Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy - Land #48

04:16

 Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy

 


 

It's about rainbow, love, hate, glory, loyalty, betrayal and destiny.

 

 

. Judul: “Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy”

. Author: shytUrtle

. Rate: Serial/Straight/Fantasy/Romance.

. Cast:

-                  Song Hyu Ri (송휴리)

-                  Rosmary Magi

-                  Han Su Ri (한수리)

-                  Jung Shin Ae (정신애)

-                  Song Ha Mi (송하미)

-                  Lee Hye Rin (이혜린)

-                  Park Sung Rin (박선린)

-                  Song Joongki, L,Joe Teen Top, L Infinite, Jung Daehyun B.A.P, Jo Jonghwan 100%, Baro B1A4, Jang Geunsuk, Yoo Seungho, Kim Sunggyu Infinite, Choi Joonghun FT.Island, Cho Kyuhyun Super Junior, and many other found it by read the FF.

 

 

Ketika kau melihat pelangi, apa yang ada di benakmu? Tujuh warnanya yang indah atau...? Di sini, di Wisteria Land, kami percaya jika pelangi adalah jelmaan sang Naga. Naga arif dan bijaksana yang selalu mengawasi dan menjaga tanah Wisteria Land. Naga yang pada suatu waktu muncul dengan keelokan wujudnya dengan tujuh warna pelangi. Apa kau juga percaya akan hal ini?

 

Land #48

 

Langit senja berubah gelap. Lampu-lampu dinyalakan. Membuat suasana di Kampung Lupin semakin syahdu karena lampu-lampu yang dihias berbentuk lampion. Namun, arus pengunjung tak surut, malah semakin padat. Begitu juga di Rumah Seni Snowdrop. Para pengunjung pun mulai berpusat di depan panggung dan duduk berjajar di atas tikar yang sudah digelar di depan panggung.

Rumah Seni Snowdrop berusaha semirip mungkin menyajikan tempat pertunjukan seperti di masa lalu. Bahkan panggung pun dibuat tak terlalu tinggi agar suasana benar-benar seperti di masa lalu.

Sung Rin dan Su Ri sudah kembali bergabung bersama Seung Ho, Jong Hwan, L.Joe, dan Geun Suk. Mereka duduk di atas tikar di deretan kedua tepat di depan panggung. Jun Ki duduk tepat di samping kanan Geun Suk. Sedang Shi Hoo sudah memisahkan diri sejak permainan panahan usai. Ia tak mau terlalu terlihat, jadi memilih duduk di deretan tikar nomor empat di bagian tengah.

Tepat di depan kelompok Su Ri, Joong Ki dan ketiga pengawal pribadinya duduk. Sung Rin yang menyadari hal itu berusaha keras menyembunyikan rasa tak nyamannya. Sebelumnya Sung Rin telah menemui Magi dan menyampaikan jika ia melihat Raja ada diantara kerumunan pengunjung. Ia tak ingin Magi terlalu terkejut ketika naik ke atas panggung dan menemukan Raja yang mungkin saja akan duduk di deretan paling depan. Entah takdir atau memang sengaja, Jun Ki malah mengajak untuk duduk tepat di belakang Raja.

Geun Suk yang mengenal rombongan di depannya juga merasa tak nyaman. Sama seperti Sung Rin, ia pun berusaha menutupi hal itu dari rekan-rekannya.

Jun Ki tersenyum melihat panggung, lalu ia menoleh ke arah kiri dan menatap L.Joe yang sibuk dengan kameranya. "Byunghyun-aa, apa tak apa kita duduk di sini? Kamu bisa mengambil foto dengan baik? Aku pikir dari sini cukup bagus untuk mengabadikan penampilan kekasihmu." Jun Ki bertanya agak keras karena L.Joe duduk tepat di samping kiri Jong Hwan yang duduk tepat di sebelah Su Ri.

Su Ri dan Sung Rin duduk di tengah-tengah. Sung Rin duduk di samping kiri Seung Ho. Di samping kanan Seung Ho ada Geun Suk dan kemudian Jun Ki. Su Ri duduk di samping kiri Sung Rin. Di samping kiri Su Ri ada Jong Hwan, kemudian L.Joe duduk di samping kiri Jong Hwan.

"Ssaem, tidak usah khawatir. Dari sudut mana pun, asal modelnya Magi, L.Joe Seonbaenim pasti bisa mengambil foto dengan baik. Jika modelnya seorang kekasih, pasti hasilnya akan selalu bagus. Karena, setiap foto diambil dengan sepenuh hati." Seung Ho memuji kemampuan memotret L.Joe.

"Begitu ya?" Jun Ki tersenyum, masih menatap L.Joe. "Bagaimanapun, terima kasih sudah menjaga Magi dengan baik."

Ucapan terima kasih Jun Ki pada L.Joe menyita perhatian murid-murid yang duduk bersamanya. L.Joe, Jong Hwan, Su Ri, Sung Rin, Seung Ho, dan Geun Suk kompak menoleh ke arah kanan dan menatap Jun Ki.

Jun Ki tersenyum melihat reaksi anak didiknya. "Terima kasih juga padamu Park Sung Rin, Jo Jong Hwan, dan Yoo Seung Ho. Kupikir anak-anakku, Magi, Hyu Ri, dan Su Ri tidak akan mendapat teman saat pindah ke Hwaseong Academy. Tapi, kalian menerima mereka dengan baik. Aku merasa bersyukur akan hal itu. Maaf, karena baru berterima kasih hari ini. Rasanya tenang setelah melihat anak-anakku memiliki teman-teman yang baik."

"Ssaem, kenapa berkata seperti itu? Hal itu membuatku merasa mellow." Seung Ho menegur Jun Ki.

"Tapi, apa yang dikatakan Lee Jun Ki Seonsaengnim benar adanya. Aku pun dulu merasa takut untuk masuk ke Hwaseong Academy. Karenanya aku mengejar Magi dan Hyu Ri. Mereka berdua sumber kekuatanku untuk bertahan." Su Ri membagi apa yang ia rasa.

"Kita ke sini untuk memberi dukungan pada Magi dan bersenang-senang, kenapa justru jadi sedih begini? Ah! Lee Jun Ki Seonsaengnim harus bertanggung jawab." Seung Ho lagi-lagi menegur Jun Ki.

"Pokoknya terima kasih. Sekarang, mari bersenang-senang. Ah! Magi tidak akan tampil di awal ya?" Jun Ki mengalihkan pandangan ke panggung.

Para murid masih menatapnya, lalu saling melempar pandangan sebelum akhirnya turut menatap panggung.

 

Karena deretan tikar ditata dengan jarak cukup dekat, Joong Ki yang duduk tepat di depan kelompok Su Ri bisa mendengar obrolan Jun Ki dan murid-muridnya. Ia bersimpati pada apa yang dirasakan Jun Ki. Walau tak melihat secara langsung, ia bisa membayangkan kesulitan yang dialami Magi dan Hyu Ri juga satu gadis SMA Mae Hwa lainnya yang ditransfer ke Hwaseong Academy. Terlebih Ha Mi pernah membagi cerita tentang hal itu. Joong Ki menghela napas panjang. Andai Hyu Ri bisa datang ke festival ini, pasti gadis itu merasa senang karena bisa melihat pertunjukan Magi sekaligus bertemu teman-temannya.

Ucapan Jun Ki juga membuat Joong Ki terkejut. Karena Jun Ki menyebut nama pemuda dan kekasih. Lalu, pemuda lainnya menyebut nama Magi sebagai kekasih dari pemuda yang dipanggil Jun Ki. Penasaran, perlahan Joong Ki pun menoleh ke belakang. Tatapannya langsung terfokus pada L.Joe yang sedang sibuk mempersiapkan kamera dengan mencoba membidik panggung. Kening Joong Ki berkerut ketika ia berhasil melihat wajah L.Joe.

Setelah menjawab rasa penasarannya, Joong Ki kembali menghadap depan. Ia menghela napas pelan. Ada rasa kecewa menyeruak di dadanya. Magi sudah memiliki kekasih. Ia merasa tak memiliki kesempatan lagi untuk mendekati gadis itu. Padahal hari ini tujuannya datang festival adalah untuk lebih mendekati Magi.

Kyu Hyun, Il Woo, dan Dong Hae yang duduk di sekitar Joong Ki sesekali mengamati tingkah Joong Ki karena ketiganya turut mendengar obrolan orang-orang di belakang mereka. Ketiganya yakin Joong Ki merasa terpukul karena mendengar Magi telah memiliki kekasih. Kyu Hyun dan Il Woo sama-sama meminta maaf dalam hati karena menyembunyikan fakta itu dari Joong Ki.

Riuh sambutan penonton ketika seseorang naik ke atas panggung membuyarkan konsentrasi Joong Ki, Kyu Hyun, dan Il Woo yang sibuk dengan pikiran masing-masing. Ketiganya pun mengangkat kepala dan menatap panggung sambil turut bertepuk tangan seperti pengunjung lainnya yang sudah duduk rapi di atas tikar di depan panggung.

***

 

Walau bukan penampilan pertama, Magi merasa gugup. Saat MC naik ke atas panggung dan membuka acara, rasa gugupnya semakin meningkat. Ia sudah memprediksi jika mungkin saja Raja akan datang ke Festival Seni Kampung Lupin. Namun, mendengar kabar tentang kedatangan Raja dari Sung Rin masih saja membuatnya terkejut dan gugup. Semua karena surat yang dikirim Hyu Ri. Ia mengetahui jika Joong Ki menyukainya, hal itu membuatnya merasa tak nyaman. Hari ini pun ia menjadi gugup karena akan tampil di depan Joong Ki yang menganggapnya sebagai gadis yang ia taksir, bukan sebagai adik.

Satu per satu pertunjukan tradisional ditampilkan. Penonton yang terhibur bertepuk tangan, tertawa, bahkan bersorak. Ketika nama Snapdragon disebutkan, sorak sorai penonton semakin ramai.

Alat musik tradisional yang akan dimainkan Snapdragon sudah ditata di atas panggung. Satu per satu member Snapdragon naik. Terakhir Magi naik ke atas panggung, duduk di balik kecapi yang diletakkan di tengah-tengah. Sorak sorai penonton semakin menjadi.

Setelah menyamankan posisi duduknya, Magi mengangkat kepala dan menatap penonton. Ia terkejut karena Joong Ki duduk di deretan paling depan dan menatapnya. Tatapannya bertemu pandang dengan Joong Ki selama beberapa saat. Wajah pria tampan nomor satu di Wisteria Land itu dihiasi senyum ketika menatapnya. Merasa tak nyaman, Magi mengalihkan pandangan dan menemukan L.Joe bersama teman-temannya di barisan kedua. Bahkan ia melihat Jun Ki duduk bersama teman-temannya. Menemukan hal itu, Magi terkejut sekaligus merasa teharu.

Jun Ki tersenyum dan menganggukkan kepala saat menatapnya. Melihat hal itu, Magi merasa sedikit tenang dan ada kehangatan memenuhi hatinya. Guru yang selama ini ia banggakan memberi dukungan. Membuat rasa gugupnya sedikit berkurang. Magi menarik napas dan mengembuskannya pelan. Ia siap memberikan penampilan terbaik malam ini. Bukan untuk siapa pun, tapi untuk dirinya sendiri.

Snapdragon membawakan lima buah lagu dalam penampilan mereka malam itu. Ketika mereka hendak turun panggung, penonton merasa keberatan. Namun, Snapdragon tetap meninggalkan panggung.

Ketika sampai di belakang panggung, seorang wanita menghampiri Song Eun dan membisikan sesuatu. Magi yang berjalan tepat di belakang Song Eun melihat hal itu, tapi ia pura-pura acuh tak acuh.

"Magi." Song Eun menahan langkah Magi yang hendak pergi.

"Iya?" Magi menghentikan langkahnya dan menatap Song Eun. Ekspresi gadis itu diselimuti kekhawatiran. "Ada apa, Eonni?" Magi tak ragu bertanya.

Song Eun menghela napas dan mendekati Magi, lalu membisikan sesuatu ke telinga Magi.

Mendengar apa yang disampaikan Song Eun, Magi sedikit gontai. Tubuhnya mendadak terasa ringan. Yang Mulia Raja meminta waktu untuk bertemu dengan kelima member Snapdragon, begitu yang disampaikan Song Eun. Artinya, Joong Ki tak menyerah setelah ia menolak utusannya di sekolah.

"Bagaimana?" Song Eun meminta persetujuan Magi.

"Tidak apa-apa. Kita akan menemuinya." Magi berusaha tersenyum secara alami.

"Tunggu di sini. Aku akan memberi tahu yang lain."

"Nee."

Song Eun pun pergi untuk menemui tiga member Snapdragon yang lain.

Magi menatap punggung Song Eun yang semakin menjauh.

"Magi-ya!" Suara Su Ri yang berjalan ke arahnya membuyarkan lamunan Magi. Magi pun menunjukkan senyum terbaik karena Su Ri tak hanya datang bersama Sung Rin, tapi bersama Seung Ho, Jong Hwan, L.Joe, dan juga Jun Ki.

Magi memberi salam pada Jun Ki dan berterima kasih karena Jun Ki telah datang untuk menonton pertunjukannya.

"Andai tadi kamu melihat bagaimana Lee Jun Ki Seonsaengnim adu panahan dengan Park Shi Hoo Seonsaengnim, seru sekali!" Seung Ho penuh semangat menceritakan momen saat Jun Ki dan Shi Hoo unjuk kebolehan di area panahan.

"Saya tadi juga melihat Park Shi Hoo Seonsaengnim di antara penonton. Mengejutkan sekali beliau juga datang." Magi berbicara seraya menatap Jun Ki.

"Sepertinya penasaran setelah tahu di mana kamu tinggal. Aku harus pergi sekarang." Jun Ki berpamitan.

"Saya akan menemani. Iya kan, Hyung?" Seung Ho bertanya pada Geun Suk.

"Ah iya!" Geun Suk yang sejak datang terus memperhatikan Magi tersenyum canggung.

"Aku juga akan mengantar Jong Hwan sampai ke depan gang." Su Ri turut pamit.

"Aigo! Kamu nggak percaya pada kami?" Seung Ho mengolok Su Ri.

"Biarkan mereka. Masih ada waktu untuk jalan-jalan." Jun Ki menegur Seung Ho.

Jun Ki, Seung Ho, dan Geun Suk pergi bersama. Disusul Jong Hwan dan Su Ri. Karena sungkan berada di antara Magi dan L.Joe, Sung Rin pun pamit. Magi dan L.Joe saling diam setelah semua teman-teman mereka pergi. L.Joe menatap Magi dengan wajah dihiasi senyum.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Magi salah tingkah. "Oya, tadinya aku ingin memakai hanbok yang Oppa berikan padaku. Tapi, bukankah itu untuk pertunjukan terakhir. Padahal cantik sekali."

"Harusnya nggak papa. Aku sempat menebak-nebak mungkin kamu akan memakainya. Rupanya kita sehati."

Magi dan L.Joe tertawa bersama.

"Rosemary Magi!" Seorang pria berjalan menuju Magi dengan gontai. Dari wajahnya yang memerah, bisa dipastikan jika pria itu sedang mabuk.

Melihatnya, L.Joe langsung berdiri di depan Magi bermaksud melindungi. Di belakang pria itu, ada seorang pria lebih muda yang berusaha menghentikan langkah si pria mabuk.

Magi tak terkejut. Ia menatap kesal pada pria paruh baya itu. Pria yang berulang kali mengirim permintaan kencan padanya di Cafe Golden Rod.

"Tolong berhenti!" L.Joe mengulurkan tangan kanan ketika pria mabuk itu berusaha mendekati Magi.

"Siapa kau?! Berani sekali menghalangiku! Aku ingin malam ini Rosemary Magi menemaniku. Dia tampil malam ini dalam festival, dia sudah diakui sebagai seniman dewasa."

"Magi bukan gisaeng!" L.Joe geram. "Tolong jangan mengganggunya!"

Pria mabuk itu tergelak. "Apa bedanya? Semua penguhuni Kampung Lupin sama saja! Kau tahu siapa aku?"

"Hoho! Lihat siapa yang sedang meracau!" Magi dan L.Joe kompak menoleh ke arah kanan, tempat sumber suara berasal. Il Woo berdiri sambil menyembunyikan kedua tangan di balik punggungnya.

Pria mabuk terkejut melihat kemunculan Il Woo. "An-anda??" Ucapnya terbata.

"Selamat malam, Tuan Menteri." Il Woo menyapa pria mabuk itu dengan ramah.

L.Joe terkejut mendengarnya, tapi tidak dengan Magi. Magi tahu jika pria itu adalah salah satu menteri. Pria itu selalu menunjukkan status dan kedudukannya setiap kali meminta Magi menemaninya. Magi justru penasaran pada pria yang membuat menteri itu goyah.

"Kenapa Anda ada di sini?" Tanya menteri yang sedang mabuk.

"Tentu saja karena dia ada di sini." Il Woo menekan pada kata dia.

"Did-dia?" Menteri itu semakin goyah.

"Mm." Il Woo menganggukkan kepala. "Rosemary Magi, dia ingin bertemu dengannya."

Menteri mabuk itu terkejut dan menutup mulut dengan telapak tangannya.

"Masih ingin meminta Rosemary Magi menemani Anda?" Il Woo mencondongkan tubuhnya ke depan hingga lebih dekat pada menteri. "Yang Mulia Raja sedang mengawasi Anda. Yang Mulia Raja menginginkan Rosemary Magi. Apa Anda akan tetap memaksa?" Bisiknya.

"Tid-tidak!" Menteri mabuk itu mendadak panik dan bergerak mundur. "Lanjutkan saja. Aku akan pergi." Sebelum pergi, ia menatap Magi dengan ekspresi kesal.

Il Woo tersenyum menatap menteri yang segera pergi. Lalu, ia membalikkan badan dan menatap L.Joe dan Magi. "Jangan menatapku seperti itu. Aku Jung Il Woo, kakak dari Jung Shin Ae. Byung Hun pasti sudah pernah mendengar tentangku dari Shin Ae ya? Tapi, pasti Magi belum ya?" Ia menyapa keduanya dengan ramah.

"Benarkah?" Magi yang berdiri di belakang L.Joe berbisik.

L.Joe tahu Shin Ae adalah anggota Reed dan Jung Il Woo adalah ketua dari kelompoknya. Tak ingin membongkar jati diri Shin Ae dan Il Woo, L.Joe pun membenarkan jika Il Woo adalah kakak dari Shin Ae. "Hyung, ke sini?" Walau berusaha rileks, L.Joe masih terlihat canggung.

"Mm." Il Woo menganggukkan kepala. "Jadi ini yang namanya Rosemary Magi? Wah! Cantik sekali! Pantas jika banyak lelaki yang tergila-gila. Byung Hun-aa, kamu beruntung mendapatkannya." Il Woo memperhatikan Magi sekali lagi.

"Terima kasih sudah membantu kami." L.Joe tak lupa berterima kasih.

"Bagaimana Anda bisa mengenal Pak Menteri?" Magi menyela.

Il Woo dan L.Joe saling melempar pandangan. Keduanya sama-sama menjadi canggung.

"Kerja di kerajaan juga ya?" Magi menebak.

"Ah iya!" Il Woo tersenyum canggung. "Sejujurnya, aku bekerja sebagai pengawal Raja."

Magi terkejut mendengar pengakuan Il Woo. Saat di atas panggung ia tak sempat memperhatikan pria yang baru saja membantunya itu. Ternyata pria bernama Jung Il Woo adalah pengawal Raja. Itu artinya, Orabeoni ada di sini dan mengawasiku. Magi kembali merasa tak nyaman. Namun, tak berani memperhatikan sekitar untuk mencari keberadaan Joong Ki.

***

 

Tuan Yoon sudah menyiapkan ruangan khusus untuk Joong Ki. Tak lupa ia memberikan sajian untuk menemani Joong Ki yang ingin bertemu dengan kelima member Snapdragon. Ia menemani Joong Ki di ruangan itu sejak sang Raja memasukinya.

Joong Ki sumringah ketika melihat Il Woo masuk ke dalam ruangan. Sadar jika keberadaannya akan mengganggu, Tuan Yoon memohon izin pergi dengan alasan akan menjemput Snapdragon. Joong Ki pun memberi izin.

"Bagaimana?" Joong Ki segera bertanya setelah Tuan Yoon pergi.

"Menteri Hong selalu mengganggu Magi sejak Snapdragon muncul di Cafe Golden Rod. Begitu informasi yang saya dengar. Magi tak terlihat gentar." Il Woo memberikan informasi yang ia peroleh.

"Nona Rosemary Magi memang bukan gadis biasa. Wajar jika banyak yang penasaran bahkan jatuh hati." Dong Hae memuji sikap Magi.

Il Woo mengawasi ruangan. Hanya ada Joong Ki dan Dong Hae. Kyu Hyun tidak ada.

"Kyu Hyun mohon izin keluar sebentar. Katanya ia melihat kenalannya di sini." Dong Hae menjelaskan.

"Oh begitu." Il Woo kembali menatap Joong Ki. "Yang Mulia yakin akan menemui Nona Rosemary Magi dengan cara seperti ini?"

"Nee." Joong Ki tersenyum. "Tadi di depan panggung kalian pasti juga sudah mendengar obrolan teman-teman Magi. Rasanya mengejutkan mendengarnya. Terlebih saat melihat Magi berdua dengan pemuda itu sebelum menteri datang mengganggu mereka."

Dong Hae dan Il Woo saling melempar pandangan. Keduanya tak tahu harus memberi penghiburan apa pada Joong Ki.

"Kali ini niatku benar-benar tulus ingin menawarkan pada Snapdragon untuk menjadi musisi kerajaan. Dengan begitu, kita bisa membawa Rosemary Magi untuk dekat dengan Song Hyu Ri. Aku rasa itu akan menjadi penghiburan terbaik sekaligus mempermudah kita untuk melindungi mereka hingga kita menemukan Putri Ah Reum yang asli. Han Su Ri bisa turut dibawa masuk sebagai anggota dari tim Snapdragon."

Dong Hae dan Il Woo terkesima mendengar pernyataan Joong Ki. Keduanya tak menduga Joong Ki segera membuat keputusan rasional setelah mendengar dan melihat Magi sudah memiliki kekasih.

"Ide brilian. Saya setuju dengan Yang Mulia." Dong Hae memberi dukungan.

"Holly-nim Jung Hye Young sering menemui Song Hyu Ri. Aku rasa ada hubungannya dengan Putri Ah Reum dan dua teman Song Hyu Ri dari SMA Mae Hwa. Untuk saat ini, aku harus mengesampingkan perasaanku pada Rosemary Magi." Joong Ki berusaha menghibur dirinya sendiri yang patah hati bahkan sebelum ia memperkenalkan diri dan mengungkapkan perasaannya pada Magi.

"Rencana ini akan berhasil jika pihak Ratu Maesil tak mendengarnya. Aku harap kali ini kita benar-benar bisa menjalankannya dengan benar." Joong Ki menaruh harapan besar.

Dari luar pintu, Kyu Hyun melapor untuk memohon izin masuk. Ia mengatakan jika Tuan Yoon dan Snapdragon ada bersamanya. Mendengar hal itu, detak jantung Joong Ki mendadak meningkat. Ia berdeham dan mempersilahkan Kyu Hyun untuk masuk. Ketika Magi memasuki ruangan, ia tak bisa menahan diri untuk tidak menatap gadis itu. Walau sudah tahu jika Magi sudah memiliki kekasih, pesona gadis itu tetap membuatnya rapuh dan ingin memilikinya.

Tuan Yoon mendampingi Snapdragon, anak asuh yang ia bentuk menjadi sebuah grup. Joong Ki pun segera mengungkap maksudnya ingin bertemu dengan Snapdragon. Tak lupa ia meminta maaf atas kelancangannya yang langsung memberikan tawaran pada Magi, buat leader Snapdragon Chae Yeon Mi atau founder Snapdragon, Tuan Yoon.

Tuan Yoon menyambut baik permintaan Joong Ki. Namun, ia tak bisa memaksakak kehendak pada Snapdragon. Ia mengatakan jika keputusan berada di tangan member Snapdragon sepenuhnya. Tuan Yoon menyerahkan keputusan dan Yeon Mi dan anggota lainnya. Yeon Mi pun menyambut baik tawaran Joong Ki. Namun, sama seperti Tuan Yoon, ia tak berani memutuskan dan meminta waktu untuk berunding dengan anggota Snapdragon yang lain.

Joong Ki yang sudah memprediksi situasinya akan berjalan seperti itu pun tak bisa terlalu menekan. Karena ia pun tak bisa membagi apa yang ia rencanakan dengan Tuan Yoon dan seluruh anggota Snapdragon. Tidak ada pilihan kecuali memberi waktu pada Snapdragon untuk berunding. Ia memberikan waktu selama tiga hari bagi Snapdragon.

Usai menyampaikan maksudnya, Joong Ki tak memiliki alasan untuk meminta Snapdragon terlebih Magi untuk tinggal dan menemaninya barang sejenak. Ia pun mempersilahkan Snapdragon untuk pergi. Merelakan satu-satunya kesempatan baginya untuk bisa ngobrol lebih dekat dengan Magi. Setelah Tuan Yoon dan Snapdragon pergi, Joong Ki menghabiskan waktu dengan menikmati hidangan yang disajikan Tuan Yoon bersama ketiga pengawal sekaligus sahabatnya Il Woo, Dong Hae, dan Kyu Hyun.

***

 

Saat akan menuju ruangan yang disiapkan Tuan Yoon untuk Joong Ki, Kyu Hyun melihat Sung Rin sedang ngobrol bersama Magi dan teman-temannya. Joong Ki yang juga melihat hal itu menghentikan langkah. Joong Ki memperhatikan Magi.

Satu per satu teman Magi pergi. Hingga menyisakan Sung Rin, Magi, dan L.Joe. Sesekali Kyu Hyun melirik Joong Ki yang juga memperhatikan Magi. Tiba-tiba Sung Rin pamit pergi. Meninggalkan Magi dan L.Joe. Wajah Joong Ki meredup ketika memperhatikan dua insan yang terjalin dalam ikatan sebagai kekasih itu. Lalu, seorang pria mabuk yang ia kenali sebagai salah satu menteri kerajaan mendekati Magi dan L.Joe. Tak ingin sesuatu yang buruk menimpa Magi, Joong Ki memberi perintah agar Il Woo membantu. Setelah itu Joong Ki memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ruangan yang sudah disiapkan Tuan Yoon.

Usai mengantar Joong Ki ke ruangan, Kyu Hyun memohon izin untuk pergi mencari kenalan yang sempat ia lihat berada di dalam Rumah Seni Snowdrop. Ia beralasan telah lama tak berjumpa dengan kenalannya itu dan ingin menyapanya sejenak. Joong Ki pun memberi izin. Kyu Hyun pamit dan bergegas mencari Sung Rin.

Kyu Hyun berkeliling untuk mencari Sung Rin. Namun, ia tak menemukan keberadaan kekasihnya itu. Saat akan kembali, ia bertemu Tuan Yoon dan Snapdragon. Melihat Magi, ia ingin bertanya tentang keberadaan Sung Rin. Namun, ia menahan diri. Ia pun memilih untuk mengantar Tuan Yoon dan Snapdragon untuk menghadap pada Raja.

***

 

Seluruh rangkaian acara selesai digelar. Karena Rumah Seni Snowdrop tak menyajikan hiburan selama 24 jam, pada pukul sebelas malam seluruh pengunjung diminta meninggalkan Rumah Seni Snowdrop. Joong Ki meminta izin untuk berjalan-jalan sejenak sebelum pergi. Tanpa ia duga, ia menemukan Magi sedang duduk sendiri di ayunan. Tak membuang kesempatan, Joong Ki pun memberanikan diri untuk mendekati Magi.

"Kenapa seorang gadis berdiam sendirian di taman yang hening?" Joong Ki menyapa Magi.

Magi tersadar dari lamunan. Ia terkejut melihat Joong Ki sudah berdiri di depannya. Ada rasa haru tiba-tiba menyeruak di dadanya. Dahulu, Joong Ki juga selalu datang menyapanya saat ia duduk sendirian di taman istana. Lalu, pemuda itu akan menemaninya hingga rasa bosannya hilang. Mendapati Joong Ki menyapanya seperti itu, Magi seolah terseret ke masa lalu dan hampir saja memanggi Joong Ki dengan panggilan Orabeoni.

Menyadari kesalahannya, Magi segera bangkit dari duduknya dan meminta maaf. "Maafkan saya, Yang Mulia." Ia menundukkan kepala dalam-dalam.

"Ini bukan pertemuan pertama kita. Apa kau ingat?" Joong Ki merasa tak harus berbasa-basi lagi.

"Iya." Magi membenarkan.

Joong Ki menghela napas lega. "Aku senang karena kau masih mengingatnya. Tolong, jangan menundukkan kepalamu."

Perlahan Magi mengangkat kepala dan menatap Joong Ki. Saudara sepupunya itu telah bertumbuh menjadi pria yang tampan. Ia merasa bersalah karena kakak yang ia sayangi harus salah paham dan jatuh hati padanya. Orabeoni, ini aku. Apakah Orabeoni benar-benar tidak bisa mengenaliku?

"Maafkan soal tawaranku di sekolah." Joong Ki kembali memulai obrolan.

Magi tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Song Hyu Ri... maksudku, Putri Ah Reum mengkhawatirkan kalian. Jadi kupikir cara itu  yang bisa aku lakukan untuk membawamu dan Han Su Ri ke istana."

Mendengar alasan itu, hati Magi semakin sakit. Ia yakin hari ini Joong Ki telah melihatnya bersama L.Joe dan saat ini sedang berusaha menekan perasaannya sendiri. Namun, ada alibi lain yang membenarkan alasan Joong Ki. Mungkin saja Joong Ki memang ingin membawanya masuk ke istana demi Hyu Ri. Dalam posisinya, Joong Ki bisa saja melakukan keduanya. Membawa Snapdragon untuk menyamarkan keberadaannya dan Su Ri juga masuk akal. Di balik itu, Joong Ki mungkin saja masih memiliki niatan untuk menjadikannya sebagai perempuan milik Raja.

"Bagaimana keadaan Song Hyu Ri. Anu, maksud saya Putri Ah Reum." Magi akhirnya bersuara.

"Walau banyak kesulitan, tapi dia baik-baik saja. Adikku, Ha Mi juga selalu menemaninya. Kamu tidak perlu khawatir, karena aku pasti menjaganya."

"Terima kasih."

"Lalu, bagaimana dengan tawaranku?"

"Iye?? Ah. Itu." Magi tersenyum canggung. Rasanya aneh berbicara berdua saja dengan Joong Ki setelah belasan tahun tak bertemu. "Saya harus berunding dahulu dengan member yang lain."

Joong Ki tersenyum dan menganggukkan kepala. "Aku tunggu kabar baik dari kalian."

"Nee." Magi menganggukkan kepala.

"Kalau begitu, aku pergi." Joong Ki pun pamit. Walau sebenarnya ia masih enggan beranjak. Namun, waktu sudah cukup larut. Ia harus meninggalkan Rumah Seni Snowdrop dan kembali ke istana.

Magi menatap punggung Joong Ki yang berjalan semakin menjauh. Ia menghela napas dan kembali duduk di ayunan. Mianhamnida, Orabeoni. Bisiknya dalam hati.

"Magi!" Su Ri tiba-tiba muncul mengejutkan Magi. "Aduh! Maaf. Kaget ya?" Ia segera meminta maaf.

Magi menggeleng pelan. "Mana Sung Rin?"

"Ada urusan mendadak katanya. Tidak sempat pamit pada Yang Mulia."

Magi mengangguk dalam diam.

"Song Eun Eonni mencari Yang Mulia. Tuan Yoon dan member Snapdragon yang lain sudah menunggu."

"Semua sudah pergi ya. Baiklah. Tapi maaf, kamu harus menunggu sendirian di kamar."

"Tidak apa-apa." Su Ri tersenyum lebar. "Tapi, maafkan saya kalau seandainya nanti saya ketiduran. Hehehe."

"Dasar, Han Su Ri. Ayo!" Magi menggandeng tangan Su Ri untuk kembali menuju bangunan utama.

***

 

Tuan Yoon dan semua member Snapdragon berkumpul untuk membahas tawaran Raja. Karena Snapdragon adalah band yang dibentuk Tuan Yoon, semua anggotanya tahu jika Magi adalah Putri Ah Reum yang hilang. Yoon Song Eun, Chae Yeon Mi, Geum Min Chi, dan Moon So Ri bukan seniman seni biasa. Mereka adalah ksatria wanita Rumah Seni Snowdrop yang ditugaskan untuk menjaga Magi.

Pertemuan di tengah malam itu membahas segala kemungkinan di balik tawaran Joong Ki. Ketika Magi membagi surat yang dikirim Hyu Ri, semua yang ada di ruangan itu terkejut, terlebih Tuan Yoon. Dari awal ia menduga jika Joong Ki memberikan tawaran karena ia menyukai Magi.

"Bagaimana bisa jadi serumit ini. Yang Mulia Raja tidak boleh jatuh hati pada Yang Mulia Tuan Putri Ah Reum." Min Chi syok setelah membaca surat Hyu Ri yang ditunjukkan Magi. "Namun, tawaran yang diberikan Raja ada sisi positifnya juga. Jika kita berhasil masuk ke dalam istana, akan lebih mudah melakukan penyelidikan untuk mencari siapa saja yang menjadi pihak lawan bagi Ratu Maesil." Imbuhnya.

"Itu tidak penting lagi!" Yeon Mi menyanggah. "Jika Raja bertindak sejauh ini, tidak menutup kemungkinan antek Ratu Maesil sudah mendapatkan informasi. Dampaknya bisa sangat buruk jika pihak Ratu Maesil tahu jika Raja menyukai Rosemary Magi."

"Aku setuju dengan Yeon Mi. Isu itu bisa dimanfaatkan Ratu Maesil untuk membuat kekacauan. Terlebih, kekasih Yang Mulia saat ini, Lee Byung Hun adalah pendukung Lesovik. Ini bisa jadi kekacauan besar." So Ri setuju dengan pendapat Yeon Mi.

"Itulah yang aku takutkan. Aku terlalu egois dan menyerah pada perasaanku. Sekarang, semua itu menjadi boomerang yang siap menyerangku kapan saja." Magi membagi ketakutannya. "Masuk istana atau tidak, dampaknya bisa sama buruknya. Tidak ada pilihan kecuali bergerak dan mulai melakukan serangan balasan. Jika kita setuju untuk masuk ke istana, walau masih dibebaskan untuk keluar karena aku masih sekolah, gerak-gerikku akan semakin terbatas. Aku tidak bisa mengambil risiko untuk Lesovik."

"Benar juga." Song Eun membenarkan alibi Magi. "Ayah, apakah dengan alasan Rosemary Magi masih berstatus sebagi pelajar bisa menahannya untuk tidak masuk ke istana? Ah! Tapi malam ini Rosemary Magi telah tampil dalam festival. Dia sudah digolongkan seniman dewasa di Kampung Lupin."

Magi menghela napas panjang. "Apakah Eonnideul ingin kita masuk ke istana?" Ia menatap satu per satu member Snapdragon.

"Istana adalah mimpi buruk." Yeon Mi yang menjawab lebih dulu.

"Setuju." So Ri lagi-lagi mendukung.

"Penjara. Aku tidak akan memiliki kebebasan lagi." Min Chi mengutarakan hal yang sama.

"Saya tidak pernah memimpikan untuk tinggal di sana kecuali untuk melayani Yang Mulia." Song Eun berpendapat paling akhir.

"Aku pun tak ingin pergi!" Magi telah membulatkan keputusannya. "Bukan dengan cara seperti itu. Aku akan pergi ke istana saat waktunya tepat. Bukan diam-diam menyamar sebagai musisi kerajaan."

Tuan Yoon tersenyum. "Jika itu keputusan kalian, aku harus bersiap-siap. Serangan bisa saja datang, baik itu dari istana ataupun dari Kastil Basil."

"Jeosonghamnida." Magi meminta maaf dengan sepenuh hati.

***

 

 

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews