¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤
05:27¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤
. Judul: Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: Hwaseong Akademi ’salang, eum-aggwa kkum’
. Hangul: 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight
Episode #3
Daehyun mengendap-endap mendekati Taemin yang tengah
sibuk berkutat dengan laptopnya. “Taemin!!!” panggil Daehyun sambil memegang
bahu sahabatnya itu.
“Omo!” Taemin tersentak kaget. “Daehyun! Kau ini!”
Daehyun terkekeh melihat ekspresi kaget Taemin.
“Ma’af… ma’af…” kata Daehyun di sela tawanya. “Apa yang kau lakukan? Oh, YOWL?”
“Iya, YOWL. Kenapa?”
“Kau… tertarik pada mereka? Dewa Kegelapan itu?”
“Rumor tentang member kelima YOWL cukup menghebohkan
murid-murid Hwaseong Academy, aku penasaran siapakah member kelima YOWL itu.”
“Dan kita lihat apa yang kau temukan.” Daehyun ikut
menatap laptop Taemin.
“Tidak ada. Dalam akun resmi YOWL tidak ada foto
asli member kelima. Coba lihat, semua hanya berisi gambar anime dan boneka,
gothic.”
“Hitam, gelap, tapi bercahaya ckckck… Besok pasti
akan sangat sibuk. Oh…” Daehyun membaca pesan singkat yang baru saja memasuki
inbox-nya. “Taemin, aku pergi dulu.” Pamitnya.
Seorang pelayan mengantar Daehyun ketika ia sampai
di rumah sepupunya, Jinwoon. Daehyun pun masuk ke kamar Jinwoon. “Hyung!”
panggil Daehyun. “Oh, Sunbaenim.” Daehyun segera membungkuk memberi salam.
“Annyeong.” Sapa Joonghun –Choi Joonghun- yang
sedang asik bermain game.
‘Kenapa Joonghun Sunbaenim ada disini juga? Lalu
kenapa Jinwoon Hyung meminta ku kemari?’ gumam Daehyun dalam hati.
“Kau sudah datang.” Jinwoon memasuki kamarnya.
“Nee, Hyung. Ada apa meminta ku kemari?”
“Apa kau menemukan sesuatu?”
“Nee?? Tentang apa??”
Jinwoon tersenyum simpul dan terlihat kecewa.
***
Ai berdiri di depan gerbang Hwaseong Academy yang
masih tertutup rapat. Hawa dingin pagi ini sama sekali tak mengusiknya hingga
10 menit berlalu. Kemudian seorang pria paruh baya muncul dan membuka pintu
gerbang. Ai berjalan mendekat dan berhenti di dekat pria paruh yang telah
membuka setengah dari gerbang.
“Paman terlambat 10 menit dari jadwal. Aku berdiri
disana selama 15 menit.” Ai dengan wajah tanpa ekspresinya, datar.
Lee Moonsik mengerjapkan kedua matanya. Ia masih
memegang daun pintu gerbang dan menatap heran pada siswi di hadapannya.
“Harusnya gerbang di buka 15 menit lebih awal dari jadwal yang di tentukan.”
Imbuh Ai yang kemudian berjalan masuk.
“Ck! Siapa dia?! Ini juga sudah pagi. Omo! Apa dia
Nona Cucu Ibu Presedir??” gumam Moonsik sendiri.
Ai berjalan menuju bangunan utama sekolah. Para
petugas kebersihan sekolah menatapnya heran. Siapakah gadis itu? Kenapa ia
berangkat sepagi ini? Ai tersenyum kecil menyadari hal itu dan tetap berjalan
dengan tenang. Ai memasuki koridor dan berhenti di depan denah sekolah.
“Tetap saja kalah dari mu.” Kibum baru sampai 10
menit kemudian. Ia berdiri di samping kanan Ai ikut memperhatikan denah
sekolah.
“Toilet perempuan kelas X terletak di pojok.” Tunjuk
Ai.
“Ish! Kenapa kau selalu mempermasalahkan hal itu?
Kau tidak pernah berubah Ai. Dimana-mana memang seperti itu bukan tata letak
toilet? Pada umumnya.”
Jieun berlari kecil memasuki sekolah. Buku di
tangannya jatuh ketika ia memasuki koridor utama. Ia memungut buku-buku itu dan
menoleh kea rah kiri. Jieun selesai memungut buku-bukunya namun masih jongkok
memperhatikan dua murid yang berangkat lebih awal darinya di hari pertama
sekolah. Kibum menoleh dan menatap gadis yang sedang jongkok dan melihat
kepadanya. Kibum dan Jieun saling memandang.
“Ayo!” Ai berjalan pergi. Kibum segera mengikuti
langkah Ai.
“Pagi sekali mereka?” gumam Jieun sambil kembali
berdiri.
Kibum berjalan di samping kiri Ai, menemani gadis
itu berkeliling lantai dasar yang di khususkan untuk murid kelas X. Selesai untuk
lantai dasar, Ai menaiki tangga menuju lantai dua untuk kelas XI. Inilah tujuan
Ai berangkat pagi-pagi, untuk berkeliling sekolah.
“Ai, jangan katakan kau juga ingin melihat ke
tingkat tiga.” Kibum mencoba mencegah Ai yang bersiap menaiki tangga.
“Aku harus memeriksa semuanya!” Ai mengabaikan Kibum
dan tetap naik menuju lantai tiga.
Minki berdiri melipat tangan, tersenyum dan
mengangguk. “Ck! Apa ini menjadi tradisi baginya di hari pertama sekolah?”
gerutu Jaejoong.
“Ingat! Kalian jangan mencarinya!” kata Minki.
“Nee? Kenapa Hyung?” Tanya Jaejoong.
“Ck! Anak ini! Masak begitu saja kau tidak paham?!”
cela Minhyuk. “Kontroversi tentang member kelima YOWL bergabung dalam Hwaseong
Academy masih ramai di bicarakan, hari ini Ai pasti akan sangat di buru dan jika
kita ada bersamanya tidak akan jadi kejutan lagi, tau!”
“Ah! Aku paham hehehe…”
“Ai ingin bermain-main, karenanya kita harus menjaga
jarak?” komentar Jaejin. “Umm, ini pasti akan menyenangkan.”
“Benar! Karena itu jangan melakukan tindakan yang
terlalu menonjol, kalian paham?” Tanya Minki.
“Araso. Hyung, kami pergi!” pamit Jaejoong di ikuti
Minhyuk dan Jaejin. “Apa pribadi Ai terbentuk mengikuti dia?” bisik Jaejoong
yang segera mendapat hadiah sikutan Minhyuk. “Dugaan ku benar kan??”
“Wonbin sudah menunggu di sekolah.” Jaejin membaca
pesan di ponselnya.
Hwaseong Academy kembali memulai rutinitasnya. Murid
senior dan murid baru berbaur. Daehyun berdiri di pinggir gerbang mengamati
satu per satu murid yang memasuki sekolah.
“Daehyun? Apa yang kau lakukan disini?” sapa Taemin.
“Kau… menunggu seseorang?”
“Aa, aku hanya menunggu Jinwoon Hyung hehehe…”
“Oh. Baiklah, aku masuk dulu!”
“Nee. Sampai jumpa lagi di kelas. Huft…” Daehyun
lega Taemin tidak mengintrogasi dirinya. Ia pun kembali memperhatikan
murid-murid yang memasuki sekolah. Pandangan Daehyun terhenti di arah seberang.
Baru ia sadari jika Wonbin berdiri disana dan menatap lurus padanya. Tatapan
dingin dan tajam Wonbin sukses membuat Daehyun salah tingkah dan langsung membuang
pandangannya ke segala arah menghindari tatapan Wonbin yang seolah mengadilinya
itu.
Jaejoong mengejutkan Wonbin namun seperti biasa
ekspresi Wonbin tetap datar membuat Jaejoong sedikit kecewa, selalu demikian.
Keempat member YOWL ini berkumpul di dekat gerbang dan sedikit menyita perhatian
murid-murid lain. Yiyoung datang bersama Soojung. Jaejoong tak menyia-nyiakan
kesempatan dan langsung menyapa. Seperti yang sudah terjadi tempo hari,
Jaejoong di acuhkan. Jaejoong tak lepas menjadi bahan olokan Minhyuk dan Jaejin
sesudahnya. Viceroy tiba tak lama kemudian. Myungsoo menghentikan langkahnya
dan di ikuti oleh lima member Viceroy. Kedua kubu ini sempat menatap satu sama
lain, kemudian Viceroy pergi lebih dahulu.
“Sepertinya akan semakin memanas.” Komentar Joonghun
yang melihat keluar jendela dari lantai III tempat kelasnya berada. “YOWL dan
Viceroy.”
Jinwoon menghela nafas. “Orang-orang yang selalu
merepotkan.”
“Kenapa orang-orang biasa itu bisa menjadi sangat
menyita perhatian?”
“Nee??” Jinwoon menoleh dan menatap Joonghun.
“YOWL. Karena mereka berbeda meskipun mereka orang
biasa. Lalu, jika kembali memanas, kau akan mendukung siapa? YOWL atau
Viceroy?”
“Kau sendiri?”
“Ess, ini sulit! Siapa yang menarik perhatian ku,
aku akan mendukung mereka, sepenuhnya.”
Dewan Senior mengumpulkan murid baru di dalam aula
pertemuan yang mampu menampung seluruh murid Hwaseong Academy beserta para
staf. Taemin membuka acara, kemudian Son Hyun Joo selaku Kepala Sekolah maju
memberikan sambutan. Usai menyampaikan pidato singkatnya, Hyunjoo menyerahkan tanggung
jawab kepada Dewan Senior. Hyunjoo dan staf pengajar meninggalkan aula. Viceroy
dan Red Venus minus Jieun memasuki aula. Tak lama kemudian keempat member YOWL
menyusul masuk. Taemin kembali maju, ia memperkenalkan tentang sekolah dan
segala seluk beluk Hwaseong Academy. Joonghun dan Jinwoon masuk ketika Taemin
memulai sesi perkenalan. Taemin membawa daftar nama murid baru dari delapan
kelas yang sudah di tentukan. Taemin menyebut nama acak dari tiap kelas. Murid
yang di sebutkan namanya segera berdiri dan memperkenalkan diri. Taemin sampai
pada daftar nama kelas X-F. ia mengamati nama dari atas ke bawah dan jari
telunjuk Taemin berhenti di nomer absen tujuh.
“Fu-ji-wa-ra Ayu-mu?” panggil Taemin. Murid baru
mulai ribut karena mendengar nama Jepang yang di sebutkan Taemin.
Dewan Senior, Viceroy, Red Venus, Jinwoon dan
Joonghun memperhatikan murid baru. Mereka penasaran siapakah yang akan berdiri
memperkenalkan diri sebagai Fujiwara Ayumu. Hanya YOWL yang terlihat tenang. Di
sa’at murid baru ribut dan para senior di liputi penasaran tiba-tiba seseorang
mengangkat tangan. Seperti di komando, semua mata langsung tertuju pada
seseorang itu.
“Ma’af…” kata Kibum terbata. “Dia, tidak disini.”
Wooyoung yang duduk disamping Kibum langsung menunduk dan menutup wajahnya.
Sedangkan keempat member YOWL sontak tertawa.
Moonsik kesal. Ia tak tahu harus berkata apalagi
agar gadis ini pergi dari kediamannya. Ai melirik Moonsik lalu tersenyum manis.
“Aku akan pergi setelah mereka selesai.” Terang Ai.
“Bukankah seharusnya Nona mengikuti presentasi itu
agar Nona lebih mengenal sekolah ini?”
“Aku sudah melakukannya dan cerita tentang sekolah
ini sudah memenuhi hari-hari ku, sampai penuh. Duduk di sana, sangat
membosankan. Apa Paman kesal pada ku karena peristiwa tadi pagi?”
“Aa, tidak. Hanya sedikit terkejut saja. jadi benar
Nona adalah cucu Nyonya Shin?”
“Nenek 75 tahun itu?”
“Non-na?? Menyebut Beliau, Nenek 75 tahun itu??”
“Aku Fujiwara Ayumu, apa ada unsur yang sama dengan
Nyonya Shin Min Gi?”
“Fu-fu-ji-wa-ra Ay-yu-mu??”
“Ai, panggil saja aku Ai. Berhenti memanggil ku
Nona, aku tidak suka panggilan itu, ok?” Moonsik mengangguk paham. “Paman, aku
suka tempat ini dan ini akan menjadi sarang baru ku.”
“Apa?? Sarang??”
-------
“Dia benar-benar menikmati permainan ini.” Minhyuk
tersenyum dan menggeleng pelan.
“Menurut kalian, apakah Viceroy sudah menduga hal
ini? Member kelima YOWL adalah… Ai??” Tanya Jaejin.
“Itu bukan hal yang sulit.” Jawab Wonbin.
“Sobat, menurut kalian siapa yang menyebarkan rumor
itu? Member kelima YOWL bergabung dalam Hwaseong Academy?” Tanya Jaejoong.
“Kibum??” Jawab Jaejin.
Kibum memegang tangan Wooyoung. “Tempat ini sudah
ada pemiliknya!” cegah Kibum.
“Benarkah? Aku melihatnya masih kosong!” Wooyoung
bersikeras ingin duduk di bangku nomer dua dari belakang dan dekat jendela itu.
Ai muncul, menerobos Wooyoung dan Kibum lalu duduk di kursi yang di perebutkan
dua pemuda itu. Kibum tersenyum mencibir pada Wooyoung karena merasa menang
dari pemuda itu.
“Kemana saja kau?” Tanya Kibum yang sudah duduk di
kursi tepat di depan Ai. “Dewan Senior memanggil nama mu, suasana jadi gaduh
dan aku terpaksa mengangkat tangan dan mengatakan kau tidak di tempat.”
Ai tersenyum, “arigatou gozaimasu.”
Wooyoung yang duduk tepat di belakang Ai terus
memperhatikan Ai dan Kibum. Ia berusaha mendengar obrolan dua teman sekelasnya
itu. Ai menyadarkan punggung pada sandaran kursi agar lebih dekat pada
Wooyoung.
“Moshi! Moshi! Teisatsu-san!” sapa Ai pada Wooyoung.
(Teisatsu 偵察
= pengintai)
Mata sipit Wooyoung melebar mendengarnya. “Mm-mwo??”
“Kau sudah tertangkap! Sebaiknya kau tidak jauh-jauh
dari ku.”
“Ap-apa maksud mu??”
Kibum terlihat bingung melihat Ai dan Wooyoung. Dia
terus memperhatikan kedua makhluk yang tiba-tiba terlihat seperti sudah saling
mengenal sebelumnya. Ai memutar badan dan menghadap Wooyoung. Ai tersenyum
kecil, lebih tepatnya mencibir.
“Teisatsu! Mata-mata! Pengintai!” bisik Ai.
“Mm-mwo??!!!”
“Ck! Berlebihan sekali ekspresi mu itu! Jung Eui
Chul, dia mengirim mu bukan?”
“Iya, itu benar! Tapi, aku bukan mata-mata. Dan Nona
adalah orang yang harus aku lindungi.”
Ai tersenyum dan kembali menghadap Kibum. “Kau
mengenalnya?” Tanya Kibum.
“Dia orang kita.”
“Oh.” Kibum mengangguk namun masih mengamati
Wooyoung.
-------
Viceroy berkumpul di studio musik sekolah. Minhwan
asik menggebuk drum dan Jungshin memainkan bass. Sunghyun duduk berhadapan
dengan Myungsoo dan memetik gitar akustiknya. Hanbyul duduk di samping Myungsoo
dengan telinga tertutup headphone. Byunghun yang duduk di samping Sunghyun
sibuk mencorat-coret kertas di meja.
“Got it!” Byunghun tersenyum bangga. “Fujiwara
Ayumu, gadis itu member kelima YOWL.” Semua menaruh perhatian pada Byunghun
menghentikan aktifitas masing-masing. “Ai di ambil dari kata Ayumu, Ay. Ai (愛) itu cinta dalam
bahasa Jepang. Aku yakin Fujiwara Ayumu adalah member kelima YOWL.”
“Tidak ada pendukung YOWL di sini? Kita butuh
memastikannya.” Minhwan sangsi.
“Ish! Anak ini! Kau lihat profil Ai di akun resmi
YOWL? Identik dengan Jepang, foto-foto anime dan boneka-boneka yang ia
gunakan…”
“Gothic.” Sahut Sunghyun.
“Lalu seperti apa gadis bernama Fujiwara Ayumu itu?”
Tanya Hanbyul.
“Tidak ada foto asli, hanya foto anime dan boneka?”
Soojung fokus pada tab di tangannya bersama Gyuri.
“Hitam, gelap, gothic. Apa dia benar-benar sesat?”
komentar Gyuri.
“Fujiwara Ayumu??” celetuk Chaerin.
“Fujiwara Ayumu?” Tanya Soojung.
“Ada apa dengan Fujiwara Ayumu?” sambung Gyuri.
“SMS Byunghun!” Chaerin menunjukan ponselnya. “Ai
tak lain adalah murid baru bernama Fujiwara Ayumu.”
“Apa Byunghun sudah membuktikannya?” Tanya Yiyoung.
“Aa, kita kurang jeli. Aku rasa pendapat Byunghun
benar jika Ai adalah Fujiwara Ayumu.” Kata Soojung. “Ai adalah bahasa Jepang
dari cinta. Ayumu, Ay adalah Ai. Masuk akal bukan? Ai di sebut-sebut sebagai
berkah berkelimpahan, cinta.”
“Wah, itu benar!” Chaerin setuju pada penjelasan
Soojung.
“Lalu, seperti apa Fujiwara Ayumu itu?” Tanya
Yiyoung, lagi.
-------
“Kau kenapa?” Tanya Taemin pada Daehyun.
“Aniya.”
Taemin menghela nafas dan beralih pada Jieun.
“Jieun, apa Red Venus akan ikut andil jika peresteruan YOWL dan Viceroy kembali
memanas?”
Jieun rupanya tak mendengar pertanyaan Taemin karena
kedua telinganya tertutup headset. Daehyun segera menyikut Jieun. “Nee?? Ada
apa??” Tanya Jieun sambil melepas headsetnya. “Ma’af…” Jieun dengan wajah
menyesal.
“Red Venus ada di antara Viceroy dan YOWL dan
sepertinya babak baru akan di mulai…”
“Aku tidak tertarik!” Potong Jieun. “Sebenarnya
hanya Yiyoung yang berada di tengah Jaejoong dan Myungsoo, bukan Red Venus. Apa
untungnya juga ikut andil?”
“Dia itu! Ck!” Daehyun tiba-tiba berdecak kesal
membuat Taemin dan Jieun kompak menatapnya. “Oh, ma’af. Itu bukan kalian. Aku
harus pergi!” Daehyun bergegas meninggalkan kantor Dewan Senior.
Daehyun berjalan sendiri menyusuri koridor sekolah.
Ia menangkap sekelebatan sosok Jinwoon dan mengejarnya. “Hyung!” Daehyun
merangkul Jinwoon yang tetap bersikap dingin padanya. “Hyung sudah bertemu
dengannya?”
“Aku tidak pergi untuk mencarinya dan bertindak
bodoh seperti yang kau lakukan pagi ini di depan gerbang.”
“Hyung tidak ingin bertemu dengannya? Kenapa Hyung
mencari tahu tentang dia namun sekarang tak ingin melihatnya?”
“Jangan berpura-pura peduli!” Jinwoon menghentikan
langkahnya, begitu juga Daehyun. “sebenarnya, kau ini berdiri di pihak siapa?”
“Nee?? Aku??”
“Datanglah ke kelas X-F jika kau ingin bertemu
langsung dengannya!” Jinwoon melangkah pergi.
“Hyung! Ah, aku bingung pada orang itu!”
***
Ai sibuk memotong apel merah dan Minki menyantap
menu makan malamnya. “Bagaimana hari pertama mu di sekolah?” Tanya Minki.
“Sekolah selalu saja seperti itu, monoton dan
membosankan. Hah, bagaimana bisa aku memutuskan untuk mengambil jalan ini?” Ai
menyuapkan sepotong apel ke dalam mulutnya.
“Seharian ini kau sibuk melarikan diri, apa itu
benar?”
“Aku hanya sedang menyusun strategi.”
“Ish! Strategi??”
“Em! Dan aku berhasil menangkap teisatsu yang mereka
kirim.”
“Tei-sat-su??”
“Em! Mata-mata, Euichul Oppa. Menangkapnya di hari
pertama sekolah, hebat bukan?”
“Itu bukan mata-mata, tapi bodyguard. Mereka
melakukannya karena mereka sayang pada mu.”
“Sayang?? Apa itu istilah lain untuk pembatasan
kebebasan? Aku hanya gadis biasa, bukan putrid raja, jadi apa gunanya mengirim
bodyguard ke sekolah? Mereka itu kekanak-kanakan sekali.”
“Jung Ji Yoo! Setiap orang tua pasti ingin
melindungi anaknya dan melakukan yang terbaik untuk itu. Apa kau tidak lelah
terus melarikan diri seperti ini?”
“Aku tidak melarikan diri. Inilah hidup ku dan aku
bukanlah anak kecil lagi. Aku sudah punya Oppa disini, bagi ku itu sudah cukup
dan aku bahagia dengan jalan hidup ini.”
“Sampai kapan?”
“Em? Mungkin selamanya atau jika salah satu dari
kami lelah dan mengaku kalah.”
“Kau ini benar-benar kepala batu!”
“Makanlah Oppa, makan.” Ai tersenyum manis.
-------
YOWL berlatih di studio mini milik mereka. Jaejoong
menyanyikan lagu Pieces yang di populerkan SUM 41 dengan apik di iringi
permainan musik keempat rekannya. Kelima remaja ini sangat apik membawakan lagu
tersebut.
“Besok aku akan menagih janji Myungsoo.” Kata
Jaejoong usai latihan. Ai mengambil lollipop di tasnya dan menghamburkannya di
meja. “Apa ini??”
“Berhenti merokok dan hidup sehat!” Ai memasukan
lollipop ke dalam mulutnya.
“Woa! Ini baik untuk mu, Jaejoong.” Jaejin mengambil
satu buah lollipop.
“Dia makin parah sa’at kau pergi!” Minhyuk ikut
mengambil satu dan menuding Jaejoong. “Sepertinya dia memang tidak bisa tanpa
mu Ai.”
“Ish!” Jaejoong melempar satu buah lollipop pada
Minhyuk. “Ai, jangan percaya padanya! Aku sudah menguranginya.”
“Bagaimana tanpa Ai?” goda Jaejin.
“Anak-anak ini!!”
“Janji Myungsoo? YOWL boleh tampil dalam even
sekolah dengan lima member jika semua member adalah murid Hwaseong Academy?”
Tanya Ai dan Jaejoong mengangguk. “Kenapa terburu-buru? Kau yakin ingin tampil
di sekolah itu?”
“Kau sudah resmi menjadi murid Hwaseong Academy,
sudah sa’atnya mereka tahu siapa itu YOWL.”
“Em? Hagh! Rileks, pelan-pelan saja. Jangan
terburu-buru, maka mereka akan datang sendiri dan menyerah pada mu.”
“Ai, daebak!” Minhyuk memberikan dua jempolnya untuk
Ai.
“Hah, terserah kau saja. Oya, apa kalian tahu siapa
yang menyebarkan rumor member kelima YOWL masuk Hwaseong Academy?”
“Sudah ku katakan sebelumnya, aku menduga itu ulah
Kibum.” Terang Jaejin.
“Wonbin!” Minhyuk menuding Wonbin yang segera
menggeleng.
“Itu aku!” jawab Ai dan semua kompak menatapnya.
“Butuh pemanasan sebelum perang yang sesungguhnya dan ini manjur, pengunjung
akun resmi kita membludak dan Viceroy mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Adil bukan?”
“Ai benar-benar hebat! Viceroy dengan mudah
mendapatkan mu. Hah! Permainan yang licik. Kau serigala sebenarnya!” komentar
Minhyuk.
“Pagi tadi Daehyun terus berdiri di gerbang,
mengamati murid-murid, aku rasa dia menunggu mu. Apa dia menemui mu, Ai?”
Wonbin bersuara juga.
“Jung Dae Hyun?? Untuk apa dia mencari Ai??” Tanya
Minhyuk.
“Dia keluarga Jung, bodoh!” cela Jaejin.
“Dia tidak datang mencari ku. Aku hanya menangkap
teisatsu yang di kirim Euichul Oppa.” Jawab Ai.
“Teisatsu?? Bodyguard??” Tanya Wonbin.
“Mereka juga mengirimnya ke sekolah? Ada berapa
orang?” Tanya Jaejin.
“Mereka itu berlebihan sekali.” Komentar Minhyuk.
“Sampai kapan kau akan terus melarikan diri?” Tanya
Jaejoong.
“Kita harus segera mengemasi barang-barang kita!” Ai
bangkit dari duduknya. “Besok sore tempat ini harus di kosongkan.”
“Kita bisa menggunakan garasi rumah ku seperti
dulu.” Minhyuk ikut berdiri.
“Aku tidak mau!” tolak Ai.
“Nee?? Wae??”
“Ai benar! Aku tidak mau kita di demo lagi dan di
anggap mengganggu ketenangan. Tetangga mu itu mengerikan.” Jaejin mendukung Ai.
“Lalu bagaimana?” Tanya Minhyuk.
“Gedung milik Bibi Han, aku pasti akan
mendapatkannya!” Ai penuh keyakinan.
“Mwo??” Jaejoong, Minhyuk dan Jaejin kompak.
“Bibi Han? Kau jangan bercanda!” Wonbin juga kaget
mendengarnya.
“Tidak. Kalian tahu jika aku menginginkan tempat itu
sejak lama dan sekarang waktunya.”
“Kau tahu siapa Bibi Han itu?” Tanya Minhyuk.
“Tentu saja aku tahu. Aku tumbuh berkembang di
Jeonggu Dong, aneh jika aku tak tahu siapa wanita hebat itu.”
“Dasar gila!” cela Wonbin.
“Dari dulu aku memang gila. Ayo kita bereskan!”
Jaejoong tersenyum melihat Ai. “Aku senang dia
kembali, dan YOWL akan baik-baik saja karena memiliki Ai.”
“Ya! Ayo bantu kami!” panggil Jaejin yang sudah
sibuk berkemas bersama Ai dan Wonbin.
“Ma’af aku terlambat.” Kibum berlari masuk.
“Aiya! Kau ini manajer macam apa? Ha? Ayo, kita
selesaikan!” Minhyuk merangkul Kibum dan bergabung bersama Ai, Jaejin dan
Wonbin.
Jaejoong tersenyum melihat teman-temannya. “Aku
bahagia, sangat bahagia. Aku ingin selamanya seperti ini, bersama mereka. Aku
cinta kalian, Sobat.” Gumam Jaejoong lalu ia ikut bergabung untuk mengemasi
barang-barang YOWL.
-------TBC--------
.shytUrtle_yUi.
0 comments