¤ Bilik shytUrtle – Hantu yang Creepy pun Bisa Bertingkah Konyol Sometimes. ¤
04:15
¤ Bilik shytUrtle – Hantu yang Creepy pun Bisa Bertingkah Konyol
Sometimes. ¤
Well, ini sebenarnya lanjutan dari kisah Cerita Horor di Sekolah "TK di Depan Markas". Creepy memang tapi funny juga. Pada catatan sebelumnya, dibagian akhir saya menyertakan tambahan tentang proses penulisan kisah kripi itu. Dimana saat Mbak Kunti yang punya scary face tiba-tiba dongokin kepala di jendela yang terbuka dan ngintip kami yang ada di dalem markas. She's above me btw (T.T) dan saat menulis catatan ini listrik padam di markas. Perfect combination.
Malam
itu berlanjut menjadi malam yang creepy di markas. Kami memutuskan nginep
rame-rame seperti biasa. Setelah Tunjung meyakinkan kami jika Mbak Kunti yang
scary face telah pergi dari markas, kami pun merasa aman. Setelah benar lelah,
kami pun bersiap tidur di sudut favorit kami masing-masing. Saya masih ngalong
di depan gUi dan baru bersiap tidur setelah lewat tengah malam di dalam
tempurung kUra-kUra.
Awalnya
saya matiin lampu utama seperti biasa hanya menggunakan lampu kecil sebagai
penerang saat tidur. Tapi setelah membaringkan tubuh lelah saya dan menatap
langit-langit dalam tempurung kUra-kUra, ada perasaan ganjil muncul. Saya
mencoba bersikap cuek. Mengabaikannya dan mulai memejamkan mata. Setengah jam
kemudian saya mulai terlelap.
Pukul
satu dinihari saya tiba-tiba terbangun karena mimpi buruk dan melihat sesosok
makhluk kecil berwarna ungu dengan bentuk seperti batang pohon.kecildengan akar
yang memiliki lima rumbai akar melayang hendak mendekati saya. Saya yang saat
itu merasakan sakit di dada--rasa sakit yang sama setiap kali saya mengalami
mimpi buruk- terkejut langsung duduk dan spontan merapalkan do'a masih menatap
makhluk berwarna ungu itu. Perlahan makhluk itu menjauh dan hilang setelah
menembus jendela. Saya masih terengah-engah mengatur napas untuk menghilangkan
rasa sakit yang menghujam di dada. Setelah tenang, saya menyalakan lampu utama
dalam tempurung kUra-kUra dan kembali berbaring namun tetap terjaga. Menjelang
pagi saya pun terlelap.
Saat
ngumpul sarapan bersama, saya cerita sama Tunjung perihal apa yang saya alami
semalam. Lalu rekan-rekan yang lain ikut menceritakan pengalaman ganjil yang
mereka alami semalam. Di jam yang sama yaitu pukul satu dinihari ada yang
merasa kakinya di elus-elus, lalu ada yang namanya dipanggil-panggil sama suara
cewek mirip kaya di film-film horor dan ada yang denger keributan di dapur
semacam orang sedang sibuk merapikan alat-alat dapur.
Hening.
Semua kejadian seolah runtut dimulai dari pukul satu dinihari. Lalu kami kompak
menatap Tunjung. Siapa pelakunya?
"Ya
cewek itulah." jawab Tunjung santai.
What??
Mbak Kunti itu?? Jadi semalem dia nggak pergi dari markas??
"Ya
gitu deh..." lagi-lagi Tunjung memberi jawaban yang sumpah bikin saya
pengen gamparin muka dia pakek sendal elek di markas.
Kenapa
Tunjung mengatakan dia sudah pergi jika dia masih bertahan di markas? Hanya
ALLOH dan Tunjung yang tahu kenapa.
Jam
bubaran anak TK emang ada planning buat kumpul-kumpul sama Bu Guru dan beberapa
murid yang rencananya mau mewakili lomba ke kabupaten. Kaya sebelumnya kami
diminta sedikit bantu-bantu dalam proyek TK tersebut.
Tiba-tiba
Hara--penghuni Sarang Clover termuda ketiga- berlari dan menangis ketakutakan
ketika hendak ke kamar mandi. Kami heran dan bertanya-tanya, "Ada apa
dengan Hara?" /kaya judul pilem aja btw wkwkwk/ Kok tiba-tiba dia nangis
kepejer ketakutan.
Tunjung
senyum nyengir gaje. "Pantesan Hara nangis. Tuh dia masih di sini, duduk
manis di ruang tamu." dengan santainya Tunjung menjelaskan keberadaan Mbak
Kunti with scary face di dalam markas.
Done.
She make the other silent and freezee.
"Ngapain
sih dia masih di sini? Dia mau apa? Beneran dia mau ayam bakar seperti yang
kamu bilang semalam?" desak saya bertanya pada Tunjung. Maunya sih saya
minta Tunjung suruh si Mbak Kunti itu buru-buru out dari markas.
"Ayam
bakar itu candaan aku aja tahu. Biarin ajalah. Berisik katanya di sana."
"Di
sana? Di TK?? Bukannya tiap hari anak-anak TK emang bikin berisik ya?"
tanya saya lengkap dengan muka bingung.
"Itu
musik di orang mantu yang dia sebut berisik." jelas Tunjung.
Memang
saat itu ada orang punya gawean mantu yang tetep nyetel.musik kenceng di jam
sekolah dan jam kerja. Mbak Kunti merasa terganggu sama suara dari sound system
di orang mantu itu. Ebusyet. Sok bingit ye...
Saya
lagi bersihin paragon di tempurung kUra-kUra sambil nunggu panggilan Bu Guru
dan di tungguin sama Tunjung juga Mbak Kunti yang masih bertahan duduk di ruang
tamu. She's sit down on the sofa behind me btw (T.T) Look like she wanna stay
close with me (T.T)
Karena
si Tunjung nemenin sambil ngajak ngobrol dan sesekali bercanda, saya pun jadi
lupa sama keberadaan Mbak Kunti yang tak kasat mata. Hingga momen itu terjadi.
Momen yang membuat saya berkomentar bahwa walau menyeramkan mereka bisa
bertindak lucu juga sesekali pada teman saya di twitter.
Saya
lupa pastinya waktu itu saya dan Tunjung sedang ngobrol gaje apa hingga Tunjung
melontarkan satu kata yang maaf ya terkesan kasar dan jorok yaitu 'kepet'
(dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai tai/kotoran)--sorry, sometimes
we used the worse bad word in conversation-.
Usai
mengatakan kata jorok itu tiba-tiba Tunjung tertawa geli ketika saya
memprotesnya agar menggunakan bahasa yang sopan dan tidak jorok. Tunjung
tertawa geli sambil berkata, "Rupane rodho' latah." (Sepertinya agak
latah).
"Siapa
yang latah?" tanya saya penasaran.
"Ya
dia. Masak tadi pas aku ngatain kamu kepet dia langsung nutup mukanya dengan
kedua tangan dan kamu tahu ekspresinya itu kaya 'waduuu' gitu. Lucu."
Saya
diem ngebayangin itu Mbak Kunti yang mukanya udah agak ancur dengan mata
ciplong--pada bagian mata nggak ada matanya cuman hitam berlubang saja-
tiba-tiba nutup muka dengan kedua tangan dan nunjukin ekspresi semacam kesal
setelah mendengar kata 'kepet'. Saya tersenyum geli ngebayanginnya.
"Mereka
bisa ngelawak juga ya," komentar saya sambil tersenyum geli.
"Sebenernya
kan emang nggak jauh beda sama manusia."
"Iya
juga sih. Tapi ngapain dia masih bertahan di sini?"
"Dibilang
bising kok."
"Na
trus ngapain dia di sini?"
"Yang
bisa diajak ngobrol di sini."
"Yaudah.
Kamu ajak dia ngobrol, saya mau rapat di TK."
Dan
saya pun meninggalkan Tunjung di markas sendirian.
Menurut
Tunjung emang kadang beberapa ada yang bisa bertingkah kaya gitu. Kadang ada
yang suka niruin orang ngomong juga. Well, they not different with human btw
wkwkwk.
Sekian dan terima kasih. Mohon maaf sebesar-besarnya jika
ada kalimat yang kurang berkenan dalam tulisan ini.
-shytUrtle_yUi-
tempurung kUra-kUra, 06 April 2014.
shytUrtle
0 comments