang dan mulai bertempur melawan gerombolan Voracious yang sudah mengepungnya. Satu per satu tumbang namun jumlah Mereka terus bertambah. Youngie memperat pegangannya pada gagang pedang dan sudah berada di tengah-tengah lingkaran Voracious yang mengepungnya. Youngie kembali melawan dan di buat heran ketika empat Voracious tiba-tiba roboh. Ada serangan anak panah dari rimbun pepohonan. Changmin tiba-tiba muncul dan membantu Youngie bertempur.
"Kau...Dia bersama Mu??" tanya Youngie sa'at Changmin sudah berdiri dekat di sini.
"Dia menolak tinggal,Kami kembali bersama...Minrie,sepertinya Dia tahu hal ini akan terjadi...Nona lekas masuk,di sini biar Aku yang urus"
"Baiklah!". Youngie melawan beberapa Voracious yang berusaha menghalanginya dan berhasil memasuki halaman depan kastil yang sangat luas itu. Ada pertempuran juga di sana. Wooyoung dan Junsu melawan Viper dan Voracious. Youngie langsung membantu. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Youngie sa'at sudah beradu punggung dengan Junsu.
"Entahlah...kabut pelindung kastil hilang sa'at Kami kembali dan Mereka sudah ada di sini langsung menyerang Kami. Nona lekas masuk,Aku mengkhawatirkan Tuan Ken" jelas Junsu.
Youngie mengangguk. Ia berhasil lolos dari pertempuran dan sampai di depan pintu utama kastil. Youngie langsung menendang pintu kayu setinggi 2meter itu. Pintu kastil terbuka lebar. "KAKEK!!!" suara Youngie memenuhi seluruh ruang depan.
***
"Apa?!! Panglima Jung dan Panglima Choi membawa pasukannya menyerbu markas Viper??" Park Jungsoo -Leeteuk- kaget mendengar penjelasan Kim Jeonghoon.
"Iya. Aku baru menerima pesan ini dari utusan Panglima Jung"
"Hah...listrik padam,seluruh kota menjadi gelap dan besok akan di gelar upacara penobatan Presiden,kenapa Mereka malah bertindak sendiri seperti ini..."
Yoochun duduk di ruang tengah hanya di temani cahaya dari sebatang lilin. Ia terdiam merenungi ucapan Yunho sore tadi. ''Aku akan menyelesaikan semua dan membawa bukti kebenaran pada Mu,setelah itu Kau harus benar-benar memimpin Utopia dengan baik. Jika nantinya Aku tidak kembali...Aku mohon ma'afkan semua sikap Ku selama ini''
Kata-kata dan senyum Yunho terus membayangi Yoochun. Hyunri hanya memandang punggung Yoochun dari tempat Ia berdiri kini. Ia menghela nafas lalu kembali ke kamarnya.
***
"KAKEK!!!" entah teriakan Youngie yang ke berapa namun Ken tidak kunjung muncul atau bersuara memberi balasan.
"Akhirnya...Kita bersua kembali...Lee Youngie"
Youngie membalikan badannya lalu mendongak mencari sumber suara. Mata Youngie melebar mendapati sosok Jaejoong berdiri tenang di udara dan menatap lurus padanya.
"JUNSU!!! PINTUNYA!!!" seru Wooyoung melihat pintu kastil yang mulai bergerak menutup.
Junsu menebas Viper di hadapannya dan segera berlari menuju pintu. "YA!!!" teriak Junsu sambil memukul daun pintu yang sudah tertutup rapat itu. "NONA!!!" Junsu masih menggedor-gedor daun pintu dan berteriak sambil mencoba menembus pintu itu.
Youngie selangkah mundur dan siaga makin erat menggenggam gagang pedang di tangan kanannya. Jaejoong masih tenang berdiri di udara dengan jubah hitam yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Kau sama sekali tidak berubah...Angsa Liar..."
"Kau pun sama,Aku pikir Kau telah lupa pada orang yang menebas pergelangan tangan Mu"
Jaejoong menyincingkan senyum di bibir tipisnya. "Aku rasa...Kau juga tidak akan lupa pada Viper yang telah membantai teman-teman Mu". Youngie melotot dan mulai terpancing emosi. "Aku sudah melupakan tentang tangan Ku karena...Aku akan mendapatkan yang lebih dari semua itu"
"Masih berani bermimpi setelah membunuh Ratu Black Widow?? Selama Aku masih hidup,Kau tidak akan mendapatkan apa-apa!"
"Hemhemhem...Kau memang gadis kecil yang merepotkan! Harusnya,Aku membunuh Mu sa'at Kau masih dalam kandungan Ibu Mu"
"Kau takut?? Berhentilah bermimpi! Kim Jaejoong!! Aku menantang Mu!!" mengarahkan ujung pedangnya lurus pada Jaejoong "Kita bertarung...sampai mati!"
Jaejoong menyeringai "Sebaiknya...Kita bersenang-senang dahulu..."
"BRUK!!!" suara benda jatuh itu menyita perhatian Youngie.
Minrie menghampiri Changmin. "Kabut pelindungnya hilang" mengamati gerbang.
"Emm!! Kita masuk!". Minrie mengangguk dan keduanya memasuki halaman Kastil Yõng. "Taecyeon..." bisik Changmin setelah memasuki halaman.
Junsu dan Wooyoung bekerja sama melawan Taecyeon. "Aaaaa..." Junsu terlempar dan jatuh tersungkur. "Dia kuat sekali..." mencoba bangkit kembali.
Wooyoung terkapar kesakitan memegang dadanya. "Uhuk...uhuk...uhuk..." Wooyoung muntah darah ketika mencoba bangkit.
"Wooyoung..." Junsu menghampiri Wooyoung "...Kau baik-baik saja??"
"Dia...telah berevolusi...pedang Ku tidak bisa melukainya"
Mata Youngie terbelalak dan tubuhnya gemetar. Ia sudah membelakangi Jaejoong kini dan mendapati tubuh Ken sudah terkapar sekarat. Ken terluka parah,sepertinya Viper telah menghisap sebagian darahnya. Youngie gemetaran dan ragu antara mendekat atau tetap berdiri seperti itu. Air mata Youngie menetes ketika Ken mengangkat tangan kirinya memberi isyarat agar Youngie tetap di sana dan jangan mendekat.
Anak panah yang di lepaskan Minrie melesat dan mendarat tepat di bahu Taecyeon. Taecyeon meringis kesakitan. Changmin langsung menghadang Taecyeon. Dua Panglima Viper ini saling beradu pandangan sinis. Minrie menghampiri Junsu dan Wooyoung kemudian membantu Wooyoung yang terluka.
"Kalian siapa?!!" tanya Junsu.
"Kenapa Kau kembali??" Wooyoung terdengar akrab menyapa Minrie.
"Wooyoung...Kau kenal Dia??" Junsu kebingungan.
"Akhirnya Kau kembali PEM-BE-LOT!" sapa Taecyeon pada Changmin.
"Kalian lah para Pembelot itu! Kalian tega sekali membunuh Yang Mulia Ratu Black Widow Ibu dari Kita,Kaum Viper!"
Taecyeon mencibir "Hagh! Kau...Aku...Kita sama! Kau itu lebih menjijikkan! Mengabdi pada seorang Hallow,dan...jatuh cinta pada Saviour"
"DIAM KAU!!!" Changmin langsung menyerang Taecyeon. "Dia bukan Hallow biasa..." sa'at beradu pedang dengan
Taecyeon "...ada darah Viper mengalir dalam darahnya...dan Aku rasa,tindakan Ku ini benar!"
"Kalau begitu,Kau akan mati di tangan Ku malam ini" Taecyeon mendorong Changmin dan keduanya pun bertarung sengit.
"Dimana Yui??" tanya Minrie.
"Nona terkurung di sana!" Junsu menunjuk pintu utama kastil yang tertutup rapat.
Jaejoong masih bertahan berdiri di udara. Ia tersenyum dingin menyaksikan kejadian di bawah sana. Youngie tak ingin patuh dan mulai maju hendak mendekati Ken. Tiga langkah berjalan Youngie kembali berhenti. Sosok itu melompat dari lantai 2 dan mendarat indah di depan tubuh Ken yang tergeletak sekarat. Gerakan yang sangat anggun dari seorang Viper yang kini jongkok menundukkan kepala.
"Kibum~aa..." bisik Youngie.
"Ini sudah berakhir! OK TAECYEON! Hyaaa...!!!" Changmin menyerang dan di bantu Junsu. Changmin menebas leher Taecyeon dan Junsu menghunuskan pedangnya tepat di jantung Taecyeon. Taecyeon roboh dan berguling-guling kesakitan. Changmin mendekat dan mengangkat pedangnya lalu menancapkan pedangnya tepat di jantung Taecyeon. Taecyeon meronta dan bergelut melawan maut hingga tubuhnya terbakar dan menjadi abu. Junsu menelan ludah dan menatap Changmin heran. Changmin menoleh dan tersenyum meringis pada Junsu.
Youngie mundur selangkah dan siaga siap bertempur. Dugaannya benar,pasukan Jaejoong berhasil menghalau pasukan.
Changmin dan merebut Kibum dari tangan Mereka. Surat origami burung itu tak lain adalah Jaejoong yang memalsukannya.
"Bagaimana? Kau suka?" ucap Jaejoong.
"Kebodohan Mu tetap sama Kim Jaejoong! Setelah Pangeran Vampir itu,kini Kau menggunakan bocah ingusan ini untuk melawan Ku,dasar PENGECUT!"
"Nikmati saja Angsa Liar!"
Youngie berbalik dan akan menyerang Jaejoong namun secepat angin Kibum bergerak dan menghalangi Youngie. Kibum mengangkat wajahnya,sisa darah itu mulai mengering menetes di pojok bibir Kibum. Tentu ini tidak mudah bagi Youngie tapi Ia tak mau menyerahkan Kibum pada Jaejoong. Youngie mengangkat pedang dan menerima tantangan Kibum. Duel pun tak terhindarkan antara Kibum-Youngie. Jaejoong menyincingkan senyum liciknya melihat dua kakak-beardik itu saling menyerang kini.
Junsu terus berusaha menembus pintu usahanya sia-sia. Wooyoung meraba-raba daun pintu mencoba mencari tahu apa penyebab pintu itu tidak bisa di buka juga di tembus Junsu yang notabene adalah Hõn. Changmin hanya berdiri diam agak menjauh dari pintu namun kedua matanya mengawasi sudut demi sudut pintu itu.
"Kim Jaejoong telah memantrainya,Kita tidak akan bisa masuk" ucap Changmin.
"Tidak adakah jalan lain?" tanya Minrie "Kita harus masuk dan membantu Yui"
"Hah..." Junsu terduduk lemas "Oh! Aku rasa ada!" kembali bangkit dan bersemangat. Changmin-Minrie-Wooyoung menaruh perhatian padanya. "Cerobong asap!" lanjut Junsu antusias. Semua langsung membuang muka lalu mengikuti langkah Wooyoung. "Hey! Aish...apa salahnya di coba?? Ya,sudah! Cari jalan Kalian sendiri!" gerutunya kesal seraya melangkah menuju cerobong asap.
Youngie tidak melakukan serangan balik hanya menghalau serangan Kibum. Jaejoong beralih duduk di singgasana Youngie dan merasa bosan menyaksikan duel yang menurutnya amat sangat tidak seru. Bibir tipisnya mulai bergerak mengucap mantra dan di sa'at yang sama sepasang mata Vipernya menangkap sosok Ken yang sudah duduk bersila. Ken sudah berdiri di ambang kematian namun Ia berusaha keras mengumpulkan sisa tenaganya untuk menetralkan kondisi Kibum. Mata Jaejoong melebar lalu Ia menyeringai licik. Jaejoong melakukan satu ketukan dengan jari telunjuknya. Satu ketukan pertama sebuah pedang yang tergantung di dinding bergerak dan terlepas sendiri. Satu ketukan kedua,ujung pedang itu sudah mengarah tepat pada punggung Ken. Jaejoong kembali menyeringai dan melakukan ketukan ketiga. Pedang itu bergerak cepat meluncur ke arah Ken lalu menancap pada punggung Ken hingga tembus ke dada.
"KAKEK!!!" jerit Youngie. "Aaa!!!" Youngie meronta ketika Kibum mengambil kesempatan dan berhasil menyayat lengannya. Youngie jatuh terduduk.
Kibum menghunuskan ujung pedangnya pada bahu kanan Youngie. Gadis itu pun meringis kesakitan sambil memegang ujung pedang Kibum. Tangan Youngie berdarah namun Kibum terus menekan pedangnya dan darah segar segera mengucur dari luka Youngie. Youngie menatap tajam Kibum lalu Ia membuka topeng yang menutupi sebagian wajahnya. Jaejoong menyamankan posisi duduknya. Ia tersenyum lega melihat Ken jatuh bersimbah darah dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Wooyoung masuk lebih dulu. Ini adalah terowongan rahasia yang menghubungkan ke dapur kastil. Minrie tampak ragu namun akhirnya menyusul langkah Wooyoung dan di belakangnya Changmin juga menyusul masuk. Ketiganya berjalan hanya di bantu cahaya dari batu permata merah yang di bawa Wooyoung. Wooyoung menghentikan langkahnya. Tanpa di duga ketiganya,di dalam terowongan itu sudah menunggu beberapa Voracious.
Kibum makin keras menekan pedangnya. Youngie menundukkan kepala dan menangis. Ia menyesali kematian Ken. Tangan kiri Youngie masih memegang ujung pedang Kibum yang bersarang di bahu kanannya. Kibum merasakan pedangnya bergoyang dan semakin keras. Tiba-tiba 'CTING!!!' ujung pedang itu patah dan seiring Youngie menegakkan kembali badannya,angin yang sangat kuat itu muncul dan menghempaskan tubuh Kibum. Jaejoong menegakkan punggungnya melihat Youngie sudah berdiri tegak namun wajahnya masih tertutup helai-helai rambut panjang Youngie yang tergerai. Kibum tersungkur menimpa anak tangga. Ia mencoba kembali bangkit dan samar-samar melihat dua sosok Viper sudah berdiri berhadapan sepertinya akan berduel. Kibum menggelengkan kepalanya agar pandanganya kembali jelas. Mata Kibum melebar melihat Youngie sudah berhadapan dengan Jaejoong. Kibum kemudian menemukan tubuh Ken yang sudah tergeletak tak bernyawa dan bersimbah darah. Kibum berlari menghampiri jasad Ken dan melihat kondisi Ken. Kibum terduduk lemas dan menangis di depan jasad Ken.
Junsu berhasil memanjat dan sampai di puncak cerobong asap. Ia mengintip ke dalam lubang dan menghela nafas panjang. Tidak ada jalan lagi,hanya ini satu-satunya. Junsu tidak punya pilihan lagi dan mulai bergerak memasuki lubang cerobong asap. Di dalam terowongan pertempuran masih berlangsung. Jumlah Voracious di dalam sana tidak sedikit dan cukup membuat kerepotan Wooyoung-Minrie-Changmin.
Duel antara Jaejoong-Youngie pun berlangsung sengit. Jaejoong telah berhasil mengambil hawa murni Ratu Black Widow dan menguasai ilmu tertinggi kaum Viper. Jaejoong hanya membutuhkan hawa murni dan darah Youngie untuk mencapai kesempurnaan. Keinginan setiap makhluk kegelapan adalah mencapai kesempurna agar bisa bebas berkeliaran di siang hari dan menjadi yang terkuat. Jaejoong sudah lama memimpikan hal itu sejak Ia memutuskan untuk menyerahkan hidupnya kepada Viper. Jaejoong sebenarnya terlahir dari Keluarga Saviour,namun sayang Ia di karuniai fisik yang lemah. Karena kekurangannya itu,Jaejoong selalu menjadi bulan-bulanan teman-temannya. Hanya ada satu orang yang teramat baik padanya sejak pertama kali Jaejoong mengenalnya adalah Kim Junsu (Xiah Junsu). Kim Junsu adalah sosok yang sangat melindungi Jaejoong meski Junsu terlahir dari Kaum Yowl. Suatu ketika Junsu di tantang oleh golongan Saviour untuk unjuk kehebatan dan adu kekuatan dalam dunia astral. Jika Junsu berhasil mengalahkan Saviour yang menantangnya itu maka Jaejoong akan di bebaskan. Junsu menyanggupi kemenangan pada Jaejoong dan menerima tantangan para Saviour muda itu. Junsu dan Saviour yang menantangnya bersiap melepas jiwa Mereka untuk melakukan perjalanan astral. Junsu benar-benar melakukannya namun tidak dengan kelompok Saviour yang memang berniat curang. Mereka mencorat-coret wajah Junsu dan menyembunyikan jasad Junsu. Jaejoong berusaha menghalau tapi usahanya sia-sia dan Ia menjadi bulan-bulanan para Saviour. Jaejoong berlari ketakutan hendak mencari bantuan namun Ia tersesat di tengah hutan. Jaejoong benar-benar ketakutan dan berlari tanpa arah. Ia terjatuh dalam lubang yang memiliki dasar sangat luas. Jaejoong makin ketakutan ketika laba-laba raksasa itu muncul dan berjalan mendekatinya. Sekejap mata laba-laba itu berubah menjadi wanita cantik nan anggun. Wanita itu tersenyum anggun seraya mengulurkan tangan pada Jaejoong. Jaejoong meraihnya dan sejak sa'at itu Jaejoong memilih jalan hidupnya untuk menjadi Viper. Setelah 7 purnama menghilang,Jaejoong kembali dalam wujud Viper. Jaejoong balas dendam pada orang-orang yang menindasnya. Ia membantai orang-orang itu dan kemudian mencari jasad Junsu. Jaejoong menangis di depan jasad Junsu yang masih utuh. Roh Junsu tidak bisa kembali ke jasadnya karena ulah curang para Saviour yang menindas Jaejoong. Jaejoong membawa jasad Junsu ke dalam gua tempat Ia bersembunyi bersama kaum Viper. "Aku akan menjadi kuat dan sempurna. Sa'at Aku sampai pada titik itu,Aku akan mencari roh Mu teman dan Kita akan bersama-sama. Aku telah mengikat tubuh Kita bersama...Kau adalah sahabat Ku selamanya..." janji Jaejoong dan menyimpat jasad Junsu dalam peti kaca.
Jaejoong harus mendapatkan semuanya malam ini atau Dia harus menunggu 7 tahun lagi dan kemungkinan terburuknya adalah Ia kehilangan semua yang sudah di raihnya. Jaejoong menghempaskan tubuh Kibum yang ikut menyerangnya membantu Youngie. Jaejoong mencekik leher Youngie dan mendorong tubuh gadis itu sampai merapat ke tembok. Youngie terjepit dan meronta namun Jaejoong makin keras mencekik lehernya. Youngie memukul tangan Jaejoong berusaha lepas. Kibum berusaha bangkit dan kembali menyerang. Jaejoong mengibaskan jubahnya dan Kibum kembali terhempas bahkan tubuhnya sampai merobohkan salah satu sisi tembok kastil.
"HEN-TI-KAN" ucap Youngie terbata.
Jaejoong mendekatkan wajahnya pada Youngie hingga gadis itu bisa dengan jelas merasakan hembusan hawa dingin dari nafas Jaejoong. "Setelah ini hanya akan ada Kim Jaejoong yang akan menguasai dunia..." bisiknya tepat di telinga kiri Youngie. "...sebenarnya melihat wujud asli Mu seperti ini...Kau sangat pantas menjadi Ratu bagi Raja Viper..." menjilat leher Youngie yang segera memberontak. "Tapi sayang...Kau di gariskan untuk mati di tangan Ku! Bukan menjadi Ratu Ku!". Perlahan salah satu potongan kayu anak tangga yang berujung runcing melayang di udara dan mengarah tepat pada Kibum yang berusaha bangkit dari sisa reruntuhan. "...ucapkan selamat tinggal pada anjing kecil Mu itu..." bisik Jaejoong lalu Ia menyeringai licik menoleh ke arah Kibum.
Kibum berdiri sempoyongan. Setengah sadar Ia menyadari ada benda yang melesat cepat menuju tepat ke jantungnya. Mata Kibum melotot. Ia sadar tidak akan mampu menghindar dan pasrah jika harus mati malam ini. Setelah beberapa sa'at Kibum merasakan tubuhnya masih merasa baik. Perlahan Ia membuka mata. "KAKAK???" ucapnya kaget mendapati Youngie sudah berdiri tepat di hadapannya.
Jaejoong menoleh dan tak di dapati Youngie di tembok.
Gerakan Youngie sedikit meleset hingga potongan kayu berujung tajam itu melukai bahu kanannya. Luka yang di ukir oleh ujung pedang Kibum bertambah lebar. Youngie menyeringai "...tidak akan berguna jika darah ini mengucur seperti ini..."
"SIAL!!! DASAR PENGACAU!!!" secepat kilat Jaejoong berpindah dan sudah berada tepat di hadapan Youngie. Jaejoong mengembangkan kelima jari tangan kirinya tepat di depan wajah Youngie yang kini telah melayang di udara. Tubuh Youngie terangkat dan Ia terlìhat benar-benar kesakitan. "Aku akan mengeluarkan batu itu dari tubuh Mu!"
Kibum berusaha menghentikan Jaejoong. Ia memukul Jaejoong dengan kursi namun tidak berguna,kursi itu malah hancur dan tubuh Jaejoong tetap berdiri tegap.
"...Ayah...Ibu...Kakek Ken...akankah berakhir sekarang??" bisik Youngie yang mulai melemah dan hampir memuntahkan mutiara hitam yang selama ini bersarang dalam tubuhnya. "tidak...tidak...Aku tidak mau menyerahkan mutiara ini pada Jaejoöng...". Pipi Youngie menggembung namun Ia berusaha keras menutup rapat-rapat mulutnya agar mutiara hitam itu tidak termuntahkan keluar.
Jaejoong geram dan semakin keras menyiksa Youngie agar gadis itu memuntahkan mutiara yang sudah bersarang dalam mulutnya. "Apa ini..." Jaejoong merasakan sakit di dadanya. Di lihatnya sebuah anak panah telah menembus dadanya.
"Brukkk!!!" tubuh Youngie terjatuh di lantai.
"Kakak???" Kibum melongo kaget melihat sosok yang berdiri dengan tegapnya masih memegang busur usai melesatkan sebuah anak panah.
"Woa!!! Benar kata Wooyoung,sa'at pedang tidak bisa lagi melumpuhkannya,panah kayu inilah satu-satunya jalan!" Junsu menatap kagum busurnya. "Hah...ini keren"
"Kak Junsu!" Kibum menghampiri Junsu "Kakak berhasil masuk tapi..." memperhatikan wajah Junsu yang tampak di penuhi jelaga.
"Ah~ ini..." membersihkan wajahnya "...ini karena Aku masuk lewat cerobong asap. Oh!! Tuan Ken??"
"Jadi ini wujud asli Mu..." Jaejoong mengamati Youngie yang berdiri jarak 3 langkah darinya.
Youngie telah berubah sempurna. Kedua bola matanya berubah hitam keseluruhan layaknya bola mata laba-laba (Viper). Muncul dua telinga kucing di sela-sela rambutnya yang berubah memutih. Kuku-kukunya pun memanjang dan sa'at Ia menyeringai,tampak gigi taringnya tumbuh memanjang dan tajam. "Kau mau menyebut Ku apa? Hallow? Setengah Viper? Atau kombinasi yang sempurna? Aku memiliki semua itu,Kim Jaejoong!"
Jaejoong mencibir,"bukan berarti kau bisa mengalahkan Aku dengan mudah...Pembawa Sial!"
"Aku bukan Pembawa Sial! Tapi,Aku Pembawa Kematian Mu!" kembali menyerang Jaejoong.
Kibum dan Junsu bertahan di pinggir. Kibum tak menyangka jika Youngie memiliki wujud seperti itu. "Nona berhasil menguasai semua yang di ajarkan Tuan Ken..." bisik Junsu.
Jaejoong jatuh tersungkur. Youngie menginjak dada Jaejoong dan mengarahkan ujung pedangnya tepat ke wajah Jaejoong. "Karena keserakahan dan ambisi Mu,banyak orang kehilangan nyawa! Sudah cukup,Kim-Jae-Joong!" menghunuskan pedangnya tepat di jantung Jaejoong.
Jaejoong meraung kesakitan ketika ujung pedang menembus jantungnya. Darah berwarna merah kehitaman itu mengalir pelan keluar dari luka dan merembes ke lantai.
Youngie beranjak menjauh namun masih memperhatikan jasad Jaejoong yang sekarat. Beberapa menit kemudian tubuh Jaejoong tak bergerak lagi. Youngie tampak ragu namun akhirnya mendekati jasad Jaejoong untuk memastikan apakah Viper itu sudah mati. Youngie mulai tenang dan perlahan wujudnya kembali normal. Ia kemudian tersenyum dan beranjak mendekati Kibum yang langsung berlari memeluknya.
"Ma'afkan Aku...Kakek Ken..."
"Itu bukan salah Mu,sudahlah..."
Mata Kibum terbelalak. Ia melihat Jaejoong bangkit kembali. "Kak Youngie,awas!!" memutar tubuh Youngie "Aaagh!" pedang yang di hunuskan Jaejoong menancap indah di punggung Kibum.
"Kibum~aa..." Youngie mencoba menahan tubuh Kibum yang mulai roboh.
"Hemhemhem..." Jaejoong mengusap sisa darah di bibirnya "Apa Kau pikir Aku akan mati semudah itu Gadis Bodoh?"
Youngie keheranan melihat Jaejoong. "Dia sudah sampai pada titik ini..."
"Kakak...Kakak harus menghentikan iblis itu..." Kibum terlihat menahan sakit.
"Jika darahnya meresap ke tanah,Dia akan hidup lagi" gumam Youngie lirih seraya bangkit kembali menggenggam pedangnya. "Kau benar-benar membuat Ku kesal,hyaaa!!!" langsung menyerang Jaejoong.
Kibum berusaha melepas pedang di punggungnya. Ia melihat ke arah di mana tadi jasad Jaejoong terkapar. Iya,darah itu tidak ada lagi di lantai. "SIAL!!" umpatnya seraya kembali berdiri.
"Hyaaat!!!" Junsu berlari menyerang dengan tombak dan mengambil sisi lengah Jaejoong.
Jaejoong tersentak melihat wajah Hón yang membantu Youngie menyerangnya. "Kim...Junsu...??" bisik Jaejoong. Junsu mengarahkan tombaknya tepat di dada Jaejoong. Jaejoong tak melawan dan tersenyum pasrah sa'at Junsu mendorong tubuhnya hingga merapat ke tembok. Jaejoong tampak pasrah dan tersenyum menatap Junsu. Youngie menendang meja panjang tepat ke arah di bawah Jaejoong. Junsu tampak heran melihat Jaejoong pasrah dan tersenyum menatapnya. Jaejoong tersenyum lalu memegang ujung tombak Junsu. "Terima kasih..." bisiknya lalu memperdalam tusukan tombak Junsu.
Youngie terbelalak melihat kejadian itu. Tubuh Jaejoong mulai terbakar dan menjadi abu. Di sa'at yang sama cahaya terang jatuh memenuhi tubuh Junsu. Perlahan tubuh Junsu berpendar menjadi butiran-butiran cahaya dan hilang seluruhnya. Youngie merasa lemas seketika menyaksikan kejadian itu. Tubuh Jaejoong dan Junsu menghilang dalam waktu yang sama.
***
_Changgông 2018_
Musim semi telah tiba. Ada seseorang yang sangat menyukai musim ini tapi sekaligus khawatir karena jika musim semi tiba maka sebentar lagi akan di susul musim panas. Dia sangat benci musim panas. Blackjack...Aku rindu pada Mu,kenapa Kau pergi tanpa pamit? Dimana Engkau sekarang? Bagaimana tentang Mu dan surga yang ingin Kau bangun? Di sini Aku sudah memenuhi janji Ku pada Mu. Aku telah menuangkan semua fakta yang Kau berikan pada Ku dalam novel Ku 'Triangle'. Apa Kau tahu jika novel Kita akan di film kan? Aku sangat sibuk sekarang,sibuk mencari artis yang pantas memerankan tokoh-tokoh dalam novel Kita itu. Andai Kau ada di sini pasti Aku tidak akan sepusing ini. Aku tidak menyangka pertemuan Kita di hari pertama pidato terbuka Calon Presiden Park Yoochun waktu itu adalah pertemuan terakhir Kita. Waktu itu Aku menanyakan pada Mu tentang pernikahan Tuan Park Yoochun dan Jung Hyunri apakah akan menjadi awal yang baik,tapi Kau serta merta menjawab "Kau pikir Aku ini Tuhan yang Maha Mengetahui segalanya?" dan terlihat amat kesal. Sejenak Aku merasa menyesal tapi secepat kilat Kau berubah ceria lagi dan seperti biasa Kau mulai meracau. Kini baru Aku sadari jika semua 'racauan' Mu itu adalah kenyataan yang terjadi sekarang. Kenapa Kita selalu menyadari sesuatu itu belakangan? Dan di sa'at itu tiba,orang yang amat Kita rindukan itu tidak ada lagi bersama Kita. Aku rindu pada Mu...Blackjack. Aku sempat kacau dan berpikir ketika Kau tiba-tiba menghilang. Aku telah memberikan 7 foto langit Ku pada Mu tanpa berpikir panjang dan bertanya lebih lanjut,kenapa Kau sangat ingin tahu tentang Keluarga Lee? Aku tidak bisa menghubungi Mu tapi akhirnya di awal musim dingin 2011 semua itu terjawab...
*flashback*
Utopia terlihat sangat sibuk. Hari adalah hari H di adakannya upacara penobatan Presiden Utopia yang baru. Hari itu seluruh orang-orang Utopia dari jabatan terendah sampai tertinggi mengenakan pakaian tradisional Korea hanbok. Tanpa di komando,rakyat sudah berkumpul memadati jalan utama di depan gedung Utopia karena ingin menyaksikan prosesi penobatan secara langsung.
Hyuri akan hadir seperti sebelumnya meski Ia tahu 'Blackjack' tidak akan datang menemuinya. Semalam listrik padam dan seluruh kota menjadi gelap hingga menjelang subuh. Hyuri merutuki nasibnya,haruskah Ia pergi sendiri? Beruntung rekan sekerjanya Lee Donghae bergabung dan tiba-tiba saja Hami juga merengek untuk ikut pergi. Donghae-Hyuri-Hami berangkat bersama. Ketiganya berdiri sejenak di tengah kerumunan massa lalu Donghae memimpin maju ke depan gerbang. Donghae menunjukkan kartu undangan khusus pers dan kartu tanda pengenalnya. Donghae masuk lebih dulu,kemudian Hami menyusul. Petugas sedang memeriksa kartu tanda pengenal milik Hyuri dan gadis cantik ini dengan sabar menunggu. Hyuri melepas pandangannya kepada massa lalu tatapannya tertuju pada gadis yang berdiri tepat di depan layar besar yang di sediakan Utopia agar massa bisa melihat prosesi penobatan di dalam gedung Utopia. Senyum terkembang di wajah Hyuri ketika benar Ia menemukan Heebyul. Hyuri mengurungkan niatnya untuk masuk bersama Donghae dan Hami,Ia lebih memilih menghampiri Heebyul. Hyuri masih ingat betul ucapan Heebyul jika sebaiknya keduanya kembali ke titik awal dan mencoba untuk tak saling mengenal,tapi Ia mengabaikannya karena Hyuri yakin Heebyul bukanlah orang seperti itu.
Heebyul sempat kaget ketika Hyuri menghampirinya. Beruntung sekali Hyuri datang. Heebyul merasa kesepian di tengah kerumunan massa,Ia pun tak menyia-nyiakan kehadiran Hyuri. Keduanya terlihat amat baik bersama.
Hyeoseo tiba bersama Eunsuh dan Minkyung. Rasanya sulit untuk bisa menembus massa dan maju lebih dekat pada pagar Utopia,tapi ketiganya terus maju mengoyak massa. Usaha ketiganya tidak sia-sia dan berhasil maju ke depan layar. Hyeoseo menemukan Heebyul dan Hyuri,lalu kelima gadis cantik ini membentuk koloni sendiri.
Mobil yang membawa Yoochun-Hyunri tiba 10menit kemudian bersama iring-iringannya. Rakyat bersorak ketika 5 mobil sedan mewah berwarna hitam itu berjajar muncul di jalan utama. Pandangan Hyuri-Heebyul-Hyeoseo-Minkyung-Eunsuh terhipnotis menuju rombongan itu seperti ribuan pasang mata yang lain yang berada di plataran jalan utama gedung Utopia. Kelimanya hanya diam dan tersenyum larut dalam sorak sorai massa yang melihat senyum dan lambaian tangan Yoochun. Setengah jam kemudian Park Jungmin yang di daulat sebagai juru bicara Utopia membuka acara dan memberikan sambungan singkatnya. Kemudian salah seorang Tetua Utopia memimpin prosesi penobatan Presiden Utopia yang baru. Yoochun terlihat tampan bak raja dan Hyunri tampak sangat cantik nan anggun serasi sebagai ratu Utopia. Yoochun mengucap sumpah setianya di depan para Tetua. Semua mata di luar gedung Utopia fokus menatap layar raksasa yang berdiri tegak di depan gedung Utopia. Terdengar pula komentar-komentar dari tiap pasang mata yang menyaksikan prosesi itu.
"...terlalu banyak darah yang tertumpah,tidak akan sia-sia...yang bertahan bersiaplah untuk perjuangan yang lebih keras melanjutkan langkah orang-orang yang terputus karena kematian...Mereka yang mati akan terus mengawasi Kalian yang hidup...awal dari keadilan dan perdamaian..." Minkyung mengucapkan bait itu dengan lancar tanpa mengalihkan pandangannya dari menatap layar raksasa. Hyuri-Heebyul-Hyeoseo-Eunsuh kompak menatapnya. Minkyung tersenyum "bait yang indah dan penuh makna...Aku mendapatkan sms berisi bait itu pagi ini"
"Iyakah??" tanya Eunsuh penasaran "Aku juga mendapatkannya"
"Iya??"
"He'em,pukul 04.00 tadi pagi"
"Bagaimana jamnya juga sama,dari nomer asing dengan akhir nomer 711 kan??"
"Iya"
"Aku juga mendapatkan pesan itu" sela Hyuri "tapi Aku tidak bisa menghubungi nomer itu"
"Niat sekali mencari tahu" celetuk Heebyul "Aku juga mendapatkannya"
"Jam,waktu,isi dan nomer pengirim yang sama..." Hyeoseo mencoba menganalisis "...apa hanya Kita yang mendapatkannya?"
Usai prosesi penobatan Presiden Utopia di gelar,Yoochun-Hyunri muncul di balkon lantai 2 gedung Utopia untuk menyapa rakyat. Massa yang berkumpul bersorak dan kompak mengangkat tangan membalas lambaian tangan Yoochun-Hyunri.
***
Yoochun duduk berdiam diri di ruangan Presiden Utopia. Ia kembali menatap layar ponselnya kembali membaca sms yang berisi sama persis seperti sms yang di kirimkan kepada Hyuri-Heebyul-Hyeoseo-Eunsuh-Minkyung. Pagi buta menjelang penobatan Presiden Utopia yang baru tepat pukul 04.00 sms berisi bait syair itu secara serentak menyerbu inbox orang-orang tertentu. Junho juga mendapatkan pesan singkat itu,begitu juga Joongki bahkan Hyunri. Seminggu berjalan Yoochun lagi-lagi tak bisa melacaknya. Ia merutuki betapa payahnya Park Yoochun menangani ini. Ia menghela nafas kemudian beralih mengamati benda yang tersaji di meja. Sebuah map merah dan sebilah pedang. Siwon mengantar kedua benda yang di titipkan Yunho itu langsung pada Yoochun. Yøochun mengamati pedang yang tertidur rapi di atas meja. 'Benarkah pedang ini yang di gunakan untuk membunuh Ayah?' tanya di benaknya. 'Ini bukan pedang Saviour tapi ini pedang Viper' giliran ucapan Hyunri yang terniang di benak Yoochun. Yoochun meraih map merah di hadapannya dan mulai membaca isinya. Semakin ke belakang semakin banyak fakta yang terungkap. Tangan Yoochun gemetar membaca isi dari lembaran-lembaran kertas dalam map merah itu.
***
Dua bulan berjalan pemerintahan Utopia di bawah kursi kepresidenan Yoochun. Yoochun menunjukkan kinerja terbaiknya memperbaiki dan membersihkan sistim dalam Kabinet Utopia. Tentu bukan langkah mudah bagi Yoochun. Tak jarang Ia mendapat protes atau di tentang keras bahkan teror dari kubu yang merasa terancam. Beruntung Yoochun memiliki Hyunri di sisinya. Semakin mengenal gadis ini Yoochun mulai kagum pada pemikiran dan cara pandang Hyunri. Yoochun-Hyunri bekerja sama membangun Utopia agar menjadi lebih baik. 2 bulan berjalan mulai tampak perubahan dalam Kabinet Utopia. Pihak-pihak yang terbukti melakukan kecurangan di ciduk dan di asingkan. Yoochun benar-benar ingin membersihkan Kabinet Utopia dari kecurangan.
Musim dingin pun tiba. Heebyul masih setia pada dance crew-nya Caliptra dan juga Restoran Phunggyõng. Heebyul mengurungkan niatnya untuk menjauh dari Hyuri. Hyeoseo-Eunsuh melanjutkan pendidikan ksatria Mereka di Hyesóng Academy,sedang Minkyung mengikuti langkah Heebyul mengundurkan diri dari Akademi.
Hyuri masih sama menjadi penulis 'Song Magazine' milik Hami. Target Hyuri berikutnya adalah merangkum tulisannya 'Triangle' menjadi sebuah novel. Ia merevisi semua tulisannya dan menggabungkan fakta-fakta yang di berikan 'Blackjack' dalam karya fiksi yang di tulisnya. 'Bagaimana menentukan ending dari cerita ini?' tanya di benak Hyuri 'haruskah Aku menentukan akhir sesuai harapan Ku?'. "Ting-tong!" bel berbunyi mengejutkan Hyuri dari lamunannya. Ia diam sejenak dan berpikir apakah itu Seunghyun? Tidak mungkin,Seunghyun sudah kembali ke Gyõndong bersama rombongan Junho. 'Blackjack' kata itu secepat kilat muncul di otak Hyuri dan gadis itu beranjak berlari kecil menuju pintu.
"Kau??" Hyuri tertegun ketika membuka pintu dan seorang pemuda telah berdiri lengkap dengan senyum lebarnya. Hyuri mengamati pemuda itu,kenapa Dia datang membawa bucket bunga bakung putih dan sebuah kardus yang terbungkus rapi kertas berwarna coklat.
*end of flashback*
...Jang Wooyoung,Dia datang mengejutkan Aku. Sejenak Aku merasa deja vu karena wajah Wooyoung terlìhat tak asing bagi Ku. Aku membiarkan kardus dan bucket bunga bakung putih itu tergeletak di atas meja dan masih terus berusaha mengingat siapakah Jang Wooyoung itu. Aku menyerah dan beralih pada bucket bunga. Ku cium wangi bunga hutan itu,sangat harum. Tidak ada surat terselip dalam bucket itu. Aku pun beralih pada kardus yang terbungkus rapi itu dan berpikir 'haruskah Aku membukanya?'. Aku terlalu takut karena belakangan banyak sekali berita tentang paket yang berisi ancaman bahkan bom. Aku menguping isi kardus,tidak ada bunyi yang aneh jadi tidak mungkin itu bom,lalu apa? Perlahan saja Aku mulai membukanya dan sepucuk surat menyambut Ku.
"...Bunga bakung,dengan mudah Ia tumbuh subur di hutan membuat para penebang kayu tergoda. Mereka tertarik pada keindahan dan wangi bunga bakung. Memetiknya,Mereka memetik bunga bakung dan membawanya pulang sebagai hadiah untuk sang istri yang setia menantinya pulang menebang kayu. Aku,pulang Ginger ^_^ melelahkan sekali menebang kayu-kayu itu,apa bunga bakung ini membuat Mu tersenyum 'Istri Ku'? Ah~ Kau malah menertawakan Aku. Ma'af sedikit terlambat,kayu yang harus Aku tebang sangatlah kuat. Aku telah memberikan semua yang Aku tahu pada Mu jadi selesaikan tugas Mu,sebarkanlah kebenaran jika tidak Aku akan datang dan menghantui Mu...dari yang Kau rindukan -Blackjack-"
Tersenyum,Aku tidak tahu kenapa Aku tersenyum membaca surat dari 'Blackjack' padahal di dasar hati Ku protes 'kenapa hanya surat ini yang datang?'. Tapi...bunga bakung ini juga kardus dan surat ini membuat Ku bahagia. Iya,bahagia setidaknya 'Blackjack' masih mengingat Ku meski Aku tak tahu Dia dimana kini. Aku bahagia tapi juga sedih di sa'at yang sama.
Malam natal 2011,secara mengejutkan Presiden Utopia mengundang Ku juga Heebyul dan Hyeoseo untuk makan malam di kediaman pribadinya. Apa ini? Ah~ mungkin hanya reuni kecil 'Yoochun's Angels' tanpa kehadiran 'Blackjack'. Hanya sebuah makan malam di malam natal,begitu pikir Ku. Hyochan dan Yoohwan juga hadir malam itu. Setelah makan malam bersama Tuan Presiden Park Yoochun menahan Kami. Ada apa? Kenapa hanya Kami bertiga yang di kumpulkan dalam perpustakaan? Tuan Presiden tersenyum lebar dan mengatakan amat senang bisa melihat kami kembali. Pembicaraan beralih pada hal serius. Tuan Presiden mengucapkan titahnya dan memberi masing-masing dari Kami sebuah tugas. Tugas yang istimewa,sangat istimewa menurut Ku karena Tuan Presiden mengucapkan titah itu langsung kepada Kami.
Hyeoseo,Tuan Presiden menyebut nama 'Moon Hyeoseo' pertama kali. Titah Presiden untuk Hyeoseo adalah Hyeoseo di minta masuk Utopia lebih awal. Ini berarti Hyeoseo akan menerima sertifikat kelulusan lebih awal dari teman-teman seangkatannya. Ini keajaiban! Hyeoseo memang pantas mendapatkan penghargaan itu karena otak cemerlang yang Ia miliki. Aku turut bahagia karena ini juga berarti Hyeoseo semakin dekat pada mimpinya yaitu menjadi Pejabat Tinggi Utopia seperti mendiang Ayahnya. Hyeoseo akan bergabung dalam Badan Pengawas Utopia. Iya,Aku pun setuju. Badan Pengawas Utopia memang cocok untuk Hyeoseo yang memiliki otak cemerlang dan pengetahuan luas namun kemampuan bertarung buruk. Berjuanglah,Hyeoseo!
Heebyul. Tuan Presiden menyebut nama 'Jung Heebyul' adik kandung Jung Yunho yang selalu bersikap manja padanya. Kini Heebyul di haramkan menyebut Tuan Presiden dengan kata 'Kak Yoochun' seperti sebelumnya. Aku tahu keduanya tak menyukai hal ini,tapi tetap saja baik Tuan Presiden dan Heebyul harus mematuhi peraturan yang ada,di bangunlah tembok penghalang itu. Titah Tuan Presiden untuk Heebyul,"Aku ingin Kau menjaga Restoran Phunggyõng untuk Ku. Di sanalah Aku dan seluruh cinta Ku hidup,jadi jangan memadamkannya". Heebyul menunjukkan ekspresi tak percaya mendengar titah Tuan Presiden. Aku dan Hyeoseo hanya tersenyum dalam diam. Aku merasa bahagia 'Byul' yang benci pada Utopia akhirnya mendapatkan kehidupannya di luar Utopia. Aku rasa Tuan Presiden memilih orang yang tepat karena Aku tahu Heebyul pandai memasak dan membuat kue.
'Song Hyuri',Tuan Presiden menyebut nama Ku dan tersenyum. Jantung Ku berdetak kencang dan terus bertanya-tanya titah apa yang akan di berikan pada Ku. "Nona Aroma Melon",Aku tersentak ketika Tuan Presiden menyebut nama itu. 'Nona Aroma Melon' Yui Kagemiya mengucapnya dengan sengit ketika Kami pertama kali bertemu untuk berbisnis. Entahlah,hingga kini Aku tak tahu kenapa Yui si Blackjack sangat tidak suka aroma melon. Aku masih ingat senyuman tulus Tuan Presiden usai mengucap kata 'Nona Aroma Melon'. Beliau tersenyum seraya menyodorkan map warna biru tepat kehadapan Ku dan berkata "Aku tahu Kau benci warna merah". Yap,Tuan Presiden sukses membuat Ku tersipu malu. "Senada dengan Youngie...Aku ingin Kau menyampaikan kebenaran lewat tulisan Mu...Fallen Leaves..." tambah Tuan Presiden.
Sa'at keluar dari perpustakaan,Yoohwan-Nyonya Besar Jung Hyunri-Hyochan menyambut Kami dengan senyum tulus Mereka. Nyonya Besar memeluk Kami secara bergantian. Aku,Heebyul dan Hyeoseo keluar bersama dari kediaman Tuan Presiden namun sama-sama terdiam dan hanya mengucap salam perpisahan di ujung jalan.
Malam pergantian tahun 2011-2012 Tuan Presiden menyerahkan Restoran Phunggyông secara resmi kepada Heebyul. Moment akhir tahun yang menyenangkan dan Aku berada di sana larut dalam air mata kebahagiaan.
7 januari 2012,Hyeoseo resmi memasuki Utopia dan mendapatkan Sertifikat Kelulusan Hyesõng Academy yang harusnya Ia dapatkan di bulan Juni di tahun yang sama.
22 juni 2012,Tuan Presiden mengembalikan gelar kebangsawanan Hyõnin Lee dan membersihkan nama baik Hyõnin Lee dari kata 'pembelot'. Di hari yang sama,Tuan Presiden secara resmi menghidupkan kembali Klan Koyangi dan mengakui Lee Taemin sebagai Pangeran Suku Koyangi. Tuan Muda Lee Junho dan Tuan Muda Lee Taemin mendapatkan kembali rakyat Mereka. Wilayah Gyôndong kembali bangkit sebagai penyokong terkuat Utopia. Belakangan baru Aku tahu jika Jang Wooyoung adalah Putra tunggal mendiang Panglima Besar klan Koyangi. Wooyoung membawa sisa penduduk Koyangi kembali ke desa Mereka dan mengabdikan diri pada Pangeran Koyangi Lee Taemin.
7 februari 2013,Moon Hyeoseo di angkat menjadi Kepala Badan Pengawas Utopia. Eunsuh yang lulus dengan nilai terbaik di tahun 2012 di daulat sebagai Wakil Kepala Badan Pengawas. Jung Yoomi,Kepala Badan Pengawas sebelumnya mengundurkan diri karena sakit yang di deritanya.
Cho Minkyung mengalami puncak karir pada tahun 2013. Produk permen dan coklatnya merajai pemasaran Asia bahkan mulai merambah Eropa dan Amerika.
Restoran Phunggyõng makin maju di bawah pimpinan Heebyul. Ia menambahkan banyak menu baru dengan nama-nama unik.
Aku sendiri -Song Hyuri- naik jabatan sebagai Kepala Editor Song's Magazine pada november 2013.
Tapi di balik semua cerita sukses itu tersimpan begitu banyak misteri dan kisah memilukan. Hingga kini jati diri 'Ratu Shima' tak terungkap. Nama 'Ratu Shima' sirna seiring datangnya pemimpin baru dalam Utopia. Banyak dugaan tentang 'siapakah sebenarnya orang di balik nama Ratu Shima itu?'. Dalam novel Ku 'Triangle' Aku menyebutkan nama Lee Youngie gadis yang terbuang dan mencari kebenaran sebagai dalang yang bersembunyi di balik nama 'Ratu Shima' meski Aku sendiri tidak tahu kebenarannya. Aku hanya menentukan hal itu dari penilaian Ku.
Choi Siwon mengalami cacat permanen usai menyerang markas Viper bersama rekannya Jung Yunho.
Jung Yunho,Panglima paling cemerlang dalam Utopia di nyatakan hilang. Hingga kini tidak ada yang tahu dimana Yunho berada,apakah Dia masih hidup atau sudah mati. Choi Siwon kembali membawa sebilah pedang milik Viper yang di gunakan untuk membunuh Park Jinyoung Presiden Utopia terdahulu serta surat pengakuan yang di tulis Yunho. Menurut pengakuan Siwon,usai memenangkan pertempuran malam itu Yunho yang juga terluka memilih pergi mengejar Kim Jaejoong Sang Raja Viper,tapi Yunho tak pernah kembali usai malam itu hingga kini.
Park Jinyoung,di balik kejayaan itu melakukan kesalahan,bukan jatuh cinta bukanlah kesalahan. Beliau jatuh cinta pada Ratu Black Widow Go Hyunjung. Ini tak seharusnya terjadi namun siapa yang bisa menduga kapan datangnya cinta?
Kim Jaejoong yang haus akan kekuasaan memanfa'atkan hal itu namun pada akhirnya keserakahan itu tumbang. Kim Jaejoong menyerah pada cintanya kepada seorang sahabat yang selama ini Ia cari.
Kim Junsu,Hón yang tersesat akhirnya bisa menyeberang dan reinkarnasi usai jasadnya yang tersimpan jauh di gua tempat para Viper dahulu bersarang hancur seiring dengan tewasnya Jaejoong.
'Blackjack' Yui Kagemiya dan Park Chaebin juga tidak di ketahui di mana keberadaannya.
Catatan yang di berikan Tuan Presiden Park Yoochun memperkuat bukti-bukti yang di berikan 'Blackjack' mendukung khayalan Ku dan melahirkan novel 'Triangle'....sungguh harmony yang indah.... Aku sangat merindukan 'Blackjack' dan hingga kini mengharapkan Ia kembali.
-Song Hyuri/Fallen Leaves/Ginger-
***
"Sudah mendapatkan artis yang pas?" tanya Chansung.
"Belum" jawab Hyuri tak bersemangat.
"Kau terlalu pemilih" cela Heebyul.
"Bukan pemilih tapi sangat berhati-hati. Aku tidak mau mengecewakan Tuan Presiden yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk membiayai film ini" protes Hyuri.
"Kau pasti bangga punya istri sehebat Hyuri" puji Chansung "Aku rasa sebentar lagi Fallen Leaves akan melebihi JK.Rowling"
"Hahaha..." tawa Junho pecah mendengar istrinya di puji "Dia itu wanita yang aneh" tak mau mengakui kekagumannya pada Sang Istri.
"Hahaha Istri Ku juga aneh" Chansung merangkul Heebyul "...tapi Dia juga hebat"
"Iya-iya,Istri Kita ini memang hebat!" Junho tak mau kalah ikut merangkul Hyuri. "Oya,hari ini Presiden Kita mendapatkan anak ketiganya kan?"
"Iya,bayi laki-laki lagi. Kapan Kita akan menjenguk untuk memberi ucapan selamat?"
Heebyul dan Hyuri meninggalkan Chansung dan Junho yang asik ngobrol. Keduanya bergabung dengan dua bocah yang asik bermain. Hwang Jihyun dan Lee Hyorin putra dan putri Mereka.
"Harmony yang sangat indah bukan?" ucap Heebyul yang sudah duduk bersimpuh di atas rumput memperhatikan Jihyun dan Hyorin.
"Emm! Anak-anak Kita..." Hyuri yang duduk di sampingnya mengangguk. "Sebentar lagi upacara peringatan setahun kepergiaan Kak Yoomi kan?" menoleh menatap Heebyul.
"Iya,semalam...Aku melihat Kak Yoomi sangat cantik dalam balutan gaun putih itu...Dia tersenyum pada Ku..." kenang Heebyul dengan mata menerawang.
Hyuri menunduk dan tersenyum "...semalam Aku melihat Blackjack..."
"Yui??" Heebyul menoleh menatap Hyuri yang segera menganggukkan kepala. "Bagaimana Dia?? Maksud Ku apa Dia mengatakan sesuatu??"
Hyuri mengangkat kepala kemudian tersenyum menatap Jihyun dan Hyorin dua bocah berusia 4 tahun itu. "Yui ada bersama Chaebin. Mereka berdiri berdampingan dan...ada anak kecil...bocah laki-laki kira-kira berumur 7 tahun... Yui tersenyun bahagia begitu juga Chaebin...lalu bocah itu ikut tersenyum dan melambaikan tangan pada Ku..."
"Hah...apa yang sebenarnya terjadi? Di mana Mereka??" bisik Heebyul.
Chansung dan Junho bertahan di kursi taman belakang rumah Junho melihat istri dan anak Mereka.
"Bagaimana kabar yang lain?" tanya Chansung usai suasana menjadi hening selama beberapa menit.
"Paman Seunghyo baik di Indonesia. Kak Jinki masih saja berkelana mencari cinta pertamanya"
"Lee Youngie??"
"Emm!!" Junho mengangguk "Terakhir mengirim surat,Kak Jinki mengatakan jika Ia bertemu dan berteman dengan banyak Dark Angel (Para Ksatria pembasmi Viper yang tidak tergabung dalam Utopia). Aku rasa Kak Jinki sudah masuk dalam komunitas itu. Taemin...Dia masih sibuk dengan dirinya sendiri dan warga Koyangi. Hah...Aku khawatir karena Taemin tak kunjung mencari gadis untuk di nikahi,jika Taemin tidak menikah dan mempunyai keturunan lalu siapa yang akan melanjutkan tugasnya untuk memimpin dan menjaga Klan Koyangi?"
"Hahaha...tenang saja jika tiba waktunya pasti Taemin akan menikah" Chansung menepuk bahu Junho.
***
Malam yang dingin. Jinki bersama beberapa Dark Angel berkumpul melingkari kayu yang di bakar dalam tong.
"Kita bergerak sekarang!" Yoseob datang bergabung.
"Ada apalagi??" tanya Doojoon.
"Belakangan banyak sekali Vampir bermunculan,jadi Kita di minta selalu siaga dan sering-sering berpatroli"
"Baiklah. Teman,Kau mau ikut?" Doojoon meremas pundak Jinki.
Jinki tersenyum dan mengangguk antusias.
***
"Tuan,ini sangat larut. Sebaiknya Tuan istirahat" Wooyoung menghampiri Taemin yang masih berdiri menatap bintang di langit.
"Panglima coba lihat bintang-bintang itu" menunjuk sekumpulan bintang "Aku rasa Mereka adalah keluarga Ku tapi...jumlahnya kurang satu...jadi apakah keyakinan Ku benar jika Kak Youngie masih hidup? Jadi...kemungkinan bagi Ku untuk bisa berjumpa lagi dengan Kak Youngie...masih ada kan??"
Wooyoung hanya bisa diam menelan ludah menatap Taemin.
***
"Hyunbin! Hyunbin!" Chaebin terus berteriak "Hyunbin! Kau dimana?!"
"Ada apa Istri Ku??" Junhyung menghampiri Chaebin.
"Anak Kita,Hyunbin tidak ada di kamarnya...sudah selarut ini..." Chaebin dengan raut khawatir.
"Jadi Hyunbin hilang lagi?" tanya Minrie yang baru sampai bersama Changmin. "Aigo...Anak itu benar-benar mirip Si Mata Uang Won!"
"Eh?? Tidak sopan sekali Kau memanggil Nona Lee dengan sebutan itu!" protes Junhyung.
"Ma'af...Ma'af..." ucap Minrie.
"Kalian ini malah ribut! Ayo bantu Aku mencari Hyunbin!" Chaebin makin cemas.
"Tidak perlu! Coba lihat itu!" Changmin menunjuk sebuah pohon.
Chaebin bergegas menuju pohon itu. "Hyunbin! Ayo,turun! Ini sudah larut Sayang! Ayo,turun dan kembali ke kamar Mu!" seru Chaebin dari bawah pohon.
Bocah 7 tahun itu menoleh dan tersenyum manis. "Tenanglah Ibu. Malam ini Aku mau di sini saja bersama Bibi dan Paman,jadi Ibu dan Ayah pulang saja!" kembali membelakangi Chaebin dan melingkarkan kedua tangannya pada lengan dua orang yang duduk mengapitnya.
"Hyunbin~" Chaebin tampak enggan "Ya sudah,Kami pulang! Jangan bandel dan jangan tidur terlalu larut!" kemudian pergi bersama Junhyung.
________THE END________
-shytUrtle-
just it the ending,mian kalo gaje nian...................... **deep bow
0 comments