Assalamualaikum
annyeong Shi-Gui,shytUrtle is back. sebelumnya ma'af karena lambat banget nerbitin lanjutan ff "triangle" ini. belakangan saya amat sangat (sok) sibuk sekali. okey~ Shi-Gui,let's go!
_welcome to lautan khayalan shytUrtle_
¤ T.R.I.A.N.G.L.E ¤
* Cast:
- Lee Youngie/Yui Kagemiya,Jung Heebyul,Song Hyuri,Park Chaebin,Kim Hyejin/Moon Hyeoseo.
- TVXQ.JYJ,SHINee,2PM
* Genre: Serial/Straight/Horor-Fantasy
* Daftar Istilah:
- Hallow: makhluk 1/2 siluman atau darah campuran.
- Hyõnin: para pejabat tinggi pemegang pemerintahan dalam Utopia.
- Hon: golongan roh gentayangan.
- Saviour: golongan manusia ksatria pembasmi Viper yang tergabung dalam Utopia.
- Utopia: tempat berkumpulnya para ksatria pembasmi.
- Valour: golongan ksatria dari kaum Yowl.
- Viper: siluman golongan hitam yang menggunakan kekuatan goblin dan bertransformasi menjadi makhluk abadi penghisap darah (vampir)
- Voracious: siluman yang telah terinfeksi racun Viper dan menjadi monster yang selalu haus darah dan pemakan daging dan merupakan budak kaum Viper.
- Yowl: golongan siluman putih.
#5
"Youngie??" Hyochan memastikan.
"Iya Nona Besar,Saya Park Youngie pelayan sementara disini"
"Oh..." Hyochan mengangguk paham masih menatap Youngie yang terlihat begitu senang bertemu dengannya.
Youngie berjalan sambil terus senyum-senyum sendiri meninggalkan kamar Yoohwan. Ia merasa bahagia bisa bertemu kembali dengan Hyochan,teman masa kecilnya. Hyochan menjadi desainer tenar sekarang dan pasti Ia tak mengenali Youngie sekarang. Youngie berjalan mundur menatap pintu kamar Yoohwan dan "BRUKK!!" tanpa sengaja Ia menabrak seseorang. "Ma'af" tanpa melihat Youngie langsung membungkukkan badan.
Yoochun berusaha melihat wajah pelayan yang menabraknya "Kau...Yui??"
Youngie mengangkat kepala "Tuan??"
Chaebin mondar-mandir dan terlihat panik. Ia mengkhawatirkan Youngie karena Yoochun membawa gadis itu menemui Joongki.
"Tidak bisakah Kau duduk tenang Park Chaebin?!" tanya Jisun "Kenapa Kau begitu khawatir? Apa Youngie membuat kesalahan?"
"Tidak Senior tapi Aku..."
"Apa yang Kau perbuat?" tanya Sunyoung.
"Itu Youngie kembali!" seru Gyuri.
Chaebin,Jisun,Gyuri dan Sunyoung duduk mendengarkan penjelasan Youngie. "Syukurlah semuanya menjadi jelas sekarang" Youngie menutup penjelasannya.
"Harusnya tidak apa-apa memakai nama Yui Kagemiya,tidak ada aturan harus nama Korea dan bermarga Park disini" komentar Sunyoung.
"Yui Kagemiya,apa artinya?" tanya Gyuri.
"Kakek Ku bilang artinya candi atau rumah yang teduh"
"Wah...do'a dan harapan yang amat besar"
"Lalu apa keputusan Kepala Pelayan Song?" giliran Jisun bertanya.
"Tidak ada"
"Tidak ada?? Lalu posisi Mu sekarang bagaimana?"
"Tuan Muda hanya meminjam ruangan Kepala Pelayan Song untuk berbicara dengan Ku"
"Apa?? Hey,Mata Uang Won! Bicara yang jelas!" cerca Chaebin.
"Di hadapan Kepala Pelayan Song,Tuan Muda menganugerahkan nama Korea Park Youngie pada Ku"
"Apa??". Bukan hanya Chaebin yang terkejut mendengarnya tapi juga Gyuri,Jisun dan Sunyoung. "Itu artinya Kau bebas memakai nama itu sekarang?"
"Iya dan Aku akan tetap berada disini sampai pesta di gelar"
"Hah...syukurlah" Chaebin mengelus dadanya.
"Aku harap Kalian lolos menjadi front girl sa'at pemilihan nanti" celetuk Jisun melencong dari obrolan.
"Front girl??" tanya Youngie sambil menahan tawa.
"Maksud Senior adalah para gadis pelayan yang berada di depan untuk menyambut tamu sa'at pesta" jawab Sunyoung.
***
Hyuri sibuk mengetik sa'at ponselnya berdering tanda pesan masuk. "Tawaran pertama,malam ini taman kota,jangan terlambat,Aku tidak suka menunggu!" isi pesan singkat itu. "Siapa ini?" tanya Hyuri sambil berusaha mengingat "Yui~ssi??"
"Hyuri ada yang ingin bertemu dengan Mu" Lee Donghae melongok dari daun pintu. "Aku bawa Dia kemari ya?"
"Iya,Sunbae. Terima kasih". Donghae tersenyum mengangguk kemudian menghilang di balik pintu. Hyuri tak sabar ingin tahu siapakah yang datang menemuinya. "Kakak??" Hyuri bangkit dari duduknya dan dengan wajah berbinar menyambut pemuda berpawakan tinggi dan berkulit putih itu. "Kenapa tidak bilang kalau Kakak mau datang? Ada apa sampai menyusul Ku kemari?"
"Kau tampak hebat Adik Ku" Seunghyun _Song Seung Hyun_ tersenyum bangga.
"Kakak..." tersipu malu "Apa Kakak akan berdiri saja seperti itu?"
"Apa waktu makan siang masih lama?"
Hyuri senang melihat Kakak kandungnya tiba-tiba datang berkunjung. Sejak Hyuri hijarah ke Ibu Kota,keduanya hanya berkomunikasi via surat. Ini pertama kalinya kakak beradik ini bertatap muka setelah 2 tahun berpisah. Keduanya sudah duduk di meja no.8 untuk menikmati makan siang.
"Jadi ini tempat favorit Mu?"
"Iya,Kak. Sejak awal selalu di meja ini"
"Hmm...sangat strategis,bisa mengawasi semua sudut ruangan dan juga jalan utama,luar dan dalam sekaligus"
Hyuri terdiam teringat pesan singkat Blackjack yang sering menyinggung hal itu. "Apa mungkin Blackjack adalah Kak Seunghyun?" gumam di hatinya. Seunghyun menatap Hyuri mengisyaratkan pertanyaan "ada apa?" namun Hyuri hanya tersenyum manis dan menggelengkan kepala.
"Dia akan segera kembali,tidak mungkin Aku menyambutnya di Gyõndong,apa Kau bisa menyiapkan tempat di kota ini?"
"Mendadak sekali,ibu kota semakin padat,tidak mudah mencari tempat tinggal. Apa apartemen Ku tidak cukup untuk menyambut Mereka?"
"Itu terlalu mencolok,apalagi Utopia masih terus mengawasi Mu,ini tidak akan baik"
"Iya... Kapan Dia akan tiba disini?"
(Taman Kota 08.00 pm)
Hyuri tiba di taman kota dan berdiri di depan bangku kosong. Sangat sepi,ini membuat Hyuri merinding. 15 menit berlalu terasa begitu lama dan orang yang membuat janji dengannya belum juga muncul. Sesekali Hyuri memeriksa ponselnya namun tak ada sms atau panggilan masuk. Hyuri mulai gusar dan ketakutan,apalagi hawa dingin pertengahan musim semi begitu terasa menusuk tulang membuat suasana semakin ngeri.
"Apa yang Kau lakukan di sini?" suara itu mengejutkan Hyuri hingga tersentak dan langsung berbalik. Mata Hyuri melebar,tubuhnya gemetar mendapati sosok yang sudah duduk di bangku tepat di belakang Hyuri. Kaki Hyuri tak bisa di gerakan dan Ia terpaku di tempat Ia berdiri tak bisa beranjak sedikit pun. "Huh~ hari ini dingin sekali" Youngie membuka topi hoddienya dan meringis menunjukkan deretan giginya yang berjajar rapi. "Nona,Kau kenapa?"
"Yui~ssi!!! Kau benar-benar membuat Ku ketakutan!"
"Apa?? Ketakutan?? Kau seorang penulis cerita misteri dan itu di angkat dari kisah nyata tapi baru begini saja sudah ketakutan ckckck" menyalakan rokok.
"Yui~ssi! Kau ini perokok?" mengibaskan tangannya.
"Aku tidak suka parfum Mu,aroma melon"
Hyuri mencium bau tubuhnya sendiri. "Ini bukan aroma melon tapi..."
Youngie menyodorkan amplop coklat yang tertutup rapi pada Hyuri. "Kau bawa uangnya? Kita sudah sepakat harganya. Di dalam sini ada beberapa hal penting dan Aku yakin Kau membutuhkannya untuk tulisan Mu". Hyuri mengamati amplop itu dan hendak membukanya,"Sudah Ku bilang jangan membuka barang yang Ku beri di depan Ku!"
"Ma...ma'af" mengambil uang dari tasnya "hitung saja"
"Aku percaya pada Mu,Kau pasti lebih jeli dari Aku" mengerlingkan mata pada Hyuri "jika Kau menulis cerita itu dengan benar pasti orang yang bersangkutan akan sangat berterima kasih pada Nona"
Hyuri tersenyum dan duduk di samping Youngie "Kita sama-sama tahu orang itu masih belum di ketahui apakah masih hidup atau sudah mati. Mendiang Hyõnin Lee adalah orang yang sangat Aku idolakan,keluarga Mereka..." tatapan Hyuri menerawang jauh mengenang masa lalu "Sampai sekarang,Aku tidak percaya keluarga Lee porak poranda dan berakhir tragis"
"Sudah jadi takdir Mereka,itu tidak bisa di ubah,kenapa bersimpatik? Salah Hyõnin Lee sendiri kenapa menyimpan Hallow di rumahnya"
"Yui~ssi! Jaga bicara Mu!"
"Aigo~ Kau marah? Apa hubungan Nona dengan keluarga Hyõnin Lee?"
"Aku berasal dari Gyõndong,Mendiang Hyõnin Lee adalah orang yang sangat bijaksana,arif dan pengasih,seluruh rakyat Gyôndong menjunjung tinggi Beliau dan sangat berduka ketika tragedi itu menimpa Keluarga Hyõnin Lee"
"Umm! Aku tidak peduli pada itu semua. Aku hanya peduli pada uang" menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
Hyuri terlihat kesal dan menatap Youngie,"Apa hanya itu yang terpenting bagi Mu?"
"Iya. Aku butuh banyak uang untuk membangun surga Ku,karena itu Aku bekerja keras"
"Surga??"
"Sepertinya Aku pernah membahas ini sebelumnya. Sudahlah,lupakan. Kau butuh bantuan lain? Katakan saja,sepertinya Kau sedang bingung"
Hyuri kembali ke apartemennya. Usai membuat capucino hangat Ia segera memeriksa amplop pemberian Youngie. Ada 7 lembar berisi catatan dan Hyuri membaca dengan teliti setiap lembarnya. "Ya,Tuhan...siapa sebenarnya gadis itu?"
***
"Hari ini Aku tidak boleh terlalu lelah bekerja" Chaebin enggan membantu Sunyoung.
"Aigo~ baru jadi calon siswa saja Kau sudah begini sombong ckckck!" Youngie menggelengkan kepala kemudian membantu Sunyoung.
"Kalian kenapa masih di sini! Ayo! Kita harus berkumpul untuk pemilihan front girl!" Gyuri datang dan menyeret ketiga temannya.
Semua pelayan wanita di kumpulkan termasuk juga pelayan tambahan. Yoochun dan Hyochan ikut andil dalam seleksi ini. Joongki berdiri sambil membawa daftar nama para pelayan wanita. Senyum terkembang di wajah Yoochun ketika Youngie muncul dan berbaris. Jisun berharap bawahannya akan lolos seleksi ini dan terpilih menjadi pelayan penyambut tamu. Ia terlîhat terus memanjatkan do'a untuk itu.
Joongki memanggil satu per satu nama pelayan yang lolos,"Park Sunyoung dan yang terakhìr Park Gyuri" menutup buku catatan di tangannya. "Kalian yang terpilih,mulai besok akan mengikuti pelatihan khusus"
"Aku pikir Kau juga akan lolos,selama ini Kepala Pelayan Song sering mengajak Mu diskusi" ucap Chaebin.
"Aku sama sekali tidak tertarik,apa Kau menyesal tidak terpilih?"
"Mana mungkin pelayan ceroboh seperti Aku terpilih,tadinya Aku sangat yakin Kau akan lolos"
"Aku mana pantas sebagai pelayan penyambut tamu"
"Tapi Kau itu cantik dan berbakat"
"Aigo! Apa Aku salah dengar? Otak Dolar memuji Ku??"
"Yui~" memukul pelan lengan Youngie.
"Youngie" Joongki menghampiri keduanya "Bisa ikut ke ruangan Ku sebentar". Chaebin dan Youngie saling melempar pandangan. "Youngie??"
"Ah iya,Kepala Pelayan Song" Youngie segera mengikuti langkah Joongki.
"Ada apalagi??" bisik Chaebin.
Youngie terkejut,ternyata Yoochun sudah berada di ruangan Joongki. Usai mengantar Youngie masuk,Joongki pun pamit meninggalkan ruangannya.
"Ada apalagi?"
"Curiga sekali,duduklah"
"Ada apa sebenarnya?"
"Hah...Youngie...darimana Kau dapat nama itu?"
"Nama itu sangat populer belakangan ini,ada apa?"
"Ayah sangat terkejut sa'at Hyochan menyebutkan nama Park Youngie"
"Apa?? Nona Besar..."
"Aku mengkhawatirkan Mu sekarang. Aku sudah menjelaskan pada Ayah bahwa Aku lah yang menganugerahkan nama itu untuk Mu,tapi...Aku khawatir Ayah akan menyelidiki Mu"
"Apa? Menyelidiki Aku? Tuan,bagaimana bisa...ini hanya salah paham. Aku harus menemui Tuan Presiden dan menjelaskan hal ini pada Beliau. Tuan,Aku mohon bantu Aku"
"Tadinya Aku pikir Kalian semua akan lolos seperti Kelompok Minyoung" Jisun terlihat lesu "Tapi,ada Sunyoung dan Gyuri itu sudah cukup" menatap Chaebin yang terlihat tak mendengarkannya. "Chaebin! Kau dengar Aku tidak?"
"Ah! Senior~ iya Aku dengar". Mata indah Chaebin menangkap sosok Youngie yang berjalan menundukkan kepala di belakang Yoochun "Itukan...kenapa menuju ruang kerja Tuan Presiden?"
"Apa??" Jisun kemudian mengikuti arah pandangan Chaebin "Youngie?? Chaebin,ada masalah apalagi?"
"Entahlah Senior,Dia belum kembali sejak Kepala Pelayan Song memanggilnya"
"Ayah,Aku datang" Yoochun masuk dan menggenggam erat tangan Youngie.
Jinyoung berbalik lalu menatap keduanya. Jinyoung memperhatikan tangan Yoochun yang terlihat tanpa ragu menggandeng tangan Youngie. "Siapa gadis ini?" memperhatikan Youngie yang masih menundukkan kepala.
"Dia ini...Park Youngie". Jinyoung kaget mendengarnya dan kembali menatap Youngie. "Dia ingin bertemu Ayah langsung,jadi Aku membawanya"
"Ingin bertemu langsung dengan Ku?"
"Tuan Besar" Youngie angkat bicara "Sebelumnya Saya mau minta ma'af karena telah lancang membuat permohon kepada Tuan Muda untuk bisa bertemu langsung dengan Tuan Besar"
"Jadi benar Kau ingin bertemu langsung dengan Ku?"
"Iya,Tuan. Saya mohon ma'afkan kelancangan Saya ini Tuan"
"Lalu kenapa sekarang Kau berbicara sambil menunduk seperti itu? Aku bukan Raja jadi angkat kepala Mu"
"Ma'afkan Saya Tuan,tapi..."
"Kau ingin bicara pada Ku atau pada lantai?" potong Jinyoung.
Perlahan Youngie mengangkat kepalanya kemudian balas menatap Jinyoung. Jinyoung tampak sedikit kaget ketika beradu pandang dengan Youngie. "Saya Park Youngie. Saya datang untuk meminta ma'af secara langsung kepada Tuan Besar"
"Minta ma'af?"
"Iya,Tuan. Saya hanya pelayan sementara di rumah ini tapi kehadiran Saya sepertinya menimbulkan sebuah salah paham. Ya,ampun...Aku ini bicara apa? Tuan Besar,Saya mohon ma'afkan Saya. Bahkan di depan Tuan Besar Saya tidak bisa berbicara dengan sopan"
Jinyoung tersenyum melihat Youngie salah tingkah,"Katakan saja apa yang ingin Kau katakan,sampaikan dengan bahasa Mu sendiri"
"Saya...Saya datang untuk minta ma'af pada Tuan Besar. Saya bergabung menjadi pelayan tambahan karena Saya membutuhkan uang. Betapa menyenangkan sekali bisa menjadi pelayan keluarga Presiden meski hanya sementara. Saya tidak tahu jika tidak ada aturan mengenai nama. Saya memiliki nama asli Yui Kagemiya karena itu Saya memutuskan untuk membuat nama Korea karena Saya takut di tolak. Youngie,belakangan ini nama itu sangat populer,Saya benar-benar menyesal,ma'afkan Saya Tuan" berlutut di hadapan Jinyoung.
"Yui!" Yoochun kaget dan langsung menghampiri Youngie "Apa yang Kau lakukan? Jangan berlebihan seperti ini" bisiknya. "Ayah,Aku mohon ma'afkan Yui. Aku yang telah menganugerahkan nama Park Youngie untuknya"
"Bangunlah. Apa yang Kau lakukan?"
"Saya tidak akan bangun sebelum Tuan Besar mema'afkan Saya"
"Aish! Dasar keras kepala!" cela Yoochun.
"Aku mema'afkan Mu"
"Apa?? Tuan Besar mema'afkan Saya? Tuan Besar tulus mema'afkan Saya?".
Jinyoung mengangguk "Bangunlah"
"Itu artinya Tuan Besar tidak akan menyelidiki Saya?"
"Ayah,Dia sangat takut akan ada penyelidikan. Dia ini memang seperti itu selain cerewet tak jarang Ia selalu berpikir negatif tentang suatu hal"
"Kalian saling mengenal?"
"Iya,Tuan Besar. Saya yang mengantar susu dan coklat untuk restoran Tuan Muda"
"Oh~. Tadi Kau bilang nama Mu Yui Kagemiya,Kau orang Jepang?"
"Hanya keturunan Jepang,Kakek Saya orang Jepang dan memberi Saya nama Yui Kagemiya"
"Nama yang bagus,apa artinya?"
"Kakek bilang rumah yang teduh,Kakek berharap Saya bisa menjadi orang yang seperti itu,tapi mana mungkin bisa"
"Kau benar-benar lucu. Yoochun dimana Kau menemukan gadis ini?"
"Terima kasih" Youngie membungkuk 90" di hadapan Yoochun "Tuan Muda menyelamatkan Aku lagi"
"Aku tidak berbuat apa-apa. Hah...Aku sedikit lega sekarang,sepertinya Ayah benar-benar tulus"
"Jangan khawatir,Aku kemari hanya menjadi pelayan tambahan tidak ada misi lain"
"Apa?? Kau pikir Aku juga mencurigai Mu??"
"Dari awal Aku selalu bilang,yang terpenting bagi Ku hanya uang dan Aku tidak bisa percaya pada siapa pun"
"Termasuk Aku?? Ya!" mendorong Youngie hingga gadis itu merapat di tembok "yang benar saja kalau bicara! Kau tega berkata seperti itu pada pacar Mu sendiri?"
"Apa?? Pacar?? Aigo~ Tuan Muda,Aku mau kerja!" balik mendorong tubuh Yoochun. "Dasar tidak waras!" berlalu pergi.
"Hah..." Yoochun tersenyum sembari berkacak pinggang dan menggelengkan kepala menatap punggung Youngie yang berjalan menjauh.
Jisun dan Chaebin menyeret Youngie masuk ke ruang ganti pelayan. Keduanya penasaran ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan langsung memberondong Youngie dengan pertanyaan masing-masing. Bukannya menjawab Youngie malah tertawa,Ia merasa senang sudah di perhatikan seperti itu.
***
Semua calon siswa di minta hadir malam ini. Akan ada seleksi tahap akhir untuk menentukan kuartet bagi calon siswa. Para perwakilan dari Utopia juga hadir untuk turut menjadi juri. Youngie berbaris di deretan calon siswa. Para senior dan beberapa saviour yang di kirim Utopia sudah berdiri di depan barisan calon siswa. Youngie mengepalkan tangan kanannya kemudian meletakkannya di dada dan membuka kepalan tangannya. Kekhawatiran Wooyoung terus membayangi pikirannya.
(flashback -beberapa jam sebelumnya-)
"Wah...Nona tampak keren dengan seragam itu" puji Junsu sambil kemudian mengambil gambar Youngie. "Ini lebih indah dari bayangan Ku"
"Kau tetap akan pergi?" Wooyoung yang sedari tadi hanya diam memperhatikan angkat bicara. "Aku berharap Kau menghentikan semua ini,Youngie"
"Aku paham kekhawatiran Kak Wooyoung tapi Aku tetap pada keputusan Ku untuk maju"
"Apa dengan menganggap diri Mu adalah Cucu angkat Presiden Kau merasa posisi Mu aman? Malam ini Kau akan menghadapi salah satu dari tiga sesepuh Utopia,Mereka bukan orang-orang biasa"
"Aku tahu Kak. Mereka orang-orang istimewa,guru tertinggi dari para Hyõnin. Orang-orang dengan kemampuan supranatural tingkat tinggi,hanya dengan sekali bertatap mata,Mereka bisa menyelami seluruh jiwa Kita dan mengetahui jati diri Kita. Aku paham akan hal itu"
"Nona,ini tidak baik bagi Mu" Junsu khawatir.
"Biarkan Dia pergi. Dia lebih tahu apa yang terbaik yang harus terjadi lebih dari Kita" sela Ken "Aku yakin Dia bisa mengatasi semua dan melewatinya dengan baik"
"Tapi Tuan,ini sama saja dengan bunuh diri"
"Kali ini Saya setuju dengan Wooyoung" Junsu mengamini keberatan Wooyoung.
(End of flashback)
Youngie tak bisa memungkiri jika sebenarnya Ia juga merasa khawatir. Akan tetapi kata di hatinya terus bersuara agar Ia tetap maju dan tidak perlu takut menjalani semua ini. Satu per satu nama calon siswa di panggil. Ada 3 ruangan yang di sediakan dan di dalamnya masing-masing ada sesepuh Utopia. "423 Yui Kagemiya" nama Youngie di sebut "Silahkan masuk bilik I".
"Yui?? Mata Uang Won juga..." celetuk Chaebin.
"Kau kenal gadis itu?" tanya Heebyul yang berdiri di samping Chaebin.
"Ha?? Kau...Kau gadis yang waktu itu datang bersama Yui kan?"
"Kau gadis yang waktu itu mengepel lantai?"
"Jung Heebyul,Bilik II" giliran nama Heebyul di sebut. Heebyul bergegas pergi meninggalkan Chaebin yang masih tampak kebingungan. "Park Chaebin,Bilik III"
Youngie berdiri di depan pintu bilik I. Sejenak Ia tampak berdo'a kemudian menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sembari membuka pintu. Di dalam ruangan ada seorang Nenek yang terlîhat duduk tenang. Di belakangnya berdiri Yoomi,Yunho dan Jeonghoon. Youngie berjalan maju kemudian membungkuk memberi salam pada ke empatnya.
"Duduklah. Aku Baekmo" sapa Nenek itu dan Youngie segera duduk di hadapannya. "423 Yui Kagemiya?"
"Iya" meski sedikit gemetar,Youngie berusaha membalas tatapan Baekmo.
"Kau memiliki sepasang mata naga yang indah,tapi kenapa Kau gugup?"
"Ma'af,Saya tidak bisa menyembunyikan rasa itu"
Baekmo tersenyum "Tuan Muda Yoochun pasti sangat menyayangi Mu". Mendengarnya Yoomi dan Yunho kompak menatap Youngie. Akhirnya Mereka berdua bisa bertemu langsung dengan gadis yang sering di ceritakan Yoochun. "Semalam Beliau menemui Ku"
"Apa?? Tuan Muda Yoochun menemui Nyonya? Apa Beliau meminta Nyonya meloloskan Saya dalam tahap ini? Hah...Tuan Muda itu memalukan sekali! Untuk apa berbuat seperti itu" gerutu Youngie kemudian menatap Yunho dan Yoomi yang terlihat tidak senang pada sikapnya. "Ma'af jika Anda semua tidak senang mendengarnya tapi jujur saja ini membebani Saya. Tuan Muda Yoochun tiba-tiba mengangkat Saya menjadi anak asuhnya di sekolah ini,itu artinya secara tidak langsung Saya adalah cucu asuh Presiden" dengan percaya diri Youngie mengatakan hal itu membuat Yoomi dan Yunho menatap tajam kearahnya sementara Jeonghoon terlihat berusaha keras menahan tawanya yang hampir pecah. "Mungkin Saya terlalu percaya diri tapi Saya sengaja memposisikan diri Saya seperti itu karenanya Saya takut membuat kesalahan dan mempermalukan Keluarga Presiden"
"Sejak memutuskan keluar dari Utopia,Tuan Muda Yoochun tidak pernah menyentuh Utopia dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya,tapi tahun ini secara mengejutkan Beliau mengirimkan seorang anak asuh untuk belajar di Hyesõng Academy. Kau memenuhi semua kriteria pemilihan siswa,secara pribadi Aku penasaran apa motivasi Mu hingga menerima tawaran ini?"
"Uang" jawab Youngie tanpa ragu membuat semua yang diruangan itu terkejut. "Saya dengar bayaran seorang Saviour sangat mahal,siapa yang tidak tertarik?"
Baekmo tersenyum tipis menatap Youngie "Meski mungkin pendapat Ku berseberangan dengan Tuan Muda tapi secara pribadi Aku ingin Kau terus maju"
"Tetua!" protes Yoomi "Bagaimana orang dengan pemikiran uang adalah segalanya di loloskan tahap ini dan di beri kesempatan menempuh pendidikan di Hyesõng Academy? Saya keberatan"
"Walaupun gadis ini adalah anak asuh Putra Sulung Presiden akan tetapi dengan motivasi yang sangat menjijikan itu apakah Kita masih pantas mempertahankannya?" tambah Yunho.
"Jendral Kim apa pendapat Mu?" tanya Baekmo pada Jeonghoon.
"Dia lebih hebat dari penampilannya,Aku pun mendukungnya untuk maju" Jeonghoon sembari tersenyum "Teman kecil Kita ini pasti akan menjadi orang hebat suatu hari nanti"
Youngie keluar dari Bilik I dengan membawa amplop merah di tangan. Ia menghela nafas lega dan membuka amplopnya. "Empat??" melihat tulisan di atas kertas putih dalam amplop. Di amatinya gerombolan calon siswa lain yang terlihat sibuk mencari angka yang sama dengan isi amplop Mereka. Youngie mendengus kesal mendapati situasi yang terlalu riuh itu.
"Jadi Kau Jung Heebyul? Wah...Aku senang bisa satu kelompok dengan Mu Nona" Chaebin tersenyum lebar. "Lalu Kau,Nona?" ganti bertanya pada gadis yang berdiri di samping Heebyul.
"Aku Cho Ae Sook,senang menjadi kelompok Kalian" membungkukkan badan.
"Senang bertemu dengan Mu,Nona Ae Sook" Chaebin pun memberi salam. "Masih kurang satu"
"Lihat itu!" tunjuk Heebyul.
"Kita kesana!" ajak Chaebin.
"Hupft~" Youngie menurunkan tangannya. 10menit mengangkat tangan menunjukkan kertasnya namun tidak ada yang menghampirinya. Ponselnya berdering,Yoochun menelfonnya. Youngie tidak bisa mendengar suara Yoochun dengan jelas,Ia merapat ke tembok dan menutup telinga kirinya agar bisa mendengar suara Yoochun.
Chaebin,Aesook dan Heebyul sampai di hadapan gadis yang sedikit membungkuk merapat tembok membelakangi ketiganya. Ketiga gadis ini berdiri diam mengamati gadis yang mungkin adalah gadis yang mengangkat tangan menunjukan kertas dengan tulisan angka 4.
"Baiklah,nanti akan Aku hubungi Tuan kembali" Youngie menutup ponselnya dan kembali menegakkan badannya "Benar-benar seperti seorang Ayah,haish!" berbicara pada ponselnya. Merasa ada yang memperhatikan Youngie segera membalikkan badan. Ia kaget mendapati Chaebin,Heebyul dan seorang yang sangat asing baginya sudah berdiri di belakangnya. "Ada apa?"
"Yui?? Jadi benar Kau juga calon siswa?" tanya Chaebin.
"Kau gadis yang mengangkat tangan menunjukkan kertas dengan tulisan angka 4?" tanya Heebyul.
Heebyul-Aesook dan Chaebin-Youngie duduk berhadapan di kantin dan terdiam. Chaebin merasa senang menjadi satu kelompok dengan Youngie,tapi tidak dengan Heebyul yang sedari awal bertemu sudah di buat kesal oleh Youngie.
"Kalian tidak suka jadi satu kelompok dengan Ku?" Youngie memecah kebisuan "Ini juga bukan mau Ku dan..."
"Hey,Mata Uang Won!" potong Chaebin "Tidak sadarkah Kau kalau Kita sangat berjodoh? Sepertinya antara Kau dan Aku sudah terikat satu sama lain,hahaha Aku senang!"
Youngie menatap Heebyul yang masih mengerutkan muka "Pasti tidak dengan Mu,Nona Jung". Heebyul tetap diam tak berkata apa-apa,namun ekspresinya membenarkan pernyataan Youngie. "Bagaimana dengan Mu,Nona Cho?"
"Jangan memanggil Ku seperti itu,panggil saja Aesook. Jujur Aku sangat berkecil hati berada dalam kelompok ini"
"Kenapa begitu?" tanya Chaebin.
"Aesook manusia biasa,bukan keturunan Hyõnin bukan juga keturunan Saviour" jawab Youngie "Dia punya otak cerdas,maksudnya berkecil hati adalah merasa tidak pantas berada di antara Kita,Kau di rekomendasikan Keluarga Presiden,Aku anak asuh Tuan Muda Yoochun dan Nona Jung adalah keturunan Hyõnin Jung penguasa wilayah barat,jadi pantas saja Nona Cho berkecil hati"
"Yui!" potong Heebyul "Tega sekali Kau bicara seperti itu! Kau sadar tidak ucapan Mu bisa melukai perasaan Aesook"
"Aku bicara kenyataan,daripada hanya berkata dalam hati lebih baik Aku katakan saja secara langsung" dengan tatapan seolah menuduh Heebyul yang menyimpan kata-kata itu.
"YUI KAGEMIYA!" berdiri dan menggebrak meja.
"Kau marah berarti dugaan Ku benar"
"Sudah-sudah" Aesook melerai "Aku sama tidak tersinggung,tidak ada yang salah dengan ucapan Yui"
"Aku belum selesai bicara! Tadi Aku mau bilang,di bandingkan diri Ku sendiri,Aku merasa malu pada Nona Cho. Dia lolos melewati semua seleksi dengan usahanya sendiri,sedangkan Aku bisa lolos karena Aku adalah anak asuh Tuan Muda Yoochun,sekarang yang pantas berkecil hati siapa? Itu Aku. Nona Jung,lain kali jangan menyela seseorang jika Ia sedang bicara". Heebyul kembali duduk dan menekan emosinya dalam-dalam. "Hah...Sudah memikirkan nama kuartet Kita? Kenapa kuartet? Aku lebih suka trio,ck!"
"Kau itu selalu saja bersikap aneh,kuartet lebih baik!" cela Chaebin "Hmmm...apa ya nama". Semua tampak berpikir.
"41 (fourty one)" celetuk Youngie.
"Empat satu?" tanya Chaebin.
"Kau ingin menggambarkan Kita adalah empat gadis yang mendapatkan angka empat dan berkumpul jadi satu?" tanya Aesook.
"Iya. Hari ini Kita mendapatkan itu semua dan Aku yakin Kalian bertiga pasti berzodiak cancer,Kalian pasti tahu 41 adalah salah satu angka keberuntungan warga cancer. Selain itu 41 bisa juga di baca Ai yang dalam bahasa Kita berarti anak dan dalam bahasa Jepang berarti cinta,Aku rasa ini sangat istimewa bagi Kita"
"Woa~ Mata Uang Won,bagaimana bisa Kau mempunyai pemikiran seperti itu? Sangat keren!" Chaebin mengacungkan jempolnya. "Aku setuju nama itu!"
"Aku juga" Aesook sependapat lalu ketiganya menatap Heebyul.
Wooyoung terus mondar-mandir dan terlihat panik. "kenapa belum mengirim pesan?"
"Tenanglah sedikit. Yui bukan gadis kecil lagi" pinta Ken.
"Aku tidak bisa terus diam seperti ini. Aku harus menyusul Youngie!"
"Jang Wooyoung! Junsu,pergi bersamanya!"
"Iya,Tuan" Junsu menyusul Wooyoung.
Pukul 11.00pm seluruh calon siswa meninggalkan Hyesõng Academy. Mulai besok Mereka akan mulai menempuh pendidikan di Akademi ini. Kuartet 41 berjalan keluar bersama dan berhenti di depan gerbang Hyesõng Academy.
"Kau tidak membawa sekuter hitam Mu,Mata Uang Won?" tanya Chaebin pada Youngie.
"Aish~ dasar Otak Dollar,bilang saja Kau mau menumpang,tapi sayangnya Aku tidak pergi bersamanya haha"
"Kau itu" Chaebin menggaruk kepalanya. "Oh! Kucing siapa itu?" menunjuk kucing hitam yang berlari menuju ketiganya.
"Dolphin" Youngie menyambut kucing yang langsung melompat pada gendongannya "Kau datang untuk menjemput Ku?" mengelus kucing itu.
"Hatsiu!" Aesook langsung bersin dan agak menjauh "Ma'af" menggosok hidungnya yang memerah.
"Ma'af Nona Cho,Kau alergi bulu?" tanya Youngie dan Aesook mengangguk antusias.
"Aigo~" Junsu baru sampai "Kucing ini larinya cepat sekali"
"Kau juga kemari? Ada apa? Kalian semua mengkhawatirkan Aku?" tanya Youngie pada Junsu membuat ketiga temannya menatapnya heran. "Apa Kakek yang menyuruh Kalian kemari?"
"Hey,Mata Uang Won! Kau berbicara dengan siapa?" tanya Chaebin.
"Aku...Aku berbicara pada Dolphin kucing Ku hehe" Youngie baru menyadari bahwa ketiga temannya tidak bisa melihat Junsu.
***
"Aku rasa 41 adalah kumpulan orang istimewa,ini bukan kebetulan tapi Aku rasa para Tetua itu sengaja membentuk kuartet ini" Junsu berjalan di samping kanan Youngie. "Tapi sepertinya Nona Jung tidak menyukai Nona"
"Dia bisa melìhat Mu"
"Apa?? Pantas saja pandangannya sangat fokus ke arah Ku. Dia pasti mewarisi kemampuan Ayahnya,mendiang Hyõnin Jung"
"Iya,tapi Ia berusaha memungkiri hal itu. Tunggu!" Youngie berhenti dan menajamkan telinganya.
"Meow!" kucing hitam yang tak lain adalah Wooyoung loncat dari gendongan Youngie dan mulai mengendus menggunakan indra penciumannya. "Meow!" memberi isyarat agar Youngie mengikuti langkahnya. Youngie pun berlari menyusul Wooyoung.
Seorang pemuda berusaha lari dari kejaran gerombolan Voracious. Sudah larut malam dan sangat sepi,Ia terlihat benar-benar ketakutan akan jadi santapan monster-monster kelaparan itu. Ia terus berlari sekencang ia bisa namun langkahnya terhenti. Ia membungkukkan badan mencoba mengatur nafasnya kembali. Dadanya terasa sesak,tapi Ia tidak mau menyerah dan mati malam ini menjadi santapan Voracious. Terlambat! 6 Voracious kelaparan telah mengepung pemuda itu dan bersiap menyerang. Pemuda berkulit putih dan berpostur sedang itu makin panik dan mencoba mencari sela agar bisa kabur dari gerombolan Voracious yang mengepungnya. Putus asa,Pemuda itu jatuh dan berlutut. Tidak ada harapan,hanya menunggu keajaiban atau hidupnya akan benar-benar berakhir malam ini menjadi santapan Voracious yang haus darah dan daging itu. Pemuda itu menutup mata dan pasrah sa'at gerombolan Voracious berjalan makin mendekat padanya.
Terasa ada angin dingin berhembus menyentuh wajah pemuda itu,sangat cepat. Tubuh pemuda itu roboh sesudahnya. "Apakah ini?? Apa Aku sudah mati?? Damai sekali,bahkan tidak sakit...." tanya di benaknya. "Hangat sekali...ini seperti pelukan Ibu Ku...apa ini dekapan malaikat??"
"Hey! Bangun! Kau baik-baik sajakan??"
"Suara gadis???" samar-samar pemuda itu mendengar suara gadis. "Apa malaikat pencabut nyawa Ku adalah seorang gadis??"
"Hey!! Sadarlah!!!" Youngie menepuk pipi pemuda yang tiba-tiba roboh dalam pelukannya.
"Nona! Apa Dia mati??" tanya Junsu.
"Nona??? Kenapa ada suara laki-laki juga??"
"Meow~ meow~" Wooyoung mengeong di dekat telinga pemuda itu.
"KUCING???" Kibum _Kim Kibum_ langsung membuka mata. Ia kaget mendapati seorang gadis bermata lebar dan berwajah pucat itu sudah mendekapnya. "Ma'afkan Aku!!!" bangkit dan langsung bersujud di hadapan Youngie "Aku mohon ma'afkan Aku,Nona" ucapnya kembali tanpa mengangkat kepala.
Youngie heran melihat reaksi Pemuda itu "Apa...Kau baik-baik saja?? Kau tidak terluka??" berusaha melihat wajah Kibum "Kenapa Kau bersujud seperti itu?? Angkat wajah Mu!!"
"Ma'afkan Aku,Nona...." masih enggan mengangkat kepala.
"Iya,Aku ma'afkan! Sekarang,bangunlah!!" Youngie bangkit dan membenahi seragamnya. "Apalagi!! Ayo bangun!!!"
Perlahan Kibum berdiri kemudian mengangkat kepala menatap Youngie. Youngie sedikit kaget ketika bertatap muka dengan Kibum. "Nona yang menyelamatkan Aku?"
"Iya! Apa yang Kau lakukan malam-malam berkeliaran seperti itu?"
"Terima kasih Nona" membungkuk untuk berterima kasih lalu mengamati pakaian yang di kenakan Youngie.
"Iya. Aku calon siswa Hyesong Academy". Kibum kaget karena jawaban Youngie adalah jawaban dari pertanyaan yang ada di otaknya. "Aku Yui Kagemiya" mengulurkan tangan kanannya.
Kibum terlihat ragu namun perlahan meraih tangan Youngie "Kibum,Aku Kim Kibum" menjabat tangan Youngie.
Youngie tersenyum manis hingga lesung pipit di pipi kanannya terlihat jelas dan Kibum ikut tersenyum senang melihat hal itu. "Dimana rumah Mu?? Kau aman sekarang dan Aku akan mengantar Mu". Kibum melihat kucing hitam itu duduk dengan tenang kemudian tampak mengamati sekitarnya. "Kau mendengarnya??"
"Ma'af??"
"Ahahaha.....kemarilah!!". Kibum tampak bingung. "CK!" Youngie pun mendekat lalu memegang tangan kanan Kibum dan meletakkan ujung jari telunjuknya tepat di tengah-tengah antara kedua alis Kibum "Setelah ini pejamkan mata Mu dan perlahan buka kembali".
Meski tak tahu apa maksudnya namun Kibum menurut saja. Kibum menutup matanya dan kemudian membukannya kembali. "Omo!!" Ia kaget ketika mendapati sosok Junsu sudah berdiri di samping kucing hitam.
"Dia itu Hon,tadi Kau tidak bisa melihatnya"
"Hon??"
"Kau tidak akan paham! Dimana rumah Mu?? Aku harus mengantar Mu"
"Mengantar Ku...pulang??"
"iya. Voracious biasanya dalam satu kelompok terdiri 10 orang tapi tadi ada 6 orang,jika Kau pulang sendiri Aku khawatir Kau akan di serang lagi"
"Tapi ini merepotkan.."
"Ini perintah! Apa Kau akan membantah perintah Saviour?!!!"
Kibum akhirnya menurut dan setuju Youngie mengantarnya. Sesekali Ia curi-curi pandang pada Youngie yang berjalan menggendong kucing hitamnya. Junsu yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Kau tinggal di sini??" tanya Youngie.
"Iya,bersama kakak Ku. Apa Nona mau mampir??"
"Hmmm...sempit sekali pastinya. Tidak ini sudah larut. Lekas masuk"
"Apa???"
"Lekas masuk rumah!! Ini perintah!!!"
***
"Sudah selesai??" tanya Jaejoong memastikan.
"Iya,Tuan Penasehat" jawab Taecyeon.
"Kau harus menjaga Putri Vampir itu dengan baik dan cari tahu tentang Pangeran Vampir yang masuk ke kota ini"
"Iya,Tuan"
"Panglima Shim,Aku mau Kau segera menyiapkannya"
"Tapi Tuan,ini belum waktunya.."
"Ini perintah!! Sejak penasehat terdahulu wafat Aku lah yang mengatur segalanya!!!" nada bicara Jaejoong meninggi. "Lakukan saja apa yang Aku perintahkan"
Changmin tampak keberatan namun tidak berani protes lagi. "Baik,Tuan" pamit undur bersama Taecyeon.
"Menurut Mu bagaimana panglima Ok??" tanya Changmin pada Taecyeon.
"Apa maksud panglima?"
"Sepertinya Tuan Penasehat akan membangkitkan Ratu Black Widow sebelum waktunya"
"Iya. Aku juga bingung tentang Putri Vampir,kenapa Tuan Penasehat mengundang Putri Vampir dari barat.."
"Apa rencana Tuan penasehat sebenarnya...."
***
Hyuri dan Seunghyun mengamati rumah yang di tawarkan Youngie. Dengan sabar Youngie menemani keduanya.
"Baiklah! Aku akan menyewa tempat ini" Seunghyun usai berkeliling.
"Syukurlah jika Tuan suka,mohon tanda tangan disini" Youngie menyodorkan map di tangannya.
"Kalian mengajak Aku bertemu hanya untuk bergosip??" Hyeoseo tampak kesal.
"Bukan. Bukan begitu" bantah Minrie "Ada hal penting dan itu tidak bisa Kita bicarakan sa'at berada di akademi"
"Benarkah?? Sebenarnya ada apa??" tanya Minkyung.
"Kalian ini selalu kurang update!" cerca Eunsuh "Pihak sekolah akan mengadakan kegiatan out door"
"Bukankah setiap penerimaan siswa baru juga begitu?" potong Minkyung.
"Aish!!! Biarkan Aku selesai bicara dulu!!! kali ini Kita akan ke pantai"
"Pantai??? Bukan Desa Suaka Koyangi??"
"Bukan" jawab Minrie.
"Lucu sekali" celetuk Minkyung "Kenapa pantai???"
Hyeoseo,apa pendapat Mu??" tanya Eunsuh.
"Pasti terjadi sesuatu yang buruk,tapi apakan para Tetua sengaja melakukan itu??" analisis Hyeoseo.
"Tetua???" tanya Minkyung "Kalian ini bicara apa?? Apa hubungan terjadi sesuatu yang buruk,Tetua dan kegiatan outdoor ke pantai???"
"Tetap saja memalukan!!! Kenapa Tuan mempermalukan diri Tuan dengan menemui Tetua Baekmo!!!"
"Yui...Yui...Aku hanya berdiskusi dengan Beliau,apanya yang memalukan??" jawab Yoochun santai lalu tersenyum dan memgambil sapu tangan di sakunya dan membersihkan noda hitam yang menempel dengan nyaman di pipi Youngie.
"Tuan!!" Youngie menjauh karena merasa sungkan.
"Apa Tetua Baekmo yang menguji Mu?"
"Iya dan tiga orang asing,wanita dan satu laki-laki itu terlihat tidak menyukai Ku dan menentang keptusan Tetua Baekmo"
"Aku hanya mengatakan pada Tetua Baekmo bahwa Kau adalah orang yang penting bagi Ku,karena suatu hari nanti Aku ingin menikahi Mu"
"Apa?? Tuan..."
"Iya. Suatu hari nanti Aku pasti menikahi Mu"
"Aish!! Tuan Muda sadarlah!!! Apa Tuan salah minum obat pagi ini??? Sudah! Aku mau pergi" bangkit dari duduknya.
"Yui!!" memegang tangan kanan Youngie "Aku serius,suatu sa'at Aku pasti akan menikahi Mu"
"hehe...dan seperti sebelumnya yang pernah Aku katakan pada Tuan bahwa Aku tidak akan menikah! Jadi berhenti meracau!!" menarik tangannya dan pergi.
***
Hanya perkenalan dan para siswa baru di pulangkan lebih awal. Youngie sudah tidak sabar ingin bertemu Kibum. Ia berjalan cepat menuju rumah kibum sambil membawa sekardus kue yang tadi di belinya dari restoran Yoochun.
"Oh,Nona?!!!" Kibum sa'at membuka pintu.
"Iya ini Aku! Di luar sangat dingin,tega sekali membiarkan Aku berdiri di depan pintu"
"Oh...mari masuklah" memimpin Youngie masuk "Ma'af sangat berantakan"
Kibum dan Youngie duduk berhadapan di lantai ruang tamu. Kibum terus tersenyum menatap Youngie. Baru saja ia teringat tentang gadis yang menolongnya semalam,tapi tiba-tiba saja gaiis itu muncul di hadapanya kini. Kibum langsung menunduk ketika Youngie kembali menatapnya. Youngie tersenyum dan menyodorkan bingkisan yang Ia bawa.
"Nona...ini..."
"kau tinggal sendiri??"
"Tidak tapi bersama Kakak Ku"
"Semalam Kau sudah mengatakan hal itu. Mungkin karena Kau memikirkan Aku jadi Aku begitu ingin mampir kemari". Ucap Youngie dan keduanya tertawa bersama. Lalu terdengar suara pintu terbuka.
"itu pasti Hyung" Kibum bangkit dari duduknya dan bergegas ke depan.
Youngie ikut berdiri dan menunggu Kibum kembali. Ia juga penasaran seperti apa sosok kakak Kibum. Suara derap dua kaki itu semakin dekat menuju ruang tamu. "ka...kau????" mata Youngie melebar melihat Kibum kembali.
_______TBC_______
Cameo:
1. Song Seung Hyun FT.Island
2. Lee Dong Hae Super Junior
3. Kim Jeong Hoon
_shytUrtle_
¤ SECRET WISH (5 STARS 5 DREAMS) ¤
Cast:
- MIR MBLAQ as Bang Cheol Yong
- Minhwan FT.Island as Choi Min Hwan
- Sungjong Infinite as Lee Sung Jong
- Jiyoung KARA as Kang Ji Young
- Sulli f(x) as Choi Jin Ri
(Backsound Love Song Instrumental-Violet)
Pagi yang sejuk ,angin bertiup sepoi-sepoi menyentuh wajah mulus Jiyoung. Ia tersenyum dan perlahan membuka mata dan masih duduk menyandarkan tubuhnya pada pohon oak yang tumbuh dibukit. Ia bangkit dari duduknya dan mengitari pohon impian itu sambil menyentuhnya. Ia berhenti dan mengelus pahatan berbentuk bintang dibatang pohon itu “Five stars,five dream’s……sebentar lagi” bisiknya lirih
***
(love song instrumental- love is blue)
Pertunjukan ditutup dengan tarian . Para pemain teater menari diiringi instrumental love song –love is blue . Sungjong _Lee Sung Jong _ terlihat tampan memakai kostum bak pangeran negeri dongeng. Senyum terus terkembang diwajahnya sambil terus bersemangat menari bersama rekan-rekannya. Hari ini teater “Soul” kembali menggelar pertunjukan besar dan lagi-lagi tiket terjual habis. Riuh tepuk tangan penonton memenuhi gedung pertunjukan sa’at tarian usai.
“Bravo!!!” Cheolyong _Bang Cheol Yong_ menyusul kebelakang panggung. ”Aku sampai tidak mengenalimu,benar-benar terlihat seperti pangeran.
“ah! kau terlalu memuji. Itu karena tipuan make up” Sungjong merendah.
“Sungjong! Cheolyong!” suara itu memanggil keduanya dengan lembut.
Cheol yong dan Sungjong kompak membalikkan badan. ”Jiyoung??” ucap keduanya kompak. Jiyoung pun tersenyum lebar. Betapa senangnya Cheol yong dan Sungjong melihat salah satu sahabatnya muncul malam itu. Usai pertunjukkan ketiganya memutuskan untuk nongkrong bersama disebuah café.
“kenapa tidak bilang kalau mau datang ke Seoul? kemana saja 2tahun belakangan ini? Aku sangat rindu pada mu”cerocos cheol yong.
“kau sama sekali tidak berubah jiyoung,masih sama seperti 5tahun yg lalu “sambut jiyoung.
Jiyoung tersenyum manis seperti biasa “seminggu lagi,di pohon impian”
“Oh! iya. kami juga sudah membicarakannya”. Jiyoung mengangguk paham.
“permisi,ini pesanan anda”sela Yoo Sooyoung sambil menatap heran pada Sungjong dan Cheolyong.
“terima kasih” ucap Cheolyong seraya tersenyum halus menatap Sooyoung sambil menatap Sooyoung yang segera pamit dari hadapan ketiganya. ”kau datang untuk mengingatkan kami?” kembali menatap Jiyoung.
“iya,Aku khawatir kalian lupa,karena sudah 5tahun berlalu”
“itu sa’at yang kami tunggu-tunggu,bagaimana kami bisa lupa”sahut Sungjong.
“ah! Aku yang lupa,jujur saja hehehe” Cheol yong meringis.
“5 stars,5 dreams,sebentar lagi” bisik Jiyoung seraya tersenyum.
***
“kau tidak mau mengaku!” bentak Jinri _Choi Jinri_ sambil berdiri dan manggebrak meja. ”coba kau baca ini!”melemparkan map merah ”aku ingin tahu,apa kau akan tetap mengelak setelah membacanya!”
“kau semakin hebat saja!” Chansung _Hwang Chansung_ rekan kerja Jinri merangkul gadis manis itu sa’at keluar dari ruang introgasi.
“kasus selesai dan aku akan mengambil cuti”
“cuti?? Oh…kau akan pulang kampung memenuhi janji itu?”
“iya. Hah… aku rindu sekali pada Jiyoung,Cheol yong,Sung jong dan Minhwan”
“kau yakin mereka mengingatnya? Kau bilang mereka diseoul “
“iya,Cheolyong dan Sung jong. Minhwan masih di Jepang sedang Jiyoung… sudah 2tahun aku kehilangan kontak dengannya”
“wah… pasti menyenangkan sa’at itu terjadi. Setelah 5 tahun berpisah dan mengejar mimpi masing-masing lalu kembali berkumpul, aku jadi ingin ikut”
Rasa lelah itu hilang, usai jinri meredam tubuhnya dalam air hajat. Ia kembali merasa segar. Ditemani secangkir teh hangat,Ia kembali menatap layar komputer di kamanya untuk memeriksa inbox e-mailnya. Mata jinri terbelalak melihat pesan yang di kirim jiyoung. “Jiyoung ?? Akhirnya dia kembali”segera membuka pesan itu.
“Anyeong Jinri ^_^ bagaimana kabar mu? ma’af lama tidak menghubungi mu. Aku sibuk belakangan ini. seminggu lagi,kau tidak lupakan? 5 stars,5 dreams”
Jinri tersenyum usai membaca pesan itu dan segera membalasnya. “Kemana saja kau? Bertapa? Iya,ingat. Aku sudah tidak sabar menantinya. sampai ketemu di Gongju”
***
Nyonya Choi tersenyum dan menghampiri putra semata wayangnya . ”Akan berangkat lebih awal ?”
“Iya ,Omma” jawab Minhwan_Choi Minhwan_ sambil memasukkan baju-baju kedalam koper.
“Omma juga rindu korea,seperti apa sekarang? Hanya bisa melihat dari televisi saja”
“Ikut saja dengan ku,kita akan mengunjungi Gongju bersama-sama “
“Iya, Omma sudah membicarakanya dengan Appa mu,tapi kami akan menyusul setelah semua urusan selesai,jadi kau akan pulang sendiri ke korea”
“Iya ,Omma ! Cheol yong dan Sungjong akan menjemput di bandara lalu kami pulang bersama-sama ke Gongju. Jinri dan Jiyoung juga mengirim pesan”
“Sepertinya mereka masih mengingat semua”
“karena itu ,Aku jadi sangat tidak sabar ingin segera kembali ke Korea”
***
Kebiasaan buruk Cheol yong tak berubah . Sungjong sudah berdiri memegang kertas bertuliskan “Welcome home Choi Minhwan “ dan dengan sabar menunggu Minhwan di bandara. Senyum terkembang di wajah Sungjong ketika seorang pemuda melambai padanya kemudian berjalan mendekat.
“Minhwan ??”Tanya Sungjoung “Beda sekali…..”
“Sungjoung “ langsung memeluk sahabatnya “Aku sangat rindu pada mu,mana Cheol yong ?”
“sudah lima tahun,tapi kebiasaanya sama sekali tidak berubah”
“Benarkah ?”
“Ayo kita pergi !”
Minhwan membayangkan betapa menyenangkan menjadi Sungjong dan Cheol yong pindah ke Thailand namun pemuda itu menolak ikut dan memilih tetap di Korea untuk melanjutkan kuliahnya . Sungjong yang lebih dulu di tinggal orang tuanya pindah ke Inggris akhirnya mengajak Cheol yong tinggal bersama di apartemen mewahnya. Bel berdering ,Minhwan tersenyum lebar dan berfikir itu pasti Cheol yong.
“Jiyoung ?? Ini ….ini kau ??” sa’at membuka pintu “Masuklah” Minhwan memimpin Jiyoung masuk ‘’Ini benar-benar kejutan !”
“kau baru tiba….”
“Iya. kau sama sekali tidak berubah . kau tinggal di seoul ?”
“Tidak ,hanya datang untuk berkunjung . 5 stars,5 dreams,sebentar lagi “ ucapnya sambil tersenyum manis.
Minhwan ,Cheol yoong dan Sung jong berkumpul untuk makan malam.
“Apa ?? Jiyoung datang ?” Cheol yong melotot kaget “kenapa tidak kau suruh dia tinggal ? Kita kan bisa makan malam bersama lalu besok berangkat bersama-sama ke Gongju “
“Dia bilang dia terburu-buru karena jinri sudah sampai di Gongju “
“Mungkin”jawab Minhwan singkat sembari menyuapkan makanan ke mulutnya.
(love song instrumental – violet)
Jinri duduk menatap bintang dari atap rumah sederhana beratap jerami di kaki bukit. Ia tersenyum sendiri menjemari masa-masa indah kala Ia bersama ke empat sahabatnya Cheol yong , Jiyoung, Minhwan,dan sungjong selalu duduk di atap ini untuk bersama-sama menatap bintang dan berbagi cerita . Ia sangat rindu masa-masa itu.
“sebentar lagi “ suara itu mengejutkan jinri.
“Jiyoung ?? kapan kau datang ?” Jinri benar-benar terkejut mendapati jiyoung sudah duduk di sampingnya.
Jiyoung tersenyum manis “kau terlalu serius mengenang sampai tidak sadar Aku datang dan naik kemari”
“Pondok ini masih berdiri kokoh sampai sekarang ,sa’at sampai Aku buru-buru kemari “
“Aku tidak ingin tempat ini berubah ,sampai kalian kembali ,karena itu Aku menjaganya”
“Besok Cheol yong ,Minhwan,dan sungjong akan tiba”
“Iya ,kita akan bersama-sama membuka secret wish itu”
***
Cheol young ,Minhwan,dan Sungjoung sampai di desa Gongju . Jinri menyambut ketiganya dan bersama-sama menuju bukit dan berkumpul di bawah pohon impian. Tidak ada yang berubah dari tempat itu. Masih sama bahkan ukiran bergambar bintang di pohon itu masih ada. jam tangan jinri menunjukkan pukul 04.30 p.m,namun jiyoung belum juga muncul . keempatnya mulai gelisah karena jiyoung belum juga muncul. Bersabar ,itu yang mereka lakukan,mungkin saja jiyoung sibuk dan terlambat . 05.00 p.m, sudah satu jam tapi dia belum juga muncul. setengah jam kemudian masih sama,sosok jiyoung belum juga menampakkan batang hidungnya . jinri menyusulkan untuk menunggu 15 menit lagi tapi semua menolak dan memilih untuk pergi ke rumah jiyoung.
Cheol young ,Minhwan,Jinri dan Sungjoung tertegun ketika sampai di kediaman jiyoung . Ramai sekali dan ada bendera tanda berduka di rumah itu. “Ada apa ini ?” Tanya di benak ke empatnya . perlahan ke empatnya melangkahkan kaki dan memasuki kediaman jiyoung. Tampak Nyonya Kang duduk memandangi foto Jyoung dan air mata it uterus mengalir di pipinya. Sejenak Ia menatap ke-empat sahabat Putri bungsunya satu per satu lalu tersenyum dan mengangguk agar ke-empatnya mendekat. “Terima kasih. Kalian bersedia datang hari ini. Jiyoung pasti akan senang dan beristirahat dengan tenang”. Apa ini? Tanya di benak Cheolyong dan yang lain. Ada apa dengan Jiyoung? Tak berhenti,pertanyaan it uterus muncul di benak ke-empatnya.
Keesokkan harinya Cheolyong,Jinri,Sungjong dan Minhwan mengikuti prosesi pemakaman Jiyoung. Gerimis mengiringi pemakaman pagi itu. Jiyoung meninggal karena kanker darah yang menggerogoti tubuhnya. 2 tahun bertahan akhirnya Jiyoung menyerah dan meninggal dunia. Hujan adalah hal yang paling Ia sukai dan di hari pemakaman Jiyoung,hujan turun mengantarkan kepergian Jiyoung.
Jinri masih menangis dan menyadarkan kepalanya di bahu Cheolyong. Minhwan memegang botol berisi gulungan mimpi dari kelimanya. Sungjong mengangguk dan Minhwan membuka botol itu. Gulungan pertama milik Sungjong dan berisi tulisan “Aku ingin menjadi pemain teater terkenal”. Semua tersenyum menatap Sungjong. Gulungan kedua milik Minhwan sendiri dan berisi tulisan “Pemusik”. Minhwan tersenyum sendiri dan menggelengkan kepala. Gulungan ketiga milik Jinri dan berisi “Polisi! Aku ingin jadi polisi ^^v”. Gulungan keempat milik Cheolyong dan berisi “Dokter hewan,pasti menyenangkan”. Giliran gulungan terakhir milik Jiyoung. Keempatnya saling memandang dan Minhwan membuka gulungan itu. “Apakah akan cukup? Aku ingin melihat teman-teman Ku berhasil meraih mimpinya”
(5 tahun yang lalu)
“5 tahun??” Cheolyong terlihat keberatan.
“Apa tidak terlalu lama??” Jiyoung pun sama.
“Paling tidak butuh waktu 5 tahun untuk meraih impian kita” Sungjong menjelaskan.
“Baiklah,Aku setuju” Minhwan menyetujui dan di ikuti Cheolyong,Sungjong dan Jiyoung.
“Kalau begitu 5 tahun lagi Kita berkumpul di bawah pohon impian ini dan bersama-sama membuka secret wish ini” tutup Jinri.
_______THE END_______
_shytUrtle_
Annyeong My Lovely Shi-Gui ^^sebelumnya saya mau minta ma'af atas keterlambatan dari episode #4 ini. seminggu kemarin saya (sok) sibuk sekali dengan sebuah dunia baru saya hehehe.
oKEY~ Shi-Gui,welcome to lautan khayalan shytUrtle.
¤ T.R.I.A.N.G.L.E ¤
* Cast:
- Lee Youngie/Yui Kagemiya,Jung Heebyul,Song Hyuri,Park Chaebin,Kim Hyejin/Moon Hyeoseo.
- TVXQ.JYJ,SHINee,2PM
* Genre: Serial/Straight/Horor-Fantasy
* Daftar Istilah:
- Hallow: makhluk 1/2 siluman atau darah campuran.
- Hyõnin: para pejabat tinggi pemegang pemerintahan dalam Utopia.
- Hon: golongan roh gentayangan.
- Saviour: golongan manusia ksatria pembasmi Viper yang tergabung dalam Utopia.
- Utopia: tempat berkumpulnya para ksatria pembasmi.
- Valour: golongan ksatria dari kaum Yowl.
- Viper: siluman golongan hitam yang menggunakan kekuatan goblin dan bertransformasi menjadi makhluk abadi penghisap darah (vampir)- Voracious: siluman yang telah terinfeksi racun Viper dan menjadi monster yang selalu haus darah dan pemakan daging dan merupakan budak kaum Viper.
- Yowl: golongan siluman putih.
episode #4
Junsu hanya diam menatap Youngie dan Wooyoung secara bergantian. Tangan Wooyoung terlihat gemetar menahan emosi masih memegang amplop yang bertuliskan "Hyesõng Academy" dan Youngie masih menatapnya dengan tatapan sendu itu.
"Nona..." Junsu mencoba menengahi,tapi Youngie memberi isyarat bahwa Junsu tak perlu membantunya.
"Tuan Muda Park Yoochun memberikan tawaran itu. Tadinya tidak pernah terpikir untuk kembali berhubungan dengan Utopia,tapi belakangan ini Aku sangat ingin melakukannya dan tawaran itu datang" Youngie mencoba menjelaskan "semua tidak seperti yang Kak Wooyoung pikirkan"
"Bagaimana kalau ini benar jebakan? Bagaimana kalau Yoochun sebenarnya curiga pada Mu?"
"Kalau benar begitu rencananya,maka Aku akan memberikan apa yang Ia cari dari Ku"
"Youngie..."
Junsu masih setia menemani Youngie yang duduk melamun di atas atap sebuah gedung. "Nona,tolong bicaralah dan katakan apa yang bisa Aku lakukan?"
"Aku tidak tahu...tidak ada yang harus Kau lakukan"
"Nona...melihat Nona seperti ini Aku jadi merasa sedih... Aku sudah berjanji untuk melayani Nona tapi jika begini sama artinya Aku adalah Hon bodoh yang tidak berguna"
Youngie mengembangkan senyum di wajahnya menatap Junsu "sa'atnya berburu" kemudian bangkit dari duduknya dan kembali memakai topengnya.***
Heebyul masih terjaga. Jam meja di kamarnya menunjukkan pukul 11.00 pm. Ia tersenyum dan segera menyalakan komputer di kamarnya. Senyumnya semakin lebar ketika kembali mengunjungi sebuah ruang chatting internet.
Silence: Annyeong ^^ <--- Heebyul menyapa teman chattingnya
Key: sudah standby?
Silence: seperti biasa tapi sedikit terlambat. baru muncul,sibuk ya?
Key: tidak tapi lumayan,Nuna?
Silence: sama,lumayan juga ^^ akan ada kompetisi,kami mulai berdengung seperti lebah sekarang
Key: hmm...
Silence: Kau ingat tantangan Mu?
Key: ma'af? Kita ada taruhan lagi?
Silence: kau ini pelupa sekali (__")
Key: aku benar2 lupa,ada apa sebenarnya (--)?
Silence: sebenarnya tidak ada taruhan hahaha
Key: nuna!
Silence: jadi kau benar2 lupa? Ah,kau payah! Bagaimana bisa kau menyebut diri mu "key"?? tapi tidak bisa menjadi kunci yang sebenarnya payah --"
Key: nuna marah? jangan marah ya please >/\<
Silence: baiklah Mr.Key yang sangat pelupa! Kita tidak ada taruhan tapi Aku akan melawan rasa benci ku dan mencari tau alasan kenapa aku benci
Key: nuna bicara apa? aku benar2 tidak paham --a
Silence: :-/
Key: haha aku bercanda,tentang sekolah aneh itu?
Silence: he'em
Key: APA?!! NUNA SERIUS??
Silence: reaksi mu berlebihan sekali ,"? ini saran mu
Key: (--")?
Silence: kau pernah bilang "kenapa nuna benci? tapi anehnya nuna tak tahu apa alasannya,itu konyol. segala sesuatu punya alasan,benci tanpa ada alasan hah...bodoh! kalau aku jadi nuna,aku akan melawan rasa benci itu dan mencari tahu alasannya bukan malah diam memendam rasa itu saja" kau ingat tidak?
Key: hehehe...apa aku yang mengatakan itu semua?
Silence: dasar!
Key: hehe gud luck nuna,i like it ^^b
Silence: tapi sa'at aku mulai aktif jadi siswa pasti akan jarang menyapa mu seperti ini
Key: kita rubah saja waktunya
Silence aka Heebyul mengenal Key setahun yang lalu dalam sebuah ruang chatting internet. Meski Heebyul tak tahu pasti siapa sebenarnya Key tapi Ia merasa nyaman berteman dan berbagi rasa kesepian dengan Key. Bagi Heebyul,Key adalah pribadi yang menyenangkan. Key adalah pribadi yang manja dan kekanak-kanakan tapi bisa juga berubah menjadi sosok yang dewasa yang mampu meredam perasaan kalut Heebyul.***
Chaebin sudah siap berangkat menuju kediaman presiden tempat Ia bekerja. Ia tersenyum melihat sosok Yui muncul dengan tunggangan favoritnya sekuter warna hitam.
"Pagi,Chaebin!" sapa Youngie sa'at sekuternya berhenti tepat di depan Chaebin. "Tunggu apa lagi? Urusan pekerjaan dan uang harus tepat waktu" memberikan helm pada Chaebin "pegangan yang erat Aku tidak terbiasa mengendara dengan pelan" sa'at Chaebin naik dalam boncengannya. Chaebin memeluk erat pinggang Youngie sa'at gadis itu ngebut dengan sekuternya. "Woa~ ini istanya?" Youngie benar terkagum-kagum sa'at tiba di depan kediaman Park Jinyoung.
"Cepat! Cepat! Jalan karyawan di samping" ajak Chaebin memimpin Youngie masuk.
Youngie menunggu di ruang ganti pelayan. Ia mengintip dari balik jendela dan tersenyum melihat para pelayan melakukan apel pagi lengkap dengan seragam Mereka. Setelah 15 menit menunggu Chaebin datang menjemput Youngie untuk menemui Joongki.
"Annyeong hasimnikka,jonun Park Youngie imnida" dengan sopan Youngie memperkenalkan diri di hadapan Joongki.
"Aku Song Joongki,Kepala Pelayan di rumah ini. Chaebin cerita banyak tentang Mu,apa benar Kau pernah bekerja di sebuah EO?"
"Iya,Tuan. Selama setahun"
"Pasti Kau paham tentang pesta,Aku akan merasa senang jika Kita bisa mendiskusikannya bersama,mulai besok datanglah kemari dan bersiap dengan yang lain"
"Tuan menerima Saya?"
"Iya,bekerjalah dengan baik meski hanya sebagai pelayan tambahan sementara"
"Iya,Tuan. Terima kasih"
"Chaebin,tolong jelaskan pada Youngie bagaimana peraturan disini"
"Iya,Tuan". Chaebin dan Youngie keluar dari ruangan Joongki. "Berseri sekali? Kau terpesona ketampanan Kepala Pelayan Song?"
"Apa??"
"Ah! Sudahlah lupakan! Dengar,mulai hari ini Aku akan memanggil Mu Youngie,Aku tidak mau ketahuan kalau Kau jika Kau bukan orang Korea"
"Aku orang Korea!"
"Kau dapat pelayan tambahan? Cepat sekali..." Jisun muncul bersama Gyuri dan Sunyoung "Siapa Dia? Apa kepala pelayan Song menerimanya?"
"Pilihan Ku pasti langsung di terima" Chaebin sedikit menyombongkan diri "Dia ini Park Youngie"
"Dia langsung lolos?" Gyuri dengan ekspresi tak percaya.
"Dia hanya pelayan tambahan sementara,setelah pesta usai Dia akan pergi" jawab Jisun "Sepertinya Kau bukan gadis biasa" mengamati Youngie "semoga Kau betah"
"Mohon bimbingannya" Youngie membungkukkan badan.
"Park Youngie...nama Mu mencolok sekali" celetuk Sunyoung.
"Mencolok?" tanya Chaebin.
"Pasti Nona Senior terpengaruh cerita Lonely Star,karena cerita itu nama Youngie jadi populer" jawab Youngie.
"Kau juga mengikutinya?" Sunyoung terlihat tertarik "Iya,Aku suka membaca karya tak bertuan itu" tambahnya malu-malu.
"Sudah! Sudah! Lekas mengerjakan tugas masing-masing" potong Jisun "Chaebin,Aku serahkan gadis ini pada Mu"
"Baik,Senior". Jisun pun pergi di susul Gyuri dan Sunyoung.
"Astaga~ Aku benar di buat pusing" keluh Youngie.
"Kenapa?" Chaebin tampak keheranan.
"Semua orang di sini bermarga Park dan Aku terjebak di dalamnya"
"Aish~ Kau ini! Ayo,banyak hal yang harus Kau pelajari"
***
"Tumben Kau datang kemari?" Minkyung kaget sa'at Hyeoseo berkunjung ke tokonya "seingat Ku,Kau tidak suka coklat dan permen"
"Aku mau lolipop"
"Ha?? Lolipop?? Untuk Mu sendiri??"
"Mmm...bukan tapi untuk penjaga perpustakaan Hyesõng Academy"
"Kak Jaebum?? Hey,ada apa?? Kau mulai perhatian padanya,tapi lolipop bukan ide yang bagus untuk memulai"
"Minkyung! Aku hanya mau minta ma'af,sebut saja ini gerakan menyuapnya"
"suap? dengan lolipop? apa itu! trend 2011?"
"Aku hanya ingin minta ma'af pada Kak Jaebum. Aku banyak meminjam buku tapi terlambat mengembalikannya,sering sekali seperti ini"
"Oh...lalu menurut Mu,Kak Jaebum suka lolipop? Hyeoseo ini konyol!"
"Entahlah,tapi Aku rasa ini cukup baik. Tolong berikan permen terbaik dari toko ini"
"Kau lihat-lihat saja dulu" Minkyung menyambut Hyuri yang baru tiba "Selamat datang Nona,seperti biasa?"
"Iya,satu toples permen coklat Magic" jawab Hyuri.
"Baiklah,tunggu sebentar"
"Tolong sekalian di hias ya" seru Hyuri kemudian menoleh dan tersenyum pada Hyeoseo. "Baru pertama kali kemari?" tanya Hyuri memulai.
"Apa kelihatan sekali?" Hyeoseo sambil memegang kedua pipinya.
"Permen coklat Magic saja,itu senjata andalan Ku"
"Yang terbaik dari toko ini ya?"
"Bukan tapi yang terbaik menurut Ku" dengan senyum penuh keyakinan.
"Ini pesanan Anda Nona" Minkyung datang.
"Tolong ganti pitanya dengan warna biru" pinta Hyuri.
"Astaga~ ma'af,Aku lupa kalau Nona tidak suka warna merah,tunggu sebentar ya"
"Minkyung! Aku juga mau satu!" pinta Hyeoseo seraya tersenyum pada Hyuri yang segera membalas senyum padanya.
Hyeoseo keluar sambil memeluk bungkusan permen dari toko MM. Ia optimis Jaebum pasti akan suka.
"Apa ini?" tanya Yoochun "Kau datang dan membawa toples cantik berisi permen coklat,apa ini berarti Kau menyuap Ku?"
"Terserah Tuan menganggapnya apa,Saya hanya ingin berbagi kebahagiaan. Ma'af pitanya berwarna biru padahal Tuan suka warna merah"
"Kau tahu?? Hahaha tidak apa-apa,terima kasih"
"Ada apa Tuan memanggil Saya kembali?"
"Song Joongki,Kau kenal Dia?"
"Song Joongki??"
"Melihat ekspresi Mu,Aku rasa Kau tidak mengenalnya. Dia Kakak kandung Song Hami dan Dia berkerja sebagai kepala pelayan di rumah Ku"
"Kakak kandung Nona Hami?"
"Iya. Kemarin Joongki meminta pendapat Ku tentang keinginan yang di ajukan adiknya Hami. Hami ingin Kami merekomendasikan Song Hyuri untuk masuk Hyesõng Academy. Aku ingin bertanya langsung pada Mu,apa Kau butuh akses masuk ke dalam Hyesõng Academy?". Hyuri tampak memikirkannya. "Jika Kau butuh,Aku bersedia membantu"
"Jika apa yang Tuan maksud dengan sesuatu yang belum di temukan kunci dari semua misteri ini ada di dalam Utopia tidak mungkin Tuan mengundurkan diri dari Utopia". Yoochun tersenyum mendengarnya. "Tadinya sempat berpikir seperti itu tapi setelah melakukan wawancara dengan Tuan,Saya sadar kunci itu tidak berada disana selain itu pihak Utopia sampai sa'at ini masih terus mengawasi Saya,jika Saya bergabung sama saja dengan bunuh diri"
"Jadi Kau benar-benar tidak butuh akses masuk dalam Hyesõng Academy?"
Hyuri kembali berpikir "Sebenarnya Saya membutuhkannya Tuan. Ada beberapa hal yang ingin Saya ketahui dari sana"
"Begitu ya...bagaimana kalau Kita bekerja sama?"
"Bekerja sama?"
***
Hyeoseo sengaja berangkat setengah jam lebih awal dan langsung menuju perpustakaan Hyesõng Academy. Ia menyembunyikan toples permen di balik punggungnya,"Annyeong..."
"Annyeong" jawab Jaebum _Park Jaebum_ si penjaga perpustakaan "Datangnya pagi sekali? Ada apa? Kau butuh buku lagi?"
"Kakak menghina Ku? Buku-buku yang Aku pinjam belum ada yang kembali"
"Kekeke~" Jaebum terkekeh mendengarnya "lalu apa?"
Hyeoseo tersenyum manis dan meletakkan bingkisan toples permen coklat Magic di meja Jaebum. "Mungkin ini terkesan konyol tapi Aku benar-benar minta ma'af karena Aku sering merepotkan Kak Jaebum" membungkukkan badan. "Ma'af Aku tidak tahu apa kesukaan Kak Jaebum jadi hanya ini yang bisa Aku berikan"
"terima kasih,ini pertama kalinya Aku menerima hadiah. Aku sangat senang"
"Benarkah?? Kak Jaebum hanya ingin menghibur Ku saja kan?"
"Hehehe Aku ketahuan. Aku tidak sepayah itu,meski Aku yatim piatu tapi Aku punya banyak teman. Terima kasih,Aku sangat suka permen coklat Magic. Lain kali tidak usah begini,Hyeoseo terlambat mengembalikan buku,bukanlah hal baru jadi tidak perlu merasa sungkan pada Ku"
"Kak Jaebum,ma'afkan Aku"
(Hyungga-kantor Dewan Senior Hyesõng Academy,06.00pm)
"Tahun ini jumlah calon Saviour meningkat tajam tapi tidak dengan Valour,kemana perginya kaum Yowl?" Minkyung memeriksa satu per satu map pendaftaran "Harusnya ini bukan tugas Kita hah..." menghela nafas panjang melihat tumpukkan map di hadapannya.
"Kalau mengeluh terus tidak akan selesai!" cerca Eunsuh _Lee Eun Suh_ "Kita hanya perlu merapikan map-map ini sebelum di kirim ke Utopia"
"Kalian sudah dengar gosip yang beredar?" tanya Minrie _Park Minrie_ yang di jawab anggukkan kepala Minkyung dan Eunsuh "Dewan Senior meributkan rumor anak asuh Tuan Park Yoochun dan perihal Jung Heebyul yang akan mengikuti pendidikan Saviour tahun ini"
"Jung Heebyul adik dari Jung Yoomi dan Jung Yunho?" Eunsuh memastikan "Dia akhirnya mau bergabung?"
"Pasti di paksa" komentar Minkyung "Aneh kan Dia tiba-tiba bergabung? Selama ini yang Kita tahu Heebyul sangat membenci Utopia karena Ia merasa Utopia telah membunuh kedua orang tuanya"
"Entahlah" Minrie mengangkat kedua bahunya.
"Berhenti bergosip membicarakan hal tidak penting itu!" bentak Hyeoseo.
Heebyul berjalan pelan memasuki halaman Hyesõng Academy. Di pandanginya bangunan besar bergaya klasik khas bangunan Belanda itu secara menyeluruh. Kedua tangannya masih memeluk map merah. Heebyul menundukkan kepala dan lagi-lagi menghela nafas panjang kemudian kembali melangkahkan kakinya. Ia berhenti di depan papan denah sekolah dan mengamatinya.
"Musim gugur telah berlalu,musim dingin pun usai,ini pertengahan musim semi tapi kenapa masih murung?". Suara itu mengejutkan Heebyul dan Ia segera menoleh ke samping kanan tempat sumber suara berasal. "Kau bertanya sejak kapan Aku di sini?" tanya Youngie membuat Heebyul makin bingung merasa gadis itu membaca pikirannya. Youngie menggosok hidungnya "Baru saja sampai,Kau saja terlalu serius melihat denah ini. Aku Yui Kagemiya" mengulurkan tangannya "Kau,Jung Heebyul kan?" tapi Heebyul masih terdiam tak menjabat tangannya "huh! tidak mau rupanya" menarik tangannya kembali "sombong sekali" sambil menggerutu.
"Ma'af??"
"Iya! S-O-M-B-O-N-G S-E-K-A-L-I!" Youngie memperjelas ucapannya "Apa semua keluarga Hyõnin seperti Mu? Aku tahu Kau memang pantas bersikap begitu,jangan merasa istimewa,Kau itu bukan apa-apa,hanya terbawa kehebatan kedua kakak Mu,jika Aku jadi Kau,Aku malu bersikap seperti itu"
"Nona! Ma'af! Ucapan Anda sangat menyinggung sekali. Aku tidak merasa hebat dan tidak ingin di istimewakan!"
"Kenapa memanggil Ku Nona?"
"Meskipun Anda Senior tapi tetap saja Aku tidak suka mendengar ucapan Anda tadi"
"Senior? Aku Yui Kagemiya dan Aku bukan senior" melangkah pergi.
"Hey! Tunggu!" Heebyul menyusul langkah Youngie "Kau bukan senior?"
"Bukan. Ma'af jika Kau tersinggung,sikap Mu membuat Ku kesal"
"Jadi Kau juga calon siswa?"
"kenapa?"
"Tidak"
"Heran Aku tahu siapa Kau?"
"Iya"
"Dari kalung Mu,bintang Byul haha"
"Bohong!"
"Siapa bilang Aku jujur? Aku tidak minta Kau percaya". Youngie dan Heebyul berjalan beriringan sambil terus beradu argumen.
"BERHENTI!!!" suara teriakan itu menghentikan langkah sekaligus percakapan Youngie dan Heebyul serta kompak memandang ke arah sumber suara.
"Chaebin??" Youngie kaget melihat Chaebin.
"Yui??" Chaebin pun sama "Apa yang Kau lakukan di sini?"
"Apa yang Kau lakukan di sini?"
"Aish! Kau tidak lìhat?" menunjukkan stok untuk mengepel lantai di tangannya "Apa yang Kau lakukan di sekolah ini?"
"Oh,Aku mengantar Nona ini hehe". Heebyul langsung menatap heran pada Youngie. "Hey Otak Dolar! Kau juga bekerja di sini?"
"Haha Mata Uang Won,Kau tahu saja. Ada waktu luang,lumayan menambah isi dompet! Dia calon Savior? Memutar saja lantainya masìh basah!"
"Ok! Bye Otak Dolar!"
"Daag! Mata Uang Won!" Chaebin melambaikan tangan kanannya.
"Mengantar Nona ini? Hey! Kau ini sebenarnya siapa?" Heebyul mulai lagi "tadi Kau bilang Kau juga calon siswa tapi sebentar saja sudah berubah"
"Aigo~ kelihatannya saja pendiam ternyata sangat cerewet! Sudah Ku bilang berulang kali Aku Yui Kagemiya,apa Kau tidak dengar?"
"Aish! Kau itu menyebalkan sekali!"
"Sudah tahu begitu tapi kenapa Kau terus mengekor pada Ku?"
"Ma'af?!!!"
"Oh...itu Dia!" Youngie mengalihkan topik "Hyungga...mengerikan sekali sebutannya" segera menuju ruangan itu dan Heebyul masih mengekor di belakangnya. "Annyeonghasimnikka"
Minkyung terbelalak melihat Youngie "Yui?? Apa yang Kau lakukan di sini??"
"Minkyung" Youngie tersenyum lebar "Aku mengantar ini" menyerahkan map merah yang baru saja Ia keluarkan dari tas silangnya.
"Kau melamar jadi calon siswa? Ini tidak menghasilkan uang,Kau tertarik?" kemudian menatap Heebyul yang berdiri di belakang Youngie "Anda juga datang untuk melamar?"
"Iya" Heebyul menyerahkan mapnya.
"Jung Heebyul??" Minkyung kembali menatap Heebyul membuat Minrie,Eunsuh dan Hyeoseo ikut melihat ke arah Heebyul.
"dan Aku Yui Kagemiya,apa ada yang salah?" sela Youngie.
"Pengumumannya seminggu lagi,Kalian yang lolos akan menerima surat undangan" Eunsuh angkat bicara.
"Semua tetap di seleksi apakah bisa lolos menjadi calon siswa" sambung Minrie.
Hyeoseo bangkit dari duduknya hendak keluar. Ia sempat saling berpandangan dengan Heebyul sebelum meninggalkan Hyungga. Heebyul meletakkan tangan kanan di dadanya dan berbalik menatap punggung Hyeoseo yang berjalan menjauh. Heebyul merasa tak asing dengan tatapan itu dan terus memikirkannya.
"Dia itu Moon Hyeoseo" Youngie memecah kebisuan sa'at keduanya berjalan pulang. "Mahasiswi tingkat akhir Changgong University jurusan psikolog. Wanita yang hebat. Kau merasa tak asing ya?"
"Wanita merasakan deja vu bukan hal yang aneh" jawab Heebyul.
"Dia mengingatkan Mu pada seseorang??"
"Yui~ssi!"
"Jangan marah! Tidak Aku tidak bisa membaca pikiran orang,itu hanya dugaan Mu"
"Kau bisa membaca pikiran Ku"
"Ahahaha...Kau benar berpikir begitu?"
"Tidak juga"
"Padahal iya,hah...dasar!"
"Itu..."
"Lupakan saja. Sebentar lagi pasti bisa mencari tahu banyak tentang Moon Hyeoseo,Kau tertarik?"
"Aku??"
"Pasti tidak! Apalagi Kau sangat sibuk mempersiapkan kompetisi dance tingkat nasional itu"
"Kau juga tahu tentang itu?"
"Posternya tersebar di mana-mana,Caliptra..."
"Bahkan Kau tahu tentang Caliptra? Kau ini siapa?"
"Hah...malam yang dingin dan Aku di temani gadis yang dari tadi bertanya Aku ini siapa..." kemudian menatap langit
"Byul..." tersenyum.
Heebyul ikut mendongak menatap langit. "tidak ada bin..." menoleh namun Youngie tak lagi di sisinya. Heebyul memeriksa sekelilingnya namun Youngie tidak ada dan jalanan tampak sepi. Heebyul mengelus tengkuknya dan memeriksa jam di ponselnya. "kemana Dia pergi? cepat sekali..."
Sedan metalik itu muncul dan menyorot Heebyul dengan lampu jauh. Heebyul segera mengangkat tangan kanan untuk menutupi wajahnya karena silau. Mobil itu berhenti tepat di hadapan Heebyul yang berdiri di trotoar. Chansung _Hwang Chansung_ muncul dan tersenyum manis pada Heebyul yang segera membalas senyum.
***
Youngie duduk di hadapan Ken dan Wooyoung,sementara Junsu duduk tak jauh di belakang Youngie. Wooyoung masih tampak kesal dan marah.
"Apa yang menurut Yui benar,selama ini terbukti benar adanya. Jika Kau merasa ini benar dan ini keputusan Mu,maka Kakek hanya bisa mendukung"
"Tapi,Tuan" protes Wooyoung.
"Kak Wooyoung..." potong Youngie "Bantu saja Aku,seperti sebelumnya. Jika Taemin masih hidup,pasti Dia juga akan masuk akademi,Aku rasa ini akan berguna"
"Aku rasa? Bertindak tidak hanya butuh rasa tapi juga logika"
"Hey,Jang Wooyoung! Apa pernah Nona bertindak tanpa memikirkannya lebih dulu?" sela Junsu "Kau itu terlalu berlebihan!"
Youngie tersenyum melihat keduanya "Hati Ku berkata semua akan baik-baik saja,pasti ada sesuatu di sana. Bagaimana kalau Kita keluar dan mencari udara segar saja?"
"Berburu? Asik!" Junsu antusias.
"Kenapa tidak mencoba untuk tidur? 7 tahun belakangan Kau tidak pernah meluangkan waktu untuk benar-benar tidur" tanya Ken.
"Aku takut. Aku takut jika Aku terlelap,Ratu Black Widow selalu muncul,Aku takut Dia menguasai jiwa Ku. Itu kenapa selama 7 tahun ini Aku tidak bisa benar-benar tidur". Ketiga pria di ruangan itu menatap iba Youngie. "Jangan menatap Ku seperti itu,Aku baik-baik saja" menunjukkan senyum terbaiknya. Tiba-tiba ponsel Youngie berdering dan seseorang menelfonnya. "Aku harus pergi"
"Berburu? Aku ikut!" pinta Junsu.
"Gudang uang! Aku pergi dulu" langsung hilang dari ruangan itu.
"Wooyoung!" cegah Ken sa'at Wooyoung hendak menyusul "Biarkan Dia pergi. Dia tahu apa yang harus Ia lakukan"
*Restoran Phunggyõng*
Sudah hampir jam tutup,tapi malam ini suasana restoran masih ramai pengunjung.
"Pangeran suka kota ini?" tanya Hyunjoo _Son Hyunjoo_ "Apa tempat ini terlalu padat?"
"Tidak. Aku senang bisa berbaur" Nichkhun merasa nyaman "Ini restoran terbaik di kota ini,ramai sekali"
"Apa perlu menyewa tempat VIP?"
"Tidak"
"Ma'af Tuan mau pesan apa?" tanya Juyeon.
"Wine kualitas terbaik"
"Baik,Tuan. Mohon tunggu sebentar"
Youngie baru sampai di restoran Phunggyõng. Ia mendengus kesal melihat suasana restoran yang padat. Di awasinya seluruh ruangan dan berhasil menemukan Yoochun yang duduk di meja no.8. Youngie tersenyum dan membalas lambaian tangan Yoochun.
Nichkhun merasa bingung menoleh ke kanan dan kirinya. Ia berpikir apakah gadis yang berdiri di dekat pintu masuk itu tersenyum dan melambai padanya. Nichkhun jadi sedikit salah tingkah apalagi gadis itu tampak berjalan mendekatinya. Nichkhun membenahi posisi duduknya berusaha rileks dan menunjukkan ekspresi terbaiknya bersiap menyambut Youngie yang berjalan menuju padanya. Namun Youngie hanya melewatinya dan menuju meja no.8. Nichkhun menarik senyumnya dan merasa malu.
"Ada apa menelfon dan meminta Ku datang? Ada uang?" tanya Youngie tanpa sungkan sembari duduk di hadapan Yoochun.
"Miss Fussy,Kau tidak lihat ada orang lain disini?"
"Siapa Dia? Pacar baru Mu? Halo Nona" melihat Hyuri sekejap mata "Bisnis? Uang?" kembali menatap Yoochun.
"Aish! Sopan sedikit" merasa sungkan pada Hyuri "Dia ini..."
"Song Hyuri" potong Youngie "Dia bekerja di Song's Magazine dan jadi incaran Utopia karena tulisannya...Fallen Leaf"
Yoochun merasa kehabisan kata-kata "yah...Dia lah Yui Kagemiya"
"Kau mau Aku bantu Dia? Sial! Kenapa mengajak bertemu di sini?" cerca Youngie "Aku tunggu di gang"
Nichkhun terus menatap Youngie yang berjalan keluar. "Siapa Dia? Makhluk apa Dia?" gumamnya lirih.
"Ma'af?" Hyunjoo kemudian mengikuti arah pandangan Nichkhun "Ada apa dengan gadis itu Pangeran?"
"Baru pertama kali ini Aku merasakan detak jantung seperti itu"
Hyuri berjalan memasuki gang dan menatap sekelilingnya.
"Aku di sini!" Youngie duduk di atas sebuah tong dengan rokok di mulutnya. "Kau benci ini?"
"Tidak" bantah Hyuri meski sebenarnya Ia merasa terganggu.
"Siapa suruh memakai aroma melon" meniupkan asap rokok ke arah Hyuri "langsung saja,Kau mulai dari harga berapa?"
"Ma'af??"
"Informasi seperti apa yang Kau inginkan? Kau ini wartawan apa detektif?"
"Informasi dari tahun 1993-2004. Tuan Yoochun bilang Kau tahu banyak hal dan pasti benar-benar istimewa"
"Karena Aku anak asuhnya? Aku hanya butuh uang,Dia menyuruh Ku membuat kekacauan di akademi. Bagi Ku itu mudah saja asal ada uang. Kau penasaran tentang isu Hallow bernama Lee Youngie? Tulisan Mu mengarah padanya. Dia tenar sekali begitu banyak yang mencarinya"
"Kau tidak ingin tahu Aku ada di pihak mana?"
"Itu tidak penting! Bagi Ku hanya uang yang penting! Karena yang Kau cari adalah informasi yang banyak di cari orang jadi harganya agak mahal"
"Berapa pun akan Aku bayar"
Youngie kembali mengamati Hyuri "Baiklah. Aku yang buat aturannya"
***
(bangunan tua tak terawat jauh di sudut Kota Changgong)
Pertengahan musim semi,namun hawa terasa begitu dingin. Jaejoong berdiri di balkon dan menatap luasnya cakrawala.
"Tuan Penasehat" Changmin datang bersama Taecyeon "Ada utusan dari barat"
Jaejoong berbalik menghadap keduanya "Apa pesan yang di bawa?"
"Putri Vampir akan segera tiba di Ibu Kota Changgong"
"Itu saja?"
"Ada juga informasi tentang seorang Pangeran Vampir dari Thailand juga tiba di Ibu Kota" jawab Taecyeon "Kami sedang melacaknya"
"Apa ada perkembangan lagi"
"Tentang Hallow itu...ma'af Tuan Penasehat,Kami belum menemukan titik terang"
"Persiapkan semua dan lindungi para Putri Vampir yang akan tiba"
"Baik,Tuan!" Changmin dan Taecyeon kompak kemudian pergi.
Jaejoong kembali melihat tangan kanannya. Separo bagian dari tangan itu hilang "Aku tidak akan mema'afkan Mu,Lee Youngie! Kau harus membayar atas kekacauan yang Kau buat!" bisiknya dengan tatapan penuh dendam.
Nichkhun berdiri di temani Hyunjoo dan beberapa pengawalnya. Ia mengamati rumah tua yang masih berdiri tegak di hadapannya. Tak jauh dari bangunan itu masih tampak sisa bangunan gereja yang hancur akibat peristiwa di tahun 2004. "Aku suka rumah ini" Nichkhun tersenyum dan masih mengamati rumah tua itu.
"Jadi Pangeran akan menyewanya?" tanya Hyunjoo yang di amini anggukkan kepala Nichkhun. "Baiklah,perantaranya akan datang mungkin sedikit terlambat"
10 menit kemudian Youngie muncul. Nichkhun tampak terkejut melihatnya. "Ma'af membuat Anda menunggu,mari!" langsung memimpin Hyunjoo untuk masuk ke dalam rumah. "Ini Dia!" usai membuka pintu "Saya Yui Kagemiya,Anda yang akan menyewa rumah ini silahkan melihat-lihat dahulu" lengkap dengan senyumannya.
"Kami akan menyewanya!" ucap Nichkhun tegas.
"Tidak ingin melihat-lihat dulu?"
"Tidak"
"Baiklah" mengeluarkan kertas-kertas dari tasnya "Kalian pasti aman di sini"
"Ma'af??" tanya Hyunjoo.
"Sejak peristiwa 2004,kawasan ini di abaikan,baik Viper ataupun Saviour tidak pernah muncul di sini"
"Kau tahu siapa Kami?" sahut Nichkhun.
"Tentu saja. Wajah putih pucat,berkulit dingin dan tak memilki detak jantung"
"Kau! Jaga bicara Mu!" bentak Hyunjoo.
"Tenang saja. Bagi Ku tidak ada yang menarik dan penting kecuali uang" sembari menyodorkan kertas dalam map pada Nichkhun "Tanda tangan di sini dan bayar uang sewanya" menatap Nichkhun tanpa ragu.
Nichkhun tersenyum mengambil map dari tangan Youngie "Ada lagi yang ingin Kau sampaikan?"
"Rumah ini sangat berarti bagi Kakek Ku,jadi tolong di jaga"
"Jangan khawatir tentang itu" kembali menyerahkan map nya kemudian memberi isyarat agar Hyunjoo memberikan koper berisi uang sewa itu pada Youngie.
"Baiklah,Aku pergi!" usai menerima koper "Aku akan menghitungnya nanti"
***
Hari ini hari terakhir bagi pendaftaran calon Saviour dan Valour. Hyeoseo dan Minkyung terlìhat lelah dan bosan menunggu jam piket berakhir sambil terus menatap jam dinding. Hanya kurang 10 menit tapi terasa begitu lama. Samar-samar terdengar suara derap kaki sedang berlari. Hyeoseo menajamkan telinganya,Ia paham ada dua orang yang berlari mendekati kantor Hyungga. Hyeoseo dan Minkyung saling melempar pandangan penasaran.
Sunyoung terus menggandeng tangan Chaebin dan terus menyeretnya berlari menuju kantor Hyungga. "Sillyehamnida..." Sunyoung terengah-engah.
"Keluarga Presiden tahun ini merekomendasikan Park Chaebin" Hyeoseo membaca isi formulir yang baru saja di tinggalkan Sunyoung. "Dari penampilannya,Aku rasa Dia tidak secakap Park Minyoung yang di rekomendasikan tahun lalu"
"Dia juga menjadi office girl di akademi ini sejak sebulan yang lalu" komentar Minkyung "Aku heran kenapa Tuan Park Yoochun merekomendasikan Yui sebagai anak asuhnya?"
"Ada masalah?"
"Setahu Ku,Dia itu tidak punya keahlian dan hanya bisa membuat kekacauan. Semoga saja Mereka tidak jadi satu kelompok"
"Mereka?"
"Yui dan Chaebin"
"Apa hubungannya?"
"Tidak ada sih..."
Semua data calon Saviour dan Valour di kirim ke Utopia dan siap di seleksi tahap awal.
"Anak asuh Yoochun bernama Yui Kagemiya?" Yunho kembali bertanya "Dia orang Jepang?"
"Menurut Yoochun,Gadis itu peranakan Korea-Jepang. Aku sendiri penasaran ingin tahu siapa sebenarnya gadis itu" jawab Yoomi.
Yunho mengangguk pelan "Lalu siapa yang akan di kirim ke Hyesông Academy?"
"Aku sendiri dan beberapa orang dari Badan Pengawas lalu Jenderal Pasukan Wilayah Timur Choi Siwon"
"Siwon Hyung..."
"Aku sedang mengajukan permohonan agar 3 jendral utama bisa bergabung,jadi tidak hanya Jenderal Choi tapi juga Kau dan Jenderal Pasukan Wilayah Utara Kim Jeong Hoon"
Yunho tersenyum tulus "Terima kasih Nuna"
***
Youngie memasuki studio tempat Caliptra berlatih. Ia langsung duduk di samping Chansung yang tampak serius mengamati Caliptra berlatih. "Buruk sekali" celetuk Youngie.
Chansung kaget dan langsung menoleh dan menatap heran pada Youngie. "Kau siapa? Sejak kapan ada di sini?"
"Sejak kapan? Aku juga lupa hehe". Chansung menatap tajam pada Youngie. "Baru saja. Apa bagusnya Mereka sampai-sampai mata Mu tak berkedip menatapnya dan tidak sadar ada Aku di sini!"
"Ma'af,tapi...Aku benar-benar tidak..."
"Aku Yui Kagemiya. Ah! Byul payah sekali!"
"Apa??"
"Kenapa tidak bilang padanya kalau dancer paling buruk dari Caliptra adalah Naomi Jung! Aigo~ begitu masih saja mendongak"
"Berjalan saja Dia menunduk" Chansung sambil menggaruk kepalanya.
"Diantara Mereka Vicotria paling baik,lalu setingkat di bawahnya Nana,Lizzy dan Amber,Naomi paling bawah haha menyedihkan"
"Hey,Nona! Kau ini sebenarnya siapa? Apa tujuan Mu mengatakan itu semua?"
"Aku hanya mengatakan apa yang ada di otak Ku,jika tidak suka jangan di dengar. Hey,Tuan! Kau ini tampan tapi kenapa tetap bertahan di samping Heebyul? Dia itu..."
"Hey!" seru Heebyul "Kau!" berjalan menuju Chansung dan Youngie "Apa yang Kau lakukan di sini? Kau tahu tempat ini? Kenapa malam itu Kau tiba-tiba menghilang?" cerocosnya sa'at sudah berdiri di hadapan Youngie.
"Ish!" Youngie memasukkan jari telunjuknya ke telinga merasa terganggu oleh ocehan Heebyul "Ah~ annyeong" tersenyum lebar menyambut keempat teman Heebyul "Si Cantik Victoria,Si Ulzzang Nana,Si Cute Lizzy dan Si Charming Amber,aigo~ Aku sangat senang bisa bertemu Kalian" puji Youngie membuat ke empat teman Heebyul tertawa geli "Perkenalkan! Aku Yui Kagemiya" membungkukkan badan.
"Yui! Kau itu!" bentak Heebyul.
"Oh iya,Si Jutek Naomi"
"Yui!!!"
"Byul,teman Mu ini lucu sekali" Victoria balas memuji "sering-seringlah kemari"
"Aku ulzzang?? Hah..." Nana menggelengkan kepala.
"Terima kasih. Kau benar-benar lucu!" Lizzy mencubit pipi chubby Youngie.
"Aku tampan? Haha,Aku perempuan" sambung Amber dan keempatnya pergi.
"Aigo~ orang-orang yang menyenangkan!" Youngie beralih menatap Heebyul "Aku akan sering-sering kemari"
"Kau datang untuk mengganggu Ku lagi?!!"
"Heebyul..." sela Chansung.
"Oppa tidak tahu betapa menyebalkannya Dia!" Heebyul terdengar manja.
"Aku pergi dulu ya! Daag!" Youngie melambaikan tangan dan pergi.
"Meski terkesan aneh tapi Aku rasa Dia gadis yang baik"
"Oppa!" Heebyul langsung cemberut.
"Jangan bersikap skeptis padanya,Aku yakin Dia orang yang baik" mengelus mesra kepala Heebyul.
***
"Seragam Hyesõng Academy keren sekali! Aku tidak sabar ingin melihat Nona memakainya" Junsu usai menyetrika seragam milik Youngie "Ah~ pagi-pagi Nona sudah pergi"
"Ada apa pagi-pagi sudah mengomel?" tanya Ken.
"Nona mengantar semua pesanan dengan cepat lalu pergi begitu saja,padahal Aku ingin Nona mencoba ini dulu"
Sementara Wooyoung hanya duduk membaca koran dan tampak acuh.
"Aku akan menempuh pendidikan Saviour di Hyesông Academy ahahaha Park Chaebin akan jadi saviour" Chaebin membanggakan diri "Akhirnya Tuan Presiden melirik bakat Ku"
"Aku heran kenapa Kau yang di rekomendasikan"
"He?? Yui,apa maksud Mu??"
"Aku rasa Senior Sunyoung lebih pantas tapi kenapa Kau?"
"Kenapa Aku?? Hey! Kau pikir Aku ini payah?? Hey! Park Youngie! Kau iri pada Ku??"
"Iri?? Aish~ siapa yang bertugas menyeleksi?"
"Jadi Kau menghina Kepala Pelayan Song? Kau merasa hebat Otak Dolar?"
"YOUNGIE!!!"
"Chaebin bantu Aku" Sunyoung menyeret Chaebin yang masih mengomel.
Youngie terkekeh melihat Chaebin. "Hey! Pelayan!" suara pemuda itu menghentikan tawa Youngie. "Iya" Youngie berbalik dan sangat kaget melihat pemuda yang menengok dari jendela kamarnya.
"Kau! Ambilkan seragam sekolah Ku!" perintah Yoohwan _Park Yoohwan_ pada Youngie. "Kenapa diam saja! Cepat Aku sudah terlambat!" bentaknya.
"Ii..iya Tuan Muda" Youngie menunduk dan segera pergi sambil meletakkan tangan kanan di dadanya. Jantungnya berdetak kencang kala melihat Yoohwan. Jika Taemin masih hidup,pasti akan seperti Yoohwan Putra Bungsu dari keluarga Presiden. Youngie tersenyum kemudian memeluk seragam Yoohwan dan segera menuju kamar Yoohwan. "Tuan Muda,ini seragamnya" berdiri di depan pintu kamar Yoohwan yang terbuka. Youngie kembali merasa iri melihat Yoohwan bercanda dengan Hyochan sang kakak.
"Kau pelayan baru? Aku tidak pernah melihat Mu sebelumnya" sapa Hyochan ramah "masuklah! Kenapa menatap Ku seperti itu? Aku Park Hyochan,Kakak kedua Yoohwan"
Youngie berdiri mematung dan menatap Hyochan dengan terharu. "Senang bertemu dengan Anda" membungkuk 90 derajat di hadapan Hyochan. "Saya Youngie,Park Youngie" tersenyum lebar pada Hyochan.
_______TBC_______
Cameo:
1. Victoria+Amber f(x)
2. Nana+Lizzy Orange Caramel-After School
3. Park Yoo Hwan
4. Son Hyun Joo
_shytUrtle_