Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy - Land #53
18:41Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy
It's about rainbow, love, hate, glory, loyalty, betrayal and destiny.
. Judul: “Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy”
. Author: shytUrtle
. Rate: Serial/Straight/Fantasy/Romance.
. Cast:
- Song Hyu Ri (송휴리)
- Rosmary Magi
- Han Su Ri (한수리)
- Jung Shin Ae (정신애)
- Song Ha Mi (송하미)
- Lee Hye Rin (이혜린)
- Park Sung Rin (박선린)
- Song Joongki, L,Joe Teen Top, L Infinite, Jung Daehyun B.A.P, Jo Jonghwan 100%, Baro B1A4, Jang Geunsuk, Yoo Seungho, Kim Sunggyu Infinite, Choi Joonghun FT.Island, Cho Kyuhyun Super Junior, and many other found it by read the FF.
Ketika kau melihat pelangi, apa yang ada di benakmu? Tujuh warnanya yang indah atau...? Di sini, di Wisteria Land, kami percaya jika pelangi adalah jelmaan sang Naga. Naga arif dan bijaksana yang selalu mengawasi dan menjaga tanah Wisteria Land. Naga yang pada suatu waktu muncul dengan keelokan wujudnya dengan tujuh warna pelangi. Apa kau juga percaya akan hal ini?
Land #53
Kenangan masa kecil bersama Putri Ahreum memenuhi benak Joong Ki. Saat gadis kecil itu menggenggam erat tangannya sambil berlari di tengah kebun bunga, lalu bersama-sama merunduk, bersembunyi di balik rimbun bunga perdu untuk menghindari kejaran Ha Mi. Ketika Joong Ki tertangkap Ha Mi, Putri Ahreum tiba-tiba muncul untuk mengebom rumah jaga dan menyelamatkannya, hingga membuat Ha Mi kesal dan merajuk.
Saat pertama kali bertemu dan Putri Ahreum tak ragu mengulurkan tangan padanya dengan wajah dihiasi senyum. Padahal kebanyakan bangsawan istana selalu mencibir dan menganggapnya sebagai aib bagi keluarga kerajaan. Namun, tidak dengan Putri Ahreum. Gadis itu dan keluarganya menyambutnya dengan baik. Ketika Joong Ki berjalan dengan kepala tertunduk karena kesal atas ocehan orang yang mencibirnya, Putri Ahreum tak memintanya untuk mengangkat kepala.
"Tak apa. Menunduk saja. Ucapan mereka tidak penting, karena kita punya dunia sendiri. Aku pun selalu mendengarnya karena aku anak sulung dan perempuan. Mereka sering menganggapku sebagai pertanda buruk dan pembawa sial. Keturunan Raja haruslah laki-laki. Tapi, justru aku yang lahir sebagai anak sulung. Kata Ayah, Abaikan saja! Karena, derajat orang yang gemar menghina dan mencibir itu lebih rendah dari orang yang dihinanya. Tapi, sesekali Orabeoni harus berani mengangkat kepala dan menatap mereka. Orabeoni tahu kenapa mereka bersikap begitu? Karena mereka iri pada keberadaan kita yang lebih beruntung daripada mereka. Mulai sekarang, mari berteman baik dan bersama-sama melawan orang-orang jahat itu. Orabeoni mau, kan?" Putri Ahreum mengulurkan tangan kanannya. Wajahnya cerah, dihiasi senyum lebar dan tulus.
Joong Ki turut tersenyum, lalu mengulurkan tangan dan menjabat tangan Putri Ahreum.
Putri Ahreum memperat genggaman tangannya dan berkata, "Mulai sekarang kita adalah sekutu. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuanku ya. Aku pun tidak akan ragu untuk meminta bantuan Orabeoni di saat aku butuh."
Joong Ki tersenyum dan menganggukkan kepala tanda setuju.
"Anee. Kita bukan sekutu. Tapi, kita adalah saudara. Eum? Sekutu sekaligus saudara? Saudara sekaligus sekutu?" Putri Ahreum memiringkan kepala.
Joong Ki tertawa geli melihat tingkah Putri Ahreum. "Kita adalah saudara sekaligus sekutu. Bagaimana?"
"Begitu ya? Baik!"
"Tuan Putri jangan khawatir. Apa pun keadaannya, saya akan tetap berada di sisi Tuan Putri dan mendukung Tuan Putri."
"Harus. Karena kita sama dan kita sekutu."
Joong Ki dan Putri Ahreum tertawa bersama.
Tangan kanan Joong Ki yang menggenggam cawan semakin erat, sedang tatapannya terfokus pada Magi yang juga balas menatapnya. Wajah ayu itu masih dihiasi senyum. Senyum tulus seperti yang ia lihat saat keduanya pertama kali bertemu.
Saat mendengar kabar bahwa Raja dan keluarganya mengalami kecelakaan dan Putri Ahreum dinyatakan hilang, Joong Ki dirundung kesedihan. Ia mendesak ayahnya untuk mencari dan menemukan Putri Ahreum. Namun, pencarian selalu berakhir nihil. Saat ayahnya naik tahta dan ia harus tinggal di istana, semakin ia rasakan kekosongan dan kerinduan itu. Istana yang ia datangi sebelumnya selalu tampak cerah karena keberadaan Putri Ahreum. Namun, saat ia mendapat izin untuk tinggal, matahari dalam istana itu hilang. Membuat istana terasa suram.
Joong Ki belajar dan berlatih dengan keras. Ia ingin menjadi kuat dan berkuasa agar bisa melawan Ratu Maesil dan menemukan Putri Ahreum yang ia yakini masih hidup. Namun, ketika ayahnya meninggal dan ia naik tahta, memiliki kekuasaan pun tak mempermudah jalannya untuk melawan Ratu Maesil dan mencari Putri Ahreum. Walau ia terus melawan, sering usahanya gagal karena banyaknya pejabat negara yang bertindak korup dan mendukung Ratu Maesil.
Ketika pertama kali bertemu Magi, jantungnya dibuat berdetak lebih kencang oleh gadis itu. Senyuman Magi mengingatkan Joong Ki pada senyuman tulus Putri Ahreum. Rasa rindu itu semakin meronta. Ketika bertemu Magi, ia telah dibuat jatuh cinta. Jauh di dalam hatinya, Joong Ki merasa bersalah karena telah berjanji setia pada Putri Ahreum. Hanya karena bertemu gadis cantik bernama Magi, perasaannya teralihkan. Baru ia sadari jika rasa sayang itu telah berubah menjadi rasa cinta dalam diam. Ia merindukan Putri Ahreum yang diam-diam ia cintai. Namun, malam ini Joong Ki mendapati perasaannya tak salah. Ia jatuh hati pada orang yang sama yaitu Putri Ahreum.
Joong Ki menghela napas pelan dan meletakkan cawan di atas meja. Kemudian, ia membalas senyuman Magi padanya. "Orabeoni?? Apa maksudmu menyapaku seperti itu?"
Senyum di wajah Magi sirna. Ia terkejut menerima respon Joong Ki. "Orabeoni..." bisiknya lirih.
Joong Ki kembali menghela napas. Hampir saja ia tersihir dan terbawa suasana. Tak seharusnya ia serapuh itu. Bagaimana jika gadis ini adalah utusan Ratu Maesil. Atau parahnya Ratu Maesil sendiri. Ratu Maesil seorang keturunan penyihir yang memiliki kemampuan sihir. Ratu Maesil bisa memanipulasi manusia biasa sepertinya. Cara itulah yang digunakan Ratu Maesil untuk mengambil alih tugas dokter kerajaan yang ditugaskan ke Hwaseong Academy untuk menjemput Putri Ahreum. Dengan cara itu pula Ratu Maesil berhasil menipu semua orang dengan membawa Hyu Ri ke dalam istana sebagai Putri Ahreum Yang Hilang. Walau ia merasa senang jika benar Magi adalah Putri Ahreum yang asli, tapi ia tak boleh selengah itu.
"Orabeoni tidak mengenaliku?" Magi memburu Joong Ki yang bersikap seolah tak mengenalinya.
"Jangan memanfaatkan perasaanku padamu dengan pura-pura menjadi Putri Ahreum. Kau boleh saja memercayai rumor itu, bahwa Song Hyu Ri adalah Putri Ahreum palsu. Tapi, haruskah kau bertindak sejauh ini?" Walau dadanya dihujam rasa sakit, Joong Ki harus tetap bersikap demikian untuk memastikan gadis di hadapannya lawan atau kawan.
"Jeosonghamnida, jika Orabeoni merasa dimanfaatkan. Aku mempersiapkan malam ini sebagai sekutu yang kembali setelah sekian lama bersembunyi. Aku merasa tersanjung atas perasaan Orabeoni padaku. Aku memang jahat karena memanfaatkan perasaan itu untuk mengatur pertemuan malam ini. Aku tidak mau masuk istana seperti yang Orabeoni tawarkan. Jika sudah berada di dalam istana, aku tidak akan bisa keluar lagi. Ruang gerakku pun akan sangat terbatas. Aku hanya sekutu yang kembali untuk menawarkan sebuah kerja sama."
"Mulai sekarang kita adalah sekutu. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuanku ya. Aku pun tidak akan ragu untuk meminta bantuan Orabeoni di saat aku butuh." Suara Putri Ahreum kecil terdengar jelas di telinga Joong Ki.
"Sebagai sekutu, aku datang untuk meminta bantuan Orabeoni. Mari, bersama-sama melawan Ratu Maesil."
Suasana kembali hening selama beberapa saat. Joong Ki hanya diam dan memandang Magi. Melihat sikap Joong Ki, Magi pun memaklumi. Sebagai orang nomor satu di Wisteria Land, pasti selama ini banyak orang yang berusaha memanfaatkan Joong Ki. Wajar jika pemuda itu merasa was-was dan bersikap hati-hati. Terlebih Magi menunjukkan diri dengan memanfaatkan perasaan Joong Ki yang sedang jatuh hati padanya. Magi tak kalah jahatnya dari orang-orang yang selama ini berusaha memanfaatkan Joong Ki.
Magi menghela napas pelan. Ia tidak memiliki pilihan lagi. Kalung naga telah hilang dari lehernya, satu-satunya jalan untuk meyakinkan Joong Ki adalah dengan menunjukkan tato naga di tubuhnya. Karena telah sepakat menjadi sekutu, dahulu Magi membagi rahasia tentang tato naga yang menghiasi tubuhnya. Tato naga itu dibuat oleh Willow sahabat mendiang Raja. Mantra pelindung yang ditulis dalam bentuk tato naga di tubuh Magi untuk melindunginya dari Ratu Maesil dan para penyihir hitam.
"Kalung yang bisa membuktikan bahwa aku adalah Putri Ahreum yang asli ada pada Hyu Ri. Tapi, aku masih punya satu bukti. Aku harap, Orabeoni masih mengingat tentang hal ini. Karena dulu aku pernah membagi cerita ini pada Orabeoni." Magi berusaha meyakinkan Joong Ki.
Joong Ki terkejut mendengarnya. Ia tahu selain kalung naga, bukti lain tentang Putri Ahreum adalah tato naga. Kebanyakan orang hanya tahu tentang kalung naga dan tato. Tapi, hanya orang dekat Raja yang tahu tentang tato di tubuh Putri Ahreum adalah tato naga. Ia beruntung mengetahui hal itu karena Putri Ahreum membaginya sendiri.
"Melihat sikap Orabeoni, jika aku menghadirkan Choi Jin Hyuk Ajushi pun belum tentu Orabeoni akan memercayainya. Padahal, Ratu Maesil tidak akan bisa menyamar jadi dua orang secara bersamaan, kan?" Magi beranjak dari duduknya dan mendekati Joong Ki.
Melihat Magi berjalan mendekat padanya, detak jantungnya semakin meningkat. Apa yang akan kau lakukan? Ia hanya bisa bersuara dalam hati.
"Jika Choi Jin Hyuk di sini, aku harus menghilang. Atau, jika aku di sini, Choi Jin Hyuk Ajushi yang menghilang. Begitulah jika aku adalah Ratu Maesil." Magi sudah duduk dekat di samping kanan Joong Ki. Menghadap pada Joong Ki. Ia tersenyum menatap Joong Ki yang berusaha mengabaikannya.
"Bibiku memang bisa mengubah penampilannya menjadi orang lain, tapi tidak bisa menggandakan dirinya sendiri atau mengubah orang lain untuk berpenampilan seperti yang ia mau." Magi menatap Joong Ki lurus-lurus walau pemuda itu tak mengalihkan pandangan padanya. Magi menghela napas dan mengubah posisi duduknya jadi membelakangi Joong Ki.
Walau tak mengalihkan pandangan pada Magi, Joong Ki bisa mengetahui apa yang dilakukan Magi karena gadis itu berada dekat di samping kanannya. Magi kini duduk memunggunginya. Membuat detak jantungnya terus meningkat. Hentikan! Apa yang akan kau lakukan! Suhu tubuhnya pun turut meningkat.
Kedua mata sipit Joong Ki terbelalak, jantungnya pun seolah terjun bebas ke lantai ketika ia menyadari Magi menanggalkan Jeogori (bagian atas hanbok) yang dikenakannya. Joong Ki mengepalkan kedua tangannya dan memejamkan mata.
Tak mengetahui reaksi Joong Ki, Magi yang telah melepas Jeogori menyingkirkan rambut panjangnya yang digelung sebagian. Karena rambut yang terurai itu menutupi punggungnya. "Tolong jangan menutup mata dan lihat kemari." Pinta Magi tanpa mengubah posisi tubuhnya. "Jika Orabeoni benar sekutuku yang dulu, pasti Orabeoni mengenali tato ini."
Kedua tangan Joong Ki yang mengepal gemetaran. Kedua matanya pun masih terpejam. Magi telah bertindak sejauh ini. Ia merasa bersalah karena terlalu mencurigai sekutunya yang baru saja kembali usai menyembunyikan diri. Setelah menguatkan hati, Joong Ki pun membuka mata dan menoleh ke arah kanan. Magi masih duduk memunggunginya. Bagian atas punggung Magi yang putih menyambut pandangan Joong Ki. Ada tato naga menghiasi tubuh Magi. Sama persis seperti yang pernah diperlihatkan Putri Ahreum kecil padanya.
Joong Ki terdiam menatap tato naga di tubuh Magi. Gadis ini benar adalah Putri Ahreum yang ia rindukan. Putri Ahreum yang selama ini ia cari. Mendapati kenyataan itu, dadanya dihujam rasa sakit tak tertahankan hingga membuatnya menitikan air mata.
Tangan kanan Joong Ki bergerak, hendak menyentuh tato naga di tubuh Magi. Tubuhnya merasa kaku ketika tiba-tiba ia mendengar bisikan suara. Suara wanita itu mendorong Joong Ki untuk tak membuang kesempatan karena Magi telah menyerahkan diri padanya. Bahkan, suara itu meyakinkan Joong Ki bahwa gadis di hadapannya adalah miliknya.
Aroma vanila berpadu dengan kayu amber yang menguar dari tubuh Magi menyerang indra penciuman Joong Ki. Membuatnya menelan ludah ketika menatap punggung Magi yang putih bersih dan mulus. Ada hasrat menyeruak dalam dirinya. Ingin menjatuhkan ciuman dan mengendus aroma itu lebih dekat. Tersihir, Joong Ki pun mencondongkan tubuhnya ke depan semakin dekat pada punggung Magi. Ia memejamkan mata dan menghirup aroma tubuh Magi yang mengeluarkan aroma vanila berpadu kayu amber. Sedikit saja, ia akan sampai dan mencumbu tubuh yang begitu menggodanya itu. Sedikit lagi. Joong Ki tak menolak keinginan itu dan terus bergerak mendekati punggung Magi.
"Yang Mulia! Yang Mulia! Hal buruk telah terjadi! Yang Mulia! Aku mohon keluarlah!"
Suara Su Ri yang berteriak membuat Joong Ki tersentak kaget dan membuka mata. Di saat yang sama, Magi beranjak dari duduknya sembari menyambar Jeogori yang tergeletak di atas lantai dan memakainya kembali. Joong Ki memaki dirinya sendiri yang hampir saja mencumbu Magi. Ia mengumpat dalam hati, lalu bangkit dari duduknya dan mengikuti Magi yang berjalan menuju pintu.
***
Kyu Hyun yang sedang duduk bersama di dalam gazebo bersama Il Woo, Dong Hae, dan Tuan Yoon terkejut melihat Sung Rin tiba-tiba muncul. Gadis itu sedang mengikuti satu gadis lainnya yang ia kenali bernama Su Ri. Sung Rin berusaha menghentikan Su Ri yang terus berjalan mendekati kamar tempat Magi dan Joong Ki menghabiskan malam dengan langkah lebar-lebar.
Keributan kecil itu juga menyita perhatian Il Woo, Dong Hae, dan Tuan Yoon. Ketiganya turut melihat ke arah sumber keributan. Sebelum Su Ri dan Sung Rin sampai di depan pintu, Song Eun berhasil menahan Su Ri dan memperingatkan gadis itu untuk berhenti.
"Apa yang terjadi?" Tanya Dong Hae setengah bergumam.
Tuan Yoon menghela napas dengan kasar dan bangkit dari duduknya. Meninggalkan gazebo dan berjalan menuju tempat Su Ri, Sung Rin, dan Song Eun berada.
Mengetahui keberadaannya terancam, Su Ri pun berteriak keras-keras. "Yang Mulia! Yang Mulia! Hal buruk telah terjadi! Yang Mulia! Aku mohon keluarlah!"
Melihat kekacauan itu, Il Woo, Dong Hae, dan Kyu Hyun pun bergegas mendekat. "Apa ini rencana mereka? Kekanak-kanakan sekali!" Gerutu Dong Hae yang bergegas mendekat.
"Han Su Ri!" Sung Rin menepuk lengan kiri Su Ri. "Sudahlah! Hentikan! Jangan membuat kekacauan!"
"Eonni." Su Ri beralih menatap Song Eun. "Eonni akan diam saja? Mm?! Bagaimana jika Raja..." Kalimat Su Ri menggantung. Tubuhnya merinding hanya dengan membayangkan kemungkinan yang terjadi di antara Magi dan Joong Ki.
"Mohon, tenang Han Su Ri! Jangan mengacaukan apa yang sudah direncanakan Yang Mulia Tuan Putri." Song Eun menekan suaranya agar tak terdengar oleh Raja.
"Eonni...." Su Ri merengek. Meminta Song Eun menghentikan apa pun itu yang dilakukan Magi bersama Joong Ki di dalam kamar di hadapannya.
"Ada apa ini? Hal buruk apa yang telah terjadi?" Tuan Yoon segera bertanya pada Su Ri.
"It-itu...." Su Ri bingung harus menjawab apa. Ia memandang Sung Rin untuk meminta bantuan. Tapi, gadis itu justru mengalihkan pandangan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Il Woo yang sampai bersama Dong Hae dan Kyu Hyun turut bertanya.
Sung Rin dan Kyu Hyun saling bertukar pandang dalam diam. Sung Rin menggeleng samar, memberi isyarata bahwa tak ada hal buruk yang terjadi.
"Han Su Ri. Sebenarnya, ada apa? Kenapa membuat keributan di sini?" Tuan Yoon kembali bertanya.
"Anu..." Dikerumuni dan di interogasi, Su Ri bingung. Tak tahu harus menjawab apa. Karena ia memang tak ada sesuatu hal buruk yang terjadi. Ia nekat pergi hanya demi menggagalkan Magi dan Joong Ki menghabiskan malam bersama. Setelah menghitung waktu sejak Joong Ki masuk ke kamar tempat Magi berada, ia yakin Magi telah berhasil menyampaikan maksudnya meminta bertemu Joong Ki. Berpegangan pada perhitungan asal itu, Su Ri nekat membuat keributan.
Karena Su Ri tak memberi jawaban, Tuan Yoon mengalihkan pandangan pada Sung Rin. Mendapat serangan mendadak, Sung Rin pun kelabakan. Ia sudah berusaha menghentikan Su Ri tapi gagal. Ia memang tak berniat menghentikan Su Ri, karena ia pun khawatir sesuatu yang buruk akan menimpa Magi jika menghabiskan malam bersama Joong Ki.
"Kalian bersekongkol ya?" Dong Hae tiba-tiba menyela. "Dengan sengaja membuat kekacauan begini?"
"Animnida. Bukan begitu..." Belum selesai Sung Rin memberi penjelasan, pintu kamar tempat Magi dan Joong Ki berada terbuka. Membuat semua mata teralihkan dan memandang pintu.
Magi muncul setelah pintu terbuka. Wajahnya terlihat datar. Su Ri dan Sung Rin yang menatapnya kompak menghela napas. Tatanan rambut dan riasan wajah Magi masih sempurna seperti kali terakhir keduanya melihatnya. Su Ri dan Sung Rin sejenak merasa lega. Ketika tatapan keduanya yang tertuju pada Otgoreum (pita) yang tak terikat rapi, Su Ri dan Sung Rin kompak membelalakan mata.
Otgoreum-nya... Gumam Su Ri dalam hati.
Otgoreum itu, apa telah terjadi sesuatu dan kami datang tepat waktu? Sung Rin berbicara dalam hati.
Joong Ki muncul dan berhenti di samping kanan Magi. Wajahnya dihiasi rona merah. Melihat hal itu, Su Ri dan Sung Rin kompak dibuat kesal.
Dia benar-benar... Su Ri hendak mengutuk Joong Ki, tapi urung.
Apa Yang Mulia Raja benar-benar... Sung Rin pun sangsi.
Magi memperhatikan wajah-wajah orang yang berkumpul di depan kamar. Melihatnya muncul, sebagian dari mereka segera menundukkan kepala. Menyisakan Su Ri dan Sung Rin yang menyelisik. Tergambar jelas dari bagaimana keduanya menatapnya. Magi yang merasakan kehadiran Joong Ki di belakangnya pun menangkap Su Ri dan Sung Rin kompak mengalihkan pandangan dan mengamati Joong Ki.
Magi tersenyum samar. Menyadari jika kedua teman dekatnya itu hanya berusaha mengacaukan acara menghabiskan malam bersama Raja. "Han Su Ri, hal buruk apa yang telah terjadi hingga membuatmu bergegas pergi menemuiku?" Pura-pura tak menyadari apa yang terjadi, Magi bertanya pada Su Ri yang berteriak lantang memanggilnya.
"Anu... itu..." Su Ri memutar otak untuk memberi alasan yang tepat setelah membuat keributan yang sukses membawa Magi keluar dari kamar. Semua mata yang berada di sekitarnya terfokus padanya. Membuatnya semakin merasa kerdil. Otaknya pun mendadak macet. Tidak bisa memberi ide apa-apa.
Menyadari diam tidak akan menyelesaikan masalah, Su Ri memilih untuk berlutut di depan Magi. "Mohon ampuni saya, Yang Mulia." Ia menundukkan kepala dalam-dalam dan meminta maaf dengan tulus. "Saya sal—"
"Yang Mulia." Saat Su Ri akan mengakui kesalahannya, suara seorang pria menghentikan kalimatnya.
Pria berpostur apik dengan kostum serba hitam itu muncul dan berjalan mendekat. Il Woo, Dong Hae, dan Kyu Hyun kompak menunjukkan ekspresi terkejut ketika menyadari siapa yang menyela pengakuan Su Ri. Sebagai Reed, mereka tentu mengenali pria itu. Choi Jin Hyuk. Salah satu dari ksatria kerajaan yang fotonya diabadikan di aula penghormatan karena kesetiaannya hingga akhir melindungi keluarga kerajaan. Selama ini yang mereka tahu Choi Jin Hyuk turut menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa Raja dan Ratu Wisteria Land. Namun, kenapa pria itu tiba-tiba muncul di sini?
Song Eun dan Sung Rin membantu Su Ri untuk berdiri dan memberi ruang pada Jin Hyuk untuk menghadap pada Magi.
Magi tersenyum samar melihat kehadiran Jin Hyuk walau tanpa ia minta. Ia menggerakkan kepala lebih dekat pada Joong Ki dan berbisik, "Dia adalah Choi Jin Hyuk. Pengawal pribadi keluarga kami yang menjadi korban selamat bersamaku. Choi Jin Hyuk Ajushi dikirim keluar istana untuk mencari melindungku."
Joong Ki terkejut dan segera memperhatikan pria yang sudah berdiri di hadapannya dengan seksama. Wajah itu memang tidak asing. Ia pernah melihatnya dalam bingkai foto dalam aula penghormatan untuk para ksatria kerajaan yang berjasa. Pria itu turut dilaporkan menjadi korban meninggal, tapi itu hanya strategi pendukung Raja untuk melindungi Putri Ahreum yang juga selamat dari peristiwa nahas itu.
Selesai mengamati Jin Hyuk, Joong Ki kembali menatap Magi. Hatinya merasa teriris. Gadis yang ia sayangi dan ia cintai ini pasti hidup penuh ketakutan di luar istana. Namun, jika gadis ini hidup di sampingnya, ia tak yakin mampu melindunginya sebaik yang dilakukan Choi Jin Hyuk dan Lesovik. Dadanya dihujam rasa sakit semakin ia menyadari ketidakmampuannya mengurus orang-orang yang ia sayangi.
Choi Jin Hyuk memberi salam pada Magi dan Joong Ki. Lalu, ia mengangkat kepala menatap Magi. "Yang Mulia, hal buruk telah terjadi."
Suasana berubah menjadi tegang setelah Jin Hyuk mengatakan hal itu. Su Ri yang sebelumnya membuat alasan yang sama dibuat bergidik. Ia tak menyangka hal buruk akan benar-benar terjadi.
"Katakan. Ada apa sebenarnya?" Magi mendesak Jin Hyuk yang terlihat ragu-ragu.
Semua mata pun tertuju pada Jin Hyuk. Mendorongnya untuk segera bicara. Jin Hyuk masih menatap Magi. Ada kesedihan tersirat dari pandangan matanya.
"Ajushi!" Nada bicara Magi sedikit meninggi.
Jin Hyuk memantapkan hati dan menyampaikan kabar buruk yang ia bawa. "Mobil yang dikendarai keluarga Tuan Lee Byung Man, mengalami kecelakaan. Tuan Lee Byung Man dan Nyonya Lee dinyatakan meninggal di lokasi. Tuan Muda Lee, masih dalam pencarian."
Tubuh Magi oleng. Joong Ki dengan sigap menangkap tubuh Magi yang hampir jatuh karena syok.
Su Ri dan Sung Rin yang juga mendengar laporan itu juga syok. L.Joe berada dalam mobil nahas itu dan kini keberadaannya tidak diketahui. Tuan Yoon, Il Woo, Dong Hae, Kyu Hyun, dan Song Eun juga syok.
Magi menguatkan dirinya dan berusaha melepaskan diri dari Joong Ki yang menopangnya. "Lepaskan aku!"
"Tapi—"
"Aku baik-baik saja!"
Walau enggan, Joong Ki pun melepaskan Magi.
"Kita pergi!" Magi menuruni teras, memakai sepatu dan meminta Jin Hyuk mengawalnya.
"Yang Mulia!" Tuan Yoon menghalangi langkah Magi.
"Minggir!"
"Sebaiknya Yang Mulia tetap tinggal."
Mata Magi yang berkaca-kaca dan memerah menatap tajam pada Tuan Yoon.
"Demi keselamatan Yang Mulia."
"Apa aku harus berdiam diri lagi dan membiarkan pendukungku kehilangan nyawa!" Magi berteriak frustasi.
Tuan Yoon memahami apa yang dirasakan Magi. Ia pun menyerah. "Tolong pergi menggunakan mobil. Jangan menggunakan kekuatan apa pun yang Yang Mulia miliki untuk saat ini." Ia pun minggir, memberi jalan untuk Magi.
"Yang Mulia. Izinkan saya ikut bersama Yang Mulia." Sung Rin menyusul Magi.
"Park Sung Rin!" Su Ri menegur Sung Rin dengan suara yang hampir tak terdengar.
"Kau tetap di sini. Jaga tempat ini!" Magi memberi perintah, lalu pergi dengan pengawalan Jin Hyuk.
Joong Ki bergegas mengenakan sepatunya dan menyusul Magi. Namun, Tuan Yoon mengahalau dan memintanya untuk tidak ikut campur dan tetap tinggal. Membenarkan permintaan Tuan Yoon, Joong Ki pun mengurungkan niatnya dan memilih kembali ke kamarnya. Ia enggan kembali ke istana malam ini.
***
Joong Ki minum-minum sendirian di dalam kamar yang sebelumnya ia huni bersama Magi. Kamar itu terlihat semakin besar dan kosong karena hanya ada dirinya di sana. Berniat mengubur rasa bersalah karena tak bisa berbuat apa pun untuk Magi, ia terus minum dan minum hingga mabuk.
Di luar kamar, Il Woo, Dong Hae, dan Kyu Hyun tetap terjaga dalam hening. Ketiga sibuk dengan pemikiran masing-masing usai kemunculan Jin Hyuk. Il Woo dan Dong Hae baru menyadari jika "Yang Mulia" bagi Jin Hyuk adalah Magi yang artinya Magi adalah Putri Ahreum yang asli. Sedang Kyu Hyun mengkhawatirkan Magi yang memilih pergi ke lokasi kejadian daripada tetap tinggal dan menunggu laporan. Ia khawatir pihak Ratu Maesil masih berada di sana dan berniat menjebaknnya. Tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu, Kyu Hyun hanya bisa memanjatkan doa untuk keselamatan Magi.
Su Ri dan Sung Rin sudah kembali ke kamar mereka. Su Ri duduk memperhatikan Sung Rin yang sibuk berganti baju. Ia bertanya-tanya kenapa Sung Rin berganti baju malam-malam begini. Bukannya membagi keresahan bersama, Sung Rin malah mengabaikannya dengan sibuk berganti pakaian. Kedua mata Su Ri membulat saat ia melihat Sung Rin mengenakan topeng untuk menutupi wajahnya.
"Park Sung Rin... kamu..." Su Ri terasa sulit melanjutkan ucapannya. Dengan dandanan seperti itu, ia paham jika Sung Rin adalah anggota Lesovik.
"Tetap diam di kamar. Aku harus melakukan sesuatu." Sung Rin selesai dengan persiapannya.
"Tapi, tapi Magi memintamu tinggal." Su Ri bangkit dari duduknya. "Tak bisa kah kamu tetap di sini? Aku takut sendirian." Ia menarik lengan Sung Rin.
Sung Rin berusaha menurunkan tangan Su Ri yang memegang lengan kirinya. "Aku harus pergi ke rumah L.Joe Seonbaenim dan membersihkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Lesovik dan Yang Mulia yang ada di sana. Posisiku cukup dekat. Sebelum pihak lain bergerak, kami harus melakukannya. Jangan khawatir, ada pengawal Raja di sini. Kamu aman."
Justru aku mengkhawatirkanmu! Su Ri berteriak dalam hati. Ia tahu itu hanya perasaan lemah. Sung Rin adalah anggota Lesovik yang pastinya lebih kuat darinya. Ia hanya tak ingin hal buruk menimpa teman-temannya lagi. Seperti apa yang menimpa L.Joe malam ini. Perlahan ia melepaskan pegangannya pada tangan Sung Ri. "Tolong berhati-hati dan kembali dengan selamat."
Sung Rin tersenyum di balik topengnya. Kemudian dengan hati-hati meninggalkan kamar dan pergi.
Su Ri menjatuhkan tubuhnya dan terduduk. Ia gemetaran karena mengkhawatirkan keselamatan Magi dan Sung Rin. Ia pun memejamkan mata dan menyatukan kedua tangannya, berdoa dengan tulus untuk keselamatan teman-temannya.
***
Magi yang duduk di kursi depan di samping kanan Jin Hyuk yang sedang mengemudi tidak bisa menyembunyikan kecemasannya. Kecelakaan, di jembatan yang sama seperti kecelakaan yang ia alami dahulu bersama kedua orang tuanya. Keberadaan L.Joe pun belum ditemukan. Kesamaan itu membuat tubuh Magi gemetaran. Ratu Maesil menyiapkan hal ini untuk menyerangnya.
Magi bisa saja menggunakan kekuatannya untuk cepat sampai ke lokasi kejadian. Ia bisa berlari secepat kilat atau menggunakan kekuatan untuk berpindah tempat. Namun, selama ini ia diminta untuk tidak menggunakan kekuatannya agar keberadaannya tidak terendus oleh Ratu Maesil. Walau ia adalah lawan tanding bagi Ratu Maesil, muncul tanpa persiapan dan perhitungan sama artinya dengan mencelakai diri sendiri. Karena itu ia selalu menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan sihir yang ia miliki.
Sesekali Jin Hyuk menoleh untuk memastikan kondisi Magi. "Yang Mulia yakin akan melanjutkan perjalanan ini?" Ia kembali bertanya.
"Mm!" Magi mengangguk tanpa keraguan.
Di bangku belakang ada Myung Soo dan Baro. Keduanya memang berada di sekitar Rumah Seni Snowdrop malam ini. Seperti malam-malam sebelumnya sejak Magi memutuskan tinggal di sana.
Baro ingin memberi penghiburan, tapi ia takut salah bicara hingga memilih diam. Myung Soo yang selalu diam meredam rasa khawatirnya akan keadaan Magi saat ini.
30 menit berkendara, Magi dan rombongannya sampai di lokasi kejadian. Sejak peristiwa nahas yang menimpa Jun Ki, Magi mengirim pasukan khusus dari Lesovik secara diam-diam untuk melindungi orang-orang penting yang berpotensi menjadi sasaran Ratu Maesil. Begitu juga dengan Keluarga Lee Byung Man. Ia yakin kejadian malam ini bukan karena pasukan yang ia kirim abai, melainkan karena sabotase yang dilakukan Ratu Maesil.
Belum ada tim evakuasi yang datang di lokasi kejadian. Yang berada di sana juga anggota Lesovik yang ia kirim untuk melindungi Keluarga Lee. Magi menerima laporan dari anggota. Seperti yang ia duga, kecelakaan terjadi setelah tim penjaga dialihkan. Anggota Lesovik berusaha memberi pertolongan pertama pada Lee Byung Man dan istrinya, tapi usaha mereka gagal. Mereka juga telah melaporkan kecelakaan itu, tapi tim penolong belum datang juga. Menyadari L.Joe tak berada di dalam mobil, mereka segera membagi tim dan melakukan pencarian di sekitar lokasi. Namun, belum menemukan titik cerah.
Dengan langkah gontai, Magi mendekati dua jenazah yang sudah dikeluarkan dari dalam mobil dan dibaringkan di atas aspal dengan ditutupi kain hitam. Ia berlutut di depan kedua jenazah dan membungkuk memberikan penghormatan terakhir. Air mata yang berusaha ia bendung tumpah. Di sela isak tangisnya, Magi terus mengucapkan kata maaf. Jin Hyuk, Myung Soo, dan Baro menunggui dengan khidmat di belakang Magi.
Setelah menguatkan diri, Magi bangkit dan berjalan mendekati mobil. Melihat posisinya, sepertinya mobil terhenti setelah menabrak pagar pembatas. Pasca kejadian yang menimpa keluarga Raja, pembatas jembatan ini dibangun ulang dan dibuat lebih kokoh. Karena tertahan pagar yang kokoh, mobil tidak sampai jatuh ke sungai yang berada jauh di bawah jembatan.
Magi tak tahan. Ia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ia memejamkan mata sejenak, ketika kembali membuka mata, kronologi kecelakaan yang menimpa keluarga L.Joe terpampang jelas di hadapannya. Seperti menonton televisi, Magi menyaksikan detail kecelakaan. Tidak ada mobil lain kecuali mobil yang dikendari L.Joe dan keluarganya. Namun, tiba-tiba mobil itu seolah terbentur benda keras dengan kecepatan luar biasa. Mobil terpelanting hingga terbalik, lalu kembali ke posisi semula dan menabrak pagar pembatas.
Mobil terhenti dan seolah tidak ada kehidupan. Lalu, Ratu Maesil muncul mendekati mobil dan tersenyum penuh kepuasan. Magi mengepalkan kedua tangannya melihat kejadian itu. Ratu Maesil berjalan-jalan di sekitar mobil lalu, kamera di dalam mobil tiba-tiba meledak. Ratu Maesil menghapus bukti yang bisa saja menunjukkan keberadaannya sebagai dalang di balik kecelakaan ini.
Saat Ratu Maesil menikmati pemandangan kehancuran di hadapannya, tiba-tiba pintu belakang mobil terbuka. L.Joe perlahan keluar, berusaha menyelamatkan diri. Kepalanya berdarah hebat. Melihatnya, kedua mata Magi terbelalak. Ia pun melangkahkan kaki untuk mendekati mobil. Di saat yang sama, Ratu Maesil bergerak cepat mendekati L.Joe dan meraih leher pemuda itu. Ratu Maesil mencekik L.Joe dan dengan langkah cepat menggiringnya menuju pagar pembatas. Tanpa ragu, Magi pun melangkah dengan cepat menyusul Ratu Maesil.
Seringan bulu, tubuh Ratu Maesil terangkat naik ke atas pagar pembatas. Masih dengan tangan kanan yang mencekik leher L.Joe. L.Joe terduduk di atas pagar dan berusaha lepas dari cengkeraman Ratu Maesil. Magi berhenti di bawah pagar, menyaksikan kejadian menyeramkan itu tanpa bisa berbuat apa-apa.
"Tidak akan kumaafkan jika kau sampai melukai Yang Mulia Tuan Putri." L.Joe mengancam dengan terbata-bata.
Ratu Maesil tergelak mendengar ancaman yang dilontarkan L.Joe. "Terima kasih atas kesetiaanmu pada Raja dan Putri Ahreum. Apa yang menimpamu dan keluargamu hari ini, adalah hadiah atas kesetiaan itu. Sampaikan salamku pada Raja saat kau tiba di alam baka!" Ratu Maesil menyeringai lalu mendorong L.Joe hingga pemuda itu jatuh menuju sungai.
Dengan sigap Myung Soo meraih tubuh Magi dan mendekapnya ketika gadis itu bergerak mendekati pagar untuk meraih sesuatu dan hampir terjatuh. Myung Soo mendekao erat Magi yang meraung-raung, mengutuk perbuatan keji Ratu Maesil yang membunuh kekasihnya.
***
0 comments