¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤
20:43
HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams-
(화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-)
. Judul: Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: Hwaseong Akademi ’salang, eum-aggwa kkum’
. Hangul: 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight
Episode #2
“Kau mau menantang ku, ha?!” Yongbae mengulang
pertanyaannya. Yongbae menyincingkan senyum. “Dengarkan baik-baik! Jika kau
mengadakan pertunjukan di sini, maka kau harus membayar pajak pada ku!” Gadis
itu malah menodongkan tangan kanannya pada Yongbae. Yongbae shock dibuatnya.
“Kalian harus membayar tiket pertunjukan!” kata
gadis itu santai.
“Kak-kau!! Ish! Anak ini! Kau cari mati ha?!” bentak
Yongbae. “Berani sekali bertingkah di depan ku!”
“Ya!!” teriak Jaejoong berlari mendekat di ikuti
Wonbin, Minhyuk, Jaejin dan Kibum. “Huh! Suku Pengacau!” olok Jaejoong yang
sudah berdiri di depan Yongbae bermaksud melindungi gadis disampingnya.
“Kenapa kau ikut campur!”
“Aku harus ikut campur, karena dia adalah tanggung
jawab ku!”
“Ish! Tanggung jawab?? Pergi dari sini!” Yongbae
mendorong dada Jaejoong. “Kim Jae Joong!” Yongbae masih terus mendorong dada
Jaejoong.
“HENTIKAN!!” perintah gadis itu tiba-tiba. Yongbae
menghentikan gerak tangannya dan beralih menatap gadis yang masih bertahan
ditempat ia berdiri.
“Kau, gemar sekali membuat kekacauan!” imbuh gadis
itu.
“Ck! Siapa kau berani sekali memerintah ku?!”
tantang Yongbae.
“Aku, Fujiwara Ayumu!” ungkap gadis itu sambil
membuka topi jaketnya. Mata Yongbae melebar melihat gadis dihadapannya. “Wae?
Kau terkejut melihat ku?” Tanya gadis dengan riasan gothic itu.
“Anee! Kenapa kau kembali?! Kau itu selalu saja
merusak kesenangan ku dan mengganggu ketenangan ku!” Yongbae menutupi rasa
kagetnya.
Ai –Fujiwara Ayumu- memiringkan kepala menatap
Yongbae dengan tatapan dan ekspresi datarnya. “Begitukah??”
“Dia sudah pasti terkejut melihat mu!” komentar
Minhyuk.
“Berapa kali dia harus menahan malu karena kalah
melawan kita!” sambung Jaejin yang kemudian tertawa bersama Minhyuk.
“Kalian pikir kalian hebat, ha?!! Aku sudah lebih
kuat sekarang!” Yongbae sambil menepuk dadanya sendiri. “Jangan berlagak paling
hebat di depan ku!”
Jaejoong mendekatkan wajahnya pada Yongbae.
“Benarkah??” Tanyanya lirih. “Kalau begitu, ayo kita buktikan…”
*THE OFFSPRING- The Kids Aren't Alright*
Ai menendang dada Yongbae. Jaejoong kemudian maju
dan menghalau Yongbae yang hendak melakukan serangan balik. Wonbin, Minhyuk dan
Jaejin maju dan berkelahi melawan anak buah Yongbae. Kibum mundur dan merapat
ke tembok. Ia panik melihat perkelahian antara YOWL dan geng Yongbae. Ai
menyunggingkan senyum di bibir tipisnya dan berjalan mundur kemudian kembali
naik ke atas tembok dan terlihat menikmati perkelahian di depannya. Kibum
mendekati Ai namun gadis itu terlalu asik melihat perkelahian antara YOWL dan
geng Yongbae. Kibum segera meraih ponsel di sakunya dan terlihat sibuk mengetik
sms.
To
Minki Hyung: Tolong! Mereka berkelahi lagi! Dekat gang!
Minki yang baru sampai dan hendak memasuki rumah
terkejut membaca pesan singkat yang di kirim Kibum. Minki langsung berlari
pergi menuju tempat yang di sebutkan Kibum.
“Ya!!” Minki berlari mendekat dan kemudian membantu
YOWL melawan geng Yongbae. Ai tetap tenang duduk menyilangkan kaki diatas
tembok. Kibum merapat lebih dekat padanya namun tak ikut naik ke atas tembok.
“Ya! Aku pikir kau telah berubah setelah berkelana!”
suara Kibum hampir tak terdengar oleh Ai.
“Sesekali kau juga harus mencobanya, agar kau tahu
bagaimana hidup sebagai laki-laki sebenarnya.” Respon Ai tanpa mengalihkan
pandangannya pada Kibum.
“Mwo??” Kibum membetulkan letak kacamatanya. “Aku
ini laki-laki sebenarnya!”
“Kenapa kau undang dia kemari?” Ai menatap sinis
pada Kibum. Kibum tak berani menjawab dan langsung menunduk.
Yongbae dan
ketujuh anak buahnya lari tunggang langgang. Minki mengatur nafasnya
yang terengah-engah. Ia berdiri berkacak pinggang di depan Ai. “Cepat turun!”
perintah Minki.
“Kenapa Oppa datang di sa’at seperti ini? Kami tidak
butuh bantuan, Oppa lihat kan? Kami bisa mengatasinya. Oppa merusak suasana
hati ku saja.” bukannya turun, Ai malah mengomel.
“FUJIWARA AYUMU!! APA PERLU AKU YANG MENARIK MU
TURUN?!!” Minki dengan wajah serius membuat Ai langsung turun dari singgasananya.
“Kenapa kau buat keributan lagi?!”
“Mereka yang memulai dan aku hanya mengikuti
permainan saja.”
“Kau!” Minki benar geram namun seperti sebelumnya ia
tidak bisa marah lebih dari itu pada Ai. “Kita pulang!” Minki meraih tangan Ai
dan menggandengnya pergi.
Jaejoong, Wonbin, Minhyuk dan Jaejin sibuk mengobati
luka mereka usai perkelahian. Kibum membantu menyiapkan obat bagi keempatnya
dan Ai duduk memperhatikan. Minki muncul membawa sepanci ramen panas.
“Woa~ makan! Makan!” sambut Minhyuk antusias. Kibum
beralih membantu Minki membagikan mangkok kepada yang lain.
“Eum, sedap sekali…” Jaejin menghirup asap yang
mengepul dari panci yang baru di buka. Ai tersenyum melihat teman-temannya
antusias makan bersama, walau hanya ramen instan yang terhidang di meja.
“Ai, kau akan tinggal seperti dulu?” Tanya Minhyuk
dengan mulut penuh.
“Em.” Ai mengangguk.
“Itu artinya kita akan bersama lagi?” sambung
Jaejin.
“Em.”
“Itu bagus.” Wonbin tersenyum lega.
“Kau akan melanjutkan sekolah? Kau akan masuk
Hwaseong Academy?” buru Jaejoong. Semua kompak menatap Ai.
“Aku akan memikirkannya.” Jawab Ai santai.
“Aku akan memikirkannya? Ish!” Jaejoong benar kesal.
“Aku telah menyiapkan pertunjukan pemanasan YOWL.”
“Aku tidak berminat!” tolak Jaejoong.
“Apa begini cara mu menyambut ku setelah aku
kembali?”
“Kau egois! Bagaimana dengan kami?! Haruskah kami
berlutut dan memohon padamu?!”
“Aku lelah!” Ai bangkit dari duduknya dan berjalan
masuk ke kamarnya.
Jaejoong membanting sumpitnya di meja benar
kehilangan nafsu makan karena sikap Ai. Kibum menggigit sumpitnya dan menatap
Jaejoong kemudian Minhyuk, Jaejin dan Wonbin. Suasana menjadi dingin sejenak.
Minki tersenyum melihat teman-teman Ai.
“Bencilah dia sepenuhnya atau percaya padanya
sepenuhnya.” Minki memecah kebisuan. Ia kembali tersenyum kemudian beranjak
pergi meninggalkan lima pemuda itu.
***
“Mwo??” Wooyoung –Jang Woo Young- merasa salah
dengar. Ia terkejut hingga mulutnya membulat dan mata sipitnya melebar.
“Sek-kol-lah??” tanyanya terbata, “Hyung tidak sedang bercanda kan??”
Jung Eui Chul tersenyum, “Aku tidak sedang bercanda,
Wooyoung. Kau akan masuk Hwaseong Academy dan memulai pendidikan mu tahun ini.”
“Hwaseong Academy?? Hyung, kenapa aku?? Aku tidak
mengajukan permohonan beasiswa untuk melajutkan sekolah.”
“Memang tidak. Apa kau ingin selamanya seperti ini?
Mengabdi pada ku tanpa dasar pendidikan yang kuat? Setidaknya kau harus lulus
SMA. Aku suka pada hasil kerja mu dan aku percaya pada mu karena itu aku
memilih mu untuk misi ini.”
“Misi?? Di sekolah??”
“Ini. Datanglah siang ini ke Hwaseong Academy untuk
melihat pengumuman dan mengurus administrasi yang tersisa.”
“Hyung…..”
Daehyun –Jung Dae Hyun- berjalan sambil membuka
lembaran-lembaran kertas ditangannya. Karena tak fokus memperhatikan jalan, ia
pun bertabrakan dengan seseorang. “Oh, Hyung??” Daehyun kaget melihat orang
yang di tabraknya.
Jinwoon –Jung Jin Woon- menghela nafas. “Perhatikan
jalanmu!”
“Aigoo, Hyung juga tak memperhatikan jalan,
karenanya kita bertabrakan. Untuk apa Hyung ke sekolah hari ini?”
Jinwoon memperhatikan kertas ditangan Daehyun.
“Apakah itu daftar murid baru?”
“Ini??” Daehyun diam sejenak. “Omo! Hyung??”
“Ikut aku!” Jinwoon menyeret Daehyun.
Kibum berdiri di depan gerbang Hwaseong Academy yang
masih tertutup rapat. Di amatinya bangunan megah yang berada di balik gerbang
itu. Kibum terpana.
“Kibum~aa!!” Minhyuk datang bersama Jaejin. “Aku
mengejutkan mu??”
“Jantung ku hampir lepas. Ada apa kalian kemari?”
“Untuk apa kau berdiri disini?” Jaejin balik
bertanya.
“Tentu saja menunggu gerbang di buka untuk melihat
pengumuman. Kalian juga datang untuk itu?” Kibum membetulkan letak kacamatanya.
“Ini akan lama. Ayo!” Jaejin merangkul Kibum dan
membawanya pergi.
Daehyun menghela nafas. “Jadi karena itu Hyung
kemari?”
“Aku hanya ingin tahu apakah dia lolos seleksi atau
gagal.”
“Sayangnya daftar murid baru ada pada Taemin dan
Jieun, mereka sedang memasangnya kini.” Kata Daehyun enteng membuat Jinwoon
menatap kesal padanya. “Ini hanya jadwal kegiatan Dewan Senior hehehe…” Daehyun
tersenyum seolah ia tak bersalah walau telah membuat Jinwoon kesal. Jinwoon
benar marah pada pemuda di depannya ini.
BRUK! Minhyuk meloncat masuk dan turun tepat di
dekat Daehyun dan Jinwoon. Di susul kemudian Jaejin dan Kibum yang sempat
terjatuh. Daehyun melongo kaget, Jinwoon pun sama terkejutnya. Daehyun
mengamati pemuda asing yang sedang di bantu Jaejin untuk berdiri.
“Kau lihat apa?!” Tanya Minhyuk.
“Anee.” Daehyun segera menunduk.
Minhyuk menatap Jinwoon yang juga menatapnya. Ia tak
berbicara apapun begitu juga Jinwoon. Minhyuk, Jaejin dan Kibum pun pergi.
“Astaga…” Daehyun mengelus dadanya.
Daehyun berlari menghampiri Taemin dan Jieun.
“Wae??” Tanya Daehyun melihat ekspresi kesal Taemin.
“Mereka merampas satu lembar hasil pengumuman.”
Keluh Taemin –Lee Taemin-.
“Kedua member YOWL itu??”
“Nee…”
“Mereka itu benar-benar!” umpat Daehyun.
***
Ai tidak mengamen sendiri malam ini, ada Minki yang
menemaninya mengamen di Hongdae. Minki dan Ai sama-sama memainkan gitar
membawakan lagu ‘’Patience-Gun n’ Roses’’ lalu Minki mengambil bagian untuk
menyanyi. Duet kakak beradik ini lumayan menyita perhatian dan seperti
malam-malam sebelumnya beberapa pengunjung segera membentuk kerumunan untuk
melihat pertunjukan musisi jalanan ini. Beberapa dari mereka adalah penggemar
setia Ai.
Kibum menemui Jaejin dan Minhyuk sesuai janjinya
siang tadi. Ketiganya terlihat riang dan buru-buru berlari menuju rumah Wonbin.
Minhyuk menunjukan kertas di tangannya pada Wonbin. Wonbin tersenyum lebar dan
ikut bersama rombongan Minhyuk. Mereka berempat bergegas menuju kediaman
Jaejoong. Jaejoong terlihat lesu dan berjalan dengan langkah malas ketika
menemui teman-temannya. Minhyuk menunjukan kertas yang ia bawa pada Jaejoong
dan seketika itu wajah Jaejoong berubah ceria. Jaejoong sangat senang dan ia
memeluk Minhyuk lalu bergabung pergi. Kelima pemuda ini pergi bersama untuk
mencari Ai.
Minki dan Ai mendapat tepuk tangan meriah ketika
pertunjukan usai. Keduanya berdiri dan membungkuk ke segala arah.
Jaejoong, Minhyuk, Jaejin, Kibum dan Wonbin tiba di
Hongdae. Kelimanya berdiri berjajar menatap ramainya jalan Hongdae. “Kau yakin
dia di sana?” Tanya Jaejin.
“Em!” Kibum mengangguk mantab.
“Sobat! Ayo kita cari dia! Dan kita hajar Ai
habis-habisan!” Jaejoong berjalan memimpin. Kelimanya menyusuri jalan Hongdae,
menembus keramaian untuk mencari Ai. Kibum menunjuk tempat dimana Ai biasa
menggelar pertunjukannya. Mereka sampai namun Ai tak nampak disana. Mereka
mengawasi sekitar namun sosok Ai tak ada di antara keramaian itu.
“Ck! Dimana dia?!” Jaejoong berkacak pinggang dan kesal.
Mata sipit Jaejoong melebar dan senyum terkembang di bibir tipisnya. Jaejoong
berlari mendekat. “Annyeong!” sapa Jaejoong.
Empat gadis itu kompak menghentikan langkahnya.
Gyuri, Chaerin, Yiyoung dan Soojung kompak menatap Jaejoong, tatapan tak sudi dan
merasa terganggu. “Kau menghalangi langkah kami!” kata Gyuri ketus.
“Aku hanya ingin menyapa Tuan Putri.” Jaejoong
melirik nakal pada Yiyoung yang langsung membuang muka. Empat gadis itu kembali
berjalan melewati Jaejoong yang masih tersenyum. “Apa yang mereka lakukan di
Hongdae?” gumam Jaejoong.
“Itu restoran milik Ibu Myungsoo.” Tunjuk Jaejin.
“Myungsoo??” Jaejoong menoleh.
“Ish! Anak ini! Semua sibuk mencari Ai, kau malah
sibuk merayu Yiyoung!” cela Minhyuk kesal.
“Ayo kita pergi!” ajak Wonbin.
“Hah! Menyebalkan sekali!” keluh Gyuri ketika tiba
di meja tempat Jieun menunggu.
“Ada masalah?” Tanya Jieun.
“Kenapa Myungsoo mengundang kita kemari?” Tanya
Soojung.
“Ini restoran milik Bibi Kim.”
“Bibi Kim?? Oh, mianhae, aku tidak tahu. Lalu dimana
Myungsoo?”
“Dia baru saja pamit.”
“Kami terlalu lama ya?” Tanya Yiyoung dengan
ekspresi kecewa.
“Anee. Tiba-tiba ada panggilan darurat, begitu kata
Myungsoo. Dia pergi setelah pertunjukan usai.”
“Pertunjukan?” Tanya Chaerin.
“Nee. Musisi jalanan, kami melihatnya bersama. Eh,
kalian mau pesan apa?”
“Wajah mu riang sekali menyebut musisi jalanan itu.”
Protes Gyuri. Jieun hanya tersenyum menanggapinya. “Hah, apa yang mereka
lakukan disini?”
“Siapa?” Tanya Jieun.
“Jaejoong, YOWL?” jawab Gyuri.
“Isu ini terus berkembang sejak pengumuman tadi
siang.” Minhwan menutup penjelasannya. “Jika tadi membicarakan hal ini di depan
para gadis itu, bisa gawat.” Imbuhnya.
“Apa yang perlu di khawatirkan?” Tanya Jungshin.
“Tidak ada. Hanya saja bisa jadi sedikit masalah.”
“Apa Sunghyun, Hanbyul dan Byunghun tahu?” Tanya
Myungsoo.
“Hanya Byunghun yang memberi respon. Dia mengatakan,
dia akan mencari dan menemukan member kelima YOWL itu.”
“Serangan balik??” bisik Myungsoo. “Mereka telah
memulainya. Apa kalian siap?”
“Selalu.” Jawab Jungshin tenang.
“Pasti.” Minhwan pun yakin.
Ai dan Minki duduk berdampingan di kursi taman
menatap gemerlap lampu kota. Ai tersenyum kecil. “Ada apa?” Tanya Minki.
“Anee.” Minki menghela nafas dan turut tersenyum.
“Mulai sekarang, mereka harus percaya satu sama lain.” Minki mengangguk dan
kembali menatap gemerlap kota.
***
Jieun memegang gelas berisi teh herbal yang di
sajikan untuknya. Ia hanya diam melihat keempat rekannya sibuk bergosip dan
mengabaikan dirinya. Pagi ini Chaerin menerima sma Byunghun tentang isu member
kelima YOWL yang telah resmi menjadi murid Hwaseong Academy dan pertemuan kali
ini untuk membahas hal itu.
“Ma’af, tapi haruskah kita ikut campur?” sela Jieun.
“Mau tidak mau kita psti terlibat!” jawab Chaerin
ketus. “Walau sebenarnya hanya Yiyoung, tapi Red Venus tetap saja akan
terseret.”
“Sadarkah kau jika pertanyaan mu itu sangat konyol?”
cela Gyuri.
“Kau tidak menyadarinya atau pura-pura tidak paham?
Atau kau tidak suka?” Tanya Soojung.
“Sudahlah. Aku pribadi sebenarnya tidak terlalu
peduli pada perseteruan Viceroy dan YOWL.”
Chaerin menengahi.
“Lalu bagaimana dengan ku?” Tanya Yiyoung.
“Sebaiknya kau hati-hati menjaga perasaan mu. Aku
tidak yakin jika Myungsoo benar menyukai mu. Aku khawatir kau terbawa suasana
dan ternyata kau hanya di jadikan sebagai alat untuk menyerang Jaejoong.” Saran
Chaerin. “Kalau Jaejoong, aku melihat ketulusan, tapi aku yakin kau tidak minat
padanya. Aku juga tidak yakin Myungsoo itu tertarik pada seorang gadis, dia itu
terlalu dingin.”
“Chaerin! Jaga bicara mu!” bentak Gyuri. “Apa kau
pikir Myungsoo itu tidak normal?!”
“Aku hanya mengatakan dia terlalu dingin, bukan
tidak normal.” Chaerin membela diri. “Yiyoung, bagaimana jika suatu sa’at
Jaejoong berubah menjadi pemuda luar biasa? Kau tidak akan menyesal telah mengabaikannya?”
“Chaerin!!” giliran Soojung membentak. “Orang biasa
tidak akan bisa menjadi lebih dari itu! Cinderella dan sejenisnya hanya dongeng
jadi berhenti meracau!”
Chaerin bersikap biasa saja melihat kedua rekannya
naik darah tentang ocehannya. Jieun menggeleng melihat tingkah rekan-rekannya.
Myungsoo tersenyum kecil melihat tingkah Byunghun
dan Minhwan yang tengah berduet di ruang karaoke VVIP yang mereka sewa malam
ini.
“Ck! Mereka membuat telinga ku sakit!” keluh
Jungshin.
“Biarkan saja mereka menikmati malam mereka, hahg…”
Sunghyun menahan tawanya.
“Jadi rumor ini semakin ramai di bicarakan?” Hanbyul
sibuk dengan tab di tangannya. “Siapa member kelima YOWL itu?”
“Bukankah ini akan jadi sangat menarik?” komentar
Sunghyun. “Mereka telah memulai serangan balik mereka.”
“Yang aku dengar akun resmi YOWL makin ramai.”
Minhwan duduk bergabung.
“Mereka punya akun resmi?” Tanya Byunghun.
“Pirang! Matikan mic-mu!” olok Jungshin.
“Ma’af. Jadi YOWL punya akun resmi?” Byunghun
mengulangi pertanyaannya dan Minhwan mengangguk membenarkan. “Aigoo, kita
terlalu meremehkan mereka. Aa, Myungsoo, setelah ini apa kau akan menepati
janji mu? YOWL boleh tampil di even sekolah.”
“Tidak akan semudah itu. Aku ingin bersenang-senang
dulu.”
“Anak ini!” Byunghun merangkul Myungsoo.
***
Ai menyimpan lolipop dalam mulutnya. Ia berdiri
mengamati seragam yang tergantung di depannya.
“Ada masalah?” Tanya Minki.
“Hwaseong Academy, kenapa serba kuning? Kenapa bukan
Geumsong Academy saja?” –Geumsong: venus- “Bukankah ini aneh?”
“Aneh??”
“Hwaseong, mars, merah, Dewa Perang, kenapa bukan
merah? Mars planet ke empat namun memiliki lima sisi dan lima warna.” Ai
menyetuh emblem pada seragamnya. “Perpaduan menarik, tapi tetap saja aku akan
terlihat aneh! Ini tidak sesuai konsep ku! Coba jika merah di padukan dengan
hitam.” Ai kembali memasukan lolipop ke dalam mulutnya.
Minki ikut mengamati seragam milik Ai. “Ini normal. Itu
karena kau tidak terbiasa memakai warna cerah, lihat saja isi lemari mu! Tidak
bisakah kau menjadi seperti Gwen Stefany? Dia bisa beradaptasi dengan segala
warna walaupun dia lady rocker.”
“Bagaimana dengan Amy Lee? Dia bisa bertahan dengan
baik dalam konsep gothic. Hah… Onni itu benar-benar keren! Tapi aku tidak bisa
menyanyikan lagu-lagunya, dan mengikuti suaranya, miris.”
Minki tersenyum lalu mengelus kepala Ai. “Kau hanya
kurang serius. Jiyoo, tetap yang terhebat bagi ku.”
“Hehehe… gomawo, Oppa.”
“Tadi kau bilang tidak sesuai konsep mu?” Ai
mengangguk. “Kalau begitu dirikan saja Fujiwara Academy dan buat sekolah itu
sesuai konsep mu, em?”
“Suatu sa’at nanti.”
Minki tersenyum. “Aku akan selalu mendukung mu.
Sekarang waktunya kita bekerja!”
“Nee?? Oppa, kita akan kemana??”
“Pemanasan!” Minki merangkul Ai dan membawa gadis
itu pergi.
Penonton antusias mengangkat kedua tangan ke atas
dan melompat, bergoyang. Ai mengambil alih posisi Jaejoong dan menyanyikan lagu
‘All The Small Things-Blink 182’ lagu kedua yang di bawakan YOWL malam ini. Ini
pertama kalinya YOWL kembali tampil di atas panggung setelah vakum selama
delapan bulan karena kepergian Ai meninggalkan Korea. Minki duduk dan terus
tersenyum melihat penampilan YOWL.
“Uri shining star YOWL!” Yoo Jae Suk menepuk pundak
Minki. “Aku senang mereka kembali bersama. Club kecil milik ku ini pasti akan
ramai lagi.” Minki tersenyum dan mengangguk. “Hah.. melihat mereka mengingatkan
aku pada mu.”
“Hyung harus terus melihat mereka dan melupakan
tentang aku.”
“Sesekali kau bisa tampil bersama mereka. Itu bukan
ide buruk kan?”
“Hyung ingin membandingan aku dengan semangat YOWL?”
“Ai tidak memungkiri jika YOWL tumbuh baik karena
mu. Sesekali guru dan murid tampi bersama adalah hal wajar.” Minki hanya
tersenyum. “Aish! Anak ini! Aa, aku dengar Ai akan kembali sekolah dan dia
telah di terima di Hwaseong Academy, apa itu benar?”
“Em! Itu telah menjadi pilihannya.”
Jaesuk menatap YOWL di atas panggung dan tersenyum.
“Jaejoong dan yang lain pasti akan sangat senang. Berjuanglah, YOWL!”
“Hu! Ini benar-benar membuat ku hidup kembali!”
Jaejoong tersenyum lebar dan terbaring menatap langit malam. “YOWL telah
kembali dan kita akan meraung keras memenuhi Hwaseong Academy. Ai ma’afkan aku
karena sempat meragukan mu.”
“Aku harus segera mencari gedung baru untuk tempat
latihan kita, waktu sewa tempat latihan kita akan segera berakhir.” Jawab Ai.
“Ai, kau sama sekali tidak tertarik membicarakan
tentang sekolah?” Tanya Jaejin.
“Hwaseong Academy? Email yang kalian kirim tempo
hari membuat ku kenyang akan segala sesuatu tentang sekolah itu. Aku telah
memikirkannya.”
“Memikirkannya?? Rencanya balas dendam??” Tanya
Minhyuk antusias.
“Gedung baru untuk tempat latihan YOWL.”
“Oh… harusnya aku tidak memakai uang ku untuk
membeli drum set baru, pasti uang itu akan lebih berguna sekarang.” Sesal
Minhyuk.
“Kau sudah melakukan yang terbaik, tindakan mu itu
benar. Kau menginginkan drum set warna
biru, kau bekerja keras dan kau membelinya, itu sangat baik, jujur pada
diri mu sendiri, aku suka itu.”
“Kau selalu saja pandai membesarkan hati orang.”
Minhyuk tersipu.
“Kau sudah punya target gedung baru?” Tanya Wonbin.
“Em! Gedung yang sudah lama aku incar. Kali ini aku
pasti mendapatkannya.”
“Omo!” Jaejin bangkit dari tidurnya. “Ai, jangan
katakan itu…”
“Nee. Kau benar!” Ai ikut bangun, begitu juga
Wonbin, Minhyuk dan Jaejoong. “Hah… aku harus pulang.”
“Kau akan pergi?” Tanya Jaejoong.
“Aku harus benar-benar mempersiapkan diri untuk
sekolah senin nanti. Aku pergi!”
“Dia bisa gugup juga?” Tanya Jaejin.
“Ai juga manusia.” Minhyuk merangkul Jaejin. “Dia
itu kan memilki dunia terbalik, apa yang biasa bagi kita bisa jadi sangat mengerikan
baginya dan hal yang menurut kita mengerikan, hal itu di nilai biasa bagi Ai.”
“Sobat! Kita juga harus bersiap!” Jaejoong
mengulurkan tangannya. Wonbin tersenyum dan memegang tangan Jaejoong di susul
Minhyuk dan Jaejin. Mereka tersenyum bersama.
“YOWL!!!” seru Jaejoong.
“Auuu!!!!!” keempatnya meraung bersama.
-----TBC-------
kamsahamnida
-shytUrtle_yUi-
0 comments