¤ FF Gaje Spesial Buat Temen-Temen LOCKET "Pangeran Gemulai Dan Si Cantik Gunung Es" ¤

00:26

¤ FF Gaje Spesial Buat Temen-Temen LOCKET "Pangeran Gemulai Dan Si Cantik Gunung Es" ¤



* Judul lain: The Supple Prince And The Wild Princess



* Kategori: Serial-Roman-Komedi (mungkin hehehe ^^v)



* Author: shyturtle



* Susunan pemain:



- Peran Utama:. Almighty Key SHINee as Kim Ki Bum. Shi Gui aka readers as Lee Ji Yoo



- Keluarga Kim:. Kim Seungwoo (aktor) as Ayah Kibum. Lee Miyoung (artis) as Ibu Kibum. Kim So Yeon (artis). Kim Yoo Jin (UEE After School). Kim Yoo Bin (Wonder Girl's). Kim So Eun (aktris/Ga Eul BBF)



- Keluarga Lee:. Lee Moon Sik (aktor/Jukbang TGQS) as Ayah Jiyoo. Go Hyun Jung (artis/Mishil TGQS) as Ibu Jiyoo. Lee Jun ki (aktor). Lee Jun Ho (2pm). Lee Seung Gi (aktor). Lee Seung Hyun (Seungri Big Bang)



- Geng Kibum:. Jo Kwon (2AM). Kang Ji Young (KARA). Kim Hyun Ah (4MINUTE)





- Geng Jiyoo:. Oh Won Bin (ex gitaris FT.Island). Yong Jun Hyung (B2ST). Lee Jae Jin (FT.Island). Kang Min Hyuk (CN.Blue). Lee Chae Rin (CL 2NE1)



- Pemain pendukung: Son Hyun Joo (aktor),Kang Dong Woon (aktor)



- Special appearance: Park Yoochun and A.N.JELL



* Theme Song:. Ost.Goong S opening. Ost.Sungkyunkwan Scandal track 11 instrumen. Ost.God Of Study track 9 The Final Mission Instrumen. CN.Blue - Try Again,Smile Again. TRAX - Tell Me Your Love











Episode #7





Kibum melajukan motornya dengan kencang berharap bisa lekas sampai ke rumah sakit. Jiyoo menangis tersedu dalam pelukan Chaerin sementara Jaejin,Junhyung,Minhyuk dan Wonbin hanya bisa diam melihatnya. 10 menit yang lalu Kibum menelfon dan mengatakan Seungwoo colaps dan di bawa ke rumah sakit. Jiyoo yang tak lain adalah Kibum benar shock mendengar kabar itu dan jadi ketakutan.



"Dimana Soyeon dan Yoojin Nuna?" tanya Kibum sa'at Soeun dan Yoobin menyambutnya.



"Setelah show usai Mereka akan kemari" jawab Yoobin.



"Apa?? Aku tidak percaya,ada apa dengan keluarga ini??"



"Mereka..." Soeun mencoba memberi alasan.



"Apa Mereka sama sekali tidak mengkhawatirkan Appa?!!" potong Kibum. "Aku heran! Apa pamor dan uang lebih penting dari Appa?! Apa seperti ini yang di sebut keluarga?!"



Soeun dan Yoobin diam,tampaknya keduanya menyadari jika ucapan Kibum benar. Keluarga ini hanya tampak harmonis di depan publik saja tapi sebenarnya kehangatan itu tidak ada di dalam keluarga Kim. Hanya kehampaan,sungguh miris dan menyedihkan.





Dokter bilang Seungwoo terkena stroke dan masih belum sadar hingga kini. Kaki Kibum terasa gemetar melihat Seungwoo terbaring seperti itu. Kibum yang tak lain adalah Jiyoo tidak bisa menguasai perasaannya. Ia membayangkan Ayahnya,Moonsik yang belakangan juga kurang baik kesehatannya. Kibum duduk di samping kanan ranjang menahan air matanya agar tidak jatuh. Ada rasa takut dan juga mengkhawatirkan Kibum terus bergejolak di batinnya kini. Di genggamnya tangan kanan Seungwoo dan air mata itu meleleh. Ia benar-benar takut sekarang.***





Jiyoo mengusap air matanya lalu menatap Chaerin yang masih menggenggam tangannya. Chaerin mengangguk dan kedua pun masuk. Tampak Moonsik,Hyunjung,Junho,Seunggi dan Seunghyun berkumpul di ruang keluarga dan sepertinya tengah menunggu Jiyoo. Hati Jiyoo makin merasa haru ketika Moonsik mengatakan bahwa Ia akan menjenguk Seungwoo dan menawarkan apakah Jiyoo bersedia ikut. Jiyoo mati-matian menahan agar air matanya tidak jatuh dan mengangguk antusias memberi isyarat bahwa Ia setuju ikut menjenguk Seungwoo. Jiyoo terus menggenggam tangan Chaerin. Ia tidak tahu apakah Ia masih bisa bertahan seperti ini sa'at sampai di rumah sakit.





Suasana sempat kaku,tapi Hyunjung kemudian memeluk Miyoung dan membiarkan sahabatnya itu menangis dalam pelukannya. Jiyoo tidak akan sanggup jika Ia terus ada di sana. Ia pun memutuskan pergi mencari Kibum.Dugaan Jiyoo benar,Kibum berdiam di balkon rumah sakit. Kibum membalikkan badan sa'at sadar ada yang datang.



*With You-After School*



Keduanya berdiri berhadapan. Bahu Jiyoo bergoyang karena berusaha menahan tangisnya. Kibum pun meraih tubuh Jiyoo dan mendekapnya. Jiyoo kaget namun hanya bisa diam ketika Kibum memeluknya. Perlahan Ia pun melingkarkan kedua tangannya di pinggang Kibum. Air mata Chaerin tiba-tiba menetes melihat Jiyoo dan Kibum. Ia pun tersenyum sembari mengusap air matanya kemudian pergi.***







Pagi itu Kibum mendapati ke empat Kakaknya sudah berkumpul di meja makan menikmati sarapan sambil membaca surat kabar. Ia hanya diam dan menuang air putih segelas dan meminumnya.



"Coba lihat! Apa tujuan Keluarga Lee datang semalam? Aku yakin Mereka hanya mencari simpati atas insiden ini" Soyeon membanting surat kabar di tangannya.



"Entahlah! Keluarga itu memang aneh,sepertinya diam-diam selalu mengawasi Kita" Yoojin menambahkan. "Menurut Ku,Mereka itu hanya mencari sensasi,agar di pandang baik dan peduli pada keluarga Kita"



Soeun dan Yoobin hanya diam saling memandang sementara kedua kakaknya terus mengoceh tentang Keluarga Lee.



Kibum meletakkan gelas di tangannya sedikit keras hingga membuat ke empat kakak perempuannya kaget.



"Baby Angel! Ada apa?? Kau mengagetkan Kami saja!" protes Yoojin.



"Apa sarapan pagi dalam keluarga ini selalu seperti ini?"



"Apa??" Soyeon heran melihat ekspresi kesal Kibum. "Kau kenapa??"



"Apa Kalian tidak bisa melihat betapa senangnya Umma ketika Keluarga Lee datang menjenguk Appa?? Apa Kalian tidak bisa melihat ketulusan Mereka?? Bahkan Mereka datang 30 menit lebih awal dari Soyeon dan Yoojin Nuna,seharusnya Kalian malu karenanya. Kalian mengolok-olok orang lain yang nyatanya lebih peduli pada Umma dan Appa daripada Kalian,anak kandungnya"



"Kibum~aa!!!" bentak Soyeon sembari menggebrak meja. "Beraninya Kau berkata seperti itu!"



"Nuna tidak akan marah jika Nuna merasa tindakan Nuna itu benar. Aku heran,dalam situasi seperti ini Nuna masih sempat berpikir sepicik itu" menggelengkan kepala "Tadinya Aku pikir Kalian benar-benar wanita-wanita sempurna dan cantik,tapi hari ini baru Aku sadar,Kalian sama sekali tidak cantik"



"Baby Angel!!" Yoojin pun di buat kesal.



"100% benar" Kibum menyincingkan senyum di bibir tipisnya kemudian pergi.









Di temani Chaerin,Jiyoo kembali datang menjenguk pagi itu. "Kata Ibu sup ini baik untuk kesehatan dan stamina Bibi. Tadinya Aku ingin membuatnya sendiri untuk Bibi tapi Aku tidak bisa"



Miyoung tersenyum tulus dan menatap lembut Jiyoo,"Jangan merendah. Aku tahu Kau pandai memasak dan Kau tidak sekasar penampilan Mu"



"Bibi~" tersenyum tersipu. "Lekas di makan mumpung masih hangat"



"Baiklah,tolong awasi suami Ku ya"



"Bibi tidak khawatir mempercayakan Paman pada Kami??"



"Yang di pandang sebagai musuh bukanlah musuh yang sebenarnya" Miyoung tersenyum manis dan pergi.



"Umma~" bisik Jiyoo.***







Tangan Jiyoung pelan menyentuh punggung Kibum "Kau...baik-baik saja??" bisiknya. "Ya ampun,ini pertanyaan bodoh,ma'afkan Aku,Ki"



Kibum menghela nafas "Aku mengkhawatirkan kondisi Appa"



"Boleh Aku ikut dengan Mu nanti? Kau akan pergi ke rumah sakit kan?"



"Iya,tapi masih ada beberapa hal yang harus Aku selesaikan. Kau bisa pergi sendiri kan?"



"Baiklah" Jiyoung terdengar kecewa. "Aku tahu belakangan ini Kau sibuk" tersenyum getir.



Kibum meletakan kedua tangannya di pundak Jiyoung dan menatap lembut gadis cantik itu. "Bersikaplah seperti ini pada Ku sa'at semua sudah kembali normal,jangan sekarang,itu membuat Ku risih,Kau paham kan?!" Jantung Jiyoung berdebar kencang dan Ia hanya bisa mengangguk. "Jaga sikap Mu. Ingat,sampai semua normal,Ok!"



Jiyoung diam mematung di tempat Ia duduk sambil senyum-senyum sendiri memegang kedua pundaknya.









"Sa'at ini Jiyoo dalam posisi sulit,tapi Dia malah bilang tidak mau mundur,Aku jadi mengkhawatirkannya" keluh Minhyuk.



"Iya,Aku pun sama. Hagh~ Aku masih tidak percaya dengan kejadian ini,Jiyoo adalah Kibum dan Kibum adalah Jiyoo" Jaejin mengacak rambutnya.



"Tapi ini benar terjadi" sela Jiyoo yang baru sampai bersama Chaerin.



"Bagaimana Ayah Mu? Apa baik-baik saja?" tanya Junhyung. "Akh~~ ma'af,tapi yang sabar ya"



Jiyoo tersenyum tulus,"Terima kasih untuk semuanya"

***







Kibum berlari menaiki tangga segera menuju rumah kontrakan. Jiyoo berbinar ketika Ia sampai. "Hyung!!!" sapanya pada pemuda yang duduk di hadapan Jiyoo,namun Pemuda itu tampak kebingungan menatapnya. "Astaga~ ma'af Aku lupa memperkenalkan diri. Aku juga orang kepercayaan Junki Hyung dan sejak Hyung masuk wajib militer kemarin,Aku di percaya untuk menjaga Nona Lee". Kini giliran Jiyoo yang menatapnya heran. "Nona! Jadi ini Kimjay Hyung yang sering Nona ceritakan pada Saya?" sambil memberi kontak mata pada Jiyoo.



"Ah~ iya,ini Dia orangnya,mari Kita duduk" Jiyoo berusaha menutupi rasa gugupnya.Ketiga pun duduk namun Kimjay masih tampak mengamati Kibum.



"Nona Lee,sebenarnya siapa anak ini? Wajahnya sangat tidak asing"



"Deg!!!" Jiyoo dan Kibum kompak menelan ludah mendengarnya.



"Kita tidak pernah membahas masalah ini dengan orang lain"



"Jangan khawatir,apa yang Kita pandang sebagai musuh bukanlah musuh yang sebenarnya". Kimjay masih tampak ragu.



"Aku tahu banyak tentang keluarga Kim dan Lee,maksud Ku...Aku baru mendapatkan beberapa fakta baru,Hyung biarkan Aku bergabung"









Kibum duduk bersila menghadap dinding kaca tampak sedang memikirkan sesuatu. Ia serius memikirkan ulasan yang di berikan Kimjay dalam kunjungannya tadi tentang hasil penyelidikannya.



"Kau belum makan" Jiyoo membangunkan Kibum dari lamunannya. "Minumlah teh krisan ini agar lebih baik"



"Terima kasih. Kibum~aa,Aku memikirkan ucapan Mu tadi,apa yang Kita pandang sebagai musuh bukanlah musuh yang sebenarnya"



"Itu kata-kata Umma Ku,begitu beliau memandang keluarga Mu. Baru Aku tahu kalau permusuhan keluarga Kita karena sengketa tanah warisan di Desa Myónggi,memalukan sekali"



"Aku dengar Mendiang Kakek Kita menulis wasiat atas nama Mereka tentang tanah yang luasnya berhektar-hektar itu,tapi kabarnya wasiat itu hilang dan tanah itu jadi sengketa"



"Apa yang Kau pikirkan tentang kata-kata Ku tadi?"



"Selama ini Aku dan Junki Hyung menyelidiki masalah ini,Aku rasa bisa jadi yang Kami anggap akar masalahnya adalah Kim Seungwoo Ayah Mu tapi kenyataannya bukan Dia karena King's juga merupakan perusahaan koalisi kan?"



"Kau menyelediki sejauh itu?"



"Jika sa'at ini Kau ada di dalam tubuh Mu ini dan dalam situasi seperti ini apa yang akan Kau lakukan?"



"Aku..."



"Ayah Mu terbaring sakit dan tiba-tiba koalisi dari perusahaan Ayah Mu bertindak sendiri dan dengan gencar melakukan penyerangan pada Kami,Mereka benar-benar menginginkan tanah itu"



"Aku sama sekali tidak paham apa yang Kau bicarakan"



"Selama ini apa saja yang Kau lakukan Tuan Muda?". Mendengarnya Jiyoo meredup dan menunduk. "King's Corp berharap mengambil alih tanah di Myónggi atas nama Mereka dan berharap mendirikan pabrik disana,apa Kau tahu bagaimana kondisi penduduk desa itu?". Jiyoo menggeleng,"Mereka orang yang punya keahlian dalam bidang pertanian dan berkebun,hidup Mereka bergantung dari itu dan rata-rata Mereka adalah orang tua,jika di sana di dirikan pabrik maka akan ada berapa kepala keluarga yang kehilangan mata pencariannya?"



"Mereka bisa bekerja di pabrik kan?"



"Pabrik mana yang mau menerima orang-orang seperti Mereka?"



"Kau berkata seperti itu karena keluarga Mu bergantung dari pertanian di sana kan?"



"Ternyata Kau sama saja,tanpa meributkan tanah itu kekayaan Keluarga Mu masih bisa di gunakan hidup sampai 7 turunan,tapi orang-orang di sana? Apa Kalian itu benar-benar tidak punya hati"



"Lalu apa rencana Mu? Apa Kau pikir itu paling benar?"



"Belum yakin,tapi Aku akan mencoba menyusup ke dalamnya"



"Apa??"



"Kita sudah janji akan menyelesaikannya kan? Aku sudah merencanakan sesuatu"



"Apa itu?"



"Apa yang Kau takutkan sebagai calon pewaris yang memimpin King's??"



"Aa...apa?? Aku tidak pernah memikirkan itu"



"Kau itu Tuan Muda macam apa?!! Pasti mengerikan jika Ayah Mu tiba-tiba meninggal dan dalam usia Mu ini Kau harus mengambil alih perusahaan sedang Kau sama sekali tidak tahu bagaimana orang-orang di dalamnya,sama sekali tidak tahu siapa kawan dan siapa lawan"



"Seperti itu kah? Kau ini seperti membicarakan sinetron saja"



"Kau pikir semua orang yang menunduk di hadapan Mu berarti setia? Pemberontakan dan pengkhianatan sudah ada sejak zaman kerajaan dan itu di wariskan secara turun temurun sebagai tradisi"



Jiyoo menelan ludah,"Aku tidak pernah berpikir sejauh itu"



"Terang saja yang ada di otak Mu hanya bersenang-senang hagh!"



"Ya,Jiyoo~aa. Aku mau bekerja sama dengan Mu,sungguh...ya" menggoyang lengan Kibum.

***









*Ost.SKKS-Track 11*



Kibum terlihat tampan dengan memakai setelan jas hitam itu. Limosin hitam itu membawanya menuju gedung King's Corp perusahaan raksasa milik Sang Ayah. Security yang menyambutnya tampak kaget melìhat kehadiran Kibum secara tiba-tiba ke kantor. Mata para gadis pun tertuju pada Kibum,Mereka tampak berbinar terpesona oleh karisma Kibum.



Tampak Jung Homin,Orang kepercayaan Seungwoo langsung menyambut Kibum dengan ekspresi sangat senang. "Di sa'at seperti kehadiran Tuan Muda benar-benar membuat Saya lega,Saya akan mendampingi Tuan Muda dan membantu Tuan Muda"



Kibum tersenyum lebar mendengarnya,"Apa Aku tampak baik di penampilan perdana Ku ini,Paman?" bisiknya dan Homin kaget mendengar Kibum memanggilnya Paman.



"Ada apa gerangan sampai Pangeran datang kemari hari ini?" pemuda ini muncul menyela. Kim Jaewook,tampak tak senang melihat kehadiran Kibum. "Aku banyak dengar tentang Mu,belakangan ini Kau banyak berubah Kim Kibum" menepuk pundak kanan Kibum,"Kau tampak hebat seperti ini"



Kibum tersenyum tipis,"Kau juga tampak hebat Hyung tapi Aku tidak suka basa-basi Mu itu,jangan khawatir Aku hanya ingin melihat-lìhat saja"



Jaewook tampak sedikit gusar mendapati reaksi Kibum setenang itu. "Oya,ma'af Aku belum menjenguk Paman Seungwoo,Aku sedikit sibuk"



"Appa sudah mendapat banyak dukungan jadi tidak perlu repot. Paman Jung tolong kumpulkan Dewan Direksi,Aku ingin bertemu Mereka"



"Baik Tuan" Homin membungkuk dan pamit.



"Kau ingin mengadakan rapat sepagi ini?" Jaewook menyusul langkah Kibum.



"Memangnya kenapa? Orang-orang penting tidak akan datang terlambat kan? Ada pemberontakan jadi tidak mungkin Aku tinggal diam"



"Kibum~aa!! Apa maksud Mu pemberontakan!? Oh,Kau bicara soal tanah sengketa di Myónggi,tinggal selangkah lagi,Kita akan menguasainya,harusnya Kau tidak perlu risau akan hal ini"



Kibum menghentikan langkahnya dan menatap tajam Jaewook "Ada pro kontra dan Kalian mengambil tindakan sendiri sa'at Ayah Ku tidak ada,apa Aku bisa tenang?"



"Jadi Kau setuju dengan Ayah Mu tentang surat wasiat itu?! Itu omong kosong! Surat itu hilang bahkan menurut Ku tidak ada dan Kau masih berharap akan menemukannya dan berdamai dengan keluarga Lee?"



"Ya,itu pasti. Dan Aku yakin Appa akan setuju dengan Ku,jadi tidak perlu khawatir semua akan baik-baik saja" tersenyum mencibir.



"Ya! Anak Ingusan! Apa yang Kau tahu tentang ini semua?!"



"Aku tahu semua! Kau takut?!"













"Ap...apa??" Jaejin dan Minhyuk kompak. "Jadi hari ini Vamps masuk King's Corp dan akan membereskan semua?" tambah Jaejin.



"Iya" Jiyoo mengangguk mantab "Semalam Aku dan Jiyoo mendiskusikan hal ini dan Paman Hyunjoo memberi Kami petunjuk"



"Tampaknya Paman itu tahu segalanya ya?" Junhyung sambil memegang dagunya.



"Dia mantan orang kepercayaan Nenek Jiyoo,Aku juga heran padanya bahkan kadang terlintas dalam pikiran Ku Dia lah kunci yang bisa mengakhiri kekacauan ini"



"Maksud Mu...tentang Keluarga Mu dan Keluarga Jiyoo?" sahut Wonbin.



"Iya. Hah...Aku harap Jiyoo baik-baik saja sekarang"











Setelah 2.5jam,Kibum pun keluar dari ruang rapat lengkap dengan senyum bangganya. Tampak Homin dengan ekspresi sama berjalan di belakangnya.

***







"Itu hebat sekali,kalau itu Aku pasti tidak akan bisa seperti itu" Jiyoo lega mendengar cerita Kibum.





*With You-After School*





Jiyoo menatap Kibum dan tersenyum,"Terima kasih Jiyoo~aa,Kau membuat Ku tenang sekarang"

Kibum tersenyum sambil mengangguk pelan,"Masih sedikit kacau tapi syukur semua bisa Aku kendalikan,sisanya harus Kau selesaikan sendiri sa'at semua sudah normal"



"Normal..." Jiyoo kemudian menghela nafas,"Aku tidak tahu apa Aku masih bisa bernafas setelah itu,Aku tidak bisa melakukannya tanpa Mu". Kibum menatap lembut Jiyoo. "Kau sudah banyak membantu Ku dan menopang Ku...Kau mengajarkan banyak hal pada Ku"



"Entahlah tapi Aku rasa Aku harus melakukannya"



"Meski bukan demi Aku setidaknya demi keluarga Kita"



"Kita??"



"Iya,Kita!"



"Hey,Gemulai! Tadi seharian Jiyoung menemani Umma di rumah sakit,Aku rasa Dia calon istri yang baik"



"Hey,Gadis Jadi-jadian! Dengar ya! Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Jiyoung!"



"Kau marah berarti Kau suka"



"Kau ini!" memukul lengan Kibum. "Jangan-jangan Kau sengaja membuatnya suka pada Ku,iya kan!" terus memukul lengan Kibum.



"Auw!!!"



"Wonbin juga terlihat sangat baik,kenapa Kau tidak pacaran saja dengannya?"



"Hoah! Aku mau tidur"



"Ya!! Jiyoo~aa!!" tapi Kibum tetap berjalan masuk dan hanya melambaikan tangan kanannya.

***









"Jadi Kau tidak pernah tahu tentang kepiawaian Kibum balapan?" Dongwoon kecewa mendengar jawaban Jiyoung.



"Kami tidak seakrab itu Oppa,hanya teman bermain bukan berarti paham segalanya kan?"



"Dia pernah sekali mengalahkan Aku"



"Apa?? Ki mengalahkan Oppa??"



"Iya,tadinya Aku juga tidak percaya kalau itu Kibum"



"Itu tidak mungkin"



"Kami akan bertemu lagi dan kemungkinan akan balapan lagi"



"Di mana?? Carrion Street??"



"Kau juga akan ada di sana untuk battle dance kan?"



"Oppa tahu?? Ma'af tidak memberi tahu Oppa"



"Kalian sudah melakukannya dengan baik"



"Hehe itu karna Ki. Sudah ya,Aku berangkat dulu" mencium pipi kanan Dongwoon sebelum pergi.











"Hyung??" Kibum kaget melihat Wonbin pagi itu.



Wonbin tersenyum manis "Bagaimana kemarin?"



"Yah,sukses membuat kacau dan kabinet pecah"



"Kalian??" Jiyoo yang baru turun kaget melihat Kibum dan Wonbin sudah ngobrol.



"Kita berangkat!" ajak Wonbin pada Jiyoo.



Jiyoo menatap Kibum dan pemuda itu mengangangguk. Jiyoo pun naik dalam boncengan Wonbin dan keduanya berangkat lebih dulu.

***







"Appa..." Kibum menggenggam tangan Seungwoo. "Aku tidak tahu apa yang Aku salah atau benar,Aku juga tidak tahu apakah Appa akan suka atau malah akan membenci tindakan Ku ini,Aku hanya ingin mencari kebenaran dan mengembalikan semua pada posisi semula". Diam sejenak namun tak menyadari jari Seungwoo bergerak. "Aku akan bertarung malam ini,Appa do'akan Aku ya" mengecup tangan Seungwoo sebelum pergi.



"Umma pikir Kau akan tinggal"



"Aku akan bertarung,Umma do'akan Aku ya"



"Apa??"



Kibum tersenyum "Tidak akan lama" kemudian mengecup pipi kanan Miyoung.

***











Carrion Street mulai ramai. Jiyoung,Jokwon dan Hyun Ah sudah sampai dan menunggu Kibum. Tampak pula Jiyoo dan teman-temannya sudah ada disana.





"Ketiga teman Mu sudah datang" ucap Wonbin.



"Tapi Jiyoo tidak bisa Aku hubungi" Jiyoo sibuk dengan ponselnya. "Ya,Tuhan! Dongwoon kemari,bagaimana ini??" Jiyoo panik sa'at Dongwoon berjalan ke arahnya.



"Tenang saja" Wonbin berdiri lebih dekat pada Jiyoo.



"Malam ini ramai sekali ya" Dongwoon sudah berdiri di hadapan Jiyoo. "Tidak sabar sekali pastinya,tapi sayang yang di tunggu-tunggu belum datang"



"Kau atau Kami yang tidak sabar?" celetuk Jiyoo. "Perasaan Ku mengatakan Dia akan datang dan Kau sepantasnya Kau yang khawatir,Dia pernah mengalahkan Mu kan?"



Dongwoon tersenyum mencibir "Baiklah,Kau benar,Aku yang sepatutnya hati-hati"





"Ki!!!" Jiyoung seraya berlari menuju Kibum yang baru saja memarkirkan motornya.





"Ma'af terlambat" ucap Kibum seraya melirik Jiyoo yang tampak lega melihatnya. "Di mulai darimana?"



Mereka tampak serius berunding. "Apa??" Dongwoon merasa salah dengar.



"Aku setuju dengan Kibum" Wonbin menyetujui usul Kibum. "Aku dan seluruh Penghuni Caliptra Space akan jadi pihak netral,akan tidak adil jika balapan di Carrion Street,semua juga tahu Kau adalah Raja di sini,tapi tidak adil juga balapan di jalur yang kemarin Kalian jadikan tempat balapan"



"Lalu?"



"Ada yang mengusulkan jalur bagus,baik Kau,Aku juga Kibum belum pernah balapan di jalur ini,bagaimana?"



"Baiklah" Dongwoon setuju dan Wonbin melakukan petik jari dan Taemin bersama ketiga temannya muncul. "Apa-apa'an ini?? Kenapa ada Mereka??" Dongwoon berubah gusar.



"Ketika mendengar Kau akan melawan Kibum,Aku memikirkan jalur yang adil bagi Kalian dan Aku meminta pendapat Mereka". Dongwoon mendengus kesal. "Bagaimana? Kalian masih minat balapan?"



"Tentu" jawab Kibum yakin.



"Baik! Aku tidak akan menarik ucapan Ku" Dongwoon pun setuju.



"Lalu apa taruhannya?" Wonbin kembali menengahi "tidak akan seru jika hanya sekedar balapan tanpa taruhan".



Dongwoon dan Kibum saling melempar pandangan.



"Boleh Aku yang meminta taruhannya?" sela Jiyoo.



Dongwoon menatap gadis incarannya itu,"Baiklah" dan Kibum mengangguk mengamini.



"Banyak sekali perubahan di sini,jika Kibum menang Aku mau Carrion Street kembali seperti dulu dan Taemin juga teman-temannya boleh kembali kemari dan Aku akan mengakui kehebatannya di kampus,tapi jika Dongwoon yang menang..." menatap Kibum "Aku...Aku akan menerima cintanya"



Kibum terbelalak dan Dongwoon tersenyum senang. Akhirnya Kibum pun setuju dan Taemin membuka peta kota menunjukkan jalur balapan. Kedua pihak melakukan persiapan dan mata elang Kibum terus menatap Dongwoon dan Jiyoo yang terlihat ngobrol serius.







Setengah jam persiapan,balapan pun akan di gelar. Taemin dan teman-temannya sebagai pihak netral menyebar untuk mengamankan jalur balapan. Motor Dongwoon dan Kibum sudah siap di garis start dan Chaerin berdiri di tengah-tengah siap-siap memberi aba-aba.



Kedua motor melaju meninggalkan Carrion Street. Balapan pun di mulai dan masing-masing pendukung berkumpul dengan kelompoknya untuk mendengarkan ulasan jalannya balapan. Rencana berhasil di jalankan dan tidak ada balapan di Carrion Street,sekarang hanya menunggu hasil kerja Kibum saja.







"Tuhan... Aku mohon Kau jaga dan Kau lindungi Jiyoo. Aku menyayanginya dan Aku tidak mau sesuatu yang buruk menimpanya. Jika tindakan Kami benar,Aku mohon berikanlah kemenangan untuk Jiyoo dan Aku akan menepati janji Ku pada Mu,Tuhan" Jiyoo diam memejamkan mata. "Malam ini semua tergantung padanya,Aku mohon lindungi Jiyoo untuk Ku dan kembalikan keadaan sesuai harapannya dan Aku akan memenuhi janji Ku pada Mu,amin!"





"Hampir sampai!" Chaerin menyikut Jiyoo.



Semua menatap jalan masuk Carrion Street dan harap-harap cemas menantikan siapakah yang akan tiba lebih dulu.







...3...2...1!!! Semua mata terbelalak. Tadinya di prediksikan Kibum akan menang karena Ia terus memimpin,akan tetapi predksi itu salah ketika kenyataan menunjukkan motor Dongwoon yang lebih dulu tiba. Jiyoo dan teman-temannya sangat kaget di buatnya dan mematung di tempat Mereka berdiri,sementara para pendukung Dongwoon bersorak.







Jiyoung dan teman-temannya berlari menghampiri Kibum. "Jangan!" Chaerin menahan Jiyoo. "Tahan diri Mu!"



"Tapi,Jiyoo~" raut Jiyoo benar-benar khawatir.



"Lihat itu!" menggerakkan kepala ke arah Dongwoon yang berjalan menuju keduanya.



"Chaerin~aa"















_______TBC_______

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews