¤ FF TVXQ.JYJ,SHINee,2PM - TRIANGLE ¤

00:33

Assalamualaikum

annyeong Shi-Gui,shytUrtle is back. sebelumnya ma'af karena lambat banget nerbitin lanjutan ff "triangle" ini. belakangan saya amat sangat (sok) sibuk sekali. okey~ Shi-Gui,let's go!



_welcome to lautan khayalan shytUrtle_





¤ T.R.I.A.N.G.L.E ¤





* Cast:

- Lee Youngie/Yui Kagemiya,Jung Heebyul,Song Hyuri,Park Chaebin,Kim Hyejin/Moon Hyeoseo.

- TVXQ.JYJ,SHINee,2PM



* Genre: Serial/Straight/Horor-Fantasy



* Daftar Istilah:

- Hallow: makhluk 1/2 siluman atau darah campuran.

- Hyõnin: para pejabat tinggi pemegang pemerintahan dalam Utopia.

- Hon: golongan roh gentayangan.

- Saviour: golongan manusia ksatria pembasmi Viper yang tergabung dalam Utopia.

- Utopia: tempat berkumpulnya para ksatria pembasmi.

- Valour: golongan ksatria dari kaum Yowl.

- Viper: siluman golongan hitam yang menggunakan kekuatan goblin dan bertransformasi menjadi makhluk abadi penghisap darah (vampir)

- Voracious: siluman yang telah terinfeksi racun Viper dan menjadi monster yang selalu haus darah dan pemakan daging dan merupakan budak kaum Viper.

- Yowl: golongan siluman putih.













#5







"Youngie??" Hyochan memastikan.



"Iya Nona Besar,Saya Park Youngie pelayan sementara disini"



"Oh..." Hyochan mengangguk paham masih menatap Youngie yang terlihat begitu senang bertemu dengannya.







Youngie berjalan sambil terus senyum-senyum sendiri meninggalkan kamar Yoohwan. Ia merasa bahagia bisa bertemu kembali dengan Hyochan,teman masa kecilnya. Hyochan menjadi desainer tenar sekarang dan pasti Ia tak mengenali Youngie sekarang. Youngie berjalan mundur menatap pintu kamar Yoohwan dan "BRUKK!!" tanpa sengaja Ia menabrak seseorang. "Ma'af" tanpa melihat Youngie langsung membungkukkan badan.



Yoochun berusaha melihat wajah pelayan yang menabraknya "Kau...Yui??"



Youngie mengangkat kepala "Tuan??"









Chaebin mondar-mandir dan terlihat panik. Ia mengkhawatirkan Youngie karena Yoochun membawa gadis itu menemui Joongki.



"Tidak bisakah Kau duduk tenang Park Chaebin?!" tanya Jisun "Kenapa Kau begitu khawatir? Apa Youngie membuat kesalahan?"



"Tidak Senior tapi Aku..."



"Apa yang Kau perbuat?" tanya Sunyoung.



"Itu Youngie kembali!" seru Gyuri.



Chaebin,Jisun,Gyuri dan Sunyoung duduk mendengarkan penjelasan Youngie. "Syukurlah semuanya menjadi jelas sekarang" Youngie menutup penjelasannya.



"Harusnya tidak apa-apa memakai nama Yui Kagemiya,tidak ada aturan harus nama Korea dan bermarga Park disini" komentar Sunyoung.



"Yui Kagemiya,apa artinya?" tanya Gyuri.



"Kakek Ku bilang artinya candi atau rumah yang teduh"



"Wah...do'a dan harapan yang amat besar"



"Lalu apa keputusan Kepala Pelayan Song?" giliran Jisun bertanya.



"Tidak ada"



"Tidak ada?? Lalu posisi Mu sekarang bagaimana?"



"Tuan Muda hanya meminjam ruangan Kepala Pelayan Song untuk berbicara dengan Ku"



"Apa?? Hey,Mata Uang Won! Bicara yang jelas!" cerca Chaebin.



"Di hadapan Kepala Pelayan Song,Tuan Muda menganugerahkan nama Korea Park Youngie pada Ku"



"Apa??". Bukan hanya Chaebin yang terkejut mendengarnya tapi juga Gyuri,Jisun dan Sunyoung. "Itu artinya Kau bebas memakai nama itu sekarang?"



"Iya dan Aku akan tetap berada disini sampai pesta di gelar"



"Hah...syukurlah" Chaebin mengelus dadanya.



"Aku harap Kalian lolos menjadi front girl sa'at pemilihan nanti" celetuk Jisun melencong dari obrolan.



"Front girl??" tanya Youngie sambil menahan tawa.



"Maksud Senior adalah para gadis pelayan yang berada di depan untuk menyambut tamu sa'at pesta" jawab Sunyoung.

***







Hyuri sibuk mengetik sa'at ponselnya berdering tanda pesan masuk. "Tawaran pertama,malam ini taman kota,jangan terlambat,Aku tidak suka menunggu!" isi pesan singkat itu. "Siapa ini?" tanya Hyuri sambil berusaha mengingat "Yui~ssi??"



"Hyuri ada yang ingin bertemu dengan Mu" Lee Donghae melongok dari daun pintu. "Aku bawa Dia kemari ya?"



"Iya,Sunbae. Terima kasih". Donghae tersenyum mengangguk kemudian menghilang di balik pintu. Hyuri tak sabar ingin tahu siapakah yang datang menemuinya. "Kakak??" Hyuri bangkit dari duduknya dan dengan wajah berbinar menyambut pemuda berpawakan tinggi dan berkulit putih itu. "Kenapa tidak bilang kalau Kakak mau datang? Ada apa sampai menyusul Ku kemari?"



"Kau tampak hebat Adik Ku" Seunghyun _Song Seung Hyun_ tersenyum bangga.



"Kakak..." tersipu malu "Apa Kakak akan berdiri saja seperti itu?"



"Apa waktu makan siang masih lama?"







Hyuri senang melihat Kakak kandungnya tiba-tiba datang berkunjung. Sejak Hyuri hijarah ke Ibu Kota,keduanya hanya berkomunikasi via surat. Ini pertama kalinya kakak beradik ini bertatap muka setelah 2 tahun berpisah. Keduanya sudah duduk di meja no.8 untuk menikmati makan siang.



"Jadi ini tempat favorit Mu?"



"Iya,Kak. Sejak awal selalu di meja ini"



"Hmm...sangat strategis,bisa mengawasi semua sudut ruangan dan juga jalan utama,luar dan dalam sekaligus"

Hyuri terdiam teringat pesan singkat Blackjack yang sering menyinggung hal itu. "Apa mungkin Blackjack adalah Kak Seunghyun?" gumam di hatinya. Seunghyun menatap Hyuri mengisyaratkan pertanyaan "ada apa?" namun Hyuri hanya tersenyum manis dan menggelengkan kepala.



"Dia akan segera kembali,tidak mungkin Aku menyambutnya di Gyõndong,apa Kau bisa menyiapkan tempat di kota ini?"



"Mendadak sekali,ibu kota semakin padat,tidak mudah mencari tempat tinggal. Apa apartemen Ku tidak cukup untuk menyambut Mereka?"



"Itu terlalu mencolok,apalagi Utopia masih terus mengawasi Mu,ini tidak akan baik"



"Iya... Kapan Dia akan tiba disini?"











(Taman Kota 08.00 pm)



Hyuri tiba di taman kota dan berdiri di depan bangku kosong. Sangat sepi,ini membuat Hyuri merinding. 15 menit berlalu terasa begitu lama dan orang yang membuat janji dengannya belum juga muncul. Sesekali Hyuri memeriksa ponselnya namun tak ada sms atau panggilan masuk. Hyuri mulai gusar dan ketakutan,apalagi hawa dingin pertengahan musim semi begitu terasa menusuk tulang membuat suasana semakin ngeri.



"Apa yang Kau lakukan di sini?" suara itu mengejutkan Hyuri hingga tersentak dan langsung berbalik. Mata Hyuri melebar,tubuhnya gemetar mendapati sosok yang sudah duduk di bangku tepat di belakang Hyuri. Kaki Hyuri tak bisa di gerakan dan Ia terpaku di tempat Ia berdiri tak bisa beranjak sedikit pun. "Huh~ hari ini dingin sekali" Youngie membuka topi hoddienya dan meringis menunjukkan deretan giginya yang berjajar rapi. "Nona,Kau kenapa?"



"Yui~ssi!!! Kau benar-benar membuat Ku ketakutan!"



"Apa?? Ketakutan?? Kau seorang penulis cerita misteri dan itu di angkat dari kisah nyata tapi baru begini saja sudah ketakutan ckckck" menyalakan rokok.



"Yui~ssi! Kau ini perokok?" mengibaskan tangannya.



"Aku tidak suka parfum Mu,aroma melon"



Hyuri mencium bau tubuhnya sendiri. "Ini bukan aroma melon tapi..."



Youngie menyodorkan amplop coklat yang tertutup rapi pada Hyuri. "Kau bawa uangnya? Kita sudah sepakat harganya. Di dalam sini ada beberapa hal penting dan Aku yakin Kau membutuhkannya untuk tulisan Mu". Hyuri mengamati amplop itu dan hendak membukanya,"Sudah Ku bilang jangan membuka barang yang Ku beri di depan Ku!"



"Ma...ma'af" mengambil uang dari tasnya "hitung saja"



"Aku percaya pada Mu,Kau pasti lebih jeli dari Aku" mengerlingkan mata pada Hyuri "jika Kau menulis cerita itu dengan benar pasti orang yang bersangkutan akan sangat berterima kasih pada Nona"



Hyuri tersenyum dan duduk di samping Youngie "Kita sama-sama tahu orang itu masih belum di ketahui apakah masih hidup atau sudah mati. Mendiang Hyõnin Lee adalah orang yang sangat Aku idolakan,keluarga Mereka..." tatapan Hyuri menerawang jauh mengenang masa lalu "Sampai sekarang,Aku tidak percaya keluarga Lee porak poranda dan berakhir tragis"



"Sudah jadi takdir Mereka,itu tidak bisa di ubah,kenapa bersimpatik? Salah Hyõnin Lee sendiri kenapa menyimpan Hallow di rumahnya"



"Yui~ssi! Jaga bicara Mu!"



"Aigo~ Kau marah? Apa hubungan Nona dengan keluarga Hyõnin Lee?"



"Aku berasal dari Gyõndong,Mendiang Hyõnin Lee adalah orang yang sangat bijaksana,arif dan pengasih,seluruh rakyat Gyôndong menjunjung tinggi Beliau dan sangat berduka ketika tragedi itu menimpa Keluarga Hyõnin Lee"



"Umm! Aku tidak peduli pada itu semua. Aku hanya peduli pada uang" menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

Hyuri terlihat kesal dan menatap Youngie,"Apa hanya itu yang terpenting bagi Mu?"



"Iya. Aku butuh banyak uang untuk membangun surga Ku,karena itu Aku bekerja keras"



"Surga??"



"Sepertinya Aku pernah membahas ini sebelumnya. Sudahlah,lupakan. Kau butuh bantuan lain? Katakan saja,sepertinya Kau sedang bingung"







Hyuri kembali ke apartemennya. Usai membuat capucino hangat Ia segera memeriksa amplop pemberian Youngie. Ada 7 lembar berisi catatan dan Hyuri membaca dengan teliti setiap lembarnya. "Ya,Tuhan...siapa sebenarnya gadis itu?"

***









"Hari ini Aku tidak boleh terlalu lelah bekerja" Chaebin enggan membantu Sunyoung.



"Aigo~ baru jadi calon siswa saja Kau sudah begini sombong ckckck!" Youngie menggelengkan kepala kemudian membantu Sunyoung.



"Kalian kenapa masih di sini! Ayo! Kita harus berkumpul untuk pemilihan front girl!" Gyuri datang dan menyeret ketiga temannya.





Semua pelayan wanita di kumpulkan termasuk juga pelayan tambahan. Yoochun dan Hyochan ikut andil dalam seleksi ini. Joongki berdiri sambil membawa daftar nama para pelayan wanita. Senyum terkembang di wajah Yoochun ketika Youngie muncul dan berbaris. Jisun berharap bawahannya akan lolos seleksi ini dan terpilih menjadi pelayan penyambut tamu. Ia terlîhat terus memanjatkan do'a untuk itu.



Joongki memanggil satu per satu nama pelayan yang lolos,"Park Sunyoung dan yang terakhìr Park Gyuri" menutup buku catatan di tangannya. "Kalian yang terpilih,mulai besok akan mengikuti pelatihan khusus"







"Aku pikir Kau juga akan lolos,selama ini Kepala Pelayan Song sering mengajak Mu diskusi" ucap Chaebin.



"Aku sama sekali tidak tertarik,apa Kau menyesal tidak terpilih?"



"Mana mungkin pelayan ceroboh seperti Aku terpilih,tadinya Aku sangat yakin Kau akan lolos"



"Aku mana pantas sebagai pelayan penyambut tamu"



"Tapi Kau itu cantik dan berbakat"



"Aigo! Apa Aku salah dengar? Otak Dolar memuji Ku??"



"Yui~" memukul pelan lengan Youngie.



"Youngie" Joongki menghampiri keduanya "Bisa ikut ke ruangan Ku sebentar". Chaebin dan Youngie saling melempar pandangan. "Youngie??"



"Ah iya,Kepala Pelayan Song" Youngie segera mengikuti langkah Joongki.



"Ada apalagi??" bisik Chaebin.







Youngie terkejut,ternyata Yoochun sudah berada di ruangan Joongki. Usai mengantar Youngie masuk,Joongki pun pamit meninggalkan ruangannya.



"Ada apalagi?"



"Curiga sekali,duduklah"



"Ada apa sebenarnya?"



"Hah...Youngie...darimana Kau dapat nama itu?"



"Nama itu sangat populer belakangan ini,ada apa?"



"Ayah sangat terkejut sa'at Hyochan menyebutkan nama Park Youngie"



"Apa?? Nona Besar..."



"Aku mengkhawatirkan Mu sekarang. Aku sudah menjelaskan pada Ayah bahwa Aku lah yang menganugerahkan nama itu untuk Mu,tapi...Aku khawatir Ayah akan menyelidiki Mu"



"Apa? Menyelidiki Aku? Tuan,bagaimana bisa...ini hanya salah paham. Aku harus menemui Tuan Presiden dan menjelaskan hal ini pada Beliau. Tuan,Aku mohon bantu Aku"









"Tadinya Aku pikir Kalian semua akan lolos seperti Kelompok Minyoung" Jisun terlihat lesu "Tapi,ada Sunyoung dan Gyuri itu sudah cukup" menatap Chaebin yang terlihat tak mendengarkannya. "Chaebin! Kau dengar Aku tidak?"



"Ah! Senior~ iya Aku dengar". Mata indah Chaebin menangkap sosok Youngie yang berjalan menundukkan kepala di belakang Yoochun "Itukan...kenapa menuju ruang kerja Tuan Presiden?"



"Apa??" Jisun kemudian mengikuti arah pandangan Chaebin "Youngie?? Chaebin,ada masalah apalagi?"



"Entahlah Senior,Dia belum kembali sejak Kepala Pelayan Song memanggilnya"











"Ayah,Aku datang" Yoochun masuk dan menggenggam erat tangan Youngie.



Jinyoung berbalik lalu menatap keduanya. Jinyoung memperhatikan tangan Yoochun yang terlihat tanpa ragu menggandeng tangan Youngie. "Siapa gadis ini?" memperhatikan Youngie yang masih menundukkan kepala.



"Dia ini...Park Youngie". Jinyoung kaget mendengarnya dan kembali menatap Youngie. "Dia ingin bertemu Ayah langsung,jadi Aku membawanya"



"Ingin bertemu langsung dengan Ku?"



"Tuan Besar" Youngie angkat bicara "Sebelumnya Saya mau minta ma'af karena telah lancang membuat permohon kepada Tuan Muda untuk bisa bertemu langsung dengan Tuan Besar"



"Jadi benar Kau ingin bertemu langsung dengan Ku?"



"Iya,Tuan. Saya mohon ma'afkan kelancangan Saya ini Tuan"



"Lalu kenapa sekarang Kau berbicara sambil menunduk seperti itu? Aku bukan Raja jadi angkat kepala Mu"



"Ma'afkan Saya Tuan,tapi..."



"Kau ingin bicara pada Ku atau pada lantai?" potong Jinyoung.



Perlahan Youngie mengangkat kepalanya kemudian balas menatap Jinyoung. Jinyoung tampak sedikit kaget ketika beradu pandang dengan Youngie. "Saya Park Youngie. Saya datang untuk meminta ma'af secara langsung kepada Tuan Besar"



"Minta ma'af?"



"Iya,Tuan. Saya hanya pelayan sementara di rumah ini tapi kehadiran Saya sepertinya menimbulkan sebuah salah paham. Ya,ampun...Aku ini bicara apa? Tuan Besar,Saya mohon ma'afkan Saya. Bahkan di depan Tuan Besar Saya tidak bisa berbicara dengan sopan"



Jinyoung tersenyum melihat Youngie salah tingkah,"Katakan saja apa yang ingin Kau katakan,sampaikan dengan bahasa Mu sendiri"



"Saya...Saya datang untuk minta ma'af pada Tuan Besar. Saya bergabung menjadi pelayan tambahan karena Saya membutuhkan uang. Betapa menyenangkan sekali bisa menjadi pelayan keluarga Presiden meski hanya sementara. Saya tidak tahu jika tidak ada aturan mengenai nama. Saya memiliki nama asli Yui Kagemiya karena itu Saya memutuskan untuk membuat nama Korea karena Saya takut di tolak. Youngie,belakangan ini nama itu sangat populer,Saya benar-benar menyesal,ma'afkan Saya Tuan" berlutut di hadapan Jinyoung.



"Yui!" Yoochun kaget dan langsung menghampiri Youngie "Apa yang Kau lakukan? Jangan berlebihan seperti ini" bisiknya. "Ayah,Aku mohon ma'afkan Yui. Aku yang telah menganugerahkan nama Park Youngie untuknya"



"Bangunlah. Apa yang Kau lakukan?"



"Saya tidak akan bangun sebelum Tuan Besar mema'afkan Saya"



"Aish! Dasar keras kepala!" cela Yoochun.



"Aku mema'afkan Mu"



"Apa?? Tuan Besar mema'afkan Saya? Tuan Besar tulus mema'afkan Saya?".



Jinyoung mengangguk "Bangunlah"



"Itu artinya Tuan Besar tidak akan menyelidiki Saya?"



"Ayah,Dia sangat takut akan ada penyelidikan. Dia ini memang seperti itu selain cerewet tak jarang Ia selalu berpikir negatif tentang suatu hal"



"Kalian saling mengenal?"



"Iya,Tuan Besar. Saya yang mengantar susu dan coklat untuk restoran Tuan Muda"



"Oh~. Tadi Kau bilang nama Mu Yui Kagemiya,Kau orang Jepang?"



"Hanya keturunan Jepang,Kakek Saya orang Jepang dan memberi Saya nama Yui Kagemiya"



"Nama yang bagus,apa artinya?"



"Kakek bilang rumah yang teduh,Kakek berharap Saya bisa menjadi orang yang seperti itu,tapi mana mungkin bisa"



"Kau benar-benar lucu. Yoochun dimana Kau menemukan gadis ini?"







"Terima kasih" Youngie membungkuk 90" di hadapan Yoochun "Tuan Muda menyelamatkan Aku lagi"



"Aku tidak berbuat apa-apa. Hah...Aku sedikit lega sekarang,sepertinya Ayah benar-benar tulus"



"Jangan khawatir,Aku kemari hanya menjadi pelayan tambahan tidak ada misi lain"



"Apa?? Kau pikir Aku juga mencurigai Mu??"



"Dari awal Aku selalu bilang,yang terpenting bagi Ku hanya uang dan Aku tidak bisa percaya pada siapa pun"



"Termasuk Aku?? Ya!" mendorong Youngie hingga gadis itu merapat di tembok "yang benar saja kalau bicara! Kau tega berkata seperti itu pada pacar Mu sendiri?"



"Apa?? Pacar?? Aigo~ Tuan Muda,Aku mau kerja!" balik mendorong tubuh Yoochun. "Dasar tidak waras!" berlalu pergi.



"Hah..." Yoochun tersenyum sembari berkacak pinggang dan menggelengkan kepala menatap punggung Youngie yang berjalan menjauh.







Jisun dan Chaebin menyeret Youngie masuk ke ruang ganti pelayan. Keduanya penasaran ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan langsung memberondong Youngie dengan pertanyaan masing-masing. Bukannya menjawab Youngie malah tertawa,Ia merasa senang sudah di perhatikan seperti itu.

***











Semua calon siswa di minta hadir malam ini. Akan ada seleksi tahap akhir untuk menentukan kuartet bagi calon siswa. Para perwakilan dari Utopia juga hadir untuk turut menjadi juri. Youngie berbaris di deretan calon siswa. Para senior dan beberapa saviour yang di kirim Utopia sudah berdiri di depan barisan calon siswa. Youngie mengepalkan tangan kanannya kemudian meletakkannya di dada dan membuka kepalan tangannya. Kekhawatiran Wooyoung terus membayangi pikirannya.





(flashback -beberapa jam sebelumnya-)



"Wah...Nona tampak keren dengan seragam itu" puji Junsu sambil kemudian mengambil gambar Youngie. "Ini lebih indah dari bayangan Ku"



"Kau tetap akan pergi?" Wooyoung yang sedari tadi hanya diam memperhatikan angkat bicara. "Aku berharap Kau menghentikan semua ini,Youngie"



"Aku paham kekhawatiran Kak Wooyoung tapi Aku tetap pada keputusan Ku untuk maju"



"Apa dengan menganggap diri Mu adalah Cucu angkat Presiden Kau merasa posisi Mu aman? Malam ini Kau akan menghadapi salah satu dari tiga sesepuh Utopia,Mereka bukan orang-orang biasa"



"Aku tahu Kak. Mereka orang-orang istimewa,guru tertinggi dari para Hyõnin. Orang-orang dengan kemampuan supranatural tingkat tinggi,hanya dengan sekali bertatap mata,Mereka bisa menyelami seluruh jiwa Kita dan mengetahui jati diri Kita. Aku paham akan hal itu"



"Nona,ini tidak baik bagi Mu" Junsu khawatir.



"Biarkan Dia pergi. Dia lebih tahu apa yang terbaik yang harus terjadi lebih dari Kita" sela Ken "Aku yakin Dia bisa mengatasi semua dan melewatinya dengan baik"



"Tapi Tuan,ini sama saja dengan bunuh diri"



"Kali ini Saya setuju dengan Wooyoung" Junsu mengamini keberatan Wooyoung.



(End of flashback)







Youngie tak bisa memungkiri jika sebenarnya Ia juga merasa khawatir. Akan tetapi kata di hatinya terus bersuara agar Ia tetap maju dan tidak perlu takut menjalani semua ini. Satu per satu nama calon siswa di panggil. Ada 3 ruangan yang di sediakan dan di dalamnya masing-masing ada sesepuh Utopia. "423 Yui Kagemiya" nama Youngie di sebut "Silahkan masuk bilik I".



"Yui?? Mata Uang Won juga..." celetuk Chaebin.



"Kau kenal gadis itu?" tanya Heebyul yang berdiri di samping Chaebin.



"Ha?? Kau...Kau gadis yang waktu itu datang bersama Yui kan?"



"Kau gadis yang waktu itu mengepel lantai?"



"Jung Heebyul,Bilik II" giliran nama Heebyul di sebut. Heebyul bergegas pergi meninggalkan Chaebin yang masih tampak kebingungan. "Park Chaebin,Bilik III"







Youngie berdiri di depan pintu bilik I. Sejenak Ia tampak berdo'a kemudian menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sembari membuka pintu. Di dalam ruangan ada seorang Nenek yang terlîhat duduk tenang. Di belakangnya berdiri Yoomi,Yunho dan Jeonghoon. Youngie berjalan maju kemudian membungkuk memberi salam pada ke empatnya.



"Duduklah. Aku Baekmo" sapa Nenek itu dan Youngie segera duduk di hadapannya. "423 Yui Kagemiya?"



"Iya" meski sedikit gemetar,Youngie berusaha membalas tatapan Baekmo.



"Kau memiliki sepasang mata naga yang indah,tapi kenapa Kau gugup?"



"Ma'af,Saya tidak bisa menyembunyikan rasa itu"



Baekmo tersenyum "Tuan Muda Yoochun pasti sangat menyayangi Mu". Mendengarnya Yoomi dan Yunho kompak menatap Youngie. Akhirnya Mereka berdua bisa bertemu langsung dengan gadis yang sering di ceritakan Yoochun. "Semalam Beliau menemui Ku"



"Apa?? Tuan Muda Yoochun menemui Nyonya? Apa Beliau meminta Nyonya meloloskan Saya dalam tahap ini? Hah...Tuan Muda itu memalukan sekali! Untuk apa berbuat seperti itu" gerutu Youngie kemudian menatap Yunho dan Yoomi yang terlihat tidak senang pada sikapnya. "Ma'af jika Anda semua tidak senang mendengarnya tapi jujur saja ini membebani Saya. Tuan Muda Yoochun tiba-tiba mengangkat Saya menjadi anak asuhnya di sekolah ini,itu artinya secara tidak langsung Saya adalah cucu asuh Presiden" dengan percaya diri Youngie mengatakan hal itu membuat Yoomi dan Yunho menatap tajam kearahnya sementara Jeonghoon terlihat berusaha keras menahan tawanya yang hampir pecah. "Mungkin Saya terlalu percaya diri tapi Saya sengaja memposisikan diri Saya seperti itu karenanya Saya takut membuat kesalahan dan mempermalukan Keluarga Presiden"



"Sejak memutuskan keluar dari Utopia,Tuan Muda Yoochun tidak pernah menyentuh Utopia dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya,tapi tahun ini secara mengejutkan Beliau mengirimkan seorang anak asuh untuk belajar di Hyesõng Academy. Kau memenuhi semua kriteria pemilihan siswa,secara pribadi Aku penasaran apa motivasi Mu hingga menerima tawaran ini?"



"Uang" jawab Youngie tanpa ragu membuat semua yang diruangan itu terkejut. "Saya dengar bayaran seorang Saviour sangat mahal,siapa yang tidak tertarik?"



Baekmo tersenyum tipis menatap Youngie "Meski mungkin pendapat Ku berseberangan dengan Tuan Muda tapi secara pribadi Aku ingin Kau terus maju"



"Tetua!" protes Yoomi "Bagaimana orang dengan pemikiran uang adalah segalanya di loloskan tahap ini dan di beri kesempatan menempuh pendidikan di Hyesõng Academy? Saya keberatan"



"Walaupun gadis ini adalah anak asuh Putra Sulung Presiden akan tetapi dengan motivasi yang sangat menjijikan itu apakah Kita masih pantas mempertahankannya?" tambah Yunho.



"Jendral Kim apa pendapat Mu?" tanya Baekmo pada Jeonghoon.



"Dia lebih hebat dari penampilannya,Aku pun mendukungnya untuk maju" Jeonghoon sembari tersenyum "Teman kecil Kita ini pasti akan menjadi orang hebat suatu hari nanti"









Youngie keluar dari Bilik I dengan membawa amplop merah di tangan. Ia menghela nafas lega dan membuka amplopnya. "Empat??" melihat tulisan di atas kertas putih dalam amplop. Di amatinya gerombolan calon siswa lain yang terlihat sibuk mencari angka yang sama dengan isi amplop Mereka. Youngie mendengus kesal mendapati situasi yang terlalu riuh itu.





"Jadi Kau Jung Heebyul? Wah...Aku senang bisa satu kelompok dengan Mu Nona" Chaebin tersenyum lebar. "Lalu Kau,Nona?" ganti bertanya pada gadis yang berdiri di samping Heebyul.



"Aku Cho Ae Sook,senang menjadi kelompok Kalian" membungkukkan badan.



"Senang bertemu dengan Mu,Nona Ae Sook" Chaebin pun memberi salam. "Masih kurang satu"



"Lihat itu!" tunjuk Heebyul.



"Kita kesana!" ajak Chaebin.







"Hupft~" Youngie menurunkan tangannya. 10menit mengangkat tangan menunjukkan kertasnya namun tidak ada yang menghampirinya. Ponselnya berdering,Yoochun menelfonnya. Youngie tidak bisa mendengar suara Yoochun dengan jelas,Ia merapat ke tembok dan menutup telinga kirinya agar bisa mendengar suara Yoochun.



Chaebin,Aesook dan Heebyul sampai di hadapan gadis yang sedikit membungkuk merapat tembok membelakangi ketiganya. Ketiga gadis ini berdiri diam mengamati gadis yang mungkin adalah gadis yang mengangkat tangan menunjukan kertas dengan tulisan angka 4.



"Baiklah,nanti akan Aku hubungi Tuan kembali" Youngie menutup ponselnya dan kembali menegakkan badannya "Benar-benar seperti seorang Ayah,haish!" berbicara pada ponselnya. Merasa ada yang memperhatikan Youngie segera membalikkan badan. Ia kaget mendapati Chaebin,Heebyul dan seorang yang sangat asing baginya sudah berdiri di belakangnya. "Ada apa?"



"Yui?? Jadi benar Kau juga calon siswa?" tanya Chaebin.



"Kau gadis yang mengangkat tangan menunjukkan kertas dengan tulisan angka 4?" tanya Heebyul.







Heebyul-Aesook dan Chaebin-Youngie duduk berhadapan di kantin dan terdiam. Chaebin merasa senang menjadi satu kelompok dengan Youngie,tapi tidak dengan Heebyul yang sedari awal bertemu sudah di buat kesal oleh Youngie.



"Kalian tidak suka jadi satu kelompok dengan Ku?" Youngie memecah kebisuan "Ini juga bukan mau Ku dan..."



"Hey,Mata Uang Won!" potong Chaebin "Tidak sadarkah Kau kalau Kita sangat berjodoh? Sepertinya antara Kau dan Aku sudah terikat satu sama lain,hahaha Aku senang!"



Youngie menatap Heebyul yang masih mengerutkan muka "Pasti tidak dengan Mu,Nona Jung". Heebyul tetap diam tak berkata apa-apa,namun ekspresinya membenarkan pernyataan Youngie. "Bagaimana dengan Mu,Nona Cho?"



"Jangan memanggil Ku seperti itu,panggil saja Aesook. Jujur Aku sangat berkecil hati berada dalam kelompok ini"



"Kenapa begitu?" tanya Chaebin.



"Aesook manusia biasa,bukan keturunan Hyõnin bukan juga keturunan Saviour" jawab Youngie "Dia punya otak cerdas,maksudnya berkecil hati adalah merasa tidak pantas berada di antara Kita,Kau di rekomendasikan Keluarga Presiden,Aku anak asuh Tuan Muda Yoochun dan Nona Jung adalah keturunan Hyõnin Jung penguasa wilayah barat,jadi pantas saja Nona Cho berkecil hati"



"Yui!" potong Heebyul "Tega sekali Kau bicara seperti itu! Kau sadar tidak ucapan Mu bisa melukai perasaan Aesook"



"Aku bicara kenyataan,daripada hanya berkata dalam hati lebih baik Aku katakan saja secara langsung" dengan tatapan seolah menuduh Heebyul yang menyimpan kata-kata itu.



"YUI KAGEMIYA!" berdiri dan menggebrak meja.



"Kau marah berarti dugaan Ku benar"



"Sudah-sudah" Aesook melerai "Aku sama tidak tersinggung,tidak ada yang salah dengan ucapan Yui"



"Aku belum selesai bicara! Tadi Aku mau bilang,di bandingkan diri Ku sendiri,Aku merasa malu pada Nona Cho. Dia lolos melewati semua seleksi dengan usahanya sendiri,sedangkan Aku bisa lolos karena Aku adalah anak asuh Tuan Muda Yoochun,sekarang yang pantas berkecil hati siapa? Itu Aku. Nona Jung,lain kali jangan menyela seseorang jika Ia sedang bicara". Heebyul kembali duduk dan menekan emosinya dalam-dalam. "Hah...Sudah memikirkan nama kuartet Kita? Kenapa kuartet? Aku lebih suka trio,ck!"



"Kau itu selalu saja bersikap aneh,kuartet lebih baik!" cela Chaebin "Hmmm...apa ya nama". Semua tampak berpikir.



"41 (fourty one)" celetuk Youngie.



"Empat satu?" tanya Chaebin.



"Kau ingin menggambarkan Kita adalah empat gadis yang mendapatkan angka empat dan berkumpul jadi satu?" tanya Aesook.



"Iya. Hari ini Kita mendapatkan itu semua dan Aku yakin Kalian bertiga pasti berzodiak cancer,Kalian pasti tahu 41 adalah salah satu angka keberuntungan warga cancer. Selain itu 41 bisa juga di baca Ai yang dalam bahasa Kita berarti anak dan dalam bahasa Jepang berarti cinta,Aku rasa ini sangat istimewa bagi Kita"



"Woa~ Mata Uang Won,bagaimana bisa Kau mempunyai pemikiran seperti itu? Sangat keren!" Chaebin mengacungkan jempolnya. "Aku setuju nama itu!"



"Aku juga" Aesook sependapat lalu ketiganya menatap Heebyul.









Wooyoung terus mondar-mandir dan terlihat panik. "kenapa belum mengirim pesan?"



"Tenanglah sedikit. Yui bukan gadis kecil lagi" pinta Ken.



"Aku tidak bisa terus diam seperti ini. Aku harus menyusul Youngie!"



"Jang Wooyoung! Junsu,pergi bersamanya!"



"Iya,Tuan" Junsu menyusul Wooyoung.









Pukul 11.00pm seluruh calon siswa meninggalkan Hyesõng Academy. Mulai besok Mereka akan mulai menempuh pendidikan di Akademi ini. Kuartet 41 berjalan keluar bersama dan berhenti di depan gerbang Hyesõng Academy.



"Kau tidak membawa sekuter hitam Mu,Mata Uang Won?" tanya Chaebin pada Youngie.



"Aish~ dasar Otak Dollar,bilang saja Kau mau menumpang,tapi sayangnya Aku tidak pergi bersamanya haha"



"Kau itu" Chaebin menggaruk kepalanya. "Oh! Kucing siapa itu?" menunjuk kucing hitam yang berlari menuju ketiganya.



"Dolphin" Youngie menyambut kucing yang langsung melompat pada gendongannya "Kau datang untuk menjemput Ku?" mengelus kucing itu.



"Hatsiu!" Aesook langsung bersin dan agak menjauh "Ma'af" menggosok hidungnya yang memerah.



"Ma'af Nona Cho,Kau alergi bulu?" tanya Youngie dan Aesook mengangguk antusias.



"Aigo~" Junsu baru sampai "Kucing ini larinya cepat sekali"



"Kau juga kemari? Ada apa? Kalian semua mengkhawatirkan Aku?" tanya Youngie pada Junsu membuat ketiga temannya menatapnya heran. "Apa Kakek yang menyuruh Kalian kemari?"



"Hey,Mata Uang Won! Kau berbicara dengan siapa?" tanya Chaebin.



"Aku...Aku berbicara pada Dolphin kucing Ku hehe" Youngie baru menyadari bahwa ketiga temannya tidak bisa melihat Junsu.

***







"Aku rasa 41 adalah kumpulan orang istimewa,ini bukan kebetulan tapi Aku rasa para Tetua itu sengaja membentuk kuartet ini" Junsu berjalan di samping kanan Youngie. "Tapi sepertinya Nona Jung tidak menyukai Nona"



"Dia bisa melìhat Mu"



"Apa?? Pantas saja pandangannya sangat fokus ke arah Ku. Dia pasti mewarisi kemampuan Ayahnya,mendiang Hyõnin Jung"



"Iya,tapi Ia berusaha memungkiri hal itu. Tunggu!" Youngie berhenti dan menajamkan telinganya.



"Meow!" kucing hitam yang tak lain adalah Wooyoung loncat dari gendongan Youngie dan mulai mengendus menggunakan indra penciumannya. "Meow!" memberi isyarat agar Youngie mengikuti langkahnya. Youngie pun berlari menyusul Wooyoung.







Seorang pemuda berusaha lari dari kejaran gerombolan Voracious. Sudah larut malam dan sangat sepi,Ia terlihat benar-benar ketakutan akan jadi santapan monster-monster kelaparan itu. Ia terus berlari sekencang ia bisa namun langkahnya terhenti. Ia membungkukkan badan mencoba mengatur nafasnya kembali. Dadanya terasa sesak,tapi Ia tidak mau menyerah dan mati malam ini menjadi santapan Voracious. Terlambat! 6 Voracious kelaparan telah mengepung pemuda itu dan bersiap menyerang. Pemuda berkulit putih dan berpostur sedang itu makin panik dan mencoba mencari sela agar bisa kabur dari gerombolan Voracious yang mengepungnya. Putus asa,Pemuda itu jatuh dan berlutut. Tidak ada harapan,hanya menunggu keajaiban atau hidupnya akan benar-benar berakhir malam ini menjadi santapan Voracious yang haus darah dan daging itu. Pemuda itu menutup mata dan pasrah sa'at gerombolan Voracious berjalan makin mendekat padanya.





Terasa ada angin dingin berhembus menyentuh wajah pemuda itu,sangat cepat. Tubuh pemuda itu roboh sesudahnya. "Apakah ini?? Apa Aku sudah mati?? Damai sekali,bahkan tidak sakit...." tanya di benaknya. "Hangat sekali...ini seperti pelukan Ibu Ku...apa ini dekapan malaikat??"



"Hey! Bangun! Kau baik-baik sajakan??"



"Suara gadis???" samar-samar pemuda itu mendengar suara gadis. "Apa malaikat pencabut nyawa Ku adalah seorang gadis??"



"Hey!! Sadarlah!!!" Youngie menepuk pipi pemuda yang tiba-tiba roboh dalam pelukannya.



"Nona! Apa Dia mati??" tanya Junsu.



"Nona??? Kenapa ada suara laki-laki juga??"



"Meow~ meow~" Wooyoung mengeong di dekat telinga pemuda itu.



"KUCING???" Kibum _Kim Kibum_ langsung membuka mata. Ia kaget mendapati seorang gadis bermata lebar dan berwajah pucat itu sudah mendekapnya. "Ma'afkan Aku!!!" bangkit dan langsung bersujud di hadapan Youngie "Aku mohon ma'afkan Aku,Nona" ucapnya kembali tanpa mengangkat kepala.



Youngie heran melihat reaksi Pemuda itu "Apa...Kau baik-baik saja?? Kau tidak terluka??" berusaha melihat wajah Kibum "Kenapa Kau bersujud seperti itu?? Angkat wajah Mu!!"



"Ma'afkan Aku,Nona...." masih enggan mengangkat kepala.



"Iya,Aku ma'afkan! Sekarang,bangunlah!!" Youngie bangkit dan membenahi seragamnya. "Apalagi!! Ayo bangun!!!"



Perlahan Kibum berdiri kemudian mengangkat kepala menatap Youngie. Youngie sedikit kaget ketika bertatap muka dengan Kibum. "Nona yang menyelamatkan Aku?"



"Iya! Apa yang Kau lakukan malam-malam berkeliaran seperti itu?"



"Terima kasih Nona" membungkuk untuk berterima kasih lalu mengamati pakaian yang di kenakan Youngie.



"Iya. Aku calon siswa Hyesong Academy". Kibum kaget karena jawaban Youngie adalah jawaban dari pertanyaan yang ada di otaknya. "Aku Yui Kagemiya" mengulurkan tangan kanannya.



Kibum terlihat ragu namun perlahan meraih tangan Youngie "Kibum,Aku Kim Kibum" menjabat tangan Youngie.



Youngie tersenyum manis hingga lesung pipit di pipi kanannya terlihat jelas dan Kibum ikut tersenyum senang melihat hal itu. "Dimana rumah Mu?? Kau aman sekarang dan Aku akan mengantar Mu". Kibum melihat kucing hitam itu duduk dengan tenang kemudian tampak mengamati sekitarnya. "Kau mendengarnya??"



"Ma'af??"



"Ahahaha.....kemarilah!!". Kibum tampak bingung. "CK!" Youngie pun mendekat lalu memegang tangan kanan Kibum dan meletakkan ujung jari telunjuknya tepat di tengah-tengah antara kedua alis Kibum "Setelah ini pejamkan mata Mu dan perlahan buka kembali".



Meski tak tahu apa maksudnya namun Kibum menurut saja. Kibum menutup matanya dan kemudian membukannya kembali. "Omo!!" Ia kaget ketika mendapati sosok Junsu sudah berdiri di samping kucing hitam.



"Dia itu Hon,tadi Kau tidak bisa melihatnya"



"Hon??"



"Kau tidak akan paham! Dimana rumah Mu?? Aku harus mengantar Mu"



"Mengantar Ku...pulang??"



"iya. Voracious biasanya dalam satu kelompok terdiri 10 orang tapi tadi ada 6 orang,jika Kau pulang sendiri Aku khawatir Kau akan di serang lagi"



"Tapi ini merepotkan.."



"Ini perintah! Apa Kau akan membantah perintah Saviour?!!!"







Kibum akhirnya menurut dan setuju Youngie mengantarnya. Sesekali Ia curi-curi pandang pada Youngie yang berjalan menggendong kucing hitamnya. Junsu yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala.



"Kau tinggal di sini??" tanya Youngie.



"Iya,bersama kakak Ku. Apa Nona mau mampir??"



"Hmmm...sempit sekali pastinya. Tidak ini sudah larut. Lekas masuk"



"Apa???"



"Lekas masuk rumah!! Ini perintah!!!"

***





"Sudah selesai??" tanya Jaejoong memastikan.



"Iya,Tuan Penasehat" jawab Taecyeon.



"Kau harus menjaga Putri Vampir itu dengan baik dan cari tahu tentang Pangeran Vampir yang masuk ke kota ini"



"Iya,Tuan"



"Panglima Shim,Aku mau Kau segera menyiapkannya"



"Tapi Tuan,ini belum waktunya.."



"Ini perintah!! Sejak penasehat terdahulu wafat Aku lah yang mengatur segalanya!!!" nada bicara Jaejoong meninggi. "Lakukan saja apa yang Aku perintahkan"



Changmin tampak keberatan namun tidak berani protes lagi. "Baik,Tuan" pamit undur bersama Taecyeon.







"Menurut Mu bagaimana panglima Ok??" tanya Changmin pada Taecyeon.



"Apa maksud panglima?"



"Sepertinya Tuan Penasehat akan membangkitkan Ratu Black Widow sebelum waktunya"



"Iya. Aku juga bingung tentang Putri Vampir,kenapa Tuan Penasehat mengundang Putri Vampir dari barat.."



"Apa rencana Tuan penasehat sebenarnya...."

***









Hyuri dan Seunghyun mengamati rumah yang di tawarkan Youngie. Dengan sabar Youngie menemani keduanya.



"Baiklah! Aku akan menyewa tempat ini" Seunghyun usai berkeliling.



"Syukurlah jika Tuan suka,mohon tanda tangan disini" Youngie menyodorkan map di tangannya.











"Kalian mengajak Aku bertemu hanya untuk bergosip??" Hyeoseo tampak kesal.



"Bukan. Bukan begitu" bantah Minrie "Ada hal penting dan itu tidak bisa Kita bicarakan sa'at berada di akademi"



"Benarkah?? Sebenarnya ada apa??" tanya Minkyung.



"Kalian ini selalu kurang update!" cerca Eunsuh "Pihak sekolah akan mengadakan kegiatan out door"



"Bukankah setiap penerimaan siswa baru juga begitu?" potong Minkyung.



"Aish!!! Biarkan Aku selesai bicara dulu!!! kali ini Kita akan ke pantai"



"Pantai??? Bukan Desa Suaka Koyangi??"



"Bukan" jawab Minrie.



"Lucu sekali" celetuk Minkyung "Kenapa pantai???"



Hyeoseo,apa pendapat Mu??" tanya Eunsuh.



"Pasti terjadi sesuatu yang buruk,tapi apakan para Tetua sengaja melakukan itu??" analisis Hyeoseo.



"Tetua???" tanya Minkyung "Kalian ini bicara apa?? Apa hubungan terjadi sesuatu yang buruk,Tetua dan kegiatan outdoor ke pantai???"











"Tetap saja memalukan!!! Kenapa Tuan mempermalukan diri Tuan dengan menemui Tetua Baekmo!!!"



"Yui...Yui...Aku hanya berdiskusi dengan Beliau,apanya yang memalukan??" jawab Yoochun santai lalu tersenyum dan memgambil sapu tangan di sakunya dan membersihkan noda hitam yang menempel dengan nyaman di pipi Youngie.



"Tuan!!" Youngie menjauh karena merasa sungkan.



"Apa Tetua Baekmo yang menguji Mu?"



"Iya dan tiga orang asing,wanita dan satu laki-laki itu terlihat tidak menyukai Ku dan menentang keptusan Tetua Baekmo"



"Aku hanya mengatakan pada Tetua Baekmo bahwa Kau adalah orang yang penting bagi Ku,karena suatu hari nanti Aku ingin menikahi Mu"



"Apa?? Tuan..."



"Iya. Suatu hari nanti Aku pasti menikahi Mu"



"Aish!! Tuan Muda sadarlah!!! Apa Tuan salah minum obat pagi ini??? Sudah! Aku mau pergi" bangkit dari duduknya.



"Yui!!" memegang tangan kanan Youngie "Aku serius,suatu sa'at Aku pasti akan menikahi Mu"



"hehe...dan seperti sebelumnya yang pernah Aku katakan pada Tuan bahwa Aku tidak akan menikah! Jadi berhenti meracau!!" menarik tangannya dan pergi.

***







Hanya perkenalan dan para siswa baru di pulangkan lebih awal. Youngie sudah tidak sabar ingin bertemu Kibum. Ia berjalan cepat menuju rumah kibum sambil membawa sekardus kue yang tadi di belinya dari restoran Yoochun.



"Oh,Nona?!!!" Kibum sa'at membuka pintu.



"Iya ini Aku! Di luar sangat dingin,tega sekali membiarkan Aku berdiri di depan pintu"



"Oh...mari masuklah" memimpin Youngie masuk "Ma'af sangat berantakan"



Kibum dan Youngie duduk berhadapan di lantai ruang tamu. Kibum terus tersenyum menatap Youngie. Baru saja ia teringat tentang gadis yang menolongnya semalam,tapi tiba-tiba saja gaiis itu muncul di hadapanya kini. Kibum langsung menunduk ketika Youngie kembali menatapnya. Youngie tersenyum dan menyodorkan bingkisan yang Ia bawa.



"Nona...ini..."



"kau tinggal sendiri??"



"Tidak tapi bersama Kakak Ku"



"Semalam Kau sudah mengatakan hal itu. Mungkin karena Kau memikirkan Aku jadi Aku begitu ingin mampir kemari". Ucap Youngie dan keduanya tertawa bersama. Lalu terdengar suara pintu terbuka.



"itu pasti Hyung" Kibum bangkit dari duduknya dan bergegas ke depan.



Youngie ikut berdiri dan menunggu Kibum kembali. Ia juga penasaran seperti apa sosok kakak Kibum. Suara derap dua kaki itu semakin dekat menuju ruang tamu. "ka...kau????" mata Youngie melebar melihat Kibum kembali.













_______TBC_______



Cameo:



1. Song Seung Hyun FT.Island

2. Lee Dong Hae Super Junior

3. Kim Jeong Hoon













_shytUrtle_

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews