Review Novel The Kolor Of My Life

16:08

Review Novel The Kolor Of My Life



Judul: The Kolor Of My Life
Penulis: Netty Virgiantini
Terbit: 2015
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 192 hlm; 20 cm
ISBN: 978 - 602 - 03 - 1513 - 3


Sumpah demi kolor molor!

Neyra benar-benar nggak terima kolor batik keberuntungannya jatuh ke tangan Damar, cowok bertampang jadul bin cupu dan culun yang tinggal di rumah Simbah, tetangganya yang eksentrik.

Segala jurus sudah Neyra kerahkan demi mendapatkan kembali kolor spesial itu. Termasuk mengerahkan Jurus Macan Betina, yang membuatnya berubah menjadi cewek supergalak--siap mencakar dan menerkam Damar.

Alih-alih berhasil, kesialan demi kesialan terus merundung Neyra. Dan kesialan terbesar adalah Neyra mulai berdebar-debar nggak keruan dan salah tingkah bila berada di dekat Damar.

Gimana dong? Apa ini yang namanya cinta dari mata turun ke kolor?



Dari judulnya saja sudah bisa ditebak kalau novel teenlit karya Netty Virgiantini memiliki genre komedi. Tapi, sumpah saya nggak menduga genre komedinya seperti ini; Jawa banget!

The Kolor Of My Life berkisah tentang kehidupan Neyra, gadis biasa saja yang hobi memakai celana kolor dalam kesehariannya. Neyra memiliki satu kolor batik kesayangan yang ia percaya selalu membawa hoki untuknya. Tapi, kesialan menimpanya saat hujan tiba-tiba turun dan angin kencang menerbangkan kolor kesayangannya ke genteng tetangga. Tak rela kolor kesayangan yang selalu memberinya keberuntungan hilang, Neyra pun mati-matian berusaha untuk membawa kolor itu kembali ke tangannya.

Penulis menuliskan kisah remaja dari golongan rakyat jelata yang hidupnya sederhana. Itulah kenapa ketika membaca novel ini seolah sedang menonton sebuah kisah yang nggak beda jauh sama kehidupan sehari-hari. Siswi SMA yang pada umumnya dengan hidup yang biasa dan wajar-wajar saja. Kesederhanaan itu yang justru memiliki daya tarik tersendiri dan membuat saya merasa sangat enjoy saat membacanya.

Bahasa penulisan yang digunakan pun luwes. Bak bahasa sehari-hari yang ringan dan santai. Mudah dimengerti. Dan, karena latarnya di Jawa dengan bahasa yang khas orang Jawa banget. Novel ini memberi kesan tersendiri bagi saya. Percakapan yang digunakan, bahkan kata-kata makiannya benar-benar khas masyarakat Jawa kelas menengah.

Sosok Neyra yang slonong dan cuek membuat saya gemas sampai ingin memeluknya. Dibanding Damar, saya lebih suka kalau Neyra sama Yoga. Hehehe. Pembaca tipe shiper ini mah!

Cerita mengalir dan digambarkan dengan sederhana. Membuat saya terbawa kenangan pada masa-masa SMA. Jadi kangen. Heuheuheu. Terlebih dengan adanya tokoh Simbah dan Mbah Putri yang nyentrik. Tua-tua tapi funky. Romantisnya setengah mati bikin iri.

Selain itu, ada beberapa typo, tapi tidak terlalu mengganggu. Bukan typo yang fatal juga.

Novel ini sukses membuat saya cekikikan pada beberpa adegan. Adegan yang paling berkesan buat saya adalah adegan Neyra mengejar mobil pick up yang nggak sengaja membawa kabur salah satu sepatunya. Damar menyusul mengejar di belakangnya, lalu disusul Simbah, Tukang Siomay, dan melibatkan ibu-ibu di komplek tempat tinggal  Neyra. Sumpah adegan itu membuat saya terpingkal-pingkal sendiri hanya dengan membayangkannya. Pasti seru kalau ada kejadian beneran seperti itu di dunia nyata. Hehehe.

Sekian ulasan dari saya. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.


Tempurung kura-kura, 06 November 2019.
- shytUrtle -



You Might Also Like

4 comments

Search This Blog

Total Pageviews