Rue dan Hongjoon duduk berdampingan
di teras rooftop. Rue menggelar tikar
di teras untuk duduk menikmati indahnya langit malam yang dihiasi taburan
bintang.
“Selamat ya. Noona terpilih menjadi ketua Dewan Senior lagi. Kak Kevin masih
jadi wakil?” Hongjoon memulai obrolan.
Ketika Rue melakukan perlawanan
bersama tim pelaksana ritual, di tengah pertempuran ia melihat Raja Buto
berdiri di depannya. Ketika ia mendongak, tubuhnya seolah tertarik. Ia tak bisa
mengelak. Saat sadar, Rue sudah berada di alam lain. Di depannya Raja Buto
berdiri menantang dengan dikerumuni pasukannya. Rue menelan ludah. Raja Buto
telah menyeret sukmanya ke alam gaib. Raja Buto tertawa. Suaranya menggelegar, memenuhi
langit dan bumi.
“Rue!” Goong berdiri di samping kiri
Rue.
“Goong-nim!” Rue kaget melihat Goong tiba-tiba muncul di sampingnya.
“Kamu nggak sendirian, Rue. Ada
kami. Kami akan maju perang bersamamu.”
Rue menoleh, di belakangnya berdiri
makhluk-makhluk astral penghuni SMA Horison. Ada kuntilanak, pocong, genderuwo,
siluman, dan makhluk astral lainnya.
“Sudah kubilang, kami nggak mau
dijajah. Setelah mengikuti rapat, aku juga mengumpulkan pasukan. Mereka adalah
yang secara sukarela bergabung untuk memperjuangkan tanah tempat tinggal kami.”
Rue menoleh ke arah kiri, tersenyum
menatap Goong. “Kamsahamnida, Doryeonim.”
“Kau kuat,Rue! Kita pasti bisa
mengalahkannya.”
Rue tersenyum dan menganggukkan
kepala.
“Eh? Dia siapa?” Goong menuding ke
arah kanan Rue.
Rue menoleh ke arah kanan. Kedua
mata bulatnya terbelalak. Terkejut mendapati Malaikat Maut berdiri di samping
kanannya. “Anda??” Tanyanya masih terkaget-kaget.
Malaikat Maut menoleh ke arah kiri
dan tersenyum pada Rue. “Kita lawan bersama. Aku akan menemanimu sampai akhir.”
“Anda sebenarnya siapa?”
Malaikat Maut kembali tersenyum. “Kita
selesaikan ini dulu. Baru kita duduk dan mengobrol.”
Rue tak paham dengan apa yang ia
rasakan. Mendengar kalimat yang diucapkan Malaikat Maut, ia merasa terharu,
senang, sekaligus sedih. Semua bercampur aduk di dalam dadanya. Ia hanya bisa
menganggukkan kepala sebagai jawaban.