Fan Fiction FF

The White Prince and The Red Princess #9

05:17

The White Prince and The Red Princess.

* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.

Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.








#9

Anggota klub teater saling berbisik ketika Taemin sampai di basecamp. Mereka tampak mendiskusikan sesuatu.

"Ada apa?" tanya Taemin yang sudah duduk di atas lantai pada anggota laki-laki yang ada di sebelah kirinya.
"Pesta dibatalkan," jawab pemuda itu kikuk.
"Dibatalkan? Kenapa?" Taemin penasaran.
"Bukan dibatalkan, tapi dialihkan ke hal yang lebih menarik," sahut siswi yang duduk di sebelah kiri pemuda yang ditanyai Taemin. "Jadi klub teater akan mengadakan bakti sosial ke panti asuhan. Pesta akan digelar di sana, untuk anak-anak."
"Hanya anggota klub?" tanya Taemin.
"Iya. Dan Sunbaenim juga pastinya. Kalau Sunbaenim mau sih."
"Jadi bagaimana?" Victoria bertanya menarik perhatian semua anggota klub.
"Aku setuju."
"Ide bagus. Lebih bagus daripada pesta. Maaf Nuna, bukan berarti ide pesta Nuna itu buruk. Berpesta dengan anak-anak di panti asuhan pasti menyenangkan."
"Kita akan dikenal lebih bersahaja dengan kegiatan amal ini."
"Ini keren!"
"Setuju! Setuju!"
Lima anggota bersuara lantang, sisanya hanya mengangguk-angguk setuju.
"Nah, mereka lebih nyaman mengadakan bakti sosial daripada pesta. Bagaimana dengan Eonni?" Amber balik bertanya pada Victoria.
"Jika semua setuju aku pun setuju. Lagi pula kita juga akan berpesta kan di sana? Minhee, kau siap untuk kostumnya? Ah, aku pakai kostum apa ya?" Victoria bingung sendiri untuk penampilannya.
"Siap. Kostum apa saja yang diperlukan?" Minhee mengangkat kepala menatap Victoria masih dengan memangku note di paha dan tangan kanan memegang pulpen.
"Aduh, aku bingung pakai kostum apa," jawab Victoria.
"Aku akan tetap pakai kostum Sang Waktu. Aku akan jadi penyihir yang baik hati dan membagikan mainan pada anak-anak. Minhee, apa saja yang harus aku beli? Kita pergi usai sekolah nanti ya. Ah, aku benar-benar tak sabar." Krystal antusias.
"Musim gugur baru tiba dan Natal masih lama, tapi kau sudah sibuk memikirkan hadiah. Sinterklas punya saingan sekarang," goda Amber yang hanya di respon dengan senyuman lebar Krystal.
"Kira-kira Lee Junki Sonsaengnim apa akan setuju?" tanya Minhee.

Saat Minhee bertanya tentang Lee Junki, barulah Victoria menyadari keberadaan Taemin yang duduk diam baris paling belakang. Tatapan pemuda itu terfokus pada Minhee.

"Oh, Lee Taemin. Kau di sini. Kau sudah tahu perubahan rencananya kan?" tanya Victoria.
Semua mata, termasuk Minhee segera tertuju pada Taemin.
Taemin yang menjadi pusat perhatian segera berdehem. "Iya. Baru saja diberi tahu," tangannya bergerak menuding rekan di samping kirinya.
"Lalu apa kau masih mau bergabung?"
"Eum, iya. Aku belum mendapat ijazah lulus hukuman dari Lee Junki Sonsaengnim, jadi aku masih harus mengikuti kegiatan apa pun yang diadakan klub teater."
"Baguslah." Victoria menganggukan kepala.
Minhee yang sempat bertemu pandang dengan Taemin tersenyum.
Taemin tersenyum kaku membalas senyuman Minhee. "Bakti sosial itu ide siapa?" ia seolah berbicara dengan dirinya sendiri.
"Tentu saja Red Princess," sahut siswa yang duduk di samping kirinya. "Aku pun lebih setuju bakti sosial daripada pesta ala selebritis."
"Kalian tahu tidak, tadi ada wartawan ke sini. Mencari Blue Pearl dan Red Princess," siswi yang duduk di samping kiri siswa yang ngobrol dengan Taemin menyela obrolan. "Mereka juga mewawancarai kami tentang pertunjukan kita. Ah, aku sangat gugup. Sayang Taemin Sunbaenim datang terlambat hingga tak bisa ikut foto bersama."
"Baiklah!" Victoria lagi-lagi menyita perhatian. "Mari kita persiapkan dengan baik dan kostum apa yang ingin kalian pakai segera daftarkan pada Minhee ya."

Anggota klub segera mengerumuni Minhee dan Krystal. Taemin hanya duduk memerhatikan dari tempat ia duduk. Sesekali ia tersenyum sendiri saat menatap Minhee.

Taemin melihat Krystal dan Minhee berdiri di depan gerbang sekolah. Ia memerhatikannya dan hendak berjalan mendekat ketika sebuah tangan tiba-tiba memegang pundaknya.

"Oh, kau!" Taemin lega melihat Jinki yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Kita diawasi," bisik Jinki yang sudah berdiri dekat di samping Taemin.
"Eomma??"
"Iya. Lee Junki Sonsaengnim berpesan agar kau menjaga jarak dengan Minhee. Lagian kenapa sih kau jatuh hati pada putri dari kelompok musuh?"
"Mana aku tahu." Taemin menggerakan bahu. "Junki Hyung sudah tahu perihal pembatalan pesta? Aku menunggunya di basecamp tapi dia tak datang."
"Tahu, tapi ada halangan untuk bisa ikut. Luna mendengar rencana bakti sosial itu dan ia bertanya apa ia bisa ikut."
"Tapi itu untuk anggota klub saja."
"Bukankah baik jika kau pergi bersama kami? Jadi Bibi Lee tak akan curiga macam-macam karena ada aku dan Luna. Ya walau Bibi Lee sudah memberimu izin untuk tinggal sampai pesta usai, tapi buktinya kau masih diawasi."
"Benar juga. Besok akan aku coba tanyakan."
***

Hanya ada Minhee saat Taemin tiba di basecamp. Ia sengaja keluar kelas lebih awal agar bisa sampai di basecamp sebelum anggota yang lain tiba. Ia hanya punya waktu sepuluh menit untuk mengobrol bedua saja dengan Minhee sebelum Krystal dan anggota lain tiba. Ia pun duduk tak jauh dari Minhee yang sedang membaca. Sejenak ia perhatikan gadis yang acuh padanya itu.

"Bolehkah temanku, Luna dan Jinki ikut saat bakti sosial nanti?" tanya Taemin tanpa basa-basi.
Minhee melepas headset yang menutup kedua telinganya. "Tanya Victoria Eonni atau Amber Sunbaenim saja. Kita sama-sama anggota di sini."
"Tapi acara itu kan idemu."
"Iya, tapi tetap saja aku tak punya hak untuk memberi izin. Sunbaenim kan teman baik ketua kita Amber, aku rasa dia akan setuju. Nanti aku bantu bicara."
"Nah, begitu. Kalau kau yang usul kan pasti akan langsung disetujui."
"Ah, nggak juga. Sebenarnya acara bakti sosial itu sempat di tentang Victoria Eonni. Dia menyerah karena anggota lain lebih setuju pada usulku."
"Lama-lama Victoria Nuna bisa kehilangan wibawa di depan anggota karena ada kamu di sini."
"Ah nggak juga."
Taemin dan Minhee tersenyum bersama lalu kembali terdiam selama beberapa detik.
"Kau... tidak marah karena aku menciumu saat pertunjukan?" Taemin kembali bicara memecah kebisuan.
"Aku terkejut sih. Akting Sunbaenim sedikit keterlaluan, tapi aku salut pada keprofesionalan Sunbaenim. Harusnya kita pura-pura saja kan tapi Sun..." ocehan Minhee terhenti ketika bibir Taemin tiba-tiba mendarat di bibirnya.
Taemin perlahan melepas kecupannya. Ia masih berlutut di depan Minhee yang duduk bersimpuh dengan ekspresi syok. Kedua tangannya memegang leher Minhee dan ia menempelkan keningnya pada kening Minhee.
"Aku tidak bisa menahan diriku lagi. Bisakah kita mengabaikan tentang siapa kita dan melanjutkan hubungan?" tanya Taemin yang masih menempelkan keningnya pada kening Minhee. "Aku benar-benar tergila-gila padamu Choi Minhee. Aku tak bisa membohongi diriku lagi. Pura-pura acuh padamu, itu sangat menyakitkan."
Minhee menundukan kepala membuat Taemin menarik keningnya.
"Kau tidak boleh mencintai anak seorang pembunuh yang telah tega membunuh salah satu anggota kelompokmu. Tidak boleh..."
"Lihat aku!" Taemin memegang dagu Minhee dan mengangkat wajah gadis itu.
Minhee mengangkat wajah dan menatap Taemin yang begitu dekat di hadapannya.
"Apa kau juga tak menyukai aku? Kau tak memiliki rasa seperti apa yang aku rasa? Aku menangkap sinyal yang sama darimu. Katakan Choi Minhee. Kau juga mencintai aku kan?"
"Mianhae..." Minhee kembali menundukan kepala.
Taemin terduduk lemas. Terlihat putus asa. "Aku pikir kau akan berontak seperti sebelumnya. Aku pikir kau mau berjuang bersama-sama denganku. Tapi..." 

Suasana kembali hening. Minhee masih duduk bersimpuh dan menundukan kepala. Sedang Taemin duduk di depan Minhee dengan ekspresi putus asa. Senyum getir tersungging di wajah Taemin yang mulai bergerak untuk berdiri. 

"Aku juga mencintaimu..." Minhee memeluk Taemin yang berlutut dari belakang. "Aku... juga mencintaimu..." ia mengulangi pernyataannya. Taemin tersenyum lebar, menggeser tubuhnya menghadap Minhee dan membalas pelukan gadis itu.
"Oh my God!" Krystal yang baru memasuki basecamp terkejut melihat Minhee dan Taemin berpelukan dengan posisi sama-sama berlutut. "Apa yang kalian lakukan?!" protesnya sembari menutup pintu basecamp rapat-rapat.
Taemin membantu Minhee berdiri saat Krystal berjalan mendekat.
"Kalau ada yang lihat bagaimana?!" tegur Krystal yang kini sudah berdiri dekat di depan Taemin dan Minhee. "Astaga! Kepalaku tiba-tiba sakit. Choi Minhee, kau tahu jika ini tak seharusnya terjadi kan? Baiklah! Aku setuju membantumu untuk Kibum Oppa tapi lupakan dia. Astaga... kenapa dahulu aku tak bertindak cepat? Masalah Kibum Oppa hanya strata sosial, tapi dia? Dia pangeran dari kubu musuh. Choi Minhee?!" oceh Krystal tak karuan.
"Mianhae. Tapi aku tak bisa membohongi hati nuraniku." Minhee merasa bersalah.
"Aku pun sama. Dan mulai sekarang, kami akan berjuang sama-sama." Taemin meraih tangan kanan Minhee dan menggenggamnya erat.

Krystal melihat bagaimana Taemin meraih tangan Minhee dan menggenggamnya erat. Lalu ia pun melihat bagaimana Minhee dan Taemin saling melempar senyuman. Kedua anak manusia beda klan itu telah meresmikan hubungan mereka. Dengan cepat Krystal membalikan badan membelakangi Taemin dan Minhee.

"Ini tidak nyata! Ini tidak nyata!" ucap Krystal berulang-ulang dengan kedua tangan memegang kepala. "Hah!" keluhnya dengan keras dan kembali menghadap Minhee dan Taemin. "Kenapa kau tega melakukan hal ini padaku, Choi Minhee?"
"Krystal aku..."
"Sudah! Cukup!" Krystal mengangkat tangan kanannya meminta Minhee berhenti bicara. "Katakan bagaimana skenarionya dan apa yang harus aku lakukan! Ya Tuhan... ini gila. Aku bisa gila!"
Minhee tersenyum lebar dan meloncat memeluk Krystal.
***

Keesokan harinya Minhee, Krystal dan Taemin berkumpul di basecamp bersama anggota klub teater yang lain. Victoria telah mengumumkan jika Lee Junki tak bisa ikut kegiatan bakti sosial yang akan diadakan oleh klub teater. Ia juga telah memberi izin pada Taemin untuk membawa Jinki dan Luna dalam acara bakti sosial.

Amber mengumumkan jika ada perwakilan dari wartawan sekolah yang akan ikut untuk meliput kegiatan bakti sosial klub teater. Anggota sempat keberatan, tapi karena Amber sudah menyetujui permintaan ketua klub jurnalistik, mereka pun hanya bisa mengiyakan walau menggerutu.

Minhee telah menerima data kostum yang ingin dipakai para anggota saat bakti sosial. Ia segera menelpon manajer yang mengurus rumah persewaan kostum miliknya. Ia meminta kostum-kostum yang baru saja ia kirim via pesan Kakao Talk di simpan agar tak ada yang menyewa.

"Lalu Red Princess dan Blue Pearl akan memakai kostum apa?" tanya salah satu siswi anggota klub di sela perundingan.
"Kali ini kami hanya akan jadi panitia," jawab Krystal. "Kalian yang bertugas di atas panggung. Bisa kan? Ayolah! Kalian ini orang-orang hebat. Lagi pula tak perlu terlalu serius berakting di depan anak-anak. Yang penting mereka bisa tertawa. Aku akan memakai kostum Sang Waktu saat membagikan hadiah di akhir acara."
"Tentu saja bisa!" sahut salah satu siswa. "Kalian sudah susah payah menyiapkan kostum dan segala sesuatunya untuk kami. Karenanya kami akan berusaha dengan baik."
Krystal, Minhee dan Taemin yang duduk berdekatan kompak tersenyum.
"Lalu apakah akan ada wartawan yang datang? Selain wartawan sekolah." tanya siswi berambut sebahu.
"Entahlah. Kami tak pernah mengungkap kegiatan kami, tapi kadang wartawan suka tiba-tiba muncul. Maaf." Krystal menundukan kepala.
"Tak apa. Itu keren! Klub teater kita akan terkenal karena ada kalian. Hehehe." sahut siswi itu antusias membuat semua anggota menertawakannya.
"Anak-anak!" Victoria meminta perhatian. "Kita akan berangkat di hari Sabtu siang dan mempersiapkan segalanya. Kita akan menginap dan kembali pulang di hari Minggu siang. Karena informasi sudah bocor, aku rasa akan ada beberapa murid atau ya fans Red Princess atau Blue Pearl yang kemungkinan akan datang ke panti asuhan. Syukurlah pihak panti asuhan mengaku siap." Victoria melirik Minhee yang tersenyum manis padanya. "Baiklah. Mari kita bersenang-senang akhir pekan ini!"

Anggota klub teater berseru antusias.
***

Sabtu, pukul dua belas siang. Anggota klub teater sudah berkumpul di depan gerbang sekolah. Taemin bersama Luna dan Jinki ada di antara anggota klub teater. Victoria, Amber dan Taemin sibuk dengan ponsel mereka. Sementara anggota klub teater mulai menggerutu.

Minhee meminta seluruh anggota berkumpul sebelum jam sebelas karena mereka akan berangkat ke panti asuhan pukul sebelas siang. Satu jam berlalu sosok Minhee dan Krystal tak kunjung muncul.

Tiga anggota klub jurnalistik yang ditugaskan untuk meliput jalannya bakti sosial juga tampak gusar. Berulang kali ia bertanya pada Amber apakah ada masalah namun Amber hanya meminta mereka menunggu.

"Ada apa?" bisik Luna pada Taemin.
"Minhee tak bisa dihubungi," jawab Taemin sambil kembali menempelkan ponsel ke telinga kanannya. Ia mencoba menghubungi Minhee lagi.
"Jangan-jangan ia tak diizinkan pergi," Jinki menebak.
"Semalam ia mengatakan semua beres dan memintaku tak perlu khawatir. Ia sudah mengantongi izin pergi jauh-jauh hari," Taemin masih dengan resah menunggu Minhee menerima telefonnya.
"Bisa jadi ayahnya berubah pikiran kan?"
"Itu dia!" seru Victoria sembari mengakhiri sambungan panggilan di ponselnya.

Semua menatap pada bus yang sedang mendekat ke arah mereka. Tampak Krystal melambai-lambaikan tangan dari dalam bus. Bus sekolah itu berhenti tepat di depan para anggota klub yang sudah satu jam berdiri menunggu di depan gerbang. Ekspresi kesal di wajah mereka segera sirna melihat bus yang dihiasi spanduk bertuliskan nama klub teater tempat mereka bernaung.

"Halo semua!" Krystal turun dari bus. "Maaf terlambat. Harus mengambil bingkisan dan ada sedikit masalah ketika kami mengambil spanduk. Maaf ya."
Taemin tersenyum melihat Minhee yang baru saja turun dari bus.
"Ayo! Ayo! Silahkan naik!" pinta Krystal memimpin.
Minhee minggir untuk memberi jalan anggota klub teater untuk naik lebih dulu.
"Ini benar-benar keren. Kini aku mengakui kegilaanmu Red Princess." Victoria berdiri di samping kiri Minhee dan memperhatikan anak didiknya yang penuh semangat masuk ke dalam bus. "Mereka lebih antusias daripada pesta. Ah, kenapa aku jadi merasa haru? Sebaiknya aku segera naik dan menenangkan diri." Victoria buru-buru menyusul anak didiknya naik ke dalam bus.

Jinki dan Luna naik kemudian di susul Minhee dan Taemin. Bus cukup luas hanya untuk mengangkut anggota klub teater beserta pembimbingnya dan lima siswa non anggota yang ikut dalam rombongan. Jinki dan Luna maju lalu duduk berdampingan. Minhee yang sudah berada di dalam bus menghentikan langkah melihat semua sudah duduk berpasangan. Krystal duduk bersama Amber. Asik mengobrol dan acuh padanya.
Taemin meraih tangan Minhee dan menuntun gadis itu berjalan ke belakang untuk mencari bangku kosong.

"Kau suka duduk di dekat jendela?" tanya Taemin saat sampai di bangku kosong nomer dua dari belakang di sisi kanan.
"Em!" Minhee mengangguk.
"Duduklah," Taemin memberi jalan dan Minhee duduk lebih dulu di dekat jendela. Kemudian ia pun duduk di samping Minhee. "Satu setengah jam perjalanan. Lumayan. Jangan tinggalkan aku dengan membaca buku atau mendengarkan musik."
Minhee tersenyum mendengarnya.
"Lelah sekali satu jam berdiri menunggu bus ini datang. Sebaiknya aku istirahat sekarang." Taemin menyandarkan kepala di bahu Minhee saat bus mulai melaju meninggalkan sekolah. 

------- TBC --------

.shytUrtle.


Fan Fiction FF

The White Prince and The Red Princess #8

04:42

The White Prince and The Red Princess.

* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.

Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.




#8

"Keindahan itu tak ada yang abadi. Rasa manis pun tak selamanya manis. Makin dirasa muncul kepahitan di dalamnya. Tapi itulah kehidupan. Ada pasang surut. Jika hanya bahagia saja yang kau rasa, apa kau yakin hidupmu benar-benar menarik? Kesedihan yang terus menerus pun akan menggerusmu. Lalu pilihannya, mati dalam kebahagiaan atau dalam kesedihan? Sedang mati itu sendiri entah berarti duka atau bahagia. Aku tak pernah memikirkan tentang kematian sebelumnya. Dan bagiku, hidup hanyalah seperti ini. Rutinitas yang berulang-ulang. Tak jarang itu membuatku bosan. Hidup, entah apa itu. Dan mati, aku pun tak tahu. Aku menciptakan banyak skenario, tapi semua monoton. Kau juga merasakannya kan? Lalu bagaimana jika aku memutuskan pensiun saja? Ah, tidak. Bukan pensiun, tapi hiatus. Boleh kah? Keluar dari rutinitas ini dan mencari udara segar dengan mencoba 'gaya hidup' yang lain. Lagi-lagi dihadapkan pada sebuah pilihan. Nah, jika sudah begini apa yang harus aku lakukan? Bertahan di zona aman atau melompati tembok penghalang untuk mencari suasana baru? Aku tidak sedang dalam kondisi baik sekarang. Maafkan aku. Ini hanya racauan saja. Hanya racauan."

Taemin mengerutkan dahi membaca postingan yang baru saja dibuat Minhee di akun pribadinya. Saat latihan bersama, sikap Minhee sama sekali tak berubah padanya. Tetap ramah seperti sebelumnya. Gadis itu tak segan menyemangati ketika ia melakukan kesalahan dialog atau akting.

"Merasa sedikit kacau ya? Aku juga sih. Sebenarnya aku tak punya muka untuk bertemu dengan Sunbaenim secara langsung seperti ini. Bagaimanapun juga aku ini putri dari seorang pembunuh. Semalam aku mendengar semuanya dari Minho Oppa. Dan walau ingin aku jelaskan semua itu hanya salah paham, aku rasa tak akan berguna. Aku tetap putri seorang pembunuh dan musuh dari keluarga Lee. Tapi dari dasar hatiku, aku minta maaf."
Taemin bergeming, duduk membelakangi Minhee di basecamp.
"Juga terima kasih karena memberiku banyak kejutan di waktu yang singkat ini. Aku merasa seperti gadis dalam drama," Minhee tersenyum kecut. "Kisah kita mirip Romeo dan Juliet ya? Sepertinya Tuhan tak mendengar permohonan Eonni, atau mungkin Eonni belum menyampaikan permohonanku pada Tuhan. Ah, entahlah. Sunbaenim harus kuat bertahan di dalam klub ini sampai pertunjukan selesai. Aku yakin Sunbaenim bisa."
"Kau tidak curiga padaku?" Taemin yang masih duduk membelakangi Minhee bersuara.
"Curiga??"
"Iya. Aku datang untuk balas dendam."
"Kita sama-sama tak tahu. Aku bisa melihat ekspresi kaget itu di wajah Sunbaenim. Tapi untung saja semua terbongkar sebelum kita terjebur terlalu dalam. Setidaknya sekarang kita bisa saling hati-hati, mulai sekarang..."

Taemin dan Minhee kembali terdiam. Krystal masuk ke dalam basecamp, menjemput Minhee untuk pulang bersama. Minhee pamit pada Taemin yang masih bertahan duduk membelakanginya.

Taemin menghela napas usai mendengar pintu basecamp kembali tertutup. Ia bangkit dari duduknya, menyambar tasnya lalu berjalan keluar basecamp. 
***

Setelah kejadian malam itu Taemin dan Minhee sama-sama membatasi diri. Keduanya hanya mengobrol dalam dialog drama. Di luar itu sangat jarang bahkan cenderung tak pernah. Junki yang memperhatikan keduanya merasa iba, namun ia tak berani mengambil resiko dengan membantu keduanya.

Hari-hari yang berat bagi Taemin dan Minhee itu akan segera berakhir. Hari yang ditentukan sebagai hari digelarnya festival sekolah telah tiba. Hari ini club teater akan menampilkan pertunjukan yang telah mereka siapkan untuk mengisi panggung festival sekolah.

Tidak hanya wali murid atau kerabat siswa yang menghadiri festival sekolah. Murid dari sekolah lain yang telah mendaftar sebelumnya pun terlihat berkeliaran.

Panitia mencatat peningkatan tajam pengunjung dari sekolah lain yang hadir tahun ini. Mereka menyimpulkan peningkatan itu dikarenakan keberadaan Red Princess dan Blue Pearl di sekolah mereka. Apalagi pertunjukan kali ini Red Princess yang ambil bagian sebagai pemeran utama. Sudah pasti para fans penasaran pada akting Red Princess yang sebelumnya hanya aktif sebagai orang di belakang layar saja.

Taemin berjalan dengan angkuh menuju gedung panggung utama. Sesekali ia melirik sekitar dan menemukan banyak murid dari sekolah lain sudah berkumpul menunggu pertunjukan dimulai. Rata-rata membawa banner dengan tulisan dukungan untuk Red Princess. Taemin menyincingkan senyum mencibir melihatnya.

"Ya ampun, Lee Taemin! Dari mana saja kau hingga baru sampai?" sambut Victoria saat Taemin tiba di tenda club teater di belakang panggung. "Lekas ganti bajumu!" menyerahkan kostum milik Taemin lalu kembali sibuk dengan anggota yang lain.
Taemin mengamati sekeliling tenda. Ia mencari Minhee, namun gadis itu tak terlihat di sana.
"Bilik gantinya di sana," Amber menunjuk salah sudut tenda yang tertutup kelambu. "Sebaiknya kau lekas ganti baju karena kau harus di make up juga."
"Make up??" pekik Taemin.
"Iya. Semua pemain harus di make up agar tak terlihat pucat di atas panggung. Cepat ganti kostummu!"

Taemin selesai dengan kostum dan make up-nya. Ia mengamati penampilannya di depan cermin. Mengenakan kostum pangeran khas abad pertengahan membuat Taemin terlihat seperti White Prince dari negeri dongeng. Ia tersenyum sendiri. Senyum di wajahnya sirna dan berganti ekspresi kaget ketika ia melihat bayangain Minhee dalam cermin.

Minhee tersenyum dan berjalan mendekati Taemin. "Kostum itu cocok sekali untuk Sunbaenim. Terlihat seperti pangeran dari negeri dongeng. Blue Pearl pandai sekali memilih kostum untuk Sunbaenim. Aku harap Sunbaenim tak merasa gugup. Ah, tak mungkin gugup karena tampil di atas panggung bukan yang pertama bagi Sunbaenim." suara Minhee terdengar ringan dan ceria.
"Kau terlihat cantik..." pujian itu keluar begitu saja dari mulut Taemin yang masih menatap kagum Minhee yang berdiri di depannya.
Minhee yang mengenakan gaun khas abad pertengahan berwarna merah dengan rambut tergelung rapi itu tersipu. "Terima kasih."
"White Prince and Red Princess!" Krystal membuat Taemin dan Minhee kompak menoleh. "They are real!" imbuhnya dengan tangan masih memegang ponsel membidik Taemin dan Minhee.
"Krystal, hentikan!" pinta Minhee.
"Tak bisakah kalian sedikit merapat?" Krystal yang mengenakan jubah hitam lengkap dengan riasan wajah bak penyihir renta mengabaikan protes Minhee.
Taemin tiba-tiba merangkul Minhee dan menariknya agar berdiri lebih dekat padanya. Minhee terkejut hingga mengangkat kepala menatap Taemin.
"Fans kita meminta foto, masa iya kau tak mau memberikan fans service yang baik untuknya?" Taemin menggerakan kepala menuding Krystal.
Minhee tersenyum dan menjadi lebih rileks. Krystal mengabadikan White Prince dan Red Princess dalam beberapa kali jepretan.

Pertunjukan demi pertunjukan disajikan di atas panggung hingga tiba giliran club teater unjuk kebolehan. Taemin mondar-mandir di belakang panggung. Ia merasa gugup.

Teriakan fans yang menyambut Minhee ketika gadis itu naik ke atas panggung untuk memulai pertunjukan benar-benar membuatnya bergidik.

Minhee yang baru menuruni panggung menemukan Taemin sedang mondar-mandir dengan wajah cemas. Ia memiringkan kepala mengamati Taemin. Masa iya pangeran itu gugup? Batin Minhee yang segera berjalan mendekati Taemin.

"Sunbaenim, apa semuanya baik-baik saja?" tanya Minhee saat sampai pada Taemin.
Taemin menghentikan langkahnya dan berdiri berhadapan dengan Minhee. Ia tak bisa menyembunyikan kegugupannya. "Eng... anu..."
Minhee meletakan telapak tangan kanannya di dada Taemin membuat pemuda itu terhenyak. Minhee tersenyum tulus. Senyum yang amat manis.
"Semua akan baik-baik saja, em?" bisik Minhee menenangkan.
Senyuman tulus yang manis dan bisikan lembut yang diberikan Minhee membuat rasa gugup yang sebelumnya bergemuruh di dada Taemin perlahan redam.
Minhee mulai menarik tangannya yang terulur dan menyentuh dada Taemin. Menyadari hal itu Taemin menarik Minhee dan merengkuh gadis itu dalam pelukannya.
"Seperti sebelumnya... sebentar saja..." bisik Taemin dekat di telinga Minhee.

Seolah mendapat kekuatan baru, Taemin melangkah penuh percaya diri menaiki panggung. Ia tersenyum manis ketika penonton bersorak menyambutnya. Dengan lancar ia membawakan perannya di atas pentas. Semangatnya semakin berkobar ketika Minhee kembali menaiki panggung.

Adegan demi adegan, dialog, tarian ditampilkan dengan apik dan minus kesalahan oleh seluruh pelakon drama dari klub teater. Penonton dibuat tertawa oleh adegan lucu yang disajikan dan ikut berkeluh ketika berganti adegan yang cukup tak menyenangkan. Mereka terbawa arus drama.

Tampak Minho dan Kibum duduk berdampingan di kursi penonton. Jaejin ada bersama Jinki dan Luna yang juga ikut menonton pertunjukan. Junki dan Victoria menonton dari sisi kanan panggung.

Jantung Taemin berdetub kencang ketika ia berada dekat di depan Minhee yang diam berakting menjadi patung. Adegan ini adalah adengan tersulit selama latihan. Ia harus melakukannya dengan sempurna agar terlihat nyata seolah ia benar-benar mencium bibir Minhee. Ragu-ragu ia menyentuh wajah Minhee dengan tangan kanannya dan tangan kirinya mendarat di pundak kanan Minhee. Taemin menundukan kepala dan menjatuhkan bibirnya di atas bibir Minhee.

Minhee pun dibuat terkejut karena Taemin benar-benar menciumnya. Namun ia tak boleh menunjukan kegugupan itu. Saat Taemin berdiri membelakanginya, Minhee berjalan mendekat dan memeluk pemuda itu dari belakang sebagai rangkaian adegan yang harus mereka sajikan.

Penonton bersorak. Histeris. "Lihat! Mereka seperti benar-benar berciuman. Dan sekarang mereka berpelukan!" komentar seorang gadis yang duduk tepat di samping kanan Kibum. "Beruntung sekali pemuda itu bisa memeluk Red Princess," komentar lain terucap dari pemuda yang duduk di belakang Minho. "Tahun depan aku akan bergabung dengan klub teater. Aku harus di terima di sekolah ini," komentar pemuda lainnya membuat Kibum dan Minho sama-sama tersenyum.

Victoria bertepuk tangan antusias ketika pertunjukan selesai. Ia mengusap air mata yang meluncur cepat menuruni pipinya. Junki terut bertepuk tangan dengan senyum puas menatap panggung.

Para pelakon drama saling bergandegan di atas panggung kemudian membungkukan badan di hadapan penonton yang segera mendapat sambutan tepuk tangan meriah. 
***

"Itu lebih meriah dari yang aku dapatkan. Ah, aku menyesal memberikan peran itu pada Minhee. Tapi belum tentu aku bisa berlakon sebaik itu. Hari ini aku benar-benar bahagia," tutup Krystal penuh semangat mengungkap perasaannya usai pertunjukan.
"Blue Pearl sangat apik memerankan tokoh Sang Waktu. Bagaimana suaramu bisa mirip seperti suara nenek-nenek?" komentar salah satu siswi anggota klub.
"Ah, terima kasih." Krystal tersipu.
"Aku senang juga karena banyak yang meminta foto bersama usai pertunjukan. Aku merasa ikut terkenal," salah satu siswa anggota klub berseri-seri.
"Kau memang terkenal sekarang. Berbanggalah akan hal itu," Krsytal menimpali bermaksud membersarkan hati teman seperjuangannya.
"Ini karena kalian. Lihat! Kita banyak mendapat karangan bunga, kue dan permen dukungan dari fans kalian," Amber ikut bicara.
"Kebanyakan dari fans Red Princess. Sepertinya penampilannya di depan layar benar-benar di tunggu ya," satu siswi anggota klub menimpali. 

Semua menatap ke arah Taemin ketika pemuda itu tiba di basecamp dan turut duduk bergabung di atas lantai.

"Ya, White Prince, di mana Minhee?" tanya Krystal.
"Em?? Bukankah ia bersama kalian?" Taemin balik bertanya.
"Dia yang terakhir tinggal di samping panggung bersamamu kan?" Amber balik bertanya pada Taemin.
"Sudah tak ada anggota klub di sana, makanya aku kemari. Akan aku cari dia," Taemin bangkit dari duduknya.
Bersamaan dengan itu Minhee memasuki basecamp bersama Victoria dan Junki.
"Ah, itu dia," Krystal menghela napas lega.
"Anak-anak! Aku punya berita bagus!" Victoria dengan wajah berseri.
Taemin kembali duduk di atas lantai bersama anggota klub teater menaruh perhatian penuh. Sejenak ia mengalihkan pandangan menatap Minhee yang berdiri di samping Junki. Gadis itu acuh.
"Pertunjukan hari ini sukses besar. Aku senang sekali. Terima kasih atas kerja keras kalian," Victoria membungkukan badan. "Aku berniat menggelar pesta khusus untuk kita dan para penggemar kalian yang beruntung."
"Pesta??" sela Amber.
"Iya. Ini keinginanku sejak lama." Victoria membenarkan.
"Dengan para penggemar kami??"
"Begini Amber," Victoria mendekat lalu duduk di atas lantai bergabung dengan anggota klub yang lain, "ada banyak penggemar klub teater setelah Blue Pearl dan Red Princess bergabung. Aduh maaf, efek dari pertunjukan hari ini aku jadi merasa sangat tenar. Kalian tahu, saat kalian meninggalkan panggung, ada banyak murid yang bertanya apa kita tak membuka pendaftaran anggota baru di klub."
"Itu karena ada dia!" Krystal menuding Taemin.
"Pokoknya kalian semua membuatku berbunga-bunga hari ini. Dan aku tak akan sanggup jika hanya sendirian dan harus mengasuh banyak anak di klub ini. Lalu keinginan lamaku muncul, membuat pesta setelah pertunjukan sukses digelar. Nah, aku ingin meminta persetujuan kalian untuk itu. Bagaimana?"
"Maaf, aku tidak bisa mencernanya. Penggemar kita?" Amber memiringkan kepala dengan menunjukan ekspresi tak paham.
"Akan disediakan beberapa undangan khusus bagi non anggota yang berniat menghadiri pesta," Minhee memberi penjelasan. "Tapi khusus murid sekolah ini saja."
"Oh, begitu." Amber mengangguk-anggukan kepala.
"Lalu jenis pesta seperti apa yang ingin Eonni gelar?" tanya Krystal.
"Pesta kostum atau pesta topeng," jawab Victoria tersenyum lebar membuat semua anggota melongo menatapnya. 

Anggota klub teater meninggalkan basecamp dengan wajah berseri. Mereka tak perlu khawatir lagi soal kostum apa yang akan mereka gunakan untuk datang ke pesta karena Minhee telah memberi mereka kesempatan gratis untuk memilih kostum di tempat persewaan miliknya.
Taemin tersenyum melihat bagaimana ekspresi teman-temannya ketika meninggalkan basecamp.

"Kau bisa tahan kan? Sampai pesta usai?" tanya Amber.
"Victoria Nuna membuatnya untuk kita, jika aku pergi itu akan melukainya," Taemin meyakinkan bahwa ia kan tinggal di klub teater sampai pesta selesai digelar.
"Baguslah. Terima kasih," Amber menepuk bahu Taemin lalu pergi.

Minhee dan Krystal keluar bersama. Minhee menunduk dan tersenyum pada Taemin sedang Krystal bersikap acuh. Keduanya berjalan meninggalkan basecamp. Victoria muncul, berlari kecil mengejar Krsytal dan Minhee. Rupanya ia tak menyadari keberadaan Taemin yang berdiri di dekat pintu basecamp dan tersenyum sembari menggeleng pelan melihat tingkahnya.

"Ini akan jadi kesempatan terakhirmu," Junki yang terakhir keluar basecamp.
Taemin membalikan badan. "Oh, Hyung."
"Aku melihatmu memeluknya di belakang panggung. Semoga hanya aku."
"Aku sangat gugup dan memeluknya membuatku tenang."
"Kau benar-benar jatuh hati padanya?"
"Iya. Tapi aku tahu bagaimana posisi kami. Seteleh pesta usai, semua akan kembali normal."
"Aku percaya padamu." Junki menepuk pelan pundak Taemin sebelum pergi.
"Huft..." Taemin menghela napas lalu menyusul langkah Junki.
***

Taemin menatap sang Ibu dengan datar. Ia tak tahu jika ketenaran Red Princess akan membawa berita tentang pertunjukannya di sekolah begitu cepat sampai ke telinga Nyonya Lee.

Junki yang juga berada di sana sudah memberi penjelasan, namun sepertinya Nyonya Lee tak puas. Ia menuntut Taemin untuk memberi penjelasan. Terlebih tentang foto Taemin sedang memeluk Minhee di belakang panggung.

"Aku memang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Choi Minhee dan aku memeluknya karena aku merasa gugup. Itu membuatku tenang. Maafkan aku, Eomma." Taemin menutup penjelasannya.
"Maaf??" Nyonya Lee tak puas dengan penjelasan dan permintaan maaf Taemin.
"Setelah pesta usai, semua akan selesai. Maafkan aku Eomma karena membuatmu kecewa."
"Hah... aku harap kau menepati ucapanmu."


Ayah Minhee pun telah mengetahui perihal peran yang di peroleh putrinya di teater sekolah. Ia syok mendapati putrinya harus beradu akting dengan putra keluarga Lee yang sudah lama bermusuhan dengannya. Ia pun mendapat foto yang sama dengan yang di dapat Nyonya Lee. Foto Taemin dan Minhee berpelukan di belakang panggung.

"Aku melakukannya hanya untuk menenangkannya. Appa tak perlu khawatir tentang foto itu," Minhee berusaha menenangkan sang Ayah.
"Jika semua teman lelakimu merasa gugup di awal pertunjukan mereka, apa kau juga akan memeluk mereka?!"
"Jika itu bisa menenangkan mereka, tentu saja aku akan melakukannya."
"Choi Minhee!!"
"Appa, itu pertunjukanku. Aku yang menulis naskahnya, menulis dialognya, memilih musiknya dan aku yang menjadi pemeran utamanya. Aku tak mau pertunjukan perdanaku kacau hanya gara-gara lawan mainku terlalu gugup. Ayolah, Appa. Jangan bersikap kekanak-kanakan begini."
"Jika begini, aku pikir lebih baik kau jatuh hati pada Kim Kibum itu daripada..."
"Sudah, Appa." potong Minhee. "Aku lelah sekali hari ini. Dan aku sangat rindu pada Eonni. Aku akan menenangkan diri di kamarnya," Minhee bangkit dari duduknya. "Maafkan aku, Appa..." bisiknya ketika melewati Tuan Choi.

Minhee sampai di kamar mendiang sang kakak. Ia menjatuhkan tubuh lelahnya di atas kasur, diam menatap langit-langit kamar. Ponselnya berdering tanda pesan masuk dalam Kakao Talk. Ia meraihnya dengan malas dan membukanya.

"Gorgeous! Both of you look like a real prince and princess! I love it much!" Tulis Krystal menyertai foto yang ia kirim.

Minhee tersenyum getir melihat foto dirinya bersama Taemin yang baru saja dikirim Krystal. Senyum Taemin yang tulus terlihat begitu manis di mata Minhee. Ia terlihat semakin tampan dengan senyum di wajahnya. Minhee melemparkan ponselnya dan menenggelamkan wajah ke dalam bantal.


------- TBC -------- 

.shytUrtle.


 

Bilik shytUrtle

Sharing Kesehatan - Tentang Kandungan

04:21



Sempet bingung mau kasih judul apa, akhirnya ya itu sajalah. Sebenernya mau bikin tulisan tentang itu ganti kelas BPJS, tapi urusan saya sendiri belum 100% beres, jadi ditunda saja. Oke? Oke ajalah. Hehehe.

Cewek... perempuan... wanita. The most amazing creature dengan segala tetek bengeknya. Haduh bahasaku apalah.

Kali ini saya mau sharing tentang pengalaman yang baru saja kemaren terjadi. Semoga bermanfaat bagi yang membaca. Aamiin...

Catatan kali ini khususon cewek ya. Soalnya membahas masalah kandungan. Oke, mari kita mulai.

Jadi kemaren itu akirnya pergi ke Dokter Kandungan juga setelah sempat tertunda selama dua bulan. Rencananya emang Oktober tapi tunda lagi sampai November. Eh November tunda lagi sampai Desember ini.

Kalo kebanyakan orang tutup tahun buat seneng-seneng eh saya malah buat berobat. Kebetulan dari tahun kemaren begitu. Subhanallah... disitu seninya. Saya selalu diberi jalan berbeda untuk menikmati suatu momen. Tuhan Maha Asik.

Kenapa pergi ke Ginekolog aka Dokter Kandungan sedang saya masih gadis? Ini pertanyaan kuno yah. Emang harus nikah dulu buat periksa ke Dokter Kandungan? Ya ampun... plis. Cewek ada masalah kandungan nggak harus nunggu habis nikah dulu kali. Waktu Ibu operasi miom dua tahun yang lalu tetangga kamarnya adalah gadis 17 tahun yang kena kista dan harus operasi. Iya GADIS. Nah lho, masalah kandungan itu beragam. Jadi jangan takut buat periksa ke Dokter Kandungan misal Anda memang punya keluhan. Jangan karena masih gadis, masih perawan jadi takut. Kan sekarang Ginekolog juga banyak yang cewek tuh. Tinggal milih aja.

Hampir dua tahun terakhir tiap kali datang bulan, di hari pertama selalu tepar. Tidak bisa beraktifitas karena sakitnya yang luar biasa. Hanya bisa melungker di dalam kamar. Sebenernya ngrasain nyeri haid udah dari zaman SMA, tapi masih normal. Walau nyeri masih bisa beraktifitas. Kalo pas parah kasih Antalgin mah beres. Ilang sakitnya. Tapi dua tahun terakhir itu udah nggak bisa ngapa-ngapain di hari pertama mens. Setahun terakhir malah kalo mens hari pertama disertai (maaf) diare dan pusing berat. Kalo menurut artikel yang saya baca sih wajar. Katanya begitu. Tapi ada was-was juga sampai akhirnya berpikir, saya butuh ke Dokter Kandungan. Walau tertunda-tunda.

Desember ini datang bulan seperti biasa maju dua hari. Kebetulan pas dateng bulan itu pas barengan flu berat. Ditambah sensasi GERD yang masih suka muncul, jadilah tumpuk-tumpuk sensasinya. Dan sejak kena GERD, sebisa mungkin saya emang nggak mengkonsumsi obat pereda rasa sakit dan lebih memilih terapi herbal (kunyit+jahe+pala+adas bintang+madu) buat mertedakan nyerinya. Tapi tiga bulan terakhir herbal tea udah nggak bisa menetralisir sakitnya hingga saya harus nelen Spasmal di hari pertama haid buat meredakan sakitnya.

Masih berusaha menghalau sakit dengan herbal tea. Setelah minum herbal tea saya terlelap. Itu efek dari obat flu dan batuknya. Bangun tidur perut terasa kruwel-kruwel. Masih mikir santai, biasalah kalo hari pertama mens emang suka ada diare. Karena mendekati jam minum obat flu dan batuk yang kedua, saya milih makan siang dulu. Di tengah-tengah makan tiba-tiba terasa mual. Masih tahan. Suapan pertama berhasil masuk ke perut. Suapan kedua mual makin menjadi hingga membuat saya lari ke kamar mandi untuk memuntahkan makanan dalam mulut saya. Bertahan di kamar mandi tapi nggak bisa muntah. Tiba-tiba bumi kaya berputar. Ya ALLOH... saya takut pingsan di kamar mandi lagi kayak dulu. Saya pun manggil Ibu dan dibantu kembali ke kamar. Di kamar muntah-muntah hebat. Ibu sampai ketakutan dan saya mau dibawa ke UGD.
"Ndak papa, Buk. Biarkan saya muntah. Ini pengaruh mens saya. Sudah Ibu jangan panik," pinta saya disela acara howak-howek karena muntah. Ibu pun pasrah dan terus memijat tengkuk saya. Satu sendok nasi yang sebelumnya berhasil masuk perur terkuras keluar. Semuanya. Tapi lega karena rasa mual itu berkurang.

Sepuluh menit kemudian rasa mules diperut kembali datang. Ya ampun... ini serangan diare. Setelah yakin bisa menjaga keseimbangan, balik lagi ke kamar mandi dan terjadlah pengurasan di dalam sana. Alhamdulillah bisa menjaga keseimbangan sampai proses pengurasan selesai. Sesudahnya saya balik ke kamar dan langsung nelen Spasmal. Bismillah niat golek tombo. Setengah jam kemudian rasa sakit itu hilang dan bisa makan lagi tanpa mual lalu lanjut minum obat flu dan batuk.

Kemaren memutuskan periksa ke Dokter Kandungan. Memilih Klinik Bunga Melati Malang barengan sama Ibu yang periksa ke poli jantung. Berangkat pagi dan alhamdulillah dapet nomer antrian #1. Tapi Dokter baru dateng jam sembilan. Menunggu selama dua setengah jam cukup membuat pantat panas sodara. Hehehe.

Selama duduk menunggu, ngobrol sama dua ibu-ibu yang keduanya pasien jantung.
Ibu pertama menyapa saya dan bertanya saya mau berobat ke poli apa. Saya jawab kalo saya mau ke poli kandungan. Kontan beliau bertanya, "Sudah berapa bulan?" Doeng. Saya senyum sambil jelasin kalo saya ndak hamil dan memberitahu keluhan saya. Ibu tersebut langsung cerita kalo dulu beliau juga punya keluhan sama. Setelah periksa, barulah diketahui kalo salah satu rahim Ibu tersebut buntu. Tapi setelah Ibu tersebut menikah dan punya anak, keluhan nyeri berlebihan sewaktu haid pun hilang.

Nenek dari Ibu saya emang pernah melarang saya periksa ke Dokter Kandungan dan mengatakan nanti kalo saya nikah trus punya anak rasa sakit itu bakal ilang. Pernah denger beberapa kasus seperti itu emang ada dan mikir, apa saya termasuk yang itu? Tapi daripada menduga-duga saya pun memilih ke Dokter saja biar tahu pastinya. Alhamdulillah kemaren Nenek melepas saya dengan doa dan senyuman tulus.

Ibu pertama meyakinkan saya bahwa semua baik-baik saja dan saya tidak perlu takut. Subhanallah... dapet support dari orang asing. Indah sekali rasanya...
Ibu pertama pamit untuk mencari sarapan lalu tempat duduk beliau digantikan oleh Ibu kedua. Ibu kedua langsung ngajak ngobrol, nanya saya mau ke poli apa. Pas saya jawab poli kandungan, beliau nanya saya ada keluhan apa. Setelah dengar keluhan saya beliau pun mulai bercerita tentang anak sulungnya.

Menurut Ibu kedua, anak sulung beliau juga punya keluhan kayak saya kalo pas lagi haid. Pas diperiksain ternyata ada kista di rahimnya. P Menurut beliau penyebabnya adalah ketika mens si anak suka minum es. Akhirnya kistanya di angkat di RS Hermina Jakarta. Setelah kista diangkat, anak sulung Ibu kedua tersebut mulai merencanakan program hamil. Sayangnya takdir berkata lain. Si sulung dan suaminya mengalami kecelakaan dan meninggal.

Hati rasanya kayak ditonjok pas denger akhir dari cerita itu. Apalagi Ibu kedua langsung berkaca-kaca. Saya cuman bisa diem, memandangi Ibu kedua, menunggu beliau kembali bicara.
Selanjutnya beliau mengambill obat tetes mata dari dalam tasnya dan meminta saya membacakan aturan pakainya. Obrolan kami pun beralih ke bahasan pekerjaan bahkan sampai ke Gunung Bromo. Sayangnya saya tak duduk lama bersama Ibu kedua karena melihat bangku yang diduduki Ibu saya kosong, saya pun pamit pergi dan memilih menemani Ibu saya.
Jam setengah sembilan saya buru-buru ke toilet. Dulu pas Ibu mau USG disuruh minum air putih 5 gelas, saya khawatir bakal digituin juga. Jadi mending pipis dulu daripada ntar diisi air trus diteken-teken pas USG kan bahaya xD

Sampai jam setengah sepuluh Dokter belum juga dateng. Makin nervous. Beberapa menit kemudian nama saya dipanggil. Dengan deg-degan masuk ke ruang periksa. Disambut ramah sama Dokter Soebandi. Tanpa perkenalan. Biasanya kalo ke dokter kan kenalan dulu, ini tidak. Saya pun langsung meluapkan keluhan yang saya alami.
Pertanyaan klisenya udah pasti, "Sudah nikah apa belum?" Saya jawab belum. Pertanyaan berikutnya, "Usia berapa?" Pas saya jawab, Dokternya kaget dan mengulangi pertanyaan tentang usia. Kenapa selalu begitu ya? Orang nggak percaya sama usia saya yang sebenarnya dan selalu dikira beberapa tahun lebih muda dari usia saya. Amazing. Kekeke.

Curhat dan tanya jawab kelar, saya disuruh baringan. Ampun saya makin deg-degan. Perut diolesi gel sama Mbak Perawat dan langsung USG. Iya, langsung USG tanpa harus minum air putih lima gelas. Alhamdulillah.
Tuhan... ternyata USG itu sakit. Sakit pas diteken-tekennya itu. Sisa nyerinya masih terasa sampai sekarang.

"Ini dia masalahnya yang bikin sakit!" seru Dokter Soebandi pas nemuin masalah di rahim saya. Kemudian beliau mengucapkan bahasa medis dari penyakit saya.
"Jadi begini, darah mens yang seharusnya keluar semuanya ini tidak bisa keluar semua. Ada yang kembali ke jaringan otot rahim dan mengendap di sana. Itu yang menyebabkan sakit setiap kali mens."

Dokter Soebandi juga menuturkan kalau volume kandungan saya membersar. Yang seharusnya 5 koma berapa inci sudah membesar jadi 6 koma berapa inci gitu. Beliau juga menuturkan untung saya cepet-cepet periksa, kalo terlambat harus operasi. Subhanallah...

"Njenengan ada rencana menikah kapan?"
"Eung? Eumm belum ada Dokter," sambil senyum-senyum malu.
"Oh ya sudah kalau begitu. Soalnya begini, selama Njenengan dalam penyembuhan ini, Njenengan bakal ndak subur. Kalau ada rencana menikah dalam waktu dekat ini nanti kasihan kalau pengen cepet-cepet punya anak kan tidak bisa. Syukurlah kalau belum ada rencana menikah jadi kita sembuhin dulu sakitnya ya."

Huft... saya lega. Saya manut dah. Pengobatan selama enam bulan, it's ok lah.
Berikutnya Dokter Soebandi menjelaskan kalau obat dari poli kandungan itu tidak ditanggung BPJS jadi harus beli sendiri. Saya manut saja sambil membatin, pasti obatnya mahal. Kekeke. Setelah dikasih resep, saya disuruh balik periksa kalau pas lagi mens. Trus kalo obatnya ndak ada di apotek klinik, saya disuruh beli ke apotek Sejati. Yes, Sir! Saya pun berterima kasih dan pamit.
Setelah menyelesaikan administrasi, saya nyusul Ibu yang lagi ngantri ngambil obat di apotek. 
 Resep saya langsung dibawa maju sama Ibu, ditanyain ada apa nggak obatnya. Ternyata nggak ada. Yasudah, kita memang harus ke Apotek Sejati.

Nyampek apotek ngantri lagi. Lagi-lagi saya ingatkan, kalau Anda nebus obat ke apotek jangan bawa duit ngepres alias ngepas karena harga obat itu sungguh tidak dapat diprediksi. Atau baiknya nyari info harga obat dahulu sebelum beli. Hehehe.
Denger harga obat yang disebutkan bikin saya merinding. Suer mahal-mahal. Nah punya saya berapa?

Tibalah nama saya dipanggil dan disebutkan nominal harga obatnya. Oh my God! Mahal sekali. Saya sampai nanya dua kali ke Mbak-nya. Oh my! Saya nggak salah dengar ternyata. Habis bayar duduk lagi nunggu obatnya. Ya Tuhan... obatnya mahal sekali. Dan saya harus membelinya sampai bulan Juni. Uang! Saya butuh uang! Ah, sudahlah. Pasrah. Ndak mungkin Tuhan kasih ujian saa di luar kemampuan saya. Pasti ada jalan!

Oh, obat semahal itu pasti langsung untuk enam bulan. Masa iya? Nggak mungkin.
Di tengah perdebatan di dalam otak say sendiri, nama saya kembali dipanggil. Saya nerima obatnya dan langsung saya cek isinya. 2 X 14. Oh ternyata hanya untuk duapuluh delapan hari. Baiklah. Saya keluar dari apotek dan pulang dengan lesu.

Sepanjang jalan mikir, bisa nggak tiap bulan saya beli obat ini sampai lima bulan ke depan? Pasti bisa. Puasa dulu. Nggak beli buku. Nggak jajan. Nggak usah beli yakult dulu #eh Aaaaaaa... stres! Tidak. Tidak... saya nggak boleh stres. Ingat! Lambung juga harus dijaga. Karena pulang dengan beban pikiran itu, kepala saya pun pusing. Ampun Mak... Sampai rumah langsung tidur.
Sore harinya cek rujukan. berusaha keras membaca tulisan dokter dan menuliskannya dalam kolom pencarian Google. Hasil pencarian di arahkan pada Adenomyosis. Berikut penjelesannya:  
suryo-wibowo.blogspot.co.id/2006/05/adenomyosis.html?m=1

Ternyata Ibu Teman saya juga pernah mengalami kasus sepertu saya. Bahkan sampai operasi. Dan walau udah operasi, tetep harus pengobatan selama enam bulan malag lewat jalan injeksi bukan oral. Ya Tuhan... saya merasa masih beruntung karena tahu penyakit ini sejak dini. Sekarang sabar dan berusaha. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Dan Tuhan nggak akan menguji kita di luar kemampuan kita.

Kalau ada keluhan jangan takut buat periksa ke Dokter. Mendeteksi lebih dini itu lebih baik. Semoga bermanfaat. Semoga kita semua selalu dilimpahi kesabaran, keikhlasan dan kesehatan. Aamiin...

tempurung kUra-kUra, 30 Desember 2015.
.shytUrtle.

Search This Blog

Total Pageviews