Terima kasih, Kim Jonghyun. You did well.
19:42
Karena hari ini
adalah hari ulang tahunmu, aku akan membagikan tulisan ini sekarang. Selamat
ulang tahun, Jjong. Rest in peace.
Terima kasih, Kim
Jonghyun. You did well.
You did well, Kim Jonghyun.
2008,
aku mulai jatuh hati pada Kpop karena aku jatuh cinta pada pandangan pertama
pada Kim Jaejoong (JYJ, ex TVXQ). Dari DB5K (TVXQ) aku mengenal SHINee dan
artis SME lainnya. Bagiku SHINee adalah adik dari DB5K dan aku menyayangi
mereka layaknya kakak perempuan kepada adik laki-laki.
Aku
mengikuti perjalanan karir SHINee dari 2008. Ketika mereka baru debut. Mereka
masih lugu. Jujur saja waktu itu yang menarik perhatianku adalah suara Onew.
Aku berpikir suara ini punya warna tersendiri dan unik. Setelah mengenal
SHINee, mendegar dan menghafal suara tiap member. Baru ketahuan itu suara Onew.
Kemudian aku tahu jika lead vocal SHINee adalah Jonghyun, yang artinya dia
punya kedudukan sama dengan Mas Jeje (Jaejoong). Dan jujur aja setelah tahu
suara Jjong, aku berpendapat bahwa suaranya lebih merdu daripada suara Mas Jeje
walau wajahnya tak setampan Mas Jeje. Hehehe. Maafin noona ya, Jjong. Maafin
aku ya Mas Jeje. Kalian punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Aku
menyukai lagu-lagu SHINee. Bahkan pernah mengcover lagu mereka juga dan
mendapat bagian Jjong. Jujur sekarang itu membuatku malu. Aku tidak bisa
menyanyi dengan baik. Suaraku pun buruk. Tapi, aku malah dipercaya untuk
menyanyikan bagian Jjong. Aku berusaha sebisaku membawakannya dengan baik.
Walau hasilnunya tetap saja kacau .
Setiap
kali nonton reality show-nya SHINee,
gemes juga ke Jjong. Dia orangnya gokil banget kan. Dan, kadang usilnya
kebangetan. Jjong sama Key pasangan klop yang bisa bikin gemes juga sebel kalau
udah bersama. Tapi, di Yunhanam Namja, Jjong jadi namja paling romantis lho!
Aku
juga sering jadiin SHINee jadi cast
di fan fiction yang aku buat. Di buku
pertamaku yang resmi terbit sebagai buku pun ada SHINee, ada Jjong sebagai cast. Walau bukan cast utama, Jjong jadi
orang yang cukup berperan di bagian akhir. Dia mulai muncul di Part #13 akhir.
Sebagai seorang Oppa yang usil, namun sangat menyayangi sahabatnya.
Membaca
ulang adegan-adegan itu membuatku menintikan air mata. Dia benar sosok yang
ceria, usil, namun penyayang dan penuh perhatian.
Walaupun
dalam fan fiction book itu tokoh
utamanya adalah Yonghwa CN. Blue. Tapi, adegan dalam cerita lebih banyak
menggambarkan tokoh utama wanita dengan SHINee. Entah kenapa sejak awal
mengenal mereka, aku jadi gemar menggunakan mereka sebagai tokoh dalam cerita
yang aku tulis.
Dalam
kumcer Korea Seoul Romance pun aku lebih banyak menggunakan SHINee
sebagai tokoh dalam cerpen. Dalam cerpen My
Promise On You, Jonghyun menjadi tokoh utama pria. Karena waktu itu
dilarang menggunakan nama Kpop idol. Aku merubah namanya sebagai Kim Janghyun. Dalam
cerpen itu lagi-lagi ia menjadi pemuda yang ceria, yang kadang usil namun penuh
kejutan, perhatian, dan penyayang. Dalam cerpen itu berakhir sad ending. Janghyun meninggal dalam
kecelakaan dan mendonorkan matanya untuk sang kekasih yang menjadi buta karena terlibat
kecelakaan dengannya.
Fakta
mengejutkan sekarang adalah Jonghyun benar mendonorkan matanya. He is an angel.
Rasanya
semua fan fiction ku selalu ada
SHINee. They such an exclusive artist for
me. And I love them to play as cast at my fanfic.
Dalam
parody fiction yang aku buat pun selalu menjadikan SHINee sebagai cast. Di parofiction The Power of Merah
Putih dan Ande Ande Lumut versi Taemin misalnya. Aku memberi Jjong peran
sebagai janda tua yang genit. Ngebayangin dia akting jadi janda genit benar-benar
membuatku tertawa sendiri. Maafin noona ya Jjong. Tapi, aku yakin dia
seandainya tokoh itu kamu perankan. Aku yakin kamu bisa membawakan perannya
dengan baik. Dan, aku yakin semua orang akan terhibur dengan aktingmu.
Beberapa
fan fiction yang baru-baru ini aku
tulis pun SHINee sebagai cast-nya.
Parofiction tahun ini untuk memperingati kemerdekaan RI, HUT RI pun aku kembali
memakai SHINee sebagai cast. Di sana
Jjong sebagai ksatria yang bertugas melindungi Taemin sang pangeran.
Akhir
tahun lalu aku mendapai satu hari yang benar sulit. Aku pergi keluar dengan
melawan segala ketakutanku. Tapi, aku pulang dengan tangan kosong dan menelan
kekecewaan. Sesampainya di rumah, aku langsung mencurahkan segala isi hatiku
pada Nyitnyit. Lalu Nyitnyit mengirim sebuah lagu dan memintaku mendengarkannya
sampai habis.
Lee
Hi - Breathe. Hanya dengan mendengarkannya, air mataku meleleh. Akhirnya aku
mencari liriknya. Membaca terjemahannya.
Meskipun helaan napasmu mungkin
tampak muram bagi orang lainAku mengetahuinya
Harimu begitu sulit sehingga berat bagimu menghembuskan
desahan kecil
Jangan memikirkan hal lain
Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan napas apa adanya
dirimu
Ketika seseorang menghela nafas
Bagaimana pun aku bisa mengerti
Menarik napas dalam-dalam seperti napasmu
Walaupun aku tidak akan mampu memahami kedalamannya, tidak
apa
Aku akan merangkulmu
Terima kasih banyak untuk kerja kerasmu
Bagian
dari lirik yang membesarkan hatiku karena kegagalan yang harus aku telan hari
itu. Aku menangis semakin menjadi. Tapi, kemudian aku merasa lega. Hari itu
memang sangat berat. Dan, aku berhasil melaluinya sebaik yang aku bisa.
Dari
pencarian lirik itu, baru aku tahu jika yang menulis Breathe adalah Jonghyun.
Lagu yang benar menyentuh dan menguatkan. Terima kasih Jonghyun-ie. Lagu yang
kau buat, lirik yang kau tulis, melodi yang kau ciptakan telah menguatkan aku.
Sejak
aku jatuh sakit pada November 2014, aku memang tak begitu aktif lagi di dunia fangirl. Banyak hal yang aku lewatkan.
Termasuk hal tentang SHINee. Tahu-tahu Jjong dah debut solo. Begitu juga
Taemin. Minho membintangi banyak drama. Onew hiatus. Key pun ada musikal
(seingatku). Di tahun 2017 ini mulai aktif lagi di dunia fangirl karena mendengar kabar Taemin menjadi mentor di The Unit
dan Key bergabung dalam reality show
Master Key. Dari sana mendapat kabar Jjong sibuk dengan karir solonya. Onew
masih vakum. Minho yang dinobatkan sebagai salah satu pria terseksi di dunia.
Hingga
Senin, 18 Desember 2017 lalu berita bahwa Jonghyun ditemukan tak sadarkan diri
di apartemennya sampai ke telingaku. Jantungku terasa terjun bebas ke tanah.
Ada apa dengan anak ini?
Teman-teman
Shawol pun mulai menghubungiku, bertanya apakah kabar itu benar. Bahkan, yang
sudah lama tak berkomunikasi pun kembali menghubungiku.
Aku
katakan pada mereka untuk menunggu SME merilis pernyataan resmi. Bahkan, aku
meminta mereka untuk kepoin IG Key. Aku berusaha menenangkan mereka. Walau aku
sendiri gusar.
Benarkah
berita itu? Apa Jjong baik-baik saja? Tapi, kepolisian Gangnam udah merilis
pernyataan bahwa Jjong dinyatakan meninggal dunia. Tidak! Aku nggak mau
percaya! Aku nunggu pernyataan resmi SME saja. Tapi, situs-situs resmi telah
merilis berita meninggalnya Jjong.
Hancur
rasanya hati ini. Jjong, kenapa?
Tapi,
kemudian ada Shawol Korea yang menulis bahwa jantung Jjong kembali berdetak dan
pihak keluarga meminta dokter untuk berusaha menyelamatkan Jjong.
Kami
pun menunggu dan terus berdoa. Aku berdoa yang terbaik untuk Jjong. Tuhan pasti
akan memberinya yang terbaik yang ia butuhkan. Tapi, aku juga mengharap sebuah
keajaiban. Satu kesempatan dari Tuhan untuk Jjong. Aku berharap Jjong bisa
diselamatkan dan mendapat kesempatan untuk hidup kembali.
Tapi,
Tuhan berkehendak lain. Apa yang menurut-Nya baik dan dibutuhkan Jjong adalah
tempat yang indah di sisi-Nya. Jjong benar-benar pergi. SME telah membuat
pernyataan resmi bahwa Jjong meninggal dunia.
Dokter
sudah berusaha dengan keras. Tapi, takdir memang tak bisa dilawan dan tak bisa
diubah. Jjong harus pergi, meninggalkan SHINee dan Shawol.
Aku
berusaha bersikap bahwa aku baik-baik saja. Tapi, kenyataannya aku tidak
baik-baik saja. Aku merasa sedih dan kehilangan. Juga sakit karena meninggalnya
Jjong justeru dijadikan bahan candaan bagi sebagian orang. Aku nggak bisa diam
dan berpura-pura bahwa aku baik-baik saja. Tak bisa tahan dengan itu semua, aku
pun mulai curhat di Facebook. Menulis
apa yang berputar-putar di otakku.
Sejak
Senin malam, mendadak kehilangan mood.
Tapi, beberapa teman Shawol memintaku untuk membantu mereka update tentang berita Jjong. Sebenarnya
aku ingin sepenuhnya meninggalkan sosial media untuk sesaat. Tapi, aku tidak
bisa menolak permintaan itu. Walau sempat bolak-balik mematikan sambungan
internet, aku menyempatkan diri menengok Twitter
untuk update berita terbaru tentang Jjong dan membagikannya kepada teman-teman
Shawol yang meminta bantuanku. Membuka Facebook
hanya untuk memposting tulisan unek-unekku saja.
Pesan
terakhir Jjong, salam perpisahan yang ia kirim kepada sang kakak. Surat yang ia
tinggalkan pada temannya. Wasiatnya kepada sang kakak bahwa ia akan mendonorkan
organ tubuh dan tulangnya. Melihat video Minho dan Key di rumah duka.
Benar-benar bikin nyesek. Tapi, aku masih bisa menahan air mataku.
Melihat
rekan-rekan satu agensinya melayat. Lalu, rekan-rekan yang dulu seagensi namun
kemudian hengkang karena ada masalah. Termasuk Mas Jeje yang langsung balik
dari Jepang untuk melayat. Benar-benar membuat sedih juga bangga. Jjong memberi
satu ruang bagi mereka semua untuk kembali datang ke Korea dan berkumpul. Tidak
ada lagi konflik untuk sejenak. Itu benar-benar indah.
Hingga
hari ini tiba. Hari pemakaman Jjong. Melihat keempat member berkumpul, Minho
memimpin. Taemin, Key, dan Onew membawa peti jenazah Jjong. Pertahananku
runtuh. Aku nggak bisa menahan air mataku lagi. Dadaku terasa sesak. Akhirnya
aku pun menangis.
Minho
berusaha tegar. Matanya sembab. Ia berusaha keras menahan air matanya dan
berjalan memimpin iringan jenazah menuju mobil yang akan membawa Jjong ke
tempat peristirahatan terakhirnya. Sesekali ia menunduk, meringis menahan sakit
dan air mata kehilangan.
Taemin
di barisan sebelah kanan paling depan. Ekspresinya dingin. Seolah jiwanya
sedang tak ada di tubuhnya. Tapi, ia berjalan dengan tegar di barisan paling
depan.
Key
berada tepat di belakang Taemin. Tampak jelas jika ia masih menangis ketika
membawa peti jenazah. Pipi dan hidungnya memerah karena tangisannya.
Di
belakang Key ada Onew. Sebelumnya aku sempat tak mengenali Onew. Awalnya aku
kira ia adalah Yesung. Setelah aku cermati ternyata itu Onew. Senada dengan
Taemin, ekspresinya datar.
Ketika
peti selesai dimasukan ke dalam mobil. Ia menggenggam tangan Key yang kembali
menangis. Ketika Key menjatuhkan kepala di punggungnya dan menangis, Onew pun
berbalik dan memeluk Key. Di belakang Key, Taemin masih berdiri dengan ekspresi
dingin.
Jujur
aku lebih lega melihat Key menangis tersedu daripada melihat Taemin yang
terdiam seperti tubuh tanpa jiwa. Aku ingin memeluk mereka semua dan menangis
bersama sambil kukatakan bahwa mereka nggak sendiri. Ada kami, Shawol untuk
mereka.
Di
dalam mobil, Onew tampak menenangkan ibunda Jonghyun. Di belakang mobil,
artis-artis SME melepas Jjong ke peristirahatan terakhirnya dengan berurai air
mata. Aku yang hanya menonton video prosesi itu pun reflek menangis.
Dia
benar-benar pergi. Ini bukan mimpi walau aku terus berharap ini adalah mimpi
yang ketika aku terbangun aku masih mendapatinya hidup. Bernyanyi di atas
panggung di depan Shawol.
Aku
teringat pernah SHINee ke Indonesia bertepatan dengan perayaan debutku di dunia
menulis. Seingatku 12 Oktober 2010. Tapi, aku tidak pergi. Andai saja waktu itu
aku berusaha dengan lebih baik, mungkin aku bisa bertemu mereka berlima. Seolah
mereka datang untuk memberiku selamat. Tapi, aku tak menyambut kedatangan
mereka.
Pernah
pula mereka datang ke Indonesia untuk konser. Lagi-lagi aku tidak bisa datang.
Untuk merayakan kedatangan mereka, aku mengenakan kaos SHINee sepanjang acara
yang aku ikuti. Andai saja aku berusaha lebih baik dan bertemu mereka. Pasti
tidak akan ada rasa sesal ini. Karena aku sudah pernah bertemu SHINee OT5.
Kenyataan
bahwa SHINee tetap berlima dan hanya maut yang memisahkan Jonghyun dari Onew,
Key, Minho, dan Taemin benar membuatku bangga sekaligus sedih. Mereka boy group SME yang bisa bertahan tetap
berlima dari awal debut hingga kini.
Terima
kasih Jonghyun. Terima kasih untuk sembilan tahun menemaniku di dunia fangirl, di dunia Kpop. Terima kasih
untuk karya-karyamu dan suara emasmu. Terima kasih telah menginspirasi dan menjadi
bagian dari tulisan-tulisanku. Maafkan jika aku nggak bisa jadi Shawol yang
baik untukmu. Terima kasih untuk segalanya.
Kau
telah melakukan yang terbaik, Jonghyun. Kamu keren. Kamu berbakat. Semua orang
mencintaimu dan karyamu. You did well,
Jonghyun.
Beristirahatlah
dengan tenang dan dalam kedamaian di sisi-Nya.
“I
made this song to tell someone not to be sad when you are in pain when a person
you love is
gone”
– Jonghyun.
#YouDidWellJonghyun
#RosesForJonghyun
#RIPJonghyun
Tempurung
kura-kura, 21 Desember 2017.
. shytUrtle .
. shytUrtle .
“Dia bilang dia akan datang mala mini.
Jadi, bersiaplah!”
“Apa?? Dia
akan datang?? Menemuiku??”
“Mm! Itu
yang dia katakan padaku. Sebaiknya kau bersiap. Siapkan apa yang ingin kamu
katakan padanya.”
Aku terdiam
sesaat. Benarkah dia akan datang menemuiku? Nanti malam? Benarkah aku bisa
bertemu dengannya untuk yang terakhir kali? Untuk mengucapkan selamat jalan?
Malam pun
tiba. aku terjaga. Walau ada rasa ragu mendera, tapi aku tetap menunggu. Jam
digital di ponselku menunjukkan hampir pukul sebelas malam. Ketika aku masih
terjaga dan menyelesaikan sisa-sisa pekerjaanku. Aku merasakan hembusan angin
menyapu wajahku. Aku tersentak kaget. Punggungku menegang.
“Kau kah
itu?” aku berbisik. Aku benahi posisi dudukku. Bersandar pada buffet ranjangku,
menghadap ke barat.
Entah
kenapa aku tiba-tiba merasa tenang, hangat, damai, dan nyaman. Aku terus
bertanya dalam hati, apakah itu kau? Apakah itu kau? Apakah itu kau? Kau
benar-benar datang menemuiku? Kau di mana? Di kamar ini juga, kan? Aku tidak
bersedih. Tapi, maaf. Aku nggak bisa menahan air mata ini. Tenang di sana ya.
Tersenyumlah seperti biasa. Kamu telah melakukan yang terbaik. Sekarang,
beristirahatlah dengan tenang. Dalam pelukan-Nya. Kau telah melakukan yang
terbaik.
Hening. Air
mataku kembali menetes. Bersamaan dengan itu, aku merasakan sebuah kehangatan
menyelimuti tubuhku. Aku tersenyum dan menghapus air mataku. “Baiklah. Selamat
jalan.”
“Bagaimana?”
“Apa benar
semalam dia datang?”
“Yang kau rasakan
bagaimana?”
Aku
tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih. Tapi, bagaimana dia semalam?
Penampilannya? Aku tidak bisa melihatnya. Tapi, aku bisa merasakan
kehadirannya. Hanya sebentar kan?”
Dia
mengangguk. “Dia mengenakan kostum serba putih. Jas putih, celana putih, dan
sepatunya juga putih. Dia terlihat sangat tampan dan segar. Dia duduk bersila
di atas ranjangmu, menghadap ke timur.”
Aku
ternganga. “Jadi, semalam kami duduk berhadapan?”
“Begitu
kira-kira. Sebenarnya dia nggak mau ada acara-acara buat dia. Sebelum seratus
hari. Itu membuatnya sedih. Teringat kembali pada kehidupannya.”
“Benar
kah??” aku pun segera mematikan mp3 ku. “Maafkan aku. Tapi, kita tidak bisa
menghentikan semua, kan?”
“Ya. Itu
yang dia katakan padaku. Dia juga nggak mau kalian sedih. Kalau kalian sedih,
dia jadi sedih juga. Dan, itu menghalangi jalan dia. Karena, dia jadi terus
menoleh ke belakang.”
“Aku sudah
meminta teman-temannku untuk tidak bersedih lagi. Aku bilang dia bahagia di
sana. Mereka berjanji nggak akan sedih lagi.”
“Baguslah.”
“Terima
kasih. Untuk semuanya. Bahkan membuatnya datang untuk menemuiku.”
“Itu
keinginannya. Bukan, aku. Aku hanya menyampaikan pesan darinya. Agar kau
bersiap.”
“Bagaimanapun,
terima kasih.”
Menurut teman-teman Shawol di Twitter ini adalah foto SHINee OT5 terakhir. Aku menyimpannya.
"Tunggu! Aku melihatnya!"
"Yang benar?? Di mana??"
"Merangkul cewek yang bawa foto, dan memeluk cowok yang nangis itu."
"Bagaimana dia sekarang?"
"Kau punya fotonya?"
"Sebentar. Ini."
"Kayak yang ini. Fresh banget, kan? Tampan. Senyumnya terlihat lebih menawan daripada di foto ini."
0 comments