Review bacaan dan tontonan

Review Aladdin (film 2019)

17:20


Aladdin (film 2019)




From Wikipedia

Aladdin adalah film fantasi musikal Amerika tahun 2019 yang diproduksi oleh Walt Disney Pictures. Disutradarai oleh Guy Ritchie, yang ikut menulis skenario dengan John August, itu adalah adaptasi live-action dari film animasi Disney tahun 1992 dengan nama yang sama, yang didasarkan pada kisah eponymous dari Seribu Satu Malam. Film ini dibintangi oleh Will Smith, Mena Massoud, Naomi Scott, Marwan Kenzari, Navid Negahban, Nasim Pedrad, Billy Magnussen, dan Numan Acar, serta suara-suara Alan Tudyk dan Frank Welker. Alur ceritanya mengikuti Aladdin, seorang anak jalanan, ketika ia jatuh cinta pada Putri Jasmine, berteman dengan seorang Jin yang ingin mengabulkan harapan, dan bertempur melawan Jafar yang jahat.



Aladdin, anak jalanan yang baik hati yang tinggal di kota Arab, Agrabah bersama monyet peliharaannya, Abu, menyelamatkan dan berteman dengan Putri Jasmine, yang menyelinap keluar dari istana untuk menjelajah, lelah dengan kehidupan yang terlindung. Sementara itu, Wazir Agung , skema Jafar untuk menggulingkan ayah Jasmine sebagai Sultan. Dia, bersama dengan sahabat karib bayan peliharaannya Iago, mencari lampu ajaib yang tersembunyi di Gua Keajaiban yang akan memberinya tiga permintaan. Hanya satu orang yang layak untuk masuk: "berlian dalam kesulitan", yang ia simpulkan sebagai Aladdin. Aladdin ditangkap dan Jafar membujuknya untuk mengambil lampu. Di dalam gua, Aladdin menemukan karpet ajaib dan mendapatkan lampu. Dia memberikannya kepada Jafar, yang melipatgandakan salibnya dan melemparkannya kembali ke gua, meskipun Abu mencuri lampu kembali.



Menonton film-film Disney itu seperti membangkitkan kenangan di masa kanak-kanak. Karena semasa anak-anak dulu, kartun Disney menjadi salah satu acara televisi yang mengisi hari Minggu saya. Salah satu kartunnya adalah Aladdin.



Yang saya ingat dari kartun Aladdin adalah Aladdin si pencuri dan monyet kesayangannya. Lalu, tentu saja si Jin berwarna biru dan Putri Jasmine. Kalau untuk jalan ceritanya bagaimana, saya sudah lupa. Hehehe.



Aladdin 2019 tetap berkisah tentang seorang anak jalanan yang miskin dan berprofesi sebagai pencuri bernama Aladdin. Dalam aksinya, Aladdin dibantu monyet kesayangannya yang bernama Abu.
Suatu hari Aladdin menemukan seorang gadis yang tertangkap mencuri roti. Aladdin menyelamatkan gadis yang mengaku sebagai pelayan istana padahal dia adalah Putri Jasmine.




Di istana, sang penasehat negara yang bernama Jafar menginginkan kedudukan sultan. Ia berusaha masuk ke dalam gua ajaib untuk mendapatkan lampu ajaib. Namun, orang yang ia kirim untuk mengambil lampu selalu gagal. Ia harus menemukan 'mutiara yang belum terasah'.
Suatu malam Iago, burung kakatua peliharaan Jafar mengatakan jika ia melihat pencuri yang menyusup ke istana dan pencuri itu adalah 'mutiara yang belum terasah'. Pencuri yang tak lain adalah Aladdin. Jafar pun menangkap Aladdin dan mengirimnya untuk masuk ke dalam gua ajaib.


Aladdin pun masuk bersama Abu. Di dalam ia bertemu karpet ajaib yang terjepit batu. Ia pun menyelamatkan karpet ajaib yang bisa terbang itu. Lalu, ia melihat lampu ajaib dan mengambilnya. Sialnya Abu tak sengaja menyentuh batu merah hingga membuat gua mengamuk. Jafar bertindak curang dengan berniat membunuh Aladdin. Tapi, Abu sudah mencuri lampu ajaib dari Jafar. Berkat karpet ajaib, Aladdin dan Abu selamat, tapi terkurung di dalam gua. Si karpet ajaib pun memberi petunjuk agar Aladdin menggosok lampu wasiat. Lalu, keluarlah jin kuat dari dalam lampu itu. Dari sinilah kisah petualangan Aladdin dan jin penunggu lampu wasiat dimulai.




Film ini keren dan membuat saya puas ketika menontonnya. Saya jadi paham ending nya Aladdin tuh kayak gimana. Karena dulu kayaknya kartunnya ndak sampai ending. Kekeke. Yang paling menyenangkan adalah semua happy ending. Eh, kecuali Jafar sih. Kekeke.




Humornya dapet, romance nya oke. Bikin geregetan juga dan bikin rada nyesek juga. Dasar kura gampang baper sih ya. Heuheuheu. Senengnya lagi film ini bisa ditonton bareng Nduk Ra. Xixixi.


Sekian ulasan dari saya. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Terima kasih dan selamat menonton.




Tempurung kura-kura, 02 Oktober 2019.
- shytUrtle -


Khayalan shytUrtle

Fly High! - Tiga Belas

05:08

Fly High!

 



Tiga Belas


(Al) Mag kkeullyeo deo nal danggyeojwo Baby
I’m feelin’ so energetic
(Oi) Neowa danduri Out of control Yeah
I’m feelin’ so energetic
Aku kepincut, tarik aku lebih Baby
Aku merasa sangat enerjik
Malam ini, kita berdua diluar kendali Yeah
Aku merasa sangat enerjik


Al dan Oi menyelesaikan lagu terakhir, Wanna One - Energetic.  Gia dan Meyra kompak bertepuk tangan. Hari ini Al dan Oi melakukan gladi bersih untuk persiapan penampilan live mereka di siaran langsung I Love Asian hari Selasa nanti.

“Ini lebih bagus dari di video lho!” Gia memuji.
“Doain aja ntar pas nyanyi di studio bisa sebagus ini.” Oi meminta bantuan doa.
“Aamiin.” Al, Gia, dan Meyra kompak mengamini.
“Gia instal Smule dong. Biar kita bisa nyanyi bareng.” Oi meminta Gia turut memasang aplikasi Smule agar bisa bernyanyi bersama.
“Iya. Ntar kita bikin comeback AOG. Eh, debut ya?” Al mendukung usulan Oi.
“Mey Eonni ntar jadi manajernya. Kita grup indie. Kayak Jaehwan.” Oi terkikik menutup mulut dengan telapak tangan kanannya. Kim Jaehwan adalah salah satu trainee indie saat mengikuti ajang Produce 101 season 2. Ia lolos menjadi salah satu dari 11 pemenang dan debut bersama Wanna One.
“Jadi, beneran di Smule ada game kayak gitu? Agensi dan grup bentukannya?” Tanya Gia.
“He’em. Aku dan Al gabung satu agensi. Kami ada di satu girl group virtual di Smule. Ntar kalau ada kamu, biar Mey Eonni yang bikin kolab grup buat debut atau comeback AOG.”
“Zaman kalian enak. Ada aplikasi Smule. Zamanku dulu kalau rekaman pakek hape. Kalau nggak gitu pakek laptop. Kalau dari hape, kudu di convert dulu biar file nya jadi mp3. Lalu, diunggah di 4shared. Dulu yang paling tren 4shared. Trus, bagiin link biar orang download atau dengerin cover sing kami.” Meyra membagi pengalamannya yang pernah tergabung menjadi anggota girl group virtual di Facebook.
“Mbak Mey pernah jadi anggota girl group virtual?” Gia kaget.
“He’em. Tahun berapa ya… 2010-2012 kalau nggak salah inget.”
“Wah…” Gia terkesima.
“Dulu Mbak Mey kalau rekaman nunggu hari Jumat. Pas orang pada jumatan. Kan jalan sepi tuh. Nah, dia kunci diri di kamar. Nyetel musik keras-keras, lalu nyanyi. Budhe udah tahu kalau Mbak Mey rekaman. Pernah aku ikutan. Di kamar nggak boleh bikin suara. Jadinya aku diem nonton Mbak Mey nyanyi dan direkam di hape.” Al yang menjadi saksi aktivitas Mey ketika masih aktif menjadi anggota girl group virtual turut membagi pengalaman.
Salah satu aktivitas fangirl Kpop adalah mengikuti permainan virtual yaitu bergabung dalam sebuah agensi virtual untuk menjadi grup virtual. Walau hanya di dunia maya, agensi yang dibentuk oleh fangirl memiliki struktur administrasi seperti agensi sebenarnya. Agensi memiliki CEO dan manajer untuk grup yang akan debut.
Untuk member grup pun sama seperti idola Kpop. Mereka melalui masa trainee sebelum akhirnya terpilih untuk di satukan dalam satu grup dan debut. Member grup yang sudah terbentuk pun memiliki posisi masing-masing seperti leader, main vocal, lead vocal, sub vocal, main rapper, lead rapper, dan sub rapper.
Setelah terbentuk, grup akan mendapat tugas menyanyi dari CEO agensi. Selain tugas bernyanyi bersama grup, ada juga tugas menyanyi solo. CEO bertugas menentukan lagu dan membagi lirik untuk grup yang berada di bawah naungan agensinya. Sedang manajer bertugas membagikan tugas itu dan mengawasi aktivitas para member grup. Lalu, mengumpulkan lagu saat tanggal yang ditentukan tiba.
Karena bersifat virtual, komunikasi di bentuk di sosial media seperti Facebook dan Twitter. Fangirl yang menjabat sebagai CEO, manajer, dan member grup selalu aktif dalam  komunitas mereka. Karena update tugas dan sejenisnya di lakukan di sana.
“Dulu tuh paling susah kalau dapat tugas nyanyi barengan. Duet atau grup. Susah ngrekamnya. Karena media yang dipakek beda, ada laptop, ada hape, kualitas hasil rekamannya seringnya berakhir hancur. Udah susah payah, hasil akhirnya bikin kecewa. Nyesek banget, kan. Karena kami nggak tinggal di kota yang sama.
“Kalau grupku, kebetulan yang tiga, aku dan dua temanku tinggal di Malang. Dua di Bekasi, dan dua di Tangerang. Tapi, yang di Tangerang itu satu jadi member, satu jadi manajer. Dan, ada satu solois di agensi kami. Anak Pemalang. Nah, kalau dapat proyek grup daru CEO yang susah. Susah buat rekamannya.
“Akhirnya tugas kami selalu dibagi solo dan duet untuk yang tinggal di kota yang sama. Temenku yang satu nggak pernah ikutan nyanyi walau gabung grup. Akhirnya dia keluar dan digantiin sama temen yang ada di Bekasi itu. Jadinya duetnya dari member Malang, aku dan temenku. Dan, Bekasi. Kalau yang di Tangerang selalu solo proyeknya.
“Apalagi dulu CEO kami itu bule. Disiplin banget. Nggak hanya itu, aktivitas kami di sosial media pun dipantau. Kami nggak boleh bikin postingan kasar dan sejenisnya. Itu bikin skandal. Soal tugas juga disiplin banget. Apalagi posisiku leader, kan. Jadinya makin tegas kalau ke aku.
“Waktu aku bikin masalah di tahun 2012 sama sesama fangirl yang sampai libatin seluruh member. Jadi macem war gitu antara kubu pendukungku dan kubu perusuh itu. Aku pun langsung ditegur. Ah! Aku jadi curhat. Maaf ya.” Meyra tersipu malu.
“Wah…” Lagi-lagi Gia terkesima.
“Untung agensi kami nyantai ya orangnya.” Oi merasa lega.
“Kalau sekarang kan enak. Ada Smule. Mau nyanyi grup pun bisa. Syaratnya semua kudu punya aplikasinya aja.” Meyra melanjutkan.
“Mbak Mey kembali aktif sama grupnya di Smule?” Gia penasaran.
“Cuman aku, temenku yang di Malang, dan solois yang ada di Pemalang. Lainnya udah pada vakum. Udah ada yang nikah juga membernya.”
“Trus, Mbak Mey gabung agensi kayak Al dan Oi?”
“Nggak. Takutnya ntar aku nggak bisa penuhi tugas nyanyi dari agensi. I’m free singer now. Hahaha.” Meyra tergelak.
Idol senior mah bebas.” Oi menggoda. “Makanya kamu buruan instal Smule, Gi. Ntar kita kenalin AOG dan Mey Eonni sang idol senior yang tak lain adalah founder AOG.”
“Tapi, suaraku jelek. Nggak kayak kalian.”
“Suara kami juga ancur kali. Nggak papa ntar part nyanyi kan bisa dibagi.”
“Kalau grup itu enaknya bisa digotong. Tugasnya dibagi-bagi. Yang kita nggak bisa, ntar dinyanyiin member lain.” Al turut memberi dukungan agar Gia membuat akun di Smule.
“Oke deh. Ntar aku instal.” Gia akhirnya setuju.
“Ntar kalau kalian mau bikin kolab video juga bisa.” Meyra menyebutkan fasilitas video yang disediakan Smule.
“Ogah Eonni. Di zoom mukanya soalnya.” Oi menolak.
“Iya sih. Videonya bikin cover dance aja.”
“Udah!” Oi semangat. “Kami sepakat buat belajar dance I.P.U.”
Wanna One yang I Promise You ya? Wah, bagus! Lanjutkan!”
Al, Oi, dan Gia kompak tersenyum. Meyra merasa bangga melihat ketiganya.
***

Senin, saat jam istirahat akan berakhir. Arwan dan Fuad juga beberapa siswa berkumpul di meja Al dan Oi. Mereka membahas soal esok. Besok Al dan Oi akan siaran langsung di acara I Love Asian. Ada yang menyarankan Al dan Oi mengajukan izin hari ini saja. Dengan menjelaskan secara detail bahwa mereka akan siaran langsung di acara I Love Asian.

Namun, ada yang menyampaikan pendapat hingga membuat usulan izin hari ini saja menjadi diragukan. Pendapat itu mengatakan kemungkinan pihak sekolah—tim Tata Tertib—tidak akan memberikan izin. Walau besar kemungkinan pihak sekolah telah tahu jika video penampilan Al dan Oi viral, tapi kecil kemungkinan pihak sekolah akan memberikan izin pulang lebih awal pada Al dan Oi. Alasannya, video itu tidak membawa nama baik sekolah.
Ada pula yang mengusulkan agar Al dan Oi membolos saja. Masalah di sekolah dipikirkan belakangan. Yang penting ada surat izin, pihak sekolah tentu tidak bisa menekan atau memberikan sanksi pada Al dan Oi.
“Padahal sekolah ini kan mendukung minat dan bakat murid. Nah, video itu kan masuk minat dan bakat murid. Harusnya mereka memberi izin.” Keluh Jia.
“Itu kan hanya kemungkinan. Tapi, emang bisa aja terjadi sih.” Nurul jadi ikut meragu.
“Dulu aku pernah minta izin pulang duluan dengan alasan mau ikutan karnaval kampung. Dikasih izin.” Fiki membagi pengalamannya.
“Itu acara tahunan. Acara nasional. Jelas dikasih izin lah. Kamu goblok apa geblek sih?” Jia mengolok.
“Wan, kamu nggak bisa gitu bantu? Fuad?” Fiki bertanya pada Arwan dan Fuad yang menjadi anggota OSIS dan MPK.
“Bisa bantu ngomong. Bantu kasih penjelasan. Tapi, izin kan tetep TATIB yang ngeluarin.” Arwan siap membantu. Namun, tidak menjajikan keberhasilan.
“Iya juga sih. Susah nih.” Jia terlihat frustasi.
“Kalian punya rencana?” Tanya Lila sembari menatap Al.
Al sudah membuka mulutnya hendak menjawab. Namun, Eri yang duduk di bangkunya lebih dulu bersuara.
“Izin kayak gitu nggak bakalan gampang. Yakin, pasti TATIB bakalan komentar, ngono iku opo?” Eri tersenyum mencibir.
“Kalau emang reaksinya gitu, bikin viral aja sekalian. Udah 2019 moso masih ada aja penjegalan bakat.” Jia dengan lirih.
“Bagus tuh. Kan kalian udah jadi perhatian. Kalau kalian ungkap ke sosmed, pasti bakalan jadi perhatian.” Rifqi setuju.
“Nggak ah. Aku nggak mau jelekin nama sekolah.” Oi menolak.
“Apa mau aku bantu?” Eri kembali bicara. “Aku kenal baik sama salah satu guru yang jadi tim TATIB.”
Semua yang berkerumun di sekitaran bangku Al dan Oi diam dan menatap Eri. Begitu juga Al dan Oi.
“Bilang aja kalau butuh bantuan.” Eri dengan percaya diri. Merasa dirinya penting dan sangat dibutuhkan Al dan Oi.
Bel tanda jam istirahat selesai berdering. Murid yang berkumpul di sekitaran meja Al dan Oi mulai membubarkan diri. Beberapa dari mereka bergumam. Mengomentari sikap Eri. Lalu, mereka duduk di bangku masing-masing. Kelas pun penuh. Semua murid duduk di bangkunya. Menunggu guru yang akan memberikan materi.
Satu guru laki-laki masuk ke dalam kelas XI-IPA2. Guru yang akan mengajar mata pelajaran Fisika. Pelajaran pun dimulai. Murid-murid menyimak penjelasan guru di depan kelas. Lalu, terdengar suara ketukan di pintu. Seperti di komando, semua pun menatap pintu yang tertutup tak rapat itu.
Pintu pun terbuka dan Bu Tutik masuk ke dalam kelas. Murid-murid kelas XI-IPA2 saling berbisik. Bertanya ada apa gerangan. Bu Tutik tidak pernah menyela jam pelajaran guru lain. Tapi, hari ini Bu Guru Nyentrik itu tiba-tiba muncul dan menyela pelajaran Fisika yang sedang berlangsung.
Di depan kelas, Bu Tutik berbicara dengan Pak Toni. Guru Fisika yang sedang mengajar. Setelah Pak Toni mempersilahkan, Bu Tutik pun berpindah ke bagian tengah di depan kelas. Menatap murid-murid yang menjadi tanggung jawabnya di kelas XI-IPA2.
“Maaf, mengganggu sebentar. Besok saya tidak ada jadwal mengajar dan kebetulan ada keperluan keluar. Jadi, saya sengaja datang sekarang untuk menemui kalian.” Bu Tutik mulai menyampaikan maksud kedatangannya yang menyela pelajaran di kelas XI-IPA2.
“Saya rasa kalian sudah tahu kalau besok Al dan Oi akan siaran langsung di acara I Love Asian.
Murid-murid terkejut mendengarnya. Mereka tak menyangka wali kelas mereka juga tahu akan hal itu. Padahal tak satu pun dari mereka yang memberi tahu. Rencananya besok pagi ketua kelas akan menemui Bu Tutik dan memberi tahu tentang jadwal siaran Al dan Oi. Tapi, rupanya Bu Tutik sudah tahu perihal itu.
“Sebagai wali kelas, saya merasa bangga. Karya anak didik saya diapresiasi hingga viral dan mendapat undangan siaran langsung di salah satu radio terbesar di kota kita tercinta, Malang. Saya mendukung Al dan Oi untuk siaran besok. Inshaa ALLOH, saya bakal dengerin siarannya juga.”
Bukan hanya Al, Oi, dan gengnya yang senang mendengar dukungan yang diberikan Bu Tutik. Guru Matematika itu memang terkenal sedikit killer. Sangat disiplin soal pelajaran. Namun, wanita yang sudah sepuh itu pun sangat perhatian pada anak didiknya. Beliau selalu mendukung minat dan bakat murid-murid yang menjadi tanggung jawabnya.
Hampir seluruh murid kelas XI-IPA2 menunjukkan ekspresi senang. Kecuali Eri. Ia merasa jengkel. Ketika ia lolos audisi SMA Wijaya Mencari Bakat, Bu Tutik memberinya selamat dengan menghampiri ke bangkunya dan dengan suara lirih. Tidak di depan kelas dan dengan suara lantang seperti itu. Ia merasa iri pada Al dan Oi.
“Semangat ya Al, Oi. Saya bakal dengerin siaran kalian lho!” Bu Tutik memberikan dukungan.
Al dan Oi kompak bangkit dari duduknya. Lalu, mengucap terima kasih sembari membungkukkan badan.
“Kemarilah!” Bu Tutik meminta Al dan Oi maju ke depan kelas.
Al dan Oi saling melempar pandangan. Lalu, keduanya berjalan berurutan, maju ke depan kelas. Al berjalan di belakang Oi.
Bu Tutik tersenyum menyambut Al dan Oi. “Karena besok saya nggak ada di sekolah, jadi saya berikan ini sekarang untuk kalian.” Bu Tutik memberikan satu lembar kertas berbentuk persegi yang kira-kira berukuran 7x7cm, satu pada Al, satunya lagi pada Oi.
Al dan Oi yang menerima kertas itu segera membaca tulisan dalam kertas buram berukuran 7x7cm itu. Isinya adalah izin bagi Al dan Oi untuk meninggalkan sekolah lebih dulu.
“Ibu ini…” Oi mengangkat kepala dan menatap Bu Tutik. Kedua matanya berkaca-kaca.
“Iya. Surat izin untuk kalian. Jadi, besok kalian bisa langsung minta izin pergi. Jam 1 ya kalian mau berangkat?”
“Terima kasih, Ibu!” Oi menghambur dan memeluk tubuh mungil Bu Tutik. Ia menangis karena merasa terharu, juga bahagia.
Walau awalnya terkejut, Bu Tutik pun akhirnya membalas pelukan Oi. Tubuhnya yang mungil tenggelam dalam pelukan Oi yang bongsor.
Al tersenyum dan mengusap air matanya yang menetes. “Terima kasih, Ibu.” Ia pun tak lupa mengucap terima kasih pada Bu Tutik.
Murid-murid kelas XI-IPA2 pun bertepuk tangan. Membuat isi kelas gaduh. Pak Toni pun turut bertepuk tangan. Takut menjadi pusat perhatian, Eri pun turut bertepuk tangan walau malas-malasan.
***

“Satu masalah vital beres sudah! Aku nggak nyangka Bu Tutik secara pribadi bantuin kalian. Simpen baik-baik surat izin itu ya. Itu kertas mantra yang bisa membebaskan kalian besok.” Jia antusias.

“Aku kaget Oi nangis di depan kelas.” Aning keheranan melihat tingkah Oi. Gadis yang biasanya selalu ceria itu tiba-tiba tidak bisa menahan tangisnya.
“Sama, Ning. Malah Al yang bisa mengendalikan diri. Walau nangis juga. Tapi, nggak sampek meluk Bu Tutik di depan kelas.” Nurul setuju dengan Aning.
“Aku terharu tahu! Sumpah aku tuh pusing mikirin izin. Tapi, tiba-tiba aja Bu Tutik datang. Bak malaikat dan menolong kami. Untung aja Bu Tutik cewek. Jadi, aku peluk aja.” Oi membela diri.
“Kalau cowok?” Tanya Nurul iseng.
“Aku akan menyentuh kaki beliau, seperti dalam film India. Lalu, mencium tangan beliau, seperti adat kita.”
Nurul tercenung sejenak, lalu tersenyum takjub. “Tadi kamu juga nyium tangan Bu Tutik ya. Al juga.”
“Sekalian minta restu. Biar besok lancar. Restu ortu ditambah restu guru. Inshaa ALLOH besok lancar.”
“Aamiin.” Nurul, Jia, Al, dan Aning kompak mengamini.
“Mungkin Bu Tutik tau kali ya? Kalau kita galau soal surat izin. Atau udah tahu ribetnya minta surat izin.” Jia menduga-duga.
Al tersenyum mendengarnya.
“Kenapa Al?” Tanya Nurul yang menyadari ekspresi Al.
“Itu kerjaan Mbak Mey.” Al membongkar rahasia di balik bantuan tiba-tiba yang diberikan Bu Tutik.
Jia, Oi, Nurul, dan Aning tercenung menatap Al.
“Jadi gini, aku curhat ke Mbak Mey tentang kemungkinan sulitnya minta izin. Lalu, aku minta Mbak Mey minta bantuan ke Bu Tutik. Karena, hanya Bu Tutik harapan kami. Bu Tutik guru senior yang lumayan disegani. Kalau Bu Tutik mau mendukung, aku yakin surat izin pasti bisa di dapat dengan mudah.
“Mbak Mey ngajakin aku ke rumah Bu Tutik. Kami curhat di sana. Mbak Mey pinter banget kalau suruh bikin seneng ati orang. Bu Tutik merasa senang sama kunjungan kami. Lalu, bersedia membantu. Dan, tadi beliau menepati janjinya.” Al menjelaskan kronologi meminta bantuan pada Bu Tutik.
“Pantesan. Seonbae[1] yang maju.” Jia merasa wajar jika Bu Tutik tiba-tiba membantu. Ternyata ada gerakan gerilya untuk meminta bantuan yang dilakukan Al dan Meyra.
“Kok aku nggak diajak?” Oi protes.
“Mbak Mey ndadak ngajaknya. Habis Maghrib kami ke rumah Bu Tutik. Untung beliau ada di rumah.”
“Iya sih. Beliau emang jarang di rumah. Sibuk terus. Selain ngajar di sekolah kita, beliau kan ngajar bimbel juga. Di itu tuh salah satu lembaga bimbel terkenal di kota kita.” Aning yang merupakan tetangga Bu Tutik membongkar kebiasaan Bu Tutik.
“Kok aku jadi kepikiran Eri ya? Dia pasti merasa ditampar. Dengan pedenya nawarin bantuan ke Al dan Oi. Tapi, duar! Tiba-tiba Bu Tutik datang dengan membawa kertas mantra pembebasan untuk Al dan Oi. Mampus nggak tuh anak.” Jia kemudian terbahak.
“Sekarang kita pulang yuk! Al dan Oi kudu istirahat. Biar besok fit dan bisa tampil dengan baik.” Nurul bangkit dari duduknya.
Gadis-gadis yang sedang berkumpul di bangku yang berada di bawah pohon jambu biji di dekat laboratorium itu pun turut bangkit dari duduknya. Lalu, bersama-sama berjalan untuk pulang.
***


[1] Bahasa Korea dari kata senior

 

Review bacaan dan tontonan

Review White Snake (2019)

03:44

White Snake (film)




From Wikipedia

Ular Putih ( Cina sederhana :白蛇 : 缘起 ;Cina tradisional :白蛇 : 緣起 ; pinyin : Báishé: Yuánqǐ ; Wade – Giles : Pai 2 shê 2 : Yüan 2 ch'ih 3 lit. "Ular putih: Asal") adalah film fantasi animasi komputer 2019 Tiongkok yang disutradarai oleh Amp Wong dan Zhao Ji, dengan produksi animasi oleh Light Chaser Animation. Film ini terinspirasi oleh legenda tradisional Cina,  Legend of the White Snake, melayani sebagai prekuel dari kisah aslinya, dan dirilis di Tiongkok pada 11 Januari 2019.

Kisah ini mengikuti dongeng Cina, Legend of the White Snake. Fokusnya adalah pada roh ular Blanca yang kehilangan ingatannya saat dinodai sebagai wanita manusia dan jatuh cinta dengan pemburu ular. Ini sangat tidak menyenangkan adiknya Verta si iblis ular hijau.

Pemeran

 - Zhang Zhe sebagai Blanca (Bahasa Cina : 小白 ; pinyin : Xiǎo Bái menyala. "Little White")
- Yang Tianxiang sebagai Ah Xuan ( Cina : 阿 宣 ; pinyin : Ā Xuān )
- Tang Xiaoxi sebagai Verta ( Cina : 小青 ; pinyin : Xiǎo Qīng lit. "Little Green")




Lagi-lagi sebuah film yang saya temukan secara tidak sengaja. White Snake 2019 begitu judulnya. Saya penasaran filmnya seperti apa. Ternyata sebuah film animasi tentang Ular Putih.

Siapa sih yang nggak tahu sama Legenda Ular Putih atau White Snake Legend? Yang bertumbuh di era 90-an rata-rata pasti tahu. Karena dulu ada drama Cina dengan judul White Snake Legend. Drama itu menjadi tontonan saya pada masa anak-anak dulu, zaman masih SD. Ketika mencari informasi tentang White Snake 2019 di Mbah Google, saya jadi makin penasaran kayak gimana sih cerita versi animasinya.

Film White Snake 2019 masih berdasarkan dongeng fabel tradisional Cina yang berjudul Legenda Ular Putih (White Snake Legend). Cerita pun tetap berkisah tentang tiga tokoh utama yaitu Ular Putih, Ular Hijau, dan Pria yang seorang manusia. Hanya saja di film ini dikemas dengan cerita yang sedikit berbeda. Cerita yang manis, unik, romantis, sekaligus mengharukan.



Berkisah tentang siluman ular putih yang bertapa selama 500 tahun. Ia sudah menjadi manusia dan ditemani si ular hijau yang juga sudah menjadi manusia. Ada kalanya ular putih seolah terjebak di ruang waktu yang tidak ia pahami. Ia merasa hatinya kosong seolah ada sesuatu yang hilang. Tapi, ia tidak bisa mengingatnya sama sekali.

Ular Hijau menyelamatkan Ular Putih yang seolah terjebak di ruang waktu kenangan masa lalunya. Lalu, ia memberikan tusuk konde berwarna hijau pada Ular Putih. Katanya, tusuk konde itu dulu milik Ular Putih. Ular Hijau sudah cukup menjaganya selama 500 tahun dan menyerahkan kembali tusuk konde itu. Saat Ular Putih memegang tusuk konde itu, ia merasakan sensasi aneh. Lalu, perlahan ingatannya tentang peristiwa 500 tahun yang lalu pun kembali.

500 tahun yang lalu, Ular Putih diberikan misi oleh gurunya yang juga siluman ular untuk mengalahkan seorang Pendeta kejam. Saat hendak menyerang pendeta, ia hadang oleh pelindung pendeta dan mendapat serangan hebat hingga ia tak sadarkan diri. Saat tersadar, Ular Putih sudah berada di sebuah rumah wanita tua. Tapi, ia tidak bisa mengingat apa pun tentang dirinya. Wanita tua itu mengatakan bahwa Ashien lah yang menyelamatkannya.

Ular Putih pun diajak berkeliling desa yang ternyata adalah desa penangkap ular. Ia melihat banyak ular ditangkap untuk diserahkan kepada pendeta. Menurut wanita tua, hanya dengan cara itu lah desa mereka bisa bertahan dan aman dari ancaman pendeta.

Ular Putih pun akhirnya bertemu Ashien. Seorang pemuda desa dari desa penangkap ular yang takut menangkap ular. Daripada menangkap ular, dia lebih suka mencari rumput obat atau melakukan eksperimen di sebuah gubuk yang ia bangun di atas bukit.

Saat dalam perjalanan menuju bukit, anjing peliharaan Ashien hampir celaka. Saat itu lah Ular Putih secara refleks menyelamatkan si anjing dengan sihirnya. Bukannya takut, Ashien malah tertarik dan penasaran pada Ular Putih. Ia pun tetap membawa Ular Putih ke tempat rahasianya.

Tanpa sengaja payung milik Ashien terkena sihir Ular Putih. Ia pun mengajak Ular Putih terbang bersama mengelilingi bukit. Lalu, tanpa sengaja keduanya menemukan tusuk konde hijau yang tertancap di tebing. Saat menyentuhnya, Ular Putih pingsan dan terjatuh ke dasar jurang.

Menggunakan payung ajaib, Ashien berusaha menyelamatkan Ular Putih dari pasukan pendeta. Ia berhasil menyelamatkan Ular Putih. Tapi, karena payung Ashien tertinggal, pihak pendeta pun bisa melacaknya. Orang kepercayaan pendeta datang ke desa Ashien, tapi Ashien dan Ular Putih sudah pergi menuju hutan tempat tusuk konde berwarna hijau dibuat. Mereka hendak mencari petunjuk demi mengembalikan ingatan Ular Putih.

Sementara itu di gua tempat persembunyian Ratu Siluman Ular, ratu merasa gundah karena Ular Putih tak kunjung kembali. Ular Hijau menawarkan diri dan Ratu menanamkan sihir di dalam tubuh Ular Hijau. Jika dalam waktu tiga hari Ular Hijau tidak mampu menemukan Ular Putih, maka tubuh Ular Hijau akan hancur. Selain itu, Ratu juga mengirim salah satu anak buahnya untuk membunuh Ular Putih.


Walau tidak merubah dasar dari cerita, film ini dikemas dengan cara berbeda. Si manusia boleh dibilang tabib, tapi disajikan dengan cara berbeda. Sosoknya laki banget dan ceria, dan ya tampan. Hehehe. Dia punya sahabat seekor anjing. Uniknya dia tinggal di desa penangkap ular tapi nggak berani nangkap ular. Hobinya mencari tanaman obat dan melakukan percobaan-percobaan aneh di markas rahasianya. Tetep ya bibit tabib ada di tokoh utama pria.



Ular Putih juga digambarkan sebagai sosok wanita cantik yang lemah lembut. Siluman tingkat tinggi.



Untuk Ular Hijau tetep. Sifatnya pemarah walau ia tak kalah cantik dari Ular Putih. Secara ilmu dia juga jauh dibawah Ular Putih. Tapi, dia sayang dan setia banget sama Ular Putih.



Uniknya lagi di film ini ada Ratu Siluman yang merupakan guru dari Ular Putih dan Ular Hijau. Ratu ini punya banyak anak buah siluman ular. Siluman ularnya pun digambarkan seperti informasi yang saya dapat tentang siluman ular. Maksudnya kalau yang ilmunya masih rendah, umurnya masih dikit ya penampilannya masih serem. Dengan separo badan ular, wajah juga serem dengan sisik ular di sana-sini. Tapi, kalau yang usianya udah ratusan tahun dan ilmunya tinggi, penampilannya sempurna bak manusia.

Untuk si Rahib di film ini beneran digambarkan jahat. Dia menggunakan energi para siluman ular untuk meningkatkan kekuatannya. Kalau di versi dongengnya kan si Rahib hanya menegakan aturan bahwa siluman dan manusia itu nggak boleh menikah dan hidup bersama.

Ada kisah unik antara Ashien dan Ular Putih. Bagaimana Ashien berkorban untuk bisa tetap bersama dengan Ular Putih. Ada adegan harunya juga. Jadi keinget momen Jack ama Rose dalam film Titanic. Hiks!



Oya, di film ini juga ada tokoh unik yaitu Fox Qing. Siluman rubah bermuka dua yang mungil dan cantik. Dia ini ahli pembuat jimat untuk para siluman. Doi juga yang bikinin tusuk konde hijau milik Ular Putih.



Yang bikin baper lagi tuh ada dua lagu dari serial White Snake Legend yang di remake menjadi soundtrack film ini. Jadi ikutan nyanyi dan teringat indahnya masa kanak-kanak dulu. Heuheuheu.





Film ini keren! Ayo kalian yang dulunya demen sama serial White Snake Legend kudu nonton film ini.

"Cinta ini, aku ingat selama 500 tahun."
"Apa itu layak?"
"Walaupun kehilangan kekuatan ribuan tahun, juga layak."
"Aku akan selalu menemanimu."




Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.


Photo by: Google search


Tempurung kura-kura, 01 Oktober 2019.
- shytUrtle -

Search This Blog

Total Pageviews