Bilik shytUrtle

¤ Bilik shytUrtle – One Day on June 23rd 2014 ¤

08:48



¤ Bilik shytUrtle – One Day on June 23rd 2014 ¤



                June 22nd 2014 “A night before June 23rd 2014”



            ini apa banget! ngedit foto sambil menangis badai kaya gini (.)
bener-bener gatau sama perasaanku malam ini.” Puncaknya ketika mendengarkan OST. Amigos X Siempre – Mi Angel De Amor dan ToppDogg cover song Taeyang “Eyes, Nose, Lips”. Air mata pun meleleh tanpa bisa saya bendung lagi. My tears flow like a flood from the river that’s full by the rain. I can’t stop it. I don’t really know about my feeling. Very sad and down. Feels like all gathering and against me. I am the only one satan at those place. I’m the worst. I’m the bad person. Ok! This is a silly thinking about all the situation and I can’t think clear. Whole of my body is so tired but I can’t close my eyes for sleep and take a rest. My tears falling and I can’t stop it. Tomorrow what will I be? So bad. I have to meet the customer with my “lohan’ eyes because of the tears? GOD! That’s not a good idea. Please, stop it.


That’s bad feeling is begin from… afternoon I guess. Tiring of do much duty at sunny Sunday and after all I open Twitter, found many photo update of ToppDogg fansign but I don’t get Hojoon’s photo preview. Already know at June 20th 2014 from my dear tallnim Cha that Hojoon Dot Com Masternim say something surprised me, she want take a rest for a while and yesterday she didn’t come for ToppDogg fansign. Only masternim and going crazy because she said she want take a rest for a while. So childish. But the only way I could watch Hojoon activity is from his masternim. If she take a rest for a while and there is many ToppDogg schedule, how can I watch Hojoon from here?


So thankful there is another masternim who’s attend the fansign and give a Hojoon’s preview photo. I feel fine for a while. But going unwell again. I don’t really know about my feeling. I don’t know what happen here. Really wanna cry and I got it. Thanks ToppDogg for sang Taeyang-Eyes, Nose, Lips. I’m crying like a river while keep listening at those cover song. Great! Then there is a chaos at ToppDoggHouse. So many posting and I got no Hojoon one although I’m begging from the start they make an update at those official account. Are real all is gathering to against me? (TT.TT) I’m so down. But later, I got one. Hojoon gift update at ToppDoggHouse. I’m crying again.


Dan sebenarnya sedari hari Sabtu orang-orang pada heboh menanyakan apakah benar saya ke Jakarta untuk menonton konser SHINee?? Wah, ini namanya sensasi kekeke~ Sabtu sebelum berangkat ke Selecta saya emang sempet update status di FB dengan mengunggah sebuah foto dan menuliskan jika saya akan berangkat ke Jakarta untuk menonton SHINee. Saya mengatakan akan menjemput SHINee di bandara (>.<) Saya tak menduga menjadi begitu heboh hingga hari Minggu tiba. Ok. The mission is done! Wkwkwk. Ah, kenapa jadi suka bikin sensasi?? Nggak juga sih. Kebetulan Sabtu emang pakek kaos chibi SHINee dan momennya emang tepat SHINee nya mau dateng ke Indonesia buat konser. Maaf iya udah bikin kalian penasaran gara-gara status gaje saya (0/\0) Dan karena kehebohan ini pula ketahuan kalau si Hilda beneran nonton SHINee World Concert III at Jakarta. Aigo! She also think that I’m going to Jakarta to watch SHINee. Kekeke~ Damn! I made so many chaos. Mianhae.


@fdhlhilda: @shyturtle_yui key ganteng banget umma. lawak terus dia ngmong bahasa Indonesia :D” ok. good bam! *tarik selimut (TT.TT) Sebenernya SHINee ini sering bikin kejutan buat saya. Seperti kedatangan mereka pada tanggal 12 Oktober beberapa tahun lalu yang bertepatan dengan anniversary debut saya di dunia tulis menulis di dunia maya. Dan kali ini tanggal 22 Juni 2014 di mana sehari setelahnya adalah hari ulang tahun saya. Hanya saja saya belum berjodoh untuk melihat mereka secara langsung di dunia nyata. Thanks SHINee. You all is my best brother :D


Menutup hari kemarin dengan beberapa status galau. Bahkan sempat mengirimkan mention ke Hojoon sebelum tidur (>̯┌┐<)•°


today i cry much, i hope tomorrow i'll smiling and got the happiness ever after ” at Facebook.


thanks for cute video, eum 'gift' pict hehe. hope someday could go to this beauty place with you @hojoon92 <3 at="" span="" twitter.="">


“yes, call me crazy. hahaha. with no reason i send those photo to hojoon and tell him someday i wanna go to that beautiful place with him. i know that is so impossible, but i did it :v i hope today he'll give a selca again. as present. for me >.<
imagine walk arround with him at hydrange garden. purple ocean arround us. kyaaaaa...!!!!!!” at Facebook.


And I fall a sleep at 01.30 AM. Too late…





June 23rd 2014 “Happy 23 ^^”




          Seperti baru memejamkan mata tapi tiba-tiba alarm Young berbunyi. Ah, semalam rasanya menjadi “Suami Siaga” yang istrinya mau lairan aja gara-gara Onni sakit jadi nggak bisa bobok. Hiks.


Morning, June! Happy 23 #KeySHINee @100per_jonari @shyturtle_yui @ljoeljoe1123 @OHP_SH >_< 23 is our!!!” Memulai pagi di dunia maya dengan memberi sapaan pada geng Reed 23 yaitu Key SHINee, Jonghwan 100%, saya sendiri ^^v, L.Joe TeenTop dan Sanghoon (ex. 100%)


“Happy 23! Happy 6th month @TDWIZARD_INDO <3 bulan="" debut="" dengan="" di="" disambung="" enam="" fanbase="" hari="" indonesia="" ini="" juga="" kebetulan="" memberi="" merayakan="" mereka.="" pada="" selamat="" span="" tdwizard_indo="" toppdogg="" unit="" wizard="" yang="">


Orang pertama yang memberi selamat ulang tahun pada saya semalam adalah Ai. tahu ini anak rajin bener setelah salah ngasih ucapan selamat ulang tahun pada saya pada tanggal  18 Juni >.< Ngobrol sama anak ini nggak pernah nggak seru. Tapi semalem agak gimana gitu pas dia nanyain Bee (TT.TT) Luka lama terbuka kembali. Hiks. But that’s ok, dear. Hehehe. I’m totally good and fine now ^^v Orang kedua yang memberi selamat ulang tahun pada saya ada Onni. Di tengah badan menggigil karena sakit, Onni nyempetin kirim WA kasih ucapan selamat ulang tahun dan do’a (TT.TT) Orang ketiga Ibu. Saat saya bangun, ibu kasih ucapan selamat dan doa. Tapi kali ini tanpa peluk dan cium lagi (TT.TT) Tapi tetap bersyukur karena dapat ucapan selamat juga do’a dari ibu ^___^ Lalu ada Nao yang kasih b’day message via Line, Vania via twitter, TD WIZARD INDO via twitter, Kelinci aka Tick via Line, Vie via SMS, Rara dan Thata dateng langsung nemuin saya, Mbak Yuni dan Mimin via SMS. Tahun ini saya aman dari flooding wall FB karena tanggal ulang tahun saya telah saya sembunyikan v^___^v Dan satu orang yang udah ngasih saya gift di awal-awal bulan Juni yaitu Mbak Nur ^^


Jadwal hari ini adalah membayar pajak motor. Emang niat berangkat pagi-pagi biar nggak terlalu ngantri. Jam setengah delapan pagi udah meluncur sama Thata dan Rara ke BANK JATIM buat bayar pajak Jagiya—motor-. Busyet! Hari Senin jalanan rame banget yak. Padahal udah ngambil jam setengah delapan biar jalanan nggak rame-rame amat, tapi tetep aja ramai. Nyampek BANK  JATIM antreannya udah menggila aja. Udah numpuk yang mau ngurus pembayaran pajak kendaraan bermotor. Setelah dapet parkir yang lumayan mepet sama jalan raya, saya, Thata dan Rara bengong dipinggiran. Ini gila banget antriannya. Itulah salah satu alasan kenapa saya males ngurus apa-apa di hari Senin. Pasti ngantri soalnya. Pas lagi bengong tiba-tiba nemu tulisan “SAMSAT TUTUP” di jendela. Eh? Tutup? Saya sama Thata saling natap dengan isyarat pertanyaan yang sama, “tutup??” Lalu saya nyamperin Abang Tukang Bakso, eh! Salah xD. Nyamperin Abang Tukang Parkir nanyain apa bener SAMSAT-nya tutup. Kata Abang Tukang Parkir buka sih, tapi bentar lagi. Oh gitu. Saya lega. Dan sempet ngobrol sama Abang Tukang Parkirnya bentaran lalu saya mau maju ke antrean tapi Rara sempet merengek-rengek “Ma… Ma…:” nggak mau ditinggal antri. Akhirnya setelah dibujuk Rara mau juga saya tinggal. Saya maju ke antrean, lalu satu tukang parkir lainnya muncul dengan membawa nomer antrean. Orang-orang pada menggila minta nomer atrean. Saya nggak bisa maju. Berdiri diam nempel dinding kaca ATM. Setelah agak sepi saya maju barengan sama Mbak-mbak yang tadinya juga berdiri nempel di dinding kaca ATM tepat di samping kiri saya. Pak Tukang Parkir yang agak sepuh itu ngambilin kartu antrean buat saya yang paling bawah. Saya sempet ngedumel, kok diambilin yang paling bawah? Wah, dapet nomer banyak nih, bakalan lama manyun di BANK JATIM. Habis ngambil nomer antrean, saya balik nempel di dinding kaca ATM, Mbak-mbak itu ikut juga. Saya buka nomer antrean warna putih dengan tulisan angka warna merah itu. 20? Saya ngasih kode ke Thata kalo saya dapet nomer antrean 20. Saya mendesah pelan. 20? Pulang jam berapa saya? Di rumah Onni sendirian, lagi sakit pula. Rara juga belum sarapan. Thata ada janji sama temennya jam sepuluh pagi. Lagi asik meratapi dapet angka 20, Mbak-mbak di samping saya ngajak ngobrol.


“Dapet nomer berapa, Mbak?” tanyanya membuyarkan lamunan saya.

“Oh, ini duapuluh,” jawab saya sambil nunjukin kartu antrean.

“Duapuluh? Itu dua, Mbak. Mbak dapet nomer dua,” Mbak-mbak cantik itu usai melihat kartu antrean saya.

“Iyakah?” saya ikutan liat kartu antrean di tangan saya.

“Mbak-nya kebalik itu liatnya.”

“Oh, iya dua,” saya nyengir kuda (?). “Nah, Mbak-nya dapet nomer berapa?” saya balik nanya sok akrab.

“Nomer satu,” jawab Mbak cantik itu dengan senyum sejuta dolar.

“Wah, urut dong kita? Ini ntar kita dipanggil masuk ke dalam gitu?”

“Nggak, Mbak. Itu loketnya. Di luar sini aja.”

“Oh, gitu. Soalnya dulu kan masuk ke dalam sana iya.”

“Iya, Mbak. Udah, ntar Mbak maju sama saya aja.”

“Okeh!”

 Dan kami berdua tersenyum penuh kemenangan pada para pengantri yang tadi berebut maju eh ternyata dapet nomer belakangan mua. Hahaha! We are the champion *pengen peluk Mbaknya dah hihihi ^^v




Alhamdulillah, cepet kelar di BANK JATIM, langsung meluncur ke toko sepatu buat beliin sepatu Rara yang tahun ini Alhamdulillah udah masuk SD. Nyampek rumah buatin sarapan buat Rara lalu memulai kerja lagi. Di temenin Mbak Nur seharian jaga toko yang lumayan sepi karena anak-anak sekolah udah pada libur. Pas lagi asik ngrumpi sama Mbak Nur eh ada paketan dateng. Dari Tambun-Bekasi, dari Cha. Paket apaan yah? Emang beberapa waktu lalu Cha sempet nanya “Umma pilih XER0 apa Gohn?” yang saya jawab “Hojoon.” Lalu Cha juga sempet nanya alamat pos saya. Hari ini semua teka-teki itu terjawab. SAYA DAPET ALBUM ORIGINAL TOPPDOGG ARARIO SPECIAL DARI CHA!!!!! OMG!!! MIMPI APA SAYA SEMALAM??????? Selama jadi KPOP lover saya belum pernah beli atau punya album ori yang harganya rata-rata di atas gaji saya per bulannya itu dan tiba-tiba hari ini saya dapet gift berupa album ori dari KPOP idol yang kebetulan lagi saya gandrungi >.< Dapet pc XER0!!!!!


Dari semua gift, paketan dari Cha yang langsung di buka di depan umum (?) karena temen-teman juga penasaran isinya. Saya histeris sendiri waktu tahu isinya dan temen-temen cengok liat saya (-_-“)! Lalu saya nunjukin foto A-Tom ke Tunjung. Tunjung ikutan heboh dan terus elus-elus foto A-Tom. Hueee….!!! Lalu temen-temen nanya, dari semua foto itu mana yang saya suka. Dengan antusias saya nunjuk foto Hojoon. Semua kaget dan kaya di komando langsung komentar “KOK JELEK!!!” Heol! Hojoon nggak jelek. Hiks! (TT.TT). Malah banding-bandingin Hojoon sama Mas Jeje. Huaaa… mereka puas nge-bully saya dengan ngolok-ngolokin Hojoon tadi (TT.TT)


Pas ibu nerima paketan dari Cha, temen-temennya pada nanya itu apa. Bahkan ada yang nanya “Apa itu bukunya Wahyu terbit lagi??” Auw! Cieee… ada yang kangen buku saya nui??? Kekeke~!!!


Well, hari ini acara ngumpul di tutup dengan pesta ayam goreng crispy rame-rame di markas Sarang Clover. Dan saat saya menulis bagian ini, kembang api bertaburan di langit malam. Ah, rasanya itu untuk merayakan ulang tahun saya >.<


Tunjung: “Tahun ini kamu umur berapa, Yu’?”

Me: “Delepan belas.”

Kekeke~



Subhanallah. Alhamdulillah. ALLOHU AKBAR! Terima kasih ya ALLOH atas kesempatan yang Engkau berikan hingga hamba masih bisa bernafas hingga hari ini. Terima kasih untuk semua berkah hari ini. Berharap selanjutnya bisa menjadi manusia yang lebih baik. Bisa lebih dewasa dan lebih bijak lagi. Wish all the best. Maaf jika ada tadi yang udah ngucapin selamat dan nggak disebut di sini. Maaf juga jika dalam tulisan ini saya ada kata yang menyinggung hati. Sekian dan terima kasih. Happy 23 everyone ^^v

-shytUrtle_yUi-



tempurung kUra-kUra, 23 Juni 2014.

shytUrtle


today's gift


#ToppDogg Arario abum dari Cha >.<

bros kura-kura lucu >.<


too many soap >o<
kenapa sabun?
karena kura-kura rajin mandi. wkwkwk. ok, tengkyu <3 span="">

The Sandal Jepit ^^//
they said because i like going somewhere used "sandal jepit" so i need more than one kekeke~ cute >o<

and kaktus
so cute too <3 span="">


gift dari TDWIZARD_INDO
<3 hojoon="" span="">

gift daro Hojoon semalem >o<


matur suwun v^___^v

Khayalan shytUrtle

Sahabat Untuk Selamanya (Tiga Pemuda dan Sembilan Bidadari)

05:51



Sahabat Untuk Selamanya

(Tiga Pemuda dan Sembilan Bidadari)





-         Tokoh drama:

1.      Sembilan Bidadari

2.      Tiga Pemuda

-         Setting:

1.      Hutan Wanawara

2.      Danau/telaga Toyawening

-         Waktu: Siang-sore

-         Theme Song:

1.      Final Fantasy – In The Morning Light

2.      Piano In The Forest (instrumental music)

3.      Summer's Just Begun - Tinker Bell and the Great Fairy Rescue

4.      Rooftop Prince OST - 07 쫄쫄이 4인방 (Return of Gang 4)

5.      Pixie Hollow Music - Rosetta's Garden

6.      Amigos X Siempre - Mi Angel de Amor

7.      Amigos X Siempre - Pasó, Pasó

-         Sinopsis:

Pada suatu siang, tiga orang pemuda berburu di hutan. Lelah seharian berburu dan tak mendapatkan hasil, tiga pemuda memutuskan untuk istirahat di bawah sebuah pohon. Salah satu pemuda menyadari jika persediaan air mereka habis dan ia memutuskan untuk mengambil air di telaga di dekat hutan. Semakin dekat dengan telaga, salah satu pemuda mendengar suara gadis-gadis sedang bercanda dan ia pun memberitahu kedua temannya. Ketiganya memutuskan mencari sumber suara yang ternyata berasal dari telaga Toyawening. Sesampainya ketiganya di tepi telaga Toyawening, mereka menemukan Sembilan bidadari cantik sedang mandi dan bercanda di telaga. Tiga pemuda bersembunyi kemudian memutuskan untuk mencuri selendang bidadari. Ketiganya mengendap-endap dan berhasil mencuri selendang bidadari.



Selesai mandi, para bidadari bersiap kembali ke kayangan, akan tetapi tiga dari Sembilan bidadari kehilangan selendang mereka. Bidadari tertua membagi tugas untuk mencari selendang yang hilang namun hasilnya nihil. Akhirnya bidadari tertua memutuskan untuk kembali ke kayangan dan meninggalkan tiga bidadari yang kehilangan selendang. Dua bidadari berhasil menemukan selendang mereka dan menyusul keenam bidadari yang kembali lebih dulu ke kayangan dan meninggalkan satu bidadari yang tersisa.



Satu bidadari yang tersisa putus asa ketika tak berhasil menemukan selendangnya. Ia bertanya pada pohon, bunga-bunga, rerumputan, hewan di hutan namun mereka tak tahu dimana keberadaan selendang bidadari. Berada di hutan sendirian dan hari mulai gelap, bidadari semakin putus asa dan akhirnya ia mengumumkan dengan keras barang siapa yang bisa menemukan selendangnya jika perempuan maka akan ia jadikan sebagai adik dan jika laki-laki maka akan ia jadikan sahabat untuk selamanya. Satu pemuda yang mencuri selendang bidadari mendengarnya dan mengembalikan selendang bidadari. Bidadari pun menepatinya janjinya, ia menjadi sahabat si pemuda kemudian kembali ke kayangan.

***





Sahabat Untuk Selamanya

(Tiga Pemuda dan Sembilan Bidadari)



           

Narator: “Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa kecil di Pulau Jawa hiduplah tiga orang pemuda yatim piatu secara berdampingan. Sejak kecil mereka bersahabat dan saling membantu satu sama lain. Ketiganya gemar berburu dan pada hasil buruanlah mereka menggantungkan hidup. Di suatu pagi, ketiga pemuda telah siap dengan peralatan berburu mereka. Karena masih pagi, ketiganya pun berjalan santai menuju hutan Wanawara untuk berburu. Sesampainya di hutan, ketiganya bersembunyi dan menunggu hewan buruan lewat di depan mereka. Hingga menjelang siang tak satu pun hewan buruan lewat di depan persembunyian ketiga pemuda. Mereka memutuskan berkeliling hutan untuk mencari hewan buruan namun hingga tengah hari berlalu tak satu pun hewan buruan mereka dapatkan. Karena lelah, ketiganya pun duduk beristirahat di bawah sebuah pohon rindang di tengah hutan.”



Pemuda 1: “Ah, hari ini kita sial sekali. Dari pagi menunggu hewan buruan tak ada yang lewat. Bahkan sampai berkeliling hutan pun kita masih juga tak mendapatkan apa-apa. Makan apa kita nanti?”



Pemuda 2: “Nasib kita memang sedang buruk.”



Pemuda 3: “Sepertinya hari ini kita akan pulang dengan tangan kosong dan makan dengan singkong tanpa lauk.”



Pemuda 1: (Bangkit dari duduknya) “Aku haus dan minuman kita habis. Aku akan mengambil air di telaga Toyawening, tak jauh dari sini. Kalian mau ikut atau menunggu di sini?”



Pemuda 3: “Aku ikut!” (Turut bangkit dari duduknya)



Pemuda 2: “Baiklah. Kita pergi bersama-sama.” (Dengan malas bangkit dari duduknya)



Narator: “Tiga pemuda kembali berjalan menuju telaga Toyawening yang letaknya tak jauh dari tempat mereka beristirahat. Di tengah perjalanan, tiba-tiba pemuda 1 menghentikan langkahnya karena ia mendengar sesuatu.”



Pemuda 1: “Ssh! Kalian dengar itu?” (Menghentikan langkah dan sedikit berbisik pada kedua temannya) “Aku mendengar suara gadis-gadis bercanda.”



Pemuda 2: “Iya. Aku juga dengar.”



Pemuda 3: “Sepertinya itu dari telaga Toyawening. Siapakah gadis-gadis yang bercanda di sana?”



Pemuda 1: “Mari kita lihat!”



Narator: “Ketiga pemuda berjalan mengendap-endap mendekati telaga Toyawening dan  bersembunyi di balik semak-semak. Ketiganya terkejut melihat Sembilan bidadari cantik sedang bercanda dan bermain air di telaga Toyawening.”



Pemuda 2: “Ada Sembilan gadis cantik bermain air di tepi telaga, siapa mereka?”



Pemuda 1: “Ssh! Pelankan suaramu!”



Pemuda 3: “Mereka itu… bidadari.”



Pemuda 1 & 2: (Bersamaan) “Bidadari??”



Pemuda 3: “Ssh!! Aku yakin mereka bidadari. Lihat tumpukan kain warna-warni di atas batu itu.” (Menuding batu) “Itu pasti selendang mereka. Selendang untuk terbang ke kayangan.”



Pemuda 1: “Teman-teman, bagaimana jika kita curi selendang bidadari itu?”



Pemuda 2: “Mencurinya?? Untuk apa? Nanti bidadarinya tidak bisa kembali ke kayangan.”



Pemuda 1: “Memang itu tujuannya. Bidadari kan sakti, nanti kita minta bidadari bantu hidup kita yang susah ini biar jadi enak, bagaimana?”



Pemuda 3: “Ide bagus. Aku setuju.”



Pemuda 2: “Tapi aku takut.”



Pemuda 1: “Ssh! Jalan pelan-pelan, ambil, lalu cepat-cepat sembunyi menjauh dari sini.”



Narator: “Dengan hati-hati, ketiga pemuda berjalan mengendap-endap mendekati batu di mana selendang para bidadari diletakan. Masing-masing pemuda mengambil satu selendang lalu bergegas meninggalkan batu besar dan kembali bersembunyi. Ketiganya segera menjauh dan terpisah ketika salah satu bidadari tiba-tiba bangkit dari duduknya di tepi telaga.”



Bidadari 1: “Hari sudah sore, ayo kita pulang!”



Bidadari 2: “Sebaiknya kita segera kembali sebelum matahari terbenam.”



Narator: “Semua bidadari meninggalkan tepi danau dan menuju batu besar untuk mengambil selendang mereka. Dan tiba-tiba tiga dari Sembilan bidadari berubah panik karena selendang mereka hilang.”



Bidadari 7: “Di mana selendangku? Aku tak menemukannya di sini.”



Bidadari 8: “Selendangku juga tidak ada. Duh, bagaimana ini?”



Bidadari 9: “Selendangku juga tidak ada. Duh… kalau selendang kita hilang, kita tidak bisa kembali ke kayangan. Siapa yang mengambil selendang kita ini?”



Bidadari 1: “Di mana kalian taruh selendang kalian?”



Bidadari 7, 8, 9: “Di sini.” (Secara bersamaan)



Bidadari 1: “Coba kalian cari di sekitar telaga ini. Siapa tahu selendang kalian jatuh. Yang lain, ayo kita bantu mencari.”



Narator: “Kesembilan bidadari mencari selendang yang hilang di sekitar telaga namun tak menemukan apa-apa. Ketiga bidadari yang kehilangan selendang mulai panik.”



Bidadari 1: “Maaf, kami tidak bisa menunggu lagi. Kami harus kembali ke kayangan dan meninggalkan kalian di sini.”



Narator: “Tiga bidadari yang kehilangan selendang tak bisa berbuat apa-apa. Mereka pasrah ketika keenam teman mereka terbang kembali ke kayangan meninggalkan mereka di tepi telaga Toyawening.”



Bidadari 7: “Sekarang bagaimana?”



Bidadari 9: “Mungkin nasib kita harus menjadi penghuni bumi.”



Bidadari 8: “Aku tidak mau! Aku akan mencari selendangku ke hutan. Siapa tahu saat kita asik bermain ada monyet yang iseng mengambil selendang kita.”



Bidadari 7: “Wah, bisa jadi benar seperti itu. Aku ikut denganmu.”



Bidadari 9: “Tapi aku takut masuk hutan.”



Bidadari 8: “Kalau kau takut, yasudah tinggal di sini saja. Tapi jangan menyesal jika kami berhasil menemukan selendang kami. Tunggu saja di sini sampai selendangmu kembali.”



Narator: “Dua bidadari pun pergi masuk ke hutan untuk mencari selendang mereka. Satu bidadari yang tersisa memilih duduk di atas batu besar. Ia tampak gundah, duduk kemudian berdiri dan kembali duduk lagi lalu kembali berdiri dan berjalan mondar-mandir dan duduk lagi. Ia kembali menengok ke arah di mana kedua temannya pergi. Ingin menyusul, namun ia takut. Ia kembali duduk dan menyesal kenapa tadi tak pergi bersama kedua temannya. Tak lama kemudian kedua bidadari kembali dan sudah membawa selendangnya.”



Bidadari 9: “Kalian menemukannya?” (Bangkit dari duduknya) “Di mana kalian menemukan selendang kalian?”



Bidadari 7: “Diantara semak-semak. Seekor kelinci memberitahuku dan membantuku menemukan selendangku.”



Bidadari 8: “Di atas sebuah pohon. Seekor kera yang membantuku menemukannya.”



Bidadari 9: “Lalu bagaimana denganku?” (menangis)



Bidadari 7: “Maafkan kami. Kami harus pergi dan meninggalkanmu di sini.”



Bidadari 8: “Sebentar lagi hari gelap, sebaiknya kau mencari tempat untuk berlindung dan esok cobalah mencari selendangmu kembali. Maaf kami harus pergi.”



Narator: “Dua bidadari yang telah menemukan selendang mereka terbang kembali ke kayangan meninggalkan satu teman mereka di tepi telaga. Satu bidadari yang tersisa hanya bisa pasrah. Ia duduk di atas batu dan menangis.”



Bidadari 9: “Wahai rerumputan, apakah kalian tahu di mana selendangku berada? Aku takut berada di sini sendiri sedang hari mulai gelap.”



Narator: “Hening. Tak ada jawaban kecuali suara desiran angin senja di sekitar telaga. Bidadari kembali menangis. Bidadari putus asa.”



Bidadari 9: (Berdiri) “Barang siapa yang menemukan selendangku, jika perempuan maka aku akan kujadikan saudara dan jika laki-laki maka akan kujadikan sahabatku untuk selamanya.”



Narator: “Tetap hening. Masih sama yang terdengar hanyalah desiran angin sore di tepian telaga. Bidadari pun kembali duduk dan menangis. Pemuda yang sedari tadi mengamati dari tempat persembunyiannya itu pun iba. Ia keluar dan menghampiri bidadari yang sedang menangis di tepi telaga.”



Pemuda 1: “Wahai Nona, inikah selendang yang kau cari?”



Bidadari 9: (Terkejut namun kemudian tersenyum bahagia) “Wah, benar. Bagaimana kau menemukannya?”



Pemuda 1: “Aku Jaka Tarub. Aku menemukan selendang ini di atas sebuah pohon di ujung sana. Sepertinya selendang ini tertiup angin. Aku berjalan kemari dan menemukan Nona.”



Bidadari 9: “Aku Nawangwulan dan aku bidadari. Terima kasih telah menemukan selendangku. Seperti janjiku, mulai detik ini kau adalah sahabatku dan untuk selamanya aku akan menjadi sahabatmu. Wahai sahabatku Jaka Tarub, katakanlah apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikanmu ini?”



Pemuda 1: “Selama ini hidupku dan kedua saudaraku sangat menderita, kami yatim piatu. Bisakah bidadari membuat hidup kami menjadi lebih baik?”



Bidadari 9: “Terkabulkan. Sekarang pulanglah. Terima kasih. Aku pun harus kembali ke kayangan sebelum gelap. Segeralah pulang dan nikmati hidupmu yang baru. Jika kau membutuhkan bantuanku, sebut saja namaku, maka aku akan menemimu.”



Pemuda 1: “Baiklah. Terima kasih biadadari.”



Narator: “Bidadari pun kembali ke kayangan. Sejak saat itu ketiga pemuda hidup berkecukupan dan bahagia selamanya.”





18 Juni 2014

Pisah Kenang TK Dharma Wanita Wonomulyo

Tahun Pelajaran 2013/2014



Naskah by: shytUrtle

Search This Blog

Total Pageviews