Kenangan di Friendster Bersama Lee Junki dan Oh Wonbin.

03:29



Ini lanjutan dari kisah saya jadi KPOPers yang sebelumnya saya posting.
Awal saya kenal KPOP pada tahun 2008 sosial media yang tren kala itu adalah Friendster. Ini sebatas pengetahuan saya. Maaf kalau salah.

Target setelah membuat Email di Yahoo tentu saja membuat akun di Friendster. Dibantu Rendra, saya daftar Friendster dan berhasil! Yey!!! Dan akun yang pertama kali saya add--seingat saya itu istilahnya, maaf kalau salah- adalah semua akun bernama Kim Jaejoong. Maruk banget! Dulu mah gatau itu akun asli apa palsu. Add aja semua. Edyan!

Waktu punya Friendster, teman saya kebanyakan orang Filipina sama Thailand. Ada beberapa yang jadi teman di Facebook dan berteman baik sampai sekarang. Salah satunya Lyn yang ternyata adalah seorang model di Manila sono. Daebak. Sampai sekarang dia masih demen manggil saya "Mommy". Kata dia saya baik dan perhatian kaya mamanya. Karena itu dia manggil saya Mommy.

Selain akun dengan nama member DB5K, saya juga berteman sama akun Lee Taemin dari SHINee, Kevin Woo--yang ini akun asli dari Kevin Woo alias Kevin UKISS-, Lee Junki dan Wonbin ex member FT.Island. Anehnya di Friendster saya nggak ngukir kenangan manis sama Mas Jeje yang notabene cinta pertama saya. Di FS saya punya kisah lucu dan... haru? Ya haru mungkin. Kisah lucu bersama akun Wonbin dan haru bersama akun Lee Junki.

Saya akan mulai dari kisah lucu bersama Oh Wonbin ex member FT.Island.


Dapet akun Wonbin dari list teman Nao. Menurut penyelidikan Nao akun Oh Wonbin 95% mendekati asli. Iseng saya add eh dikonfirmasi. Alhamdulillah. Trus kejadian lucunya di mana?

Waktu itu Nao jatuh sakit dan entah kenapa saya malah kirim ke dinding Wonbin, marah-marahin dia. Intinya saya marah karena Nao sakit itu gara-gara dia. Untungnya dulu di FS ada pengaturan yang mengizinkan kiriman itu dipublis agar bisa dilihat teman atau diprivasi yang hanya bisa dilihat si pengirim dan yang dikirimin. Pada akun Wonbin berlaku semua kiriman yang masuk ke dinding dia menunggu persetujuan dia untuk dipublis atau tidak. Ah saya lupa istilahnya.

Wonbin menanggapi pesan saya dengan bingung. Dia mengaku tidak baik dalam berbahasa Inggris dan tidak mengerti dengan maksud kiriman saya. Namun sepertinya dia sadar kalau saya marah-marahin dia.

Jedeng! Kiriman saya dibaca sama Oh Wonbin yang katanya asli itu. Demi Emak Bapak saya gatau harus jawab apa. Akhirnya saya minta maaf dan menceritakan tentang Nao yang sangat mengagumi dia. Dia bilang nggak papa dan berterima kasih karena Nao sudah mengagumi dan selalu mendukung juga memperhatikan dia.

Setelah peristiwa itu saya nggak pernah kirim-kirim lagi ke wall Oh Wonbin. Visit akunnya pun nggak pernah. Saya malu, malu sekali. Entah dia asli atau palsu tapi dia selalu memperhatikan dan membaca kiriman yang masuk pada akunnya. Kapok saya!


Kenangan kedua adalah bersama akun bernama Lee Junki.

Saya dapet akun Lee Junki dari temen saya Ve. Waktu itu saya nggak sengaja liat chatt dia sama Lee Junki. Lee Junki?? Ve chatt sama Lee Junki?? Beneran??
Penasaran saya pun nanya sama Ve, "Itu akun Lee Junki asli? Seneng banget chatt kamu dibales." "Nggak tahu asli atau palsu, aku enjoy aja chatt sama dia," jawab Ve.
Saya tertarik dan add akun Lee Junki itu. Dikonfirmasi dan... saya lupa tepatnya kapan awal saya chatt sama Mas Junki yang entah asli apa palsu itu. Yang pasti chatt saya direspon dan disambut hangat sama Mas Junki.

Setiap Sabtu malam selalu standy nunggu pesan dari Mas Junki yang isinya "online?"
Kiriman itu selalu masuk di jam 1-2 malam. Itu berarti di Korea udah jam 3-4 pagi. Selanjutnya kami akan mengobrol. Chatt berakhir di subuh hari. Untung saja chatt-nya di hari Sabtu hingga saya bisa ngebake bangun siang di hari Minggu-nya. Mungkin Mas Junki sendiri waktu luangnya di hari Sabtu.

Saya menikmati momen itu, chatting sama Mas Junki yang entah asli atau palsu. Kadang iseng menanyakan tentang sesuatu yang berhubungan sama Mas Junki. Si empunya akun bisa menjawab dengan tepat. Keren! Hal itu membuat saya berpikir, anggap aja dia asli. Hehehe. Kalaupun bukan asli, mungkin dia manajer atau asisten Mas Junki hingga ia tahu banyak tentang Mas Junki. Atau mungkin kalau sekarang itu bisa dikategorikan role player. Semacam itulah. Dan pada akhirnya saya nggak peduli itu akun asli atau palsu. Saya nyaman chatt dengan dia dan saya menikmati momen itu.

Tak beda jauh dengan Wonbin, Mas Junki mengaku tak mahir berbahasa Inggris sedang aku sama sekali tak bisa berbahasa Korea. Tapi dia bilang nggak papa, dia paham yang saya utarakan. Chatt sama akun Mas Junki lebih pakek rasa daripada bahasa. Hahaha. Kadang dia merespon dalam Bahasa Korea yang ditulis pakek Hangul. Mana saya paham? Hape saya dulu Nokia 6600 yang nggak ada Hangulnya dan nggak bisa di copy paste untuk diterjemahkan ke google translate. Kesempatan itu hanya saya dapatkan kalau saya online ke warnet. Walau hasil terjemahannya kacau, tetep bikin saya mesem-mesem sendiri di warnet.

Obrolan saat chatt nggak jauh-jauh tentang Mas Junki. Saya sering bahas tentang film dia yang baru saya tonton. Waktu itu saya ngeluh ke dia karena saya belum nemuin film King and The Clown yang dia bintangi. Dia meminta saya bersabar dan memaklumi karena sebelumnya saya pernah cerita kalau tempat tinggal saya di desa jadi agak susah untuk berburu film dll.

Kadang akun Mas Junki itu nanya kegiatan apa yang saya kerjakan selama seharian. Pernah sekali dia nanya dan waktu itu bertepatan sama bulan Ramadhan. Saya cerita kalau saya seharian puasa. Dia tertarik dan bertanya tentang apa itu Ramadhan dan tradisi apa saja yang dikerjakan selama Ramadhan. Saya terharu dan pengen meluk dia waktu dengan antusiasnya dia nanya soal Ramadhan.

Waktu ada bencana di Indonesia, kalau nggak salah gempa di Sukabumi apa mana ya. Pokoknya Mas Junki dulu pernah berkunjung ke tempat itu waktu ke Indonesia, aku juga cerita ke dia. Dia terkejut lalu mendoakan.

Pernah saya bertanya kapan Oppa ke Indonesia lagi. Dia bilang dia suka Indonesia dan rindu Indonesia tapi nggak tahu kapan bakal ke Indonesia lagi.

Saya bilang ke Oppa kalau ke Indonesia ke Malang saja nanti saya ajak ke Gunung Bromo. Hal itu membuat Oppa penasaran tentang Malang. Aku pun menceritakan kalau Malang itu kondisi kotanya sama kaya Daegu. Sama-sama dikelilingi gunung dan sama-sama kota apel. Informasi itu saya peroleh dari radio RRI Malang yang kala itu kedatangan tamu seorang Dokter wanita asli dari Korea.

Mas Junki tertarik. Apalagi ketika saya menceritakan tentang Gunung Bromo, tentang legenda Joko Seger dan Roro Anteng. Oppa bilang ingin berkunjung ke Malang. I'm in heaven. Kekeke.

Tak ada keindahan yang abadi. Waktu itu pun tiba. Chatt terakhir kami. Oppa mengatakan akan sibuk dalam beberapa bulan ke depan dan tidak bisa chatt. Sedih rasanya. Tapi mau gimana lagi? Oppa punya pekerjaan yang super sibuk dan padat jadwalnya. Saya pun hanya bisa mengiyakan sambil mengatakan "Aku akan menunggu Oppa kembali."

Sejak saat itu Oppa nggak pernah aktif lagi di akun Friendster-nya. Setiap Sabtu saya masih rajin mengirim pesan pada Oppa tapi tidak pernah ada balasan. Kangen. Rindu itu benar-benar menyiksa.

Penyesalan itu ada. Kenapa saya nggak nanya apa Oppa punya akun Facebook atau Twitter saat chatt terakhir. Bodoh! Kura-kura bodoh!

Selanjutnya Friendster eror. Akun saya masih bisa dibuka tapi tidak bisa mengirim pesan atau wall juga mengkonfirmasi teman. Banyak teman yang bertanya apa saya baik-baik saja namun saya tidak bisa membalas. Sempet masih bisa mengunjungi akun Oppa, tapi lagi-lagi tak ada aktifitas di sana. Sampai akhirnya saya mendengar kabar bahwa Oppa masuk wajib militer dan Friendster akhirnya benar-benar eror. Tak bisa diakses.
Ketika kabar Mas Junki mau keluar wamil bikin saya senang. Mulai memburu akun sosial media milik Oppa. Di Facebook ada tapi palsu. Sampai menemukan akun Twitter Oppa. Oh senangnya. Dan di Twitter Oppa tertulis "Joined: 3rd Jul 2009 (~1 tweet per day)". Juli 2009?? Itu artinya saat saya chatt sama Oppa di FS dia udah punya Twitter dan saya nggak tahu itu? Parah!

Mengetahui fakta itu saya jadi mikir, Mas Junki di FS itu asli apa palsu? Saya menepis kecurigaan itu dan mulai sering mengirim pesan di Twitter. Tapi rasanya tak sama dengan Oppa di FS. Oppa di Twitter tak pernah berinteraksi dengan followernya. Sangat berbeda dengan Oppa yang di FS.

Pada akhirnya itulah kenyataannya. Oppa yang di Twitter adalah Oppa yang asli. Junki Oppa yang sebenarnya. Sempat sedih tapi... ya itulah kenyataannya. Selama pencarian Va sampai berkomentar, "Omma nyari Junki Oppa kayak anak nyari bapaknya." Hehehe. Setelah ketemu kenyataannya berbeda.

Akun Junki Oppa di Friendster memberikan kenangan yang indah. Saya berterima kasih padanya, siapapun dia dibalik akun itu. Terima kasih untuk kenangan indah yang sudah diciptakan bersama di Friendster.


Btw dulu lebih suka online di Friendster karena tarifnya murah. Kalau ke Facebook atau Twitter lebih mahalan lagi. Dan dulu masih bodoh banget soal Twitter. Hehehe.

Tunggu kisah KPOPers babo ini selanjutnya ya. Sekian dan terima kasih. Maaf jika ada kata yang tak berkenan.


tempurung kUra-kUra, 04 Maret 2016.
.shytUrtle.


You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews