Assalamualaikum,
annyeong haseyo nae saranghaneun shi-gUi ^^
Jika kUra-kUra sudah menyapa seperti ini, maka bisa di pastikan jika ff gaje bakal mengudara ^,^v. Ummm... ff kali ini saya mencomot Triple Kim sebagai cast dan sebuah persembahan untuk fans KeYoung Couple xixixi *pede amat saya nulis kayak gitu, amat aja kagak pede-pede banget*. Terima kasih kepada ALLOH SWT yang selalu memberikan ide-ide kepada saya. Terima kasih kepada KPOP idols yang ngga' pernah marah ketika nama-namanya saya comot begitu saja tanpa ijin secara langsung *Mimpi yang Sempurna kalo saya bisa minta ijin langsung sama artis KPOP*. Terima kasih kepada teman-teman, shi-gUi dan silent reader yang selalu memberi dukungan pada saya. Terima kasih buat yang tersayang 'blackjack' yang sudah menjadi jembatan penghubung antara saya dan dunia maya yang bernama 'fb'. Terima kasih semua :D
Ok, shi-gUi!
- selamat datang dalam lautan khyalan shytUrte -
¤ 14 Nights ¤
. Genre: Oneshoot/Straight/Romance
. Author: shytUrtle
. Cast: Lee Youngie, Kim Kibum (Almighty Key SHINee), Kim Jaejoong (Jaejoong JYJ of TVXQ), Kimjae (Thypoon TRAX)
. Other Cast: Jung Hyunri
. Special appearance: Jung Il Woo, Shim Changmin (Changmin TVXQ), Jung Shin Ae+Han Sunyoung (Geng Mujigae)
. Theme song: As One-12 Nights (main song of KeYoung Couple), Park Bom 2NE1-U&I, 2NE1-It's Hurt, f(x)-Beautifull Goodbye, other KPOP song.
Untuk orang-orang yang tersakiti karena mencintai. Cinta itu memiliki jalan sendiri. Sering kita ingin memilih cinta, akan tetapi pada akhirnya cintalah yang memilih kita. Terkadang Tuhan tidak memberikan apa yang kita minta, akan tetapi Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan.
Hanya suara gemercik air hujan yang menjadi backsound malam ini. Sepasang earphone juga tak bertengger di kedua telinganya. Dengan di balut jas hujan, tangan kanan membawa payung yang ia sandarkan di bahu kanannya dan sepatu boot itu benar-benar membuat tubuhnya terlindung dari serangan air hujan yang lumayan deras. Tidak ada orang lain kecuali dirinya yang berjalan menyusuri trotoar malam ini. Jalan yang sama yang selalu ia lalui setiap pagi dan malam selama 2 tahun ini. Youngie -Lee Youngie- gadis pendiam yang terkesan angkuh pada lingkungan sekitarnya. Gadis yang selalu berjalan dengan langkah medium (tidak cepat juga tidak pelan) dan kepala tertunduk. Gadis yang tidak banyak tahu tentang kejadian-kejadian di sekitar. Dia bukan menutup diri, tapi terlalu asik dengan dunianya sendiri. Gadis penyendiri yang terlalu sibuk bermain-main dengan alam imajinasinya sendiri.
Youngie tiba-tiba menghentikan langkahnya dan mengangkat kepala seraya menoleh ke arah kiri. Jalan raya yang tampak sepi dan seekor anak kucing yang hendak menyeberang. Dari arah depan terlihat mobil yang melaju agak kencang di tengah guyuran hujan. Entah apa yang sedang ada dalam otaknya malam ini, tiba-tiba saja Youngie melempar payungnya ke segala arah dan langsung berlari menuju jalan raya. Tanpa ragu ia berdiri di tengah jalan dan merentangkan kedua tangannya. "Ciiíiit...!!!!!!!" terdengar bunyi rem mobil yang di injak mendadak.
"Hey! Kau gila ya!" maki pengemudi itu ketika mobil box yang ia kemudikan berhasil berhenti jarak selangkah saja dari tempat Youngie berdiri.
"Ma'af, Paman!" Youngie membungkuk sopan kemudian segera menggendong anak kucing itu. "Sekali lagi ma'afkan saya Paman," Youngie terus membungkukkan badan dan meminta ma'af seraya minggir dari jalan raya.
"Dasar!" maki pengemudi itu sebelum kembali melajukan mobil box-nya.
"Fiuh~..." Youngie menghela nafas. Di angkatnya tubuh kucing kecil itu hingga sejajar dengan wajahnya, "hey, cari mati ya?" Ia berbicara pada kucing kecil itu. "Hampir saja!" Youngie meletakkan ujung jarinya tepat di kening kucing kecil itu. "Aku tidak bisa membawa mu pulang karena kakak iparku alergi pada bulu kucing," lanjut Youngie sedikit berbisik di telinga kucing itu.
"Meow~" kucing itu mengeong dan telinganya bergerak membuat Youngie tersenyum lebar.
"Kau paham rupanya? Hmmm..." Youngie mengedarkan pandangannya mengawasi sekitar.
Tidak mungkin jika ia membawa kucing kecil itu ke klinik tempat ia bekerja, itu terlalu jauh. Adakah tempat yang layak di sekitar sini? Di mana? Youngie tersenyum teringat sebuah gang buntu yang hanya berjarak 10 meter dari tempat ia berada kini. Youngie bersemangat menggendong kucing kecil menuju gang buntu itu. Tempat ini di gunakan untuk menampung sampah dari warga sekitar. Sedikit gelap, Youngie memaksa kerja matanya untuk mengais sesuatu yang bisa di jadikan tempat berlindung bagi kucing kecil itu.
"Selesai!!" seru Youngie riang. "Kau aman sekarang," usai membuat sebuah tempat berlindung untuk kucing kecil itu. "Adik kecil, dengar aku! Baik-baik di sini, ok! Besok, aku akan kembali dan membawa sarapan untuk mu, ok!" Youngie mengelus kepalb kucing itu kemudian kembali berdiri.
"Meow~"
"Aku janji, besok aku akan kembali dan membawa sarapan untuk mu, ok!" Youngie berjalan pergi.
Sementara itu si kucing kecil tetap menatap punggung Youngie hingga sosok itu hilang dari pandangan.
"Aku pulang!" seru Youngie.
Shin Ae -Jung Shin Ae- segera menyambut. "Apa yang terjadi?" tanya Shin Ae dengan tatapan iseng.
Istri dari si pemilik rumah Jung Il Woo ini memang sering bersikap iseng pada Youngie. Gadis yang kost di rumahnya sejak dua tahun yang lalu ketika kakak kandung Youngie, Lee Junki harus mengikuti wajib militer. Tak tega adik satu-satunya hidup sendiri, Junki sengaja menitipkan Youngie pada sahabatnya, Jung Il Woo.
"Ada apa?" tanya Youngie usai melepas mantelnya. "Tidak ada apa-apa, hanya hujan yang kurang bersahabat," tambah Youngie.
"Kau terlambat 15 menit, apa ada sesuatu di jalan?" sahut Ilwoo -Jung Ilwoo-.
"Tidak," Youngie menggeleng pelan mencoba menepis tatapan sangsi Ilwoo.
"Lekas bersihkan badan mu," sadar situasi mulai tak bersahabat, Shin Ae menengahi. "Aku akan menyiapkan makan malam, jadi cepat kembali ya!" tambahnya seraya berjalan menuju dapur.
***
Pagi yang sedikit cerah. Sa'at sarapan, Youngie menceritakan perihal keterlambatannya semalam. Ilwoo melempar pandangan pada Shin Ae, lalu keduanya tersenyum. Aneh, Youngie yang teramat acuh pada lingkungan sekitar tiba-tiba saja menolong seekor kucing kecil yang hampir tertabrak mobil. Ada tetangga baru saja Youngie tak mau tahu, tapi semalam ia sedikit menaruh perhatian meski hanya pada seekor anak kucing. Lumayan, sedikit perubahan yang lebih baik.
Penuh semangat Youngie berjalan menuju klinik tempat ia bekerja yang hanya berjarak 45 menit dari rumah Ilwoo. Youngie menepati janjinya untuk mampir mengantar sarapan pada kucing kecil yang ia tolong semalam. Youngie jongkok di hadapan kucing kecil yang masih tertidur pulas itu. Youngie membuka bungkusan berisi makanan dan meletakkannya tepat di depan hidung kucing kecil itu. Youngie kembali mengelus pelan kepala kucing kecil itu lalu bangkit dan mulai berjalan pergi.
"Meow~"
"Sudah makan sana! Aku harus bekerja, bye!" Youngie mengangkat tangan kanannya tanpa membalikkan badan.
Youngie bekerja sebagai office girl di klinik milik Kimjae sejak 2 tahun yang lalu.
"Tumben kau telat?" sapa Hyunri -Jung Hyunri- gadis resepsionis berambut pendek itu pada Youngie.
Youngie hanya tersenyum manis sambil sibuk membuka pintu klinik. Youngie dan Hyunri bekerja sama mempersiapkan klinik sebelum Kimjae tiba untuk memulai prakteknya. 15 menit kemudian si apoteker tampan Kim Jaejoong tiba. Kim Jaejoong, pemuda tampan yang berhasil menarik perhatian Youngie sejak ia bergabung di klinik Kimjae setahun yang lalu. Youngie selalu mengatakan pada Hyunri jika ia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Jaejoong. Namun Youngie hanya memendam perasaan itu dan mencintai Jaejoong dalam diam.
"Hari ini genap setahun," Hyunri menyikut Youngie.
"Genap setahun??" Youngie menatap Hyunri dengan ekspresi tak paham.
"He'em! Si tampan itu!" Hyunri melempar pandangannya ke arah Jaejoong.
"Iyakah?? Lalu...haruskah aku memberinya selamat??"
"Coba saja, sana!"
Youngie mengangguk antusias lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan. Youngie menghampiri Jaejoong, "hey, JJ! Selamat ya!"
Jaejoong menghentikan aktifitasnya menata obat-obatan. "Selamat?? Untuk apa??"
"Eng..." Youngie menunduk dan memainkan kedua jari telunjuknya. "Hyunri bilang, hari ini genap setahun kau bergabung di klinik ini, karena itu aku mengucapkan selamat," lanjutnya kemudian.
"Wah~ aku saja tidak tahu tentang itu hehehe, terima kasih ya sudah memperhatikan aku," Jaejoong membungkukkan badan.
"Kalau begitu, traktir kami," Hyunri merangkul Youngie. "Kami ini kan Sunbae mu," lanjutnya.
"Boleh, nanti malam usai jam tutup bagaimana?" Jaejoong langsung setuju.
"Nanti malam? Kemana?" sahut Kimjae si dokter tampan yang baru saja sampai.
"Jaejoong akan mentraktir kita," jawab Hyunri.
"Aku juga??" Kimjae menunjuk hidungnya sendiri dan Jaejoong mengangguk mengiyakan. "Ok! Tapi, aku mau sarapan masakan Youngie dulu ya! Youngie, mana sarapan ku hari ini?" tanpa sungkan Kimjae merangkul Youngie.
Nyaman, karena itu Youngie bertahan di klinik milik Kimjae. Meski di tempat itu, ia memiliki kedudukan paling rendah, Kimjae tak pernah memperlakukannya seolah ia benar 'pembantu' di kliniknya. Kimjae memperlakukan Hyunri, Jaejoong dan Youngie sama rata.
"Sudah malam, Jaejoong, kau antar Youngie ya!" perintah Kimjae. "Aku akan membawa Hyunri bersama ku," tambahnya.
"Tidak usah, aku bisa jalan kaki dari sini, aku sudah terbiasa seperti itu," tolak Youngie.
"Kita kan searah, daripada jalan kaki, ikut saja dengan ku. Tenang saja, aku tidak suka ngebut kok!" Jaejoong meyakinkan.
"Jaejoong benar, kalau jalan kaki bisa 1,5 jam," Kimjae mendukung Jaejoong.
"Aku..."
Hyunri tersenyum kecil menyadari perasaan Youngie. "Sudah sana!" Ia mendorong Youngie lebih dekat pada Jaejoong.
"Ayo naik!" perintah Jaejoong.
* Park Bom - You and I *
Dentingan lagu romantis milik lead vokal 2NE1 ini mengalun syahdu di benak Youngie ketika ia berada dalam boncengan Jaejoong. Mimpi apa ia semalam, hingga malam ini Youngie ada dalam boncengan Jaejoong. Berbunga-bunga, seolah menari di atas awan, itulah yang di rasakan Youngie. Entah sadar atau tidak, Youngie terus senyum-senyum sendiri. Youngie serasa terbang tak memijak bumi sampai pada akhirnya seorang pemuda yang berdiri di seberang jalan itu tersenyum kemudian melambaikan tangan padanya. Pemuda?! Seketika itu juga Youngie tersadar dari khayalannya.
"Jaejoong~aa, tolong berhenti!" Youngie menepuk punggung Jaejoong.
"Kenapa??" tanya Jaejoong setelah berhasil menghentikan motornya secara mendadak.
Youngie turun dari boncengan Jaejoong dan celingukkan mengamati sekitar. Ini adalah jalan di mana semalam Youngie menyelamatkan kucing kecil di seberang sana.
"Youngie!" nada suara Jaejoong sedikit meninggi.
"Kau tadi juga melihat pemuda di seberang sana kan?" tanya Youngie sembari menuding ke arah yang ia maksud.
"Pemuda??"
"Iya! Dia berdiri di tepi jalan, disana! Ia tersenyum dan melambaikan tangan pada kita!"
"Ish~" Jaejoong mengelus tengkuknya. "Tidak ada siapa-siapa di sana!" bantah Jaejoong.
"Apa??"
"Ish! Cepat naik! Kalau tidak, ku tinggalkan kau di sini!"
Bukan menuruti perintah Jaejoong, Youngie malah berlari ke seberang mencari pemuda yang ia maksud. Jaejoong hanya bisa menahan kesal dan tetap menunggu Youngie.
"Siapa pemuda itu?? Cepat sekali dia pergi??" tanya Youngie setelah ia kembali ke hadapan Jaejoong.
"Mana aku tahu!" jawab Jaejoong penuh kekesalan.
"Pacar mu?" sambut Ilwoo sa'at Youngie sampai di ruang tengah.
"Oppa mengintip?!"
"Kakak mu mendengar suara motor berhenti di depan rumah, karena itu dia melihat keluar," Shin Ae membela suami tercintanya.
"Jadi, dia pacar mu atau bukan?" tanya Ilwoo lagi.
Youngie mengerutkan keningnya. "Bukan!" jawabnya singkat seraya berjalan menuju kamarnya.
Youngie merebahkan tubuh lelahnya di ranjang dan terdiam menatap langit-langit kamarnya. Sosok pemuda misterius yang tersenyum dan melambaikan tangan padanya tiba-tiba muncul dalam pikiran Youngie. Youngie cepat menggelengkan kepala mengusir bayangan itu dari pikirannya. Ia memasang earphone di kedua telinganya serta menarik selimut dan memejamkan mata.
***
Pagi ini cerah sekali, padahal semalam hujan turun begitu derasnya. Youngie kembali mampir ke gang buntu tempat ia meninggalkan kucing kecil. Youngie celingukan mencari anak kucing berwarna hitam itu dan sesekali meneriakkan kata 'adik kecil' seperti biasa ia memanggil kucing itu, tapi tidak ada tanda-tanda kucing kecil itu muncul. Youngie meninggalkan bungkusan yang ia bawa tepat di tempat kucing kecil itu biasa tidur.
"Youngie~aa!" panggil Jaejoong sa'at jam istirahat siang tiba.
"Apalagi?!!" jawab Youngie ketus. "Belum puas seharian ini terus mengolok ku perihal kejadian semalam?!" Youngie bersungut-sungut kesal.
Jaejoong terkekeh melihat ekspresi Youngie. Hyunri yang berdiri selangkah di belakang Youngie menatap skeptis pada Jaejoong.
"Tidak," Jaejoong berusaha menghentikan tawanya. "Ma'afkan aku, aku hanya ingin mengenalkan seseorang," sambil mengajak gadis yang ada di sampingnya sedikit maju. "Kenalkan, ini pacar ku!"
JEDER~!!!!!
Entah darimana datangnya suara petir itu. Youngie seolah merasakan bagaimana tersambar petir di siang bolong yang cerah tanpa mendung sedikit pun. Entah, Youngie tak tahu apa warna wajahnya kini. Ia hanya merasakan rasa panas, bukan hanya di wajah tapi di sekujur tubuhnya. Jantungnya seolah berhenti berdetak, dadanya terasa sesak seolah akan meledak sa'at itu juga. Hyunri tak kalah kaget dari Youngie. Ia berpikir apa yang harus ia lakukan kini? Youngie, apakah gadis itu baik saja?
Secepat kilat Youngie mengembangkan senyum, "annyeong, aku Lee Youngie!" ucapnya terdengar sopan dan renyah memperkenalkan diri di hadapan kekasih Jaejoong.
Hyunri termangu. Tadinya ia berpikir jika Youngie akan mengucap kata ma'af lalu berlari menarik diri dari hadapan Jaejoong. Hyunri salah memprediksikan keadaan.
"Annyeong, aku Sunyoung, Han Sunyoung," gadis manis yang berdiri di samping Jaejoong itu menjabat tangan Youngie yang terulur.
"Hyunri, Jung Hyunri," kata Hyunri singkat seraya menjabat tangan Sunyoung.
"Senang bisa berkunjung kemari dan bertemu langsung dengan kalian. Jaejoong Oppa sering cerita tentang klinik ini juga kalian," jelas Sunyoung.
"Sudah ku duga jika dia itu memang suka bergosip," olok Hyunri, "kelihatannya saja pendiam," tambahnya.
"Hehehe~ begitulah," Sunyoung membenarkan ucapan Hyunri.
Youngie hanya tersenyum lesu menatap Jaejoong.
* 2NE1 - It's Hurt *
Alunan lagu melow milik 2NE1-It's Hurt memenuhi dapur klinik. Youngie duduk termenung membiarkan ponselnya memutar lagu itu berulang-ulang. Hancur lebur hati Youngie, bagaikan sebuah cermin kecil yang terjatuh dari lantai 10, hancur berkeping-keping. Cuplikan adegan canda tawa kemesraan Jaejoong-Sunyoung terus lalu lalang di pikirannya. Youngie tak bisa menepisnya tapi tak bisa juga menangis meluapkan rasa sesak yang kini memenuhi seluruh ruang hati dan jantungnya. Ingin berlari sambil berteriak kemudian menangis sekeras ia bisa, tapi tak mungkin Youngie melakukan itu. Ia tak mau menjadi tontonan gratis orang-orang di jam makan siang ini. Hanya membayangkan itu semua dan duduk merutuki nasibnya di dapur klinik.
"Hey!" Kimjae menggoyang tangannya tepat di depan wajah Youngie, namun gadis itu tak merespon. Kimjae memiringkan kepala mengikuti arah tatapan kosong Youngie, lalu ia tersenyum. "Youngie~aa!" panggil Kimjae seraya menggoyang lengan Youngie.
"Dokter?!!" Youngie melotot kaget.
"Apa?" jawab Kimjae santai.
"Tid-tidak," Youngie menundukkan kepala kelincutan terlanjur malu.
"Kenapa bekalnya di diamkan? Tidak lapar?"
Youngie diam menatap Kimjae kemudian menggeleng antusias.
"Kau sakit??"
***
Hari dengan jam kerja yang sama, namun terasa amat panjang dan lama bagi Youngie.
"Kau yakin kau baik-baik saja?" tanya Hyunri sekali lagi. "Kau ingin pergi ke suatu tempat? Mau aku temani?"
"Sungguh aku memang merasa tidak baik, tapi aku hanya ingin pulang, terima kasih Hyunri," Youngie membungkuk.
"Mau aku antar?"
"Aku bukan anak kecil yang cengeng tau! Sudahlah kau pulang saja."
"Hm, iya. Aku rasa memang lebih baik kau segera pulang lalu mengunci diri dalam kamar dan menangis memeluk boneka panda besar mu!"
Youngie tersenyum lesu, "kau sudah tahu rupanya."
"Bagaimana dengan Dokter Kim?"
"Cinderella hanya ada dalam dongeng," Youngie memutar tubuhnya membelakangi Hyunri. "Selamat malam! Semoga tidur mu nyenyak dan kau mimpi indah!" seru Youngie mulai berjalan pulang.
"Hey, kepang dua! Hati-hati di jalan!" seru Hyunri yang hanya di balas lambaian tangan Youngie.
* FT.Island - Only One Person *
Youngie berjalan pelan, masih menundukkan kepala dan mengantongi kedua tangan di saku jaketnya. Earphone setia bertengger di kedua telinga Youngie. Alunan sendu lagu milik FT.Island 'Only One Person' memenuhi gendang telinga Youngie. Apa ini? Pantaskah Youngie merasa seperti ini? Semalam adalah momen yang amat menyenangkan baginya, tapi hari ini? Rasa sesak gabungan dari amarah, kecewa dan juga rasa lega. Iya, setidaknya Youngie tidak perlu berharap lagi pada Jaejoong, tapi apakah ia mampu? Cinta yang terpendam sudah cukup menyiksanya dan perhatian Jaejoong membuat Youngie berharap lebih. Tidak, itu hanya buah pikirannya sendiri. Youngie menghentikan langkahnya dan lagi-lagi wajah tampan serta senyum mempesona Jaejoong melintas di pikirannya. Jaejoong, seorang yang ia cintai dan selalu ia harapkan untuk datang membalas cintanya. Youngie menundukkan kepala dan memejamkan mata. Air mata yang meluncur pelan itu terasa hangat di pipi pucat Youngie. Akhirnya Youngie menangis karena patah hati. Youngie menutup wajah dengan kedua tangannya dan menangis tersedu.
Youngie kembali mencari kucing kecil yang tak berhasil ia temui pagi tadi. Suasana gelap dalam gang buntu itu tak membuatnya takut sedikit pun.
"Adik kecil~ apa kau di sini? Adik kecil!" Youngie berharap kucing kecil itu muncul. "Adik kecil! Kau dengar aku? Lihat! Aku membawa makan malam untuk mu!" Youngie mengangkat kantung kertas di tangannya.
Krik...krik...krik... Hening, tak ada tanda-tanda kucing kecil itu.
Youngie kembali menundukkan kepala dan menurunkan lengannya. "Aku hanya ingin makan malam dengan mu, aku benar-benar sedih dan kesepian malam ini, hiks...hiks...hiks..." Youngie kembali menangis.
"Ayo! Kita makan malam bersama!" tiba-tiba terdengar suara pemuda yang arahnya jelas dari belakang Youngie.
Seketika itu Youngie menghentikan tangisnya dan berubah was-was. Ia memeluk kantung yang berisi dua potong ayam goreng hangat itu. Youngie terlihat berusaha meyakinkan dirinya sebelum membalikkan badan. Dengan cepat otak Youngie mengatur rencana penyerangan dan melarikan diri. Youngie takut, ia tak bisa memungkirinya dan itu terlihat jelas di wajahnya. Tubuhnya sedikit gemetar, Youngie mengepalkan tangan dan memejamkan mata meyakinkan dirinya sendiri bersiap membalikan badan.
...1...2...3!!!
* Oh Wonbin feat. miss $ - Falling From Before *
Mata Youngie melebar mendapati sosok yang telah berdiri di hadapannya kini. "Malaikat?" bisiknya lirih menatap pemuda berkulit putih bersih dan berwajah tampan itu. Youngie mengerjapkan mata dan menggeleng pelan kembali menyadari posisinya.
Pemuda itu menyimpan senyumnya dan beralih mengamati wajah Youngie dengan seksama. "Kenapa wajah mu basah?" Kibum -Kim Kibum- sedikit membungkukkan badannya agar lebih jelas menatap wajah Youngie. "Aneh," kembali menegakkan badannya dan mendongak menatap langit, "padahal tidak hujan," menggelengkan kepala.
Youngie menelan ludah dan bersiap kabur.
"Eits!" Kibum menggeser posisinya dan menghadang langkah Youngie. "Kau bilang ingin makan malam bersama ku, lalu kenapa kau seolah akan melarikan diri?"
Youngie mengerutkan dahi tanda protes atas sikap Kibum. Tunggu! Youngie mengamati wajah itu dengan seksama. Dia, dia! Dia pemuda itu!
"Kenapa?" tanya Kibum menyadari bahasa tubuh Youngie. "Ayo!" seolah sudah mengenal Youngie sebelumnya tanpa sungkan Kibum menarik tangan kanan Youngie.
Youngie masih bertahan diam namun protes dengan berusaha melepas genggaman erat Kibum.
"Jangan berontak! Ayo! Aku sudah lapar!" Kibum menyeret Youngie keluar dari gang buntu yang teramat gelap itu.
Youngie diam duduk di samping kiri Kibum di salah satu bangku yang tersedia di pinggir trotoar. Terus di pandanginya Kibum yang terlihat lahap menyantap sepotong ayam goreng di tangannya. Benar, Youngie tidak salah. Orang ini adalah pemuda yang tersenyum kemudian melambaikan tangan padanya.
Sadar jika Youngie terus menatapnya, Kibum pun menoleh, "Kenapa?"
"Tidak~" Youngie menggeleng kecil dan menunduk.
"Rasanya pedas, cocok untuk suasana malam ini yang lumayan dingin dan... patah hati."
Youngie langsung mengangkat wajah dan menatap Kibum dengan ekspresi kesal dan protes.
"Ess~" Kibum mengalihkan pandangannya, "aku tidak tahu jika ada yang patah hati di sini!"
Youngie langsung bangkit dari duduknya. Ia benar-benar kesal kini.
"Kenapa? Kau marah?" Kibum mendongak menatap Youngie. "Kau gadis aneh, kenapa semalam kau senyam-senyum seperti itu, em?"
BHUK!!! Youngie melayangkan tasnya dan mendarat indah di lengan kiri Kibum.
"Auw~!" pekik Kibum seraya mengelus lengannya. "Ini tindakan kekerasan! Aku bisa melaporkan mu ke polisi tau!"
"Laporkan saja!"
"Tunggu!" Kibum bangkit dari duduknya kembali menghalangi langkah Youngie.
Youngie menarik diri selangkah mundur dari hadapan Kibum. "Ma'af~" Kibum memelas, "aku tidak bermaksud membuat hati mu yang sudah patah dan hancur itu jadi makin dongkol."
BHUK!!! Kali ini tangan Youngie meninju lengan kiri Kibum.
"Auw~!" pekik Kibum untuk yang kedua kali. "Hobi sekali memukul orang," protes Kibum masih mengelus pelan lengannya. "Awas ya! Sekali lagi kau memukul ku..."
"Ma'af!" Youngie tiba-tiba membungkukkan badan dan Kibum termangu di buatnya. "Aku harus pulang."
"Oh~ em, iya! Tapi, besok kau pasti kembali kan? Ingat, aku akan menunggu mu di sini, seperti sebelumnya."
Youngie kembali menunjukkan ekspresi tak ramah.
"Ah~ silahkan," Kibum memberi jalan untuk Youngie lewat. Gadis itu pun berjalan pergi. Kibum tersenyum menatapnya, "hey! Terima kasih! Ingat ya, aku akan menunggu mu!" teriaknya.
Youngie menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Rentetan kejadian hari ini melintas cepat di otaknya. Jaejoong, ketika wajah itu kembali muncul, terasa amat sakit di hati Youngie.
"Oppa~, aku sangat rindu pada mu, cinta ku bertepuk sebelah tangan Oppa~" Youngie menangis tersedu memeluk boneka panda besar berwarna biru putih kesayangannya.
***
Gerimis, Youngie meletakkan anak kucing berwarna hitam itu di bawah kardus. Youngie tersenyum dan mengelus kepala kucing kecil itu lalu berjalan pergi. Tiga langkah Youngie berjalan, suasana gang buntu yang gelap itu berubah menjadi terang benderang. Youngie menghentikan langkahnya dan membalikkan badan. Kucing kecil itu berdiri jarak dua langkah dari tempat Youngie berdiri. Cahaya putih benderang itu tiba-tiba menyelimuti tubuh kucing kecil. Youngie mengangkat tangan kanannya tak kuasa menahan silau cahaya itu. Ia tak bisa melihat apa yang terjadi. Ketika kilau cahaya itu mulai berkurang, perlahan Youngie menurunkan tangannya. Cahaya itu sirna dan Youngie melotot kaget melihat kucing kecil yang tadi berdiri di hadapannya kini telah berubah wujud menjadi pemuda tampan yang ia sebut 'malaikat' semalam. Kibum berdiri dan tersenyum dengan memakai kostum serba hitam itu. Sungguh, ia terlihat tampan dan berkilau.
"Aaargh...!!!" Youngie menjerit terbangun dari tidurnya. "Huft~ syukurlah hanya mimpi," keluh Youngie seraya mengusap peluh di keningnya.
Sisa tangisan semalam tak bisa Youngie sembunyikan. Ilwoo dan Shin Ae hanya bisa bertanya dalam diam pagi itu. Mereka tak mau membuat Youngie kesal dengan pertanyaan yang mereka pendam. Keduanya memilih diam memendam rasa ingin tahu mereka dan menunggu Youngie bicara.
Youngie menghentikan langkahnya dan menatap gang buntu itu. Ia menggeleng pelan kemudian melanjutkan langkahnya menuju klinik. Youngie sengaja berangkat 30 menit lebih awal dari jadwalnya sehari-hari. Ia harus benar-benar menata hati untuk bertemu Jaejoong hari ini. Terus membisikkan kata menyemangati dirinya sendiri, iya pasti bisa! Hyunri tak lupa memberi dukungan pada Youngie. Beruntung ketika Jaejoong tiba, Youngie bisa mengatasi kegalauan hatinya dan bersikap wajar.
Setengah hari yang berat bagi Youngie. Sekarang apalagi? Kenapa Jaejoong bergabung untuk makan siang bersama di dapur klinik? Bukankah sebelumnya ia tak pernah ikut makan siang bersama seperti ini. Youngie diam merutuki kondisi ini. Hyunri melirik Youngie yang duduk di samping kirinya dan berhadapan dengan Jaejoong. Hyunri menggeleng pelan melìhat dua makhluk Tuhan di hadapannya ini.
"Jaejoong~aa," Hyunri memecah kebisuan, "kemarin itu, kau niat pamer ya?"
"Em?" Jaejoong berhenti mengunyah makanan di mulutnya. "Pamer??" usai menelan makanan di mulutnya dan Hyunri mengangguk antusias. "Ah~ tidak! Kemarin Sunyoung kebetulan mampir, sudah lama ia ingin tahu tempat kerja ku ini," jelas Jaejoong berseri-seri.
"Cerita apa saja kau, sampai pacar mu begitu penasaran pada tempat ini?"
Youngie hanya mengaduk-aduk bekalnya. Meski diam namun ia terus protes dalam hatinya. Ia berharap Hyunri diam, tak terus-terusan mewawancarai Jaejoong seperti itu. "Apa ini? Berniat mengolok kerterpurukan ku?" Youngie menggerutu di batinnya.
"Youngie! Kapan kau bawa pacar mu kemari?" Hyunri seraya menendang kecil kaki Youngie.
"Uhuk-uhuk!" Youngie terbatuk-batuk mendengar celetukan Hyunri.
"Youngie sudah punya pacar??" Jaejoong tertarik pada bahasan ini.
"Kenapa? Kau percaya jika dia tidak punya pacar?" tanya Hyunri pada Jaejoong.
"Hmm... tidak! Youngie kan cantik, tidak mungkin jika dia tidak punya pacar," Jaejoong mengutarakan pandangannya.
DEG!! CANTIK??? Wajah Youngie bersemu merah. Ia tak berani mengangkat kepala menatap Jaejoong yang duduk tepat di hadapannya.
"Lihat!" Hyunri menuding wajah Youngie. "Kau membuatnya malu!" menepuk lengan Jaejoong.
"Ahahaha~ aku bicara tentang kenyataan, iya Youngie itu cantik."
"Kau sempat menyukainya tidak?" celetuk Hyunri ringan.
Youngie merasa tegang. Nafasnya seolah berhenti. Ia berharap menjadi tuli sejenak, takut mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Jaejoong.
"Kagum, aku kagum pada gadis ini," Jaejoong menatap lembut gadis yang duduk menundukkan kepala di hadapannya. "Kadang aku berpikir, siapa pria beruntung yang berhasil menarik perhatiannya," tambahnya.
Hyunri melirik Youngie sejenak, "bagaimana jika itu kau?"
"Apa??" mulut Jaejoong membulat.
"Hyunri!!! Apa-apa'an Kau ini!!!" bentak Youngie tapi hanya dalam batinnya.
"Bisa jadi itu kau, kan?!" tambah Hyunri seolah benar mengacuhkan perasaan Youngie.
"Kalau itu aku... berarti, Youngie akan terluka karena aku, benar tidak?" Jaejoong menatap Youngie lalu Hyunri.
"Hey! Diam saja, kenapa?" Hyunri menggoyang tangan Youngie yang tergeletak di atas meja.
"Kenapa jadi membahas tentang aku??" komentar Youngie malu-malu.
"Karena pasti bukan hanya aku saja yang penasaran ingin tahu lebih tentang mu," jawab Kimjae seraya duduk di hadapan Hyunri. "Berhenti membuatnya malu! Lihat, wajahnya sudah seperti wortel sekarang!" olok Kimjae.
"Dokter Kim membelanya terus, ada apa ini?" Hyunri menatap skeptis pada Kimjae.
"Karena dia adik ku!" Kimjae meletakkan tangan kanannya di pundak kiri Youngie.
"Adik??!" pekik Hyunri. "Adik darimana?!" protesnya.
"Saudara ku laki-laki semua, merasa senang ketika bertemu Youngie. Wajahnya yang lembut benar-benar sosok adik yang aku dambakan," jelas Kimjae. "Aku sangat menyayangi adik ku ini," Kimjae mengelus kepala Youngie.
"Dia, juga teman baik ku!" Jaejoong tak mau kalah seraya melempar senyum pada Youngie.
Senyum Youngie tertahan sa'at ia menerima pengakuan adik dan teman baik dari dua pria tampan itu. Hyunri yang berada di tengah situasi hanya bisa menggeleng pelan.
* f(x)-Beautifull Goodbye *
Hanya seorang adik dan teman baik, itu sudah cukup bagi Youngie. Youngie tersanjung dan menghargai pengakuan Kimjae juga Jaejoong tentang dirinya. Jika menjadi seorang kekasih, suatu sa'at bisa saja putus. Tapi tidak ada kata putus untuk hubungan adik dan teman baik, bukankah ini lebih berharga? Youngie tersenyum miris mengingat semua ini. Pantaskah jika Youngie protes kepada Tuhan akan kondisi ini? Bersyukur atau merutuki keadaan ini? Ia benar merindukan Junki, kakak yang akan memeluk dan menenangkannya di sa'at seperti ini. Youngie menghembuskan nafas panjang, memang harus mengucapkan 'selamat tinggal' pada semua harapan dan mulai menyambut awal yang baru ini.
Langkah Youngie terhenti ketika sepasang kaki itu menghadangnya. Youngie mendengus kesal dan mengangkat kepala menatap Kibum yang sudah berdiri di hadapannya lengkap dengan senyum manis itu. Ekspresi Youngie benar-benar tak bersahabat pada Kibum.
"Annyeong~" sapa Kibum ramah tetap terlihat sumringah meskipun Youngie tak menyambutnya dengan ramah. "Aku menepati janji ku, aku menunggu mu hehehe."
Youngie masih menekuk muka menatap Kibum. Tapi ketika mengingat mimpinya semalam, Youngie jadi penasaran siapa sebenarnya pemuda yang berdiri di hadapannya ini.
"Kenapa diam saja? Aku datang untuk menghibur mu, kenapa tidak menyambut ku dengan senyuman? Kau lupa jika kau punya hutang pada ku?"
"Hutang?!" Youngie akhirnya bersuara juga.
"Mungkin kemarin kau merasa tak nyaman, tapi malam ini kau bisa menceritkan semua pada ku, gratis kok!"
"Apa?!!"
"Bukankah kau janji akan memberitahu ku alasan mu menangis semalam?"
"Ish! Hey, Tuan Alien! Aku bukan orang bodoh, jadi berhenti mengganggu ku!"
"Tuan Al-lien??"
"Sudahlah~" Youngie menggeser tubuhnya ke samping kiri.
"Tunggu!" Kibum ikut menggeser posisinya dan menghadang Youngie. "Ayolah~, jangan bersikap seperti ini, bukankah kita ini teman?"
"Teman?? Ma'af, aku tak tahu siapa kau..."
"Tapi aku tahu siapa kamu," potong Kibum cepat. Youngie mengerutkan keningnya tanda protes. "Nama mu Lee Youngie, 20 tahun. Sa'at ini kau tinggal bersama Jung Ilwoo dan istrinya, Jung Shin Ae. Kau bekerja di klinik milik dokter Kimjae sejak klinik itu mulai buka, dua tahun yang lalu. Rekan kerja mu, Dokter Kimjae, Jung Hyunri gadis resepsionis dan apoteker Noh Yi Young, tapi sekarang gadis itu telah di gantikan oleh Kim Jaejoong," cerocos Kibum sukses membuat Youngie termangu menatapnya.
Kibum menghirup udara dingin malam itu dalam-dalam lalu menghembuskannya. "Kalau aku tidak salah, kemarin adalah hari terburuk bagi mu dan," Kibum menatap Youngie yang masih termangu, "karena itu kau menangis."
Youngie berdiri tertegun. 'Siapa orang ini? Kenapa ia tahu semua tentang aku?' Begitu tanya dalam benak Youngie.
"Ess~, kau itu amat sangat tidak peduli lingkungan sekitar mu, aku tahu kau merasa minder, tapi itu bukan alasan yang tepat. Katakan, kau benar kesepian bukan?"
'Tidak! Aku tidak kesepian! Aku, aku sudah terbiasa seperti ini!' arti tatapan protes Youngie.
"Lee Junki, pasti hanya orang itu yang paling kau rindukan sa'at ini, sungguh malang."
Mata Youngie terasa panas. Sakit, kenapa orang ini mengatakan semua itu tanpa belas kasihan?
"Youngie yang malang, tapi masih saja bersikap angkuh seperti ini."
Tak tahan lagi mendengar semua itu, menerima kenyataan tentang keterpurukannya. Youngie jongkok lalu menangis tersedu. Kibum di buat kebingungan melìhat Youngie menangis menjadi-jadi. Kibum celingukkan, khawatir jika ada orang yang melihat lalu berpikir buruk tentangnya. Iya, malam-malam seorang pemuda membuat seorang gadis menangis tersedu. Bisa-bisa Kibum di hajar massa karena hal itu.
Kibum ikut jongkok di hadapan Youngie. Ia benar-benar merasa bersalah dan bingung. "Hey," Kibum menyentuh bahu Youngie yang bergoyang karena tangisannya. "Cengeng! Ayolah, berhenti menangis begini," bujuknya. "Youngie~aa," Kibum menggoyang bahu Youngie. "Kau tidak malu apa menangis seperti ini di hadapan ku!" Kibum dengan suara agak meninggi.
Bahu Youngie berhenti bergoyang. Isak tangisnya tak terdengar lagi. Perlahan ia mengangkat wajah yang tadi ia benamkan dalam telapak tangannya. Dengan mata basah itu Youngie menatap Kibum.
Kibum-Youngie kembali duduk berdampingan di kursi yang sama seperti malam sebelumnya namun saling diam. Kibum merogoh saku celananya, kemudian ia mengulurkan tangan pada Youngie. Tawa Youngie tertahan melihat sapu tangan berwarna pink di tangan Kibum.
"Kenapa?" tanya Kibum.
Youngie mengeluarkan tissu dari dalam tasnya, lalu membersihkan sisa air mata di wajahnya. "Adegan yang kau lakukan itu, sudah terlalu banyak di praktekkan, bahkan dalam ribuan film," komentar Youngie.
"Aku tahu kau benci warna pink," Kibum menarik tangannya dan kembali mengantongi sapu tangan miliknya.
"Bukan benci, hanya tidak suka," Youngie meralat pernyataan Kibum.
"Ya ya ya, kau tidak mau membenci sesuatu, apalagi jika sesuatu itu adalah ciptaan Tuhan. Karena itu, kau lebih nyaman memakai kata 'tidak suka' daripada kata 'benci', hm! Mengesankan!"
"Ok! Kau tahu banyak tentang aku, Tuan Alien! Tapi ma'af, aku harus pulang sekarang!" merapikan tissu dan menyangklet tasnya.
"Tunggu!" Kibum memegang tangan kanan Youngie. "Aku ingin kita berteman, bisa kan? Aku tahu cara ku memenangkan teman sangat buruk, bukannya membuat calon temanku tertawa, aku malah membuatnya menangis, tapi sungguh aku ingin menjadi teman mu! Kau bukan orang yang menyebalkan tapi kau itu terlalu pendiam dan menutup diri."
"Lalu, kenapa kau malah ingin menjadi teman ku?" potong Youngie.
"Entahlah, tapi aku sangat ingin berteman dengan mu, kau mau kan jadi teman ku?"
"Aku harap, kau tidak menyesalinya."
"Jadi, mulai sekarang kita berteman?? Ok! Kita adalah teman, sekarang pulanglah!" Kibum melepas genggaman tangannya.
***
* Infinite - Julia *
Hari ini terasa lebih ringan bagi Youngie. Youngie paham, kemarin Hyunri sengaja mengintrogasi Jaejoong tak lain hanya untuk membantunya. Kini ia tahu, jika Jaejoong pernah menyimpan kekaguman padanya. Sebagai bonus, Youngie jadi tahu apa yang di pikirkan Kimjae tentang dirinya. Sudah sepantasnya Youngie membuang jauh rasa kecewa itu.
Malam ketiga. Kibum bangkit dari duduknya ketika sosok Youngie muncul. Kibum menyambut Youngie dengan senyum manisnya. Malam ini Youngie tak menunjukkan ekspresi garangnya. Ia membalas sapa'an Kibum lengkap dengan senyum manisnya. Kibum tak lupa memberikan penghargaan berupa pujian pada Youngie. Kibum memang pribadi yang supel dan pandai mencari bahan obrolan agar suasana tak menjadi kosong. Tak banyak waktu yang mereka luangkan bersama, namun itu cukup membuat Youngie merasa senang.
Malam berikutnya, Kibum masih melakukan hal yang sama. Menunggu dan menyapa Youngie, lalu ngobrol sejenak ketika gadis itu pulang. Bahkan sa'at hujan turun, tak menyurutkan niat Kibum untuk sekedar menyapa Youngie. Youngie mulai terbiasa menerima perlakuan Kibum. Ia tak mau memburu Kibum dengan ribuan pertanyaan penasarannya. Youngie takut untuk mengenal 'Tuan Alien' lebih jauh. Gadis ini mudah terbawa perasaan, jadi wajar jika ia menarik garis batas namun tetap menikmati setiap waktu yang ada bersama Kibum.
Sabtu malam, Youngie pulang lebih awal dari jadwal biasanya. Ia berpikir tak mungkin Kibum menunggunya. Tapi dugaannya salah, Kibum sudah duduk di kursi tempat keduanya biasa meluangkan waktu bersama sejenak. Kibum bangkit dari duduknya dan tersenyum manis.
"Annyeong~," sapa Youngie lebih dulu. "Tuan Alien, Anda sudah di sini?"
"Iya, kenapa? Kau tidak suka?"
"Tidak, bukan begitu..."
"Kau pikir, kita tidak akan bertemu karena malam ini, kau pulang lebih awal begitu?"
Youngie tersenyum kecil dan mengangguk pelan. "Sepertinya Tuan Alien benar tahu segalanya ya?"
"Tidak, aku hanya tahu tentang kau, bukan tentang segalanya," bantah Kibum. "Kau pulang satu jam lebih cepat, bagaimana kalau malam ini kita jalan-jalan?"
"Iya?? Eng... aku..." Youngie menunduk dan memainkan kedua ujung jari telunjuknya.
"Hari ini, genap tujuh hari kita resmi berteman, aku ingin mengajak mu jalan-jalan, kau mau kan? Terserah kau mau kemana, mungkin ke karaoke atau nonton."
Youngie diam menatap Kibum. Sungguh ia merasa bingung tak tahu harus menjawab apa. Ini pertama kalinya bagi Youngie, seorang pria mengajaknya jalan-jalan.
"Hey! Kenapa malah diam?" tanya Kibum sedikit membungkukkan badan lebih dekat menatap wajah Youngie. "Apa kau tidak ingin pergi ke suatu tempat?"
"Aku tidak tahu," Youngie benar-benar terlihat bodoh dengan ekspresi itu.
Kibum tersenyum sembari mengelus salah satu kepangan rambut Youngie. "Karaoke, kau mau?"
"Apa?? Ak-aku tidak pernah pergi ke tempat seperti itu."
"Iya aku tahu! Kau itu kan phobia keramaian!" cela Kibum membuat Youngie sedikit cemberut. "Kau ini gadis rumahan sekali, ah aku jadi bingung harus mengajak mu kemana malam ini?" Kibum menggaruk kepalanya.
"Bawa saja aku untuk melihat keramaian."
Kibum menatap heran Youngie. Kemudian ia tersenyum dan mengulurkan tangan. Youngie tersenyum dan meraih tangan Kibum.
* FT.Island - Geudae wa nan *
Kibum menggenggam erat tangan Youngie. Keduanya naik bus untuk sampai ke pusat kota. Youngie terus menatap keluar jendela bus, sementara Kibum yang duduk di sampingnya hanya tersenyum melihat tingkah Youngie.
Akhir pekan, bisa di pastikan taman kota, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat hang-out ramai di padati pengunjung. Memperhatikan keramaian itu, lalu lalang orang. Youngie terlihat begitu menikmatinya. Kibum mengajak gadis kuper itu berkeliling mall. Seenak hatinya, Kibum menarik Youngie masuk ke toko baju dan menyuruh gadis itu mencoba beberapa baju. Youngie serta merta menolak dan keluar toko meninggalkan Kibum. Tidak cukup di situ saja keusilan Kibum. Kini ia menarik Youngie untuk masuk ke toko asesoris. Ia memilih-milih asesoris lalu mencoba mencocokkannya di tubuh Youngie. Mulai dari anting, kalung, gelang, bandana, jepit rambut, Kibum tanpa sungkan menempelkan benda-benda itu di tubuh Youngie untuk menilai kecocokannya. Youngie terus berusaha menolak tapi Kibum sama sekali tak peduli pada protes yang di layangkan Youngie. Youngie bukan tipe gadis yang terlalu memperhatikan fashion, jadi berburu baju dan pernak-pernik bukan hal yang menarik baginya. Puas mengobrak-abrik toko asesoris, Kibum kembali menggandeng tangan Youngie untuk lanjut berkeliling mall. Kibum menunjuk toko boneka, Youngie menggelengkan kepala. Youngie berbinar lalu menepuk lengan Kibum, kemudian menuding toko buku. Kibum melebarkan mata sipitnya, tapi Youngie tersenyum mendahului.
Youngie tampak asik memilih-milih buku. Sementara Kibum mengekor di belakang Youngie dengan setia menemani gadis itu.
"Siapa?" tanya Kibum seraya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Ilwoo Oppa, dia tanya aku dimana," jawab Youngie.
"Lalu, kau jawab apa?"
"Sedang melihat keramaian, tapi Oppa tak membalas sms ku."
"Dia pasti sedang tersenyum senang sekarang."
"Yakin sekali?"
"Iyalah~, apa kau tidak yakin pada ku?"
Youngie hanya tersenyum kecil menatap Kibum.
***
* FT.Island - One Word *
Riang sekali wajah Youngie pagi ini. Ia berjalan dan mencoba tersenyum kepada setiap orang yang menatapnya. Sebelumnya Youngie bersikap seperti ini hanya kepada orang yang benar-benar telah lama ia kenal, tapi tampaknya Youngie ingin memulai hal baru dalam hidupnya.
"Belakangan ini ceria sekali, aku jadi curiga," Hyunri dengan tatapan isengnya.
"Iya, entahlah, tapi terasa amat baik hehehe," kenang Youngie.
"Jatuh cinta??"
"Jatuh cinta??" Youngie balik menatap Hyunri dan gadis itu mengangguk. Youngie diam sejenak merenungi ucapan Hyunri.
"Iya ya?? Pada siapa??" desak Hyunri.
"Hey!" Jaejoong datang menyela. "Kapan kita wujudkan rencana triple date kita?"
"Triple date?!!" Youngie mengulang kata itu.
"Dia penasaran siapa pacar mu, jadi dia mengusulkan triple date," Hyunri menjelaskan maksud Jaejoong.
Jaejoong mengangguk membenarkan seraya tersenyum lebar menatap Youngie yang tampak shock.
Triple date. Kata itu berputar-putar di otak Youngie. Ia menatap Kibum yang duduk di samping kanannya. 'Haruskah aku minta bantuan padanya?' tanya di benak Youngie. Tidak mungkin, selain gengsi, Youngie tak akan berani mengutarakan hal itu pada Kibum.
***
* As One - Day By Day *
Malam-malam Youngie terasa indah belakangan ini karena hadirnya Kibum. Pemuda yang awalnya membuatnya kesal namun belakangan selalu membuatnya tersenyum. Youngie baru sadar jika ia belum mengetahui siapa nama dari 'Tuan Alien' itu. Bodoh! Youngie selalu saja bertindak bodoh seperti ini.
"Apa malam ini ada perayaan?" tanya Kibum ketika Youngie datang membawa banyak coklat.
"Apa harus menunggu merayakan sesuatu untuk membeli dan memakan coklat?"
"Tidak juga, tapi tradisi mengajarkan seperti itu bukan?"
"Aku tidak mengenal tradisi seperti itu."
"Eh, atau orang yang kau taksir telah menyatakan cintanya padamu, kau bahagia, karena itu kau membeli banyak coklat dan membaginya dengan ku, benar tidak?" Kibum mencoba menebak.
Youngie tersenyum tulus. Kibum senang melihatnya dan tak berkata-kata lagi.
"Tidak ada perayaan, tapi benar aku ingin membagi coklat ini dengan mu," kata Youngie.
"Tapi, kau terlihat senang begitu, tergambar jelas di wajah mu!"
"Ah~" Youngie memegang kedua pipinya, "terlihat jelas sekali ya?"
Kibum menggeser duduknya lebih dekat pada Youngie. Youngie menurunkan kedua tangannya membalas tatapan lembut Kibum. Jantung Youngie tiba-tiba berdetub kencang berada begitu dekat dengan Kibum. Kibum menangkup wajah Youngie dengan kedua tangannya lalu ia tersenyum.
"Berjanjilah untuk tetap tersenyum seperti ini," pinta Kibum. "Setiap kali aku menatap mu, yang aku inginkan hanyalah senyum mu, karena... aku sangat menyukai senyum mu, Youngie."
BLUSH!!! Entah apa warna wajah Youngie kini. Ia tak bisa berkata-kata, hanya mengangguk pelan menyanggupi permintaan Kibum.
Kibum kembali tersenyum sembari melepas kedua tangannya. "Aku pegang janji mu!"
"Apa perlu kita saling mengaitkan jari kelingking kita??"
Keduanya tertawa bersama. "Sekarang, ayo kita makan coklat untuk merayakan malam keempat belas kita!" Kibum antusias.
"Malam keempat belas??"
"Iya! Malam ini adalah malam keempat belas kita resmi berteman."
"Ah~, aku tidak tahu, ma'af ya..."
"Aku suka sekali angka 14."
"Iya kah?? Kenapa??"
"Entahlah, tapi banyak hari bagus yang di rayakan pada tanggal 14, sebut saja hari kasih sayang, lalu white day."
"Juga black day," tambah Youngie.
"Yap! Begitulah. Karena itu malam ini terasa istimewa bagiku."
"Istimewa??"
"Kau tahu, hari ini aku telah mengirimkan sebuah amplop merah pada gadis yang aku sukai."
JEDER!!! Suara petir seolah menggelegar jelas di telinga Youngie. Apa ini? Kenapa Youngie merasa sakit mendengarnya? Kenapa rasa sakit ketika Jaejoong memperkenalkan kekasihnya muncul kembali malam ini? Tadi Youngie datang membawa coklat dengan sejuta rasa kebahagiaan di hatinya. Tapi, kini semua itu sirna. Youngie memaksa menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman tulus.
"Itu berita bagus!" komentar Youngie terdengar renyah.
"Kok??"
"Amplop merah, pasti surat cinta, benar tidak? Aigo~ jadi benar? Berita bagusnya, jika cinta mu di terima gadis itu, maka aku bisa pulang dengan tenang seperti dulu tanpa ada gangguan dan halangan dari Tuan Alien lagi."
"Hahaha..." tawa Kibum pecah mendengarnya. "Mungkin saja begitu. Youngie, kenapa aku jadi begini nervous ya?" Kibum meletakkan tangan di dadanya.
***
* FT.Island - I'm Happy *
Youngie berjalan pulang dengan langkah pelan. Ia tersenyum miris menertawakan dirinya sendiri.
'Tuan Alien yang baik, eh?' Youngie menghentikan langkahnya. Bukankah tadi ia berniat menanyakan nama dari 'Tuan Alien' itu? "Ish! Bodoh!" Youngie memukul pelan kepalanya sendiri. Semua jadi kacau, bahkan ia sampai lupa pada hal penting itu.
Bagaimana jika besok malam Tuan Alien tidak menunggunya lagi? Bahkan Youngie belum sempat mengucapkan terima kasih pada Tuan Alien itu.
Youngie merutuki kebodohannya. "Tuan Alien, terima kasih. Kau tahu, meski malam ini aku merasa sakit, tapi jujur aku merasa bahagia bisa mengenal mu dan merasakan indahnya berbagi dengan seseorang. Aku merasa benar memiliki seorang kekasih selama empat belas malam. Aku merasa berarti, dan... tidak kata lain, selain aku bahagia. Aku amat bahagia bersama mu..." Youngie tak melanjutkan ocehannya. Ia tersenyum getir dan melanjutkan perjalanan pulang.
Alunan musik FT.Island-I'm Happy memenuhi kamar Youngie. Lirih ia bersenandung mengikuti Hongki bernyanyi. Iya, lagu yang sangat cocok menggambarkan perasaan Youngie malam ini.
DEG! Beku, seketika itu Youngie menghentikan nyanyiannya. Mata Youngie melebar menatap sebuah amplop merah kecil yang tergeletak di ranjang di antara barang-barang miliknya, usai ia memuntahkan seluruh isi tasnya. Jantung Youngie berdetak kencang, sesak, sampai-sampai terasa amat sulit untuk bernafas. Perlahan Youngie mengulurkan tangan memungut amplop merah itu. Youngie benar-benar menata hati, memejamkan mata sejenak, menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya sebelum akhirnya membuka amplop merah itu.
* As One - 12 Nights *
Youngie berlari keluar tanpa menyambar baju hangatnya. Teriakan keras Ilwoo yang bertanya ia hendak kemana di abaikan Youngie. Berlari sekencang ia bisa untuk segera sampai ke tempat ia biasa duduk meluangkan waktu sejenak bersama Kibum. Hanya butuh 15 menit, tapi kenapa terasa begitu jauh?
Ngos...ngos...ngos... Youngie membungkuk memegang kedua lututnya sambil mengatur nafasnya. Ia menegakkan badan mengawasi seluruh sudut tempat itu mencari sosok 'Tuan Alien'. Hening, tak ada siapa pun di sana kecuali dirinya. Hilang, dia sudah pergi. Youngie terlihat putus asa dan berusaha keras menahan air matanya.
Youngie duduk termenung di bangku yang sama, hanya sendiri kembali merutuki nasibnya. Andai saja tadi ia langsung membongkar isi tasnya lebih dulu, andai, andai, dan andai. Youngie menutup wajah dengan kedua tangannya berusaha menekan air matanya yang mulai meleleh.
"Meow~," suara kucing kecil itu memecah kesunyian.
Youngie membuka tangan mengusap air matanya. Kucing kecil itu berdiri menatapnya. Youngie tersenyum malas dan bangkit dari duduknya. Baru ia sadari jika ia berlari tanpa memakai alas kaki dan juga baju hangat. Youngie menyilangkan kedua tangannya kemudian mengusuk lengannya berusaha mengusir hawa dingin yang kini menyelimutinya.
Gerimis. Youngie mulai melangkahkan kakinya pelan. "Sudah larut, aku harus pulang!" kata Youngie malas.
"Meow~"
Youngie terus melangkah walau kucing kecil itu terus mengeong seolah meminta Youngie tetap tinggal.
- Youngie~aa, mau kah kau menjadi kekasih ku? Aku mencintai mu. Aku ingin dengar jawaban mu, jadi aku tunggu di tempat biasa ya :D -
Youngie menundukkan kepala dan terus memaki dirinya sendiri. Wajah Kibum melintas cepat dalam ingatan Youngie semakin membuatnya sedih. Mobil box melaju kencang, Youngie mengacuhkannya.
Tunggu! Youngie menghentikan langkahnya. Ia teringat pada kucing kecil dan juga mimpinya. Mimpi tentang kucing kecil yang tiba-tiba berubah menjadi 'Tuan Alien'. Secepat kilat Youngie membalikkan tubuhnya dan berlari kembali ke tempat kucing kecil tadi berada.
"Adik kecil!" panggil Youngie seraya mencari sosok anak kucing berwarna hitam itu. "Adik kecil~ ad..." Youngie tertegun. Tubuhnya gemetar menemukan kucing kecil itu sudah tergeletak di pinggir aspal.
Youngie menguatkan langkahnya mendekati kucing kecil yang terlihat sekarat itu. Youngie menjatuhkan lututnya, "adik kecil~" suara Youngie hampir tak terdengar. Di raihnya tubuh kucing kecil itu dalam pangkuannya. Tidak ada luka tapi telinga dan hidung kucing kecil itu mengeluarkan darah.
"Ma'afkan aku..." bisik Youngie. "Aku mohon ma'afkan aku..." pinta Youngie di sela isak tangisnya. "Ma'afkan aku... aku mohon... jangan pergi..."
Kucing kecil itu mengeong lirih lalu memejamkan mata menghembuskan nafas terakhirnya. Youngie menangis tersedu menyadari kucing itu telah mati.
Ilwoo dan Shin Ae yang sengaja menunggu Youngie kembali di buat kaget. Youngie kembali pulang dengan baju basah, mata sembab, ekspresi putus asa yang teramat sangat serta menggendong seekor kucing kecil yang terlihat sedang tertidur dalam dekapan Youngie. Ilwoo dan Shin Ae tertegun, tak berani bertanya apa-apa pada Youngie. Gadis itu terlihat kosong, entah terbang kemana jiwa yang mengendalikan raga Youngie.
Youngie memandikan jasad kucing kecil itu lalu menidurkannya dalam balutan handuk putih miliknya. Air mata itu terus mengalir menuruni pipi putih Youngie. Youngie membawa jasad kucing kecil itu ke kamarnya membuat Ilwoo dan Shin Ae yang sedari tadi mengawasi setiap geraknya makin terheran-heran. Youngie diam seribu bahasa dan menangis, tentu saja membuat Ilwoo dan Shin Ae heran juga khawatir.
* Naege oh gaetni (OST) *
Youngie terus menatap jasad kucing yang terbungkus handuk. Kucing itu terlihat seolah sedang tidur pulas. Youngie mengusap air matanya. Youngie benar menyesal dan ketakutan. Bagaimana jika mimpinya itu benar? Kucing kecil itu adalah jelmaan 'Tuan Alien' yang tampan. Jika itu benar, berarti Youngie kehilangan pemuda itu untuk selamanya. Menangis dan menyesali semua kebodohannya.
"Bagaimana jika benar ini adalah kau Tuan Alien?" Youngie membelai jasad kucing kecil. "Ma'afkan aku... Kau pantas membenci ku, tapi kenapa kau pergi secepat ini? Aku bahkan belum sempat bertanya siapa nama mu dan...dan... aku belum sempat berterima kasih pada mu... Kenapa kau tinggalkan aku dengan cara seperti ini? Kenapa kau tidak menunggu ku sejenak dan mendengar jawaban ku? Aku... Aku mau menjadi kekasih mu... Aku mau menjadi kekasih mu..." Youngie menangis tersedu.
***
* Ryewook Super Junior - One Fine Spring Day *
Youngie mengecup pelan kening jasad kucing kecil itu. "Aku pasti akan sangat merindukan mu..." bisik Youngie kemudian mengubur jasad kucing kecil itu.
Youngie tak membuat bekal sarapan untuk Kimjae, juga tak menyentuh sarapan yang sudah di siapkan Shin Ae. Ia melamun, diam seribu bahasa. Youngie bangkit dari duduknya dan memutuskan berangkat kerja.
* FT.Island - Meeting *
Youngie duduk di bangku dimana ia biasa duduk dengan Kibum. Ia termenung dan memori selama 14 malam bersama Kibum satu per satu muncul dalam ingatan Youngie. Wajah tampan, senyuman, tawa dan suara cerewet Kibum masih terekam jelas dalam ingatan Youngie. Youngie mendongak menatap langit mendung pagi ini. Youngie masih berharap kejadian semalam hanyalah mimpi dan malam nanti Kibum kembali duduk di bangku ini menunggunya. Mata sendu Youngie kembali menitikan air mata mengenang semua kejadian yang telah ia lalui juga harapannya.
Setelah sekitar 15 menit duduk di bangku, Youngie mampir ke gang buntu tempat ia meletakkan kucing kecil yang di tolongnya. Youngie mengedarkan pandangannya pada seluruh sudut tempat itu.
"Aku berharap ini hanya mimpi buruk. Aku akan tetap menunggu mu kembali untuk mengucapkan terima kasih dan... Aku juga mencintai mu..." batin Youngie sebelum pergi meninggalkan gang buntu itu.
Hyunri, Jaejoong dan Kimjae benar di buat heran juga serba salah dengan perubahan drastis Youngie. Seharian gadis itu lebih banyak diam dan sangat murung, lebih banyak melamun.
***
Youngie berjalan pelan menyusuri trotoar. Kepalanya tertunduk, kedua tangannya ia simpan rapi dalam saku jaketnya. Mix phone berwarna hitam dengan aksen sebuah bintang berwarna putih itu menutup kedua telinga Youngie. Lagu-lagu sendu memenuhi dua gendang telinga Youngie. Ia berhenti dan kembali menatap gang buntu di samping kanannya.
Tiba-tiba seseorang melepas mix phone dari telinga Youngie.
"Di sini kau rupanya!" kata Kibum yang sudah berdiri di hadapan Youngie.
* As One - 12 Nights *
Youngie tertegun tak percaya melihat sosok yang kini berdiri tepat di hadapannya. Lidahnya kelu tak mampu berkata apa-apa. Matanya memanas menahan air mata.
"Youngie~aa, kau kenapa?" tanya Kibum yang menatap Youngie keheranan.
Youngie diam seribu bahasa, hanya air matanya yang meleleh itu yang menjawab.
Sadar gadis di hadapannya akan beranjak pergi, Kibum menarik tangan Youngie dan mendekap tubuh gadis itu dalam pelukannya.
"Ma'af, aku memang seorang pengecut, hanya berani mengungkapkan perasaan ku lewat secarik kertas," kata Kibum. "Semalam aku menunggu mu, tapi prediksi ku salah, kau..."
Youngie melingkarkan kedua tangannya membalas pelukan Kibum. Kibum tak melanjutkan kata-katanya sadar pelukan Youngie mengisyaratkan sebuah kata 'jangan pergi'. Youngie lega mendengar detak jantung Kibum. Youngie menangis menyandarkan kepalanya di dada Kibum. Kibum tersenyum lega kemudian mengecup mesra puncak kepala Youngie.
***
"Kibum, Kim Kibum." Youngie berseri memperkenalkan pemuda yang berdiri di samping kanannya pada Hyunri, Jaejoong dan Sunyoung.
"Akhirnya, terwujud juga triple date ini." Jaejoong tersenyum lega.
"Triple date?? Aku dan Kibum, Jaejoong dan Sunyoung, lalu apakah Hyunri akan pergi bersama Kimjae Oppa??" tanya di benak Youngie.
"Nah itu dia! Ish~ dasar tukang ngaret!" gerutu Hyunri menatap pemuda yang baru sampai itu.
"Annyeong~" Changmin -Shim Changmin- membungkuk sopan. "Ma'af aku terlambat," tambahnya.
Youngie tersenyum menatap pemuda itu lalu menatap Hyunri yang terlihat kesal.
"Kalian mau meninggalkan aku??" Kimjae datang bergabung dan tampak menggandeng mesra seorang wanita cantik. "Tunggu apalagi? Ayo, kita kencan ramai-ramai!"
***
* As One - 12 Nights *
Youngie memasang salah satu earphone di telinga kiri Kibum lalu ia menyandarkan kepala di pundak Kibum.
"Aigo! Ini lagu tahun berapa??" komentar Kibum.
"99, mungkin."
"Oh?? Selera mu, tembang lawas ya?"
"Dengarkan saja liriknya!"
Kibum menurut. Ia tersenyum lalu merangkul Youngie lebih dekat pada dirinya. Youngie pun tersenyum merasa nyaman dalam dekapan Kibum.
"Oya, kau belum mengatakan alasan kenapa malam itu kau menangis? Ada apa dengan gang itu? Bukannya disana hanya ada tumpukan sampah? Dulu, pertama kali aku menemui mu juga disana, ada apa sebenarnya?" tanya Kibum.
"Aku menangis, aku merasa lega ketika melihat mu kembali dan masih hidup."
"He?!! Kenapa begitu??"
"Tadinya aku berpikir jika mimpi ku benar adanya, kau adalah jelmaan kucing kecil yang aku tolong, kau tahu, aku benar-benar frustasi ketika kucing itu mati tertabrak mobil."
"Apa?? Hagh~ bagaimana kau bisa punya pikiran sekonyol itu??" Kibum dengan tawa tertahan.
"Ish~" Youngie memukul pelan lengan Kibum. "Tertawa saja. Aku berpikir itu benar, karena kau hanya muncul di malam hari saja!"
Kibum terbahak menertawakan ekspresi Youngie. Youngie makin kesal dan terus memukul Kibum. Keduanya terlihat mesra bercanda seperti itu.
"Terima kasih Tuhan. Selama ini aku terlalu sibuk mengharap Jaejoong membalas cintaku hingga tak menyadari ada malaikat berwujud manusia yang selalu memperhatikan aku. Kibum, orang yang tak pernah luput mengawasi aku sejak ia pindah ke komplek ini sebulan yang lalu. Terima kasîh Tuhan, telah Engkau hadirkan dia dalam hidup ku. Kini aku sadar, Kibum lah orang yang aku butuhkan dalam hidup ku. Kibum, aku mencintai mu..."
- Youngie -
--- THE END ---
-shytUrtle-
Assalamualaikum,
annyeong haseyo nae sarangeun shi-gUi ^^v
Hmmm... mau (nyicil) publish ff oneshoot lagi nih hehehe. Menurut saya ff kali ini amat sangat kacau sekali pakek banget (njiplak kata-kata Haris Firmansyah Hirawling) dah, yakin acak adur. Lebih memusingkan dari melacak 'alamat palsu'-nya Ayu Ting Ting (¿) hahaha #ngaco. Terinspirasi dari mimpi saya sendiri kemudian saya mencoba menuangkannya dalam ff. Tapi, sumpah kok jadinya ff ini super duper gaje ya? Ah, sutralah! Coba saya publish aja ya, ntar baru RCL :D
Terima kasih pada 'komposer mimpi' yang telah memberikan saya mimpi bersama Kim Jaejoong. Mimpi yang singkat dan lucu kemudian menelorkan ff gaje ini hehehe.
Terima kasih pada Yuri, Vie, Jiyeon, Anna, April and my sweety enemy 'kelinci' ayang uda dengan suka rela entah terpaksa (¿) atau emang suka rela meminjamkan nama Korea-nya untuk melengkapi geng fiksi kebun binatang warna-warni saya 'Rainbow'. Ma'af jika cerita amat sangat tak berkenan di hati all of you my sista, ma'af ya.
Thanks for all my lovely shi-gUi, korban tag, juga semua silent reader yang selalu memperhatikan note saya. Ok, all...
- selamat datang dalam lautan khayalan shytUrtle -
¤ Boyfriend ¤
. Genre: oneshoot/straight/gak tahu masuk romance atau bukan
. Author: shytUrtle
. Cast:
- Lee Youngie (Amabelle Lee G.O.T)
- Kim Jaejoong (Jaejoong JYJ of TVXQ)
- Girls On Top (Beby Jung, Violin Song, Pika Park, Stevanie Moon)
- Song Hami
- Geng Rainbow: Jung Hyunri, Chae Jiyeon, Han Sunyoung, Jung Shin Ae, Kim Taerin, Kim Changmi.
- Other KPOP idol.
Jalan kehidupan seseorang, tentang takdir, itu rahasia. Aku, kau, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi.
"Aa... iya, iya! Jangan khawatir, aku pasti akan mengatur semua. Aku jamin semua member G.O.T akan datang, ok!" Hami -Song Hami- mengakhiri percakapannya dalam ponsel. Wanita cantik ini adalah manajer dari girls band yang sedang naik daun Girls On Top. Hami menghela nafas panjang mencoba mengusir rasa lelahnya kemudian kembali mengawasi keempat anak asuhnya yang sibuk di rias.
"Konsep pemotretan hari ini, sungguh aku tidak suka!" keluh Chaebin -Park Chaebin/Pika Park- sembari mendengus kesal.
"Itu karena kau terlalu laki-laki, Cha!" olok Hyuri -Song Hyuri/Violin Song- pada rekan satu grupnya yang terkenal tomboy itu. "Tidak kah kau lihat betapa cantiknya diri mu dalam balutan gaun itu?" Hyuri beralih memuji.
"Jika begini, kita terlihat seperti putri bangsawan Inggris ya..." sambung Heebyul -Jung Heebyul/Beby Jung- seraya mengamati bayangannya dalam cermin.
"Umma kemana?" tanya Si Maknae Hyeoseo -Moon Hyeoseo/Stevanie Moon- yang sudah selesai di rias. "Kenapa Umma belum muncul juga?"
"Umma tidak akan datang, kau tidak tahu ya?" tanya Heebyul yang segera di jawab gelengan kepala Hyeoseo. "Umma sudah menyelesaikan sesi pemotretan ini kemarin."
"Umma sibuk mempersiapkan reuni itu ya?" sambung Hyuri. "Pasti menyenangkan bisa berkumpul kembali dengan geng semasa SMA dulu, Umma pasti sangat senang."
"Oh, geng kebun binatang itu?" sahut Chaebin.
"Eh?? Geng kebun binatang??" Hyeoseo terlihat benar tak paham.
"He'em! Nama gengnya memang Mujigae, Rainbow, tapi semua membernya memakai nama binatang sebagai nickname mereka, lalu apa kalau bukan kebun binatang?" jelas Chaebin.
Hyeoseo terkikik, "Cha Onni bisa saja! Hmmm... pelangi, nama geng yang bagus, pasti reuninya menyenangkan."
"Aku berharap, Umma mengajakku hahaha..." Hyuri menertawakan dirinya sendiri.
"Tapi sayangnya, kau dan juga Byul ada jadwal akhir pekan nanti," sela Hami. "Ayo, lekas kita selesaikan pemotretan ini!"
***
Seseorang berjalan sambil mengantongi kedua tangannya dalam saku hoddie yang ia kenakan. Kaca mata hitam lebar dan topi hoddie itu semakin menyamarkan sosok di balik kostum itu. Dengan santai ia melangkahkan kakinya menyusuri koridor lantai III apartemen kelas menengah itu. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu yang bertuliskan D-173. Senyum terkembang di bibir tipisnya menatap pintu itu.
''Teng-tong!" bunyi bel memenuhi seluruh ruangan namun tampaknya tidak ada reaksi. "Teng-tong!" bunyi bel kedua kembali menggelegar memecah kesunyian dalam apartemen itu, namun respon masih negatif. "Teng-tong! Teng-tong! Teng-tong!"
"Ish!" Hyunri -Jung Hyunri- bangkit dari tidurnya. Dengan mata yang belum terbuka, Hyunri menggaruk kepalanya membuat rambutnya semakin acak-acakan. "Hoam~" Hyunri menguap seraya bergerak menuruni ranjang dan berjalan menuju pintu.
"Clek!" terdangar suara gagang pintu bergerak.
"Siapa?" tanya Hyunri sa'at membuka pintu masih dengan mata terpejam dan tangan kanannya terus bergerak menggaruk kepalanya.
Sosok di hadapan Hyunri itu tersenyum. "Dasar Lumba-lumba! Kau sama sekali tidak berubah ya!" ucapnya sembari melewati tubuh Hyunri dan masuk ke dalam apartemen.
Suara lembut itu, Hyunri segera membalikan badan mengamati sosok yang kini berdìri membelakanginya dan tampak mengamati seluruh sudut apartemennya. "Kura-kura??"
Sosok itu berbalik kemudian membuka topi hoddie dan melepas kaca mata hitam lebarnya. "Wah, aku masih di kenali ya?" kata Youngie -Lee Youngie/Amabelle Lee- seraya tersenyum manis pada Hyunri. "Apa kabar, lumba-lumba?"
"Ough! Ini benar kau, kura-kura! Ck!" Hyunri berkacak pinggang menatap sahabat lamanya. "Kau, mengalami metamorfosis ya? Atau kamuflase?"
Youngie berjalan maju selangkah lebih dekat pada Hyunri lalu mengendus bau tubuh sahabatnya itu. "Kau mabuk, pantas saja bicara mu kacau!"
Bug! Tangan Hyunri melayang cepat memukul lengan Youngie.
Youngie mengelus lengannya, "kau betah sekali bersarang disini," mengedarkan pandangannya mengamati ruang tamu apartemen Hyunri. "Apa kau akan tetap berdiri dan menatap ku seperti itu? Kenapa? Ada yang salah denganku? Sebaiknya kau cuci muka dan merapikan penampilan mu sebelum yang lain datang," khotbah Youngie di depan Hyunri.
"Begitukah harusnya seorang leader bersikap?" Hyunri dengan ekspresi meledek.
"Akui saja, sekarang aku tampak lebih baik sebagai leader bukan?" Youngie tak menunjukkan ekspresi cemberut lagi seperti dulu ketika Hyunri menggodanya.
"Metamorfosis, ess..." Hyunri memijat keningnya, "atau aku masih belum 100% sadar?"
"Teruskan saja mengolok ku!" Youngie menjatuhkan tubuhnya di sofa.
"Teng-tong!" kembali terdengar bunyi bel berdenting.
"Ah~ itu pasti lebah!" Hyunri dengan cepat memutar tubuhnya.
"Hati-hati!" seru Youngie.
Buk! Terlambat, Hyunri sudah terjatuh tengkurap di lantai.
"Dasar ceroboh!" cerca Youngie yang kemudian melangkahi tubuh Hyunri menuju pintu.
Ketujuh gadis cantik itu duduk melingkar di atas permadani hangat yang melapisi lantai ruang tengah apartemen Hyunri. TV di biarkan menyala namun tak satu pun dari tujuh pasang mata cantik itu yang menatapnya. Hanya minuman kaleng dan cemilan yang tetap menjadi perhatian ketujuhnya. Tujuh gadis cantik yang tujuh tahun yang lalu lulus dari SMA yang sama. Tujuh gadis yang mengikrarkan diri mereka sebagai 'Rainbow'.
Jung Hyunri. Leader dari geng Rainbow, julukannya 'lumba-lumba' dan pemegang kode warna biru dari tujuh warna pelangi. Gadis mandiri dan cerdas namun suka semaunya sendiri, paling slonong dan punya banyak kebiasaan buruk, namun paling setia kawan mengalahkan semut. Sa'at ini Hyunri telah sukses menjadi seorang wedding planner dan sudah memiliki event organizer sendiri yang sudah terkenal di Seoul. Meskipun Hyunri sudah mencapai puncak kesuksesannya, ia tetap memilih tinggal di apartemen kelas menengah yang menjadi tempat tinggalnya sejak 5 tahun yang lalu.
Jung Shin Ae. Julukannya 'lebah' dan menyandang kode warna nila dari tujuh warna pelangi. Sa'at ini Shin Ae berprofesi sebagai dokter kencantikan, ahli bedah plastik. Kliennya datang dari berbagai kalangan, dari orang biasa sampai selebritis. Shin Ae bukanlah gadis indigo meski ia menyandang kode warna nila. Wanita ini terkenal paling bawel dalam geng Rainbow, jika sudah berbicara pasti berdengung seperti lebah. Shin Ae adalah pasangan klop dari Hyunri, mereka menamakan diri mereka D.J aka Double Jung. Hyunri-Shin Ae tetap kompak hingga kini meski jika di perhatikan lebih detail duo D.J ini sangat bertentangan. Nona Easy Going dan Nona Perfeksionis, namun karena perbedaan itu keduanya jadi makin akrab dan saling menopang satu sama lain.
Chae Jiyeon. Julukannya 'phoenix' dan menyandang kode warna merah dari tujuh warna pelangi. Jiyeon adalah seorang model papan atas Korea. Tahun ini ia kembali mendapat penghargaan dan masuk di urutan kedua dari 10 model Asia dengan prestasi cemerlang. Gadis paling jangkung dalam geng Rainbow ini sering juga di juluki 'Dewi' karena kecantikan dan keglamourannya. Jiyeon adalah member Rainbow yang jago dance dan rap sejak SMA, namun hal itu tak pernah ia ungkapkan pada publik dan fansnya.
Han Sunyoung. Julukannya 'kucing' dan meyandang kode warna jingga dari tujuh warna pelangi. Seorang balerina nasional Korea yang memiliki segudang prestasi. Member paling tajir dalam geng Rainbow. Pembawaannya yang anggun, lemah lembut dan rendah hati membuat teman-temannya tetap merasa nyaman ada bersamanya meski Sunyoung paling mentereng.
Lee Youngie. Julukannya 'kura-kura' dan pemegang kode warna hijau dari tujuh warna pelangi. Sosok pemalu, pendiam dan tertutup. Gadis biasa dan jika di bandingkan yang lain, ia berada di urutan terbawah. Namun secara mengejutkan, pada februari 2010 Youngie debut bersama Girls On Top. Gadis yang notabene paling cupu dan kere itu kini berubah menjadi sosok yang banyak di idolakan.
Kim Taerin. Julukannya 'kelinci' dan menyandang kode warna kuning dari tujuh warna pelangi. Dosen Ilmu Kimia di Seoul University. Sosok yang ceria dan lincah. Penampilannya sederhana dan sosok paling dewasa dalam geng Rainbow, hal ini membuat Taerin menjadi tempat curhat member Rainbow yang lain.
Kim Changmi. Julukannya 'marmut/hamster' dan pemegang kode warna ungu dari tujuh warna pelangi. Seorang arkeolog dan senada dengan Taerin, Changmi mengajar Ilmu Sejarah di Seoul University. Dari urutan bulan lahir, Changmi adalah member termuda dalam geng Rainbow. Changmi dan Taerin layaknya gadis kembar, dimana ada Taerin di situ ada Changmi dan begitu sebaliknya, karena itu mereka di juluki The Kim Twins oleh member Rainbow yang lain. Changmi adalah member paling cengeng dan penakut. Member yang lain sempat di buat terkejut ketika Changmi mengungkapkan keinginannya menjadi arkeolog. Changmi amat penakut dan ia ingin menjadi arkeolog, bagaimana jika ia harus berhadapan langsung dengan mumi dan benda menakutkan lainnya?
Hari ini tujuh gadis ini berkumpul untuk membahas reuni kecil yang di usulkan Sang Leader Hyunri sekitar sebulan yang lalu. Perencanaan sudah mereka atur dan bicarakan via sms, pertemuan hari ini untuk menyelesaikan gladi bersih serta melengkapi berbagai kekurangan pesta reuni kecil itu.
"Jadi, sudah dapat tempatnya?" tanya Jiyeon usai membahas beberapa hal.
Hyunri langsung berdiri, "Boyfriend~" katanya seraya menunjukkan pose seksi membuat enam pasang mata yang tersisa menatapnya heran.
"Tempat apa itu?" tanya Changmi sambil membetulkan letak kaca matanya.
"Yang pasti bukan tempat mumi juga benda aneh lainya di simpan!" jawab Hyunri kembali duduk dan sukses membuat Changmi cemberut kesal.
"Siapa juga yang mau reuni di museum!" celetuk Changmi membuat tawa Hyunri pecah.
"Night club, pokoknya tempat yang bagus, semua pramusaji di sana laki-laki tampan," Shin Ae menyambung penjelasan Hyunri.
"Eh? Gigolo?" celetuk Taerin dengan ekspresi tak berdosanya.
"Aish! Kau pikir aku dan Hyunri suka berkunjung ke tempat seperti itu!" Shin Ae melempar bantal di pangkuannya pada Taerin.
"Kau suka?? Ess... tenang saja, aku bisa menyiapkannya untuk mu, em!" menatap genit pada Taerin.
Buk! Taerin memukul Hyunri dengan bantal di tangannya.
"Hyunri~aa, hentikan!" pinta Sunyoung.
"Ok, ok! Jadi bagaimana?" Hyunri kembali serius.
"Night club 'Boyfriend' tempat yang bagus kok," Shin Ae kembali bicara. "Tidak ada layanan plus-plus di sana," imbuhnya.
"Tak apalah, hanya untuk kita, aku setuju Night Club Boyfriend," kata Jiyeon.
"Leader tercinta kita si Ratu Pesta pasti tahu tempat yang cocok untuk Rainbow, aku setuju," sambung Sunyoung.
"Ok, deal!" Taerin+Changmi kompak. Lalu semua mata tertuju pada Youngie yang sedari awal hanya diam tak memberi komentar apapun.
"Dimana pun, asal tidak ada wartawan," Youngie memberi jawaban tatapan keenam sahabatnya.
"Don't worry be happy, baby!" Hyunri merangkul Youngie. "With me everything it's ok!" tersenyum lebar.
"Sekarang ayo kita belanja! Ayo, berburu diskon!" ajak Shin Ae penuh semangat.
* Stupid Cupid - Mandy Moore *
Ketujuh gadis cantik ini keluar bersama. Mobil Jiyeon dan mobil Hyunri segera mengangkut mereka menuju mall. Hari ini dunia terasa hanya milik geng Rainbow. Mereka tak peduli pada ribuan pasang mata yang memperhatikan mereka bertujuh di sabtu pagi menjelang siang itu. Mereka berjalan beriringan, bercanda dan berburu baju diskon seperti ketika mereka muda (?) dulu. Kegiatan hari itu di tutup dengan makan siang bersama.
- dorm G.O.T -
Heebyul, Hyuri, Chaebin dan Hyeoseo terlihat sibuk menguping dari balik pintu kamar Youngie yang terkunci dari dalam. Hami yang baru sampai heran melihat tingkah keempat anak asuhnya itu.
"Ya! Apa yang kalian lakukan?" Hami menghampiri keempatnya.
"Ssh!!!" Heebyul+Hyuri kompak memberi isyarat agar Hami Sang Manajer tak menimbulkan suara keras.
"Kalian menguping?" kali ini Hami berbisik.
"Coba dengar!" Chaebin menyeret Hami untuk lebìh dekat pada daun pintu.
"Belakangan sering terdengar dua lagu itu di putar keras dan Umma mengunci pintu kamarnya," bisik Hyeoseo.
"Untuk apa Youngie memutar lagu itu berulang-ulang?" Hami dengan wajah penasaran.
***
Sabtu malam jadwal G.O.T sedikit longgar. Chaebin dan Hyeoseo tampak santai menonton televisi di ruang tengah dorm G.O.T. Hanya Heebyul dan Hyuri yang pergi untuk mengisi acara di sebuah radio. Chaebin, Hyeoseo, dua gadis cantik ini kompak memutar kepala ketika terdengar suara pintu terbuka.
"Umma! Umma terlihat cute dan cantik!" puji Hyeoseo. "Dress code-nya retro? Trend fashion 2004 tidak beginikan?" komentarnya kemudian usai mengamati penampilan Youngie.
"Aku hanya mengekor yang lain," jawab Youngie.
"Kenapa tidak memakai kostum hewan? Hahaha... pasti lucu. Eh, bagaimana kostum kura-kura ya?" goda Chaebin.
"Cha Onni!" Hyeoseo menepuk pelan lengan Chaebin memberi isyarat agar Chaebin menghentikan ledekannya.
"Mungkin aku akan menginap di apartemen Hyunri bersama yang lain, jadi jangan tunggu aku," Youngie sambil berjalan keluar.
"Ok! Selamat bersenang-senang Umma!" seru Chaebin.
Mobil Jiyeon sudah menunggu. Hanya ada Jiyeon, Sunyoung dan Youngie dalam mobil Jiyeon. Hyunri sudah berangkat lebih dulu untuk mempersiapkan pesta kecil mereka. Sedangkan Shin Ae kebagian tugas menjemput The Kim Twins. Jiyeon melajukan mobilnya dengan kencang seperti biasa. Shin Ae, Changmi dan Taerin menunggu di tempat parkir, lalu bersama-sama keenamnya masuk ke dalam night club 'Boyfriend'. Hyunri menyambut keenam sahabatnya yang baru saja sampai itu.
"Kalian ingat lolipop bulat dengan warna pelangi ini?" Hyunri memasukkan lolipop dalam mulutnya dan menunjukkan enam buah lolipop di tangannya. Keenam sahabatnya tersenyum manis lalu masing-masing mengambil sebuah lolipop dan memakannya.
Ketujuh gadis itu berjalan bersama menuju pintu utama night club 'Boyfriend' sambil mengulum lolipop masing-masing. Ketika pintu utama club terbuka, tujuh pemuda tampan berdiri berjajar memakai seragam Donghwa Highschool (nama skullnya ngawur.com) sekolah menengah atas tempat geng Rainbow dahulu menimba ilmu. Hyunri dan Shin Ae kompak tersenyum puas menyaksikan reaksi kelima sahabatnya.
"Selamat datang di 'Boyfriend', Nona sekalian," tujuh 'Boyfriend' Sungjeong-Minho-Jaejin-Yoseob-Minhwan-Minhyuk-Kyuhyun kompak membungkukkan badan.
"Nona Hyunri, memang keren, lihat saja geng-nya!" Taecyeon -Ok Taecyeon- menggeser posisi badannya lebih dekat pada Jaejoong -Kim Jaejoong- yang sedari tadi hanya diam tapi terus meperhatikan gerombolan Hyunri cs.
"Malam ini seluruh 'boyfriend' milik Hyunri," sambung Donghae -Lee Donghae-. Ketiga 'boyfriend' ini terus memperhatikan meja no.8 tempat geng Hyunri berada.
"Hyung terus memperhatikan mereka, ada yang Hyung kenal?" tanya Yonghwa -Jung Yonghwa-.
"Tidak," jawab Jaejoong singkat.
"Ya Tuhan..." Yoseob -Yang Yoseob- datang bergabung. "Melihatnya sedekat ini... cantik sekali!"
"Siapa?" tanya Yonghwa.
"Ish! Hyung tidak tahu?" Jaejin -Lee Jaejin- menatap kesal Yonghwa. Yonghwa menggeleng pelan.
"Ck! Ada Amabelle Lee dalam geng Hyunri Noona!" sahut Yoseob.
"MWO?!!" Taecyeon-Donghae-Yonghwa kompak melongo dan Jaejoong hanya tersenyum tipis menggelengkan kepala.
Hyunri dan Shin Ae menarik Jiyeon, Sunyoung, Taerin dan Changmi untuk bergabung di lantai dansa. Alunan musik 'Shadow - House of Voodoo' memenuhi seluruh sudut night club 'boyfriend'. Hyunri cs menggoyangkan badannya mengikuti alunan musik. Youngie masih bertahan di tempat ia duduk. Ia tersenyum memperhatikan keenam sahabatnya. Sunyoung, Jiyeon, Taerin dan Changmi telah sukses meraih impian masing-masing. Youngie tersenyum sedikit menggelengkan kepalanya mengenang duo D.J Hyunri-Shin Ae. 'Apakah Tuhan sengaja menukar mimpi mereka?' begitu tanya di benak Youngie. Shin Ae yang memiliki impian mendirikan sebuah E.O dan menjadi wedding planner malah menjadi dokter kecantikan dan ahli bedah plastik padahal ini adalah profesi impian Hyunri, begitu sebaliknya. Tapi di antara itu semua yang paling mengejutkan adalah tentang dirinya sendiri. Youngie gadis pendiam dan pemalu yang tak pernah mempunyai impian khusus dalam hidupnya tiba-tiba muncul sebagai artis. Youngie tersenyum tipis menertawakan dirinya. Merasa ada yang memperhatikan, Youngie memutar kepala ke arah kanan. Tampak seorang 'boyfriend' sedang berdiri dan terlihat benar sedang menatapnya.
Jaejoong kelincutan karena tertangkap mata sedang fokus menatap Youngie. Jaejoong jadi salah tingkah ketika gadis yang sedari tadi ia awasi tiba-tiba menoleh dan tersenyum padanya. Malu-malu Jaejoong membalas senyuman Youngie lalu segera beranjak pergi dari tempat ia berdiri.
Duo mc Leeteuk-Eunhyuk naik ke atas panggung membuka acara malam itu. Dua pemuda tampan ini menjelaskan alasan kenapa malam ini seluruh 'boyfriend' memakai seragam Donghwa Highschool. Leeteuk kemudian mengundang Hyunri selaku 'yang punya hajat' untuk naik ke panggung. Hyunri membawakan pidato singkatnya di hadapan para pengunjung, ia tak lupa menunjuk meja no. 8 tempat keenam sahabatnya duduk berkumpul. Semua mata di club itu seolah di komando kompak menatap ke arah meja no. 8 yang di isi enam gadis cantik dengan wajah berbinar bahagia malam itu.
Lima orang dance crew 'boyfriend' naik ke atas panggung (bayangin aja mereka Junho, Seungri, Taemin, Yunho, L Infinite. Boleh bayangin yang lain juga kok hehehe) menampilkan dance cover 'Low - Florida'. Senada dengan seluruh 'boyfriend', kelimanya juga memakai seragam Donghwa Highschool sebagai kostum mereka. Hyunri-Shin Ae-Jiyeon-Sunyoung-Changmi maju ke depan panggung. Sementara itu, Taerin-Youngie tetap duduk. Tampak Yoseob dan Jaejin duduk menemani keduanya.
"It's show time! Rain.......bow.......!!!" seru Leeteuk.
Geng Rainbow naik ke atas panggung. Jiyeon berdiri paling depan dalam barisan berbentuk V-line itu. Di belakang Jiyeon, berdiri duo D.J Hyunri-Shin Ae. Baris belakangnya ada The Kim Twins, Taerin-Changmi. Paling belakang Sunyoung-Youngie.
"We are Rainbow! It's show time baby!" seru Hyunri. Intro musik 'Roly Poly - T-ara' mulai terdengar dan tujuh gadis cantik ini mulai menggerakkan badannya.
- Roly Poly (lyric cover song by geng Rainbow) -
[Shin Ae] Eodi-kkaji wah-na, tto eodi-sumeo-nna, mame deu-reo wah-nna yayayayaya I like you.
[Youngie] Eodi-seo osyeo-nnayo, jakku nuni kaneyo, keudae nunbichi
[Jiyeon] Naneun cham mame deuneyo
[Hyunri] Yeopeuro ka-go shipjiman yeonggi-ga anh-naseo
[Jiyeon] Naneun cham mangseo-rineyo
(all) molla
[Taerin] Eotteo-khae nan
(all) molla
[Taerin] michikesseo, neol nohchigi shirheo, neo-ye-gero
(all) cheomcheom
[Changmi] dagakallae
(all) cheomcheom
[Changmi] nae apeseo tteonal su eopt-ke
(all) roly poly roly roly poly
[Youngie] nal mi-reonaedo nan tashi ne-gero da-gakaseo
(all) roly poly roly roly poly
[Sunyoung] naman boil-kkeoya neo-ye-ge nareul boyeo jul-kkeoya
(all) oh oh oh oh
[Shin Ae] shikye-neon waeh bonayo, uri mannambu-teo chung meomchwo i-neundae
[Jiyeon] naneun cham mame deuneyo
[Hyunri] na oneurisang-haneyo, jakku tteollineyo, keudaereul bogoseo
[Jiyeon] naneun cham mangseo-rineyo
(all) molla
[Taerin] buranhae nan
(all) molla
[Taerin] michikeseo, eodi-ro kal-kkabwah, hankeo-reum deo
(all) cheomcheom
[Changmi] dagakallae
(all) cheomcheom
[Changmi] nae nuneseo tteonal su eopt-ke
(all) roly poly roly roly poly
[Youngie] nal mi-reonaedo nan tashi ne-gero da-gakaseo
(all) roly poly roly roly poly
[Sunyoung] naman boil-kkeoya neo-ye-ge nareul boyeo jul-kkeoya
(all) oh oh oh oh
[Jiyeon] I like like this. I like like that. Like this, like that! Yeah~
(all) roly poly roly roly poly
[Hyunri] nal mi-reonaedo nan tashi ne-gero da-gakaseo
(all) roly poly roly roly poly
[Sunyoung] naman boil-kkeoya neo-ye-ge nareul boyeo jul-kkeoya
(all) ah ah ah ah tonight
[Youngie] hi-gani dwehnkeoya nae-gero ol-keoya. Oh, tonight!
(all) ah ah ah ah tonight
[Sunyoung] neol kidaril keoya, neodo nal noh chigi shirheul keoya.
Geng Rainbow menampilkan cover song dengan apik meski dengan kemampuan vocal dan dance yang pas-pasan. Pengunjung jadi sedikit ribut ketika Youngie yang tak lain adalah Amabelle Lee leader dari Girls On Top atau yang akrab disapa G.O.T ini maju dan menyanyikan part Hyomin T-ara. Jaejoong yang masih mengawasi Youngie tersenyum tipis menanggapi reaksi pengunjung yang menurutnya terlambat menyadari jika salah satu member Rainbow adalah Youngie-Amabelle Lee.
Semua member Rainbow turun panggung namun tidak dengan Youngie. Ia tampak membisikan sesuatu pada Lee Jinki -Onew- selaku DJ malam itu.
Youngie kembali maju dan menatap keenam sahabatnya yang termangu seolah bertanya, 'kenapa kau masih bertahan di atas sana?'. Youngie tersenyum manis pada keenam sahabatnya.
"Rainbow, ayo kita kembali ke masa lalu," kata Youngie yang kemudian menyanyikan lagu 'Stupid Cupid - Mandy Moore' yang merupakan lagu favoritnya. Melihat panggung yang tampak lenggang, kelima dance crew 'boyfriend' kembali naik ke atas panggung dan secara suka rela mereka menari menemani Youngie bernyanyi. Youngie tampak nyaman bernyanyi dan ikut menari bersama lima orang tampan itu.
"Hey! Apa yang kau lakukan?!" tegur Jaejoong pada Minhyuk. "Simpan handy-cam mu! Kau tahu kan apa pesan Hyunri?"
"Iya, Hyung! Aku paham kok! Tenang saja," jawab Minhyuk -Kang Minhyuk- santai, "aku hanya merekam perform mereka saja," imbuhnya.
"Awas, kalau lebih dari itu!" ancam Jaejoong.
"Ish! I-Y-A!"
"Hehe, bagus!" Jaejoong menepuk pundak Minhyuk.
"Lalu, kenapa Hyung masih disini?"
"Aku tidak akan beranjak sebelum kau mematikan handy-cam mu itu!" Jaejoong melebarkan mata sipitnya.
"Sial!" Hyunri memukul lengan Youngie ketika gadis itu kembali bergabung. "Kenapa kau tidak bilang jika ingin membuat pertunjukkan solo, ha?!"
"Memangnya, hanya kau saja yang bisa membuat kejutan?" Youngie balik bertanya. "Aku hanya ingin menghibur kalian," ujar Youngie membela diri.
"Andai kau beri tahu aku, pasti aku akan membantu mu," celetuk Shin Ae.
"Membantu apa?" tanya Jiyeon dengan nada mengolok membuat semua menertawakan Shin Ae.
"Sudah-sudah, kasihan istri ku. Ayo, kita buat permainan saja!" usul Hyunri.
"Tebak-tebakan seperti dulu??" tanya Taerin.
"Boleh, lalu yang kalah mukanya di coret pakai bedak, begitu?" sambung Changmi.
"Kekanak-kanakan sekali kalian ini!" olok Hyunri.
"Yang kalah minum segelas, bagaimana?" usul Shin Ae.
Changmi-Taerin kompak menatap Shin Ae dengan tatapan keberatan seolah berkata, 'kami takut mabuk'.
"Sekali-kali mencoba, tidak apa-apa kan?" Sunyoung memegang tangan Taerin.
"Aku juga tidak kuat minum kok," tambah Jiyeon.
"Tunggu apalagi? Ayo kita mulai!" ajak Youngie.
***
Youngie terbangun dengan kepala yang masih terasa berat. Youngie duduk di ranjang mengamati tempat ia berada kini. 'Dimana ini? Asing sekali, ini bukan kamar Hyunri, Shin Ae, Jiyeon... bukan salah satu dari mereka. Lalu, ini dimana?' tanya di benaknya. Mengalahkan rasa lelah dan pusing sisa mabuk semalam, Youngie turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu yang menghubungkan kamar itu dengan balkon kecil. Youngie tersenyum melihat hamparan kepadatan rumah penduduk yang tersaji di hadapannya. Youngie memejamkan mata dan menghirup dalam-dalam udara pagi itu. Ini mengingatkan pada kenangan sebelum ia menjadi artis bersama G.O.T. Tempat sederhana yang memberinya ketenangan. Youngie berusaha mengumpulkan memorinya tentang kejadian semalam. Semalam ia berkumpul di night club 'boyfriend' dan minum bersama geng Rainbow, ia mabuk dan hanya itu yang berhasil di ingatnya. Youngie kembali masuk untuk mencari ponselnya tapi sial, ponsel itu mati karena kehabisan baterai. Youngie mendengus kesal, 'dimana aku sekarang??' batinnya.
Youngie berjalan keluar untuk mencari tahu dimana ia berada kini. Apartemen, bukan, sepertinya hanya rumah susun kelas menengah ke bawah. Youngie mendekati pintu yang sedikit terbuka.
"Lalu kapan kau akan melunasinya?" suara wanita itu terdengar ketus. "Ingat! Kau sudah nunggak 3 bulan! Jika tidak melunasinya, bulan depan kau angkat kaki dari sini!"
Terdengar suara langkah menjauh dan Youngie terdiam di balik tembok. "Huft..." pemuda itu menghela nafas panjang sa'at menutup pintu dan menyandarkan punggungnya pada daun pintu.
Perlahan Jaejoong menoleh ke samping kanan. "Kau?!!" Jaejoong terperanjat kaget mendapati Youngie sudah berdiri di balik tembok. "Sejak kapan kau disana?!"
"Baru saja," jawab Youngie terdengar parau. "Dimana ini? Kau, boyfriend kan?"
"Eh, kau tahu??"
"Kenapa semalam terus mengawasi aku? Kau ini, fan boy ku ya?" tanya Youngie penuh percaya diri.
"Ak-aku, tidak! Aku bukan fan boy mu!" Jaejoong menggelengkan kepalanya. "Semalam kau mabuk berat, bukan hanya kau, dari tujuh orang itu, hanya duo Nona Jung yang masih sadar."
"Lumba-lumba yang memintamu membawa ku?" potong Youngie yang segera mendapat tatapan protes Jaejoong yang mengisyaratkan ia tak paham akan ucapan Youngie. "Maksud ku, Hyunri."
"Iya, tapi aku tidak tahu dimana dorm G.O.T, jadi aku membawa mu kemari."
"Tahu tentang G.O.T?"
"Semalam teman-teman jadi ribut gara-gara ada kau."
Youngie hanya tersenyum menanggapinya. Jaejoong menatap lekat gadis yang biasanya hanya bisa ia lihat dalam televisi itu. Jaejoong menyadari ini nyata, tapi tetap saja ia merasa ini bagai mimpi. Semalam ia memapah Youngie dan menemani gadis itu di kursi belakang taksi. Jaejoong menyandarkan kepala Youngie di pundaknya. Karena Youngie mabuk berat dan tak kuat berjalan, terpaksa Jaejoong menggendong gadis itu di punggungnya. Jaejoong tersenyum sendiri mengenang kejadian semalam, apalagi ketika Youngie meracau sa'at ia menggendong gadis itu.
"Dimana kamar mandinya?" tanya Youngie memecah kesunyian.
Jaejoong terperanjat untuk yang kedua kalinya. Ia hanya menggerakan tangan kanannya menunjuk letak kamar mandi. Youngie berjalan cepat menuju kamar mandi. Jaejoong terus menatapnya hingga gadis itu menghilang di balik pintu kamar mandi. "Huft..." Jaejoong menghembuskan nafas panjang sambil mengelus dadanya. "Kenapa kau tidak bertanya siapa nama ku? Apa kau tidak ingin berterima kasih pada ku?"
Youngie keluar dari kamar mandi, tapi suasana sangat hening. Sepertinya tidak ada penghuni lain di rumah itu selain dirinya.
"Hallo! Tuan Boyfriend, apa kau masih disini?" panggil Youngie, tapi tidak ada jawaban. Youngie tak menemukan siapapun kecuali secangkir teh hangat dan sebuah note. Youngie meraih kertas putih yang di lipat rapi serta di letakan tepat di samping cangkir berwarna merah yang tersaji di meja.
'Ma'af, hanya teh hijau hangat ini, semoga kau merasa lebih baik usai meminumnya. Oya, jika kau pergi, taruh saja kuncinya di bawah pot bunga di samping pintu. -Jaejoong-'
"Jaejoong??"
***
Youngie memasuki dorm G.O.T, "aku pulang!" serunya kemudian.
"Youngie, ah syukurlah kau sudah kembali," sambut Hami. Youngie mengerutkan muka melihat pemuda yang turut bangkit dari duduknya bersama Hami. "Baiklah, silahkan kalian ngobrol," Hami kembali ke kamarnya.
Youngie berusaha menguasai dirinya, melawan perasaan yang bergejolak dan protes di hatinya. "Ada apa Oppa sampai kemari?" tanya Youngie dengan nada yang terdengar kesal.
"Aku rindu padamu," jawab Kimjae -Thypoon TRAX- seraya tersenyum manis dan melangkah lebih dekat pada Youngie. "Kau mabuk?"
"Bukankah aku sudah bilang jika semalam ada reuni kecil, ma'af aku kelewatan dan mabuk," jelas Youngie.
Kimjae mengangguk pelan, "bisa kita keluar hari ini?"
Youngie melihat jam tangannya dan menghembuskan nafas panjang, "ma'af, jam 9 nanti aku ada latihan."
"Kalau begitu, aku menjemput mu nanti malam."
Youngie terlihat tak bersemangat selama latihan. Ia berulang kali kehilangan konsentrasinya sa'at berlatih dance. Setahun yang lalu, tepat sebulan setelah debutnya bersama G.O.T, Youngie bertemu Kimjae yang tak lain adalah idolanya dan akrab di sapa Thypoon yang merupakan nama panggungnya. Sejak pertemuan itu, keduanya berteman baik. Bukan, keduanya menjalin hubungan tanpa status. Tidak ada komitmen yang meresmikan jika Kimjae-Youngie berpacaran. Belakangan terasa amat sulit bagi Youngie, ia benar-benar ingin mengakhiri hubungan tanpa kepastian itu.
"Auw!" pekik Youngie yang jatuh terduduk di lantai sambil memegang kaki kirinya.
"Umma!" keempat member G.O.T kompak mengerubuti Youngie.
"Umma, Umma baik-baik saja?" tanya Heebyul.
"Kaki kiri Umma..." tunjuk Chaebin pada Youngie yang terlihat meringis sambil mengelus kaki kirinya.
"Umma cidera!" seru Hyeoseo.
"Bagaimana ini?" Hyuri panik melihat Youngie.
"Youngie~aa!" Hami membelah keempat anak asuhnya. "Ayo, kita ke dokter!"
"Aku mau pulang ke dorm saja," tolak Youngie.
"Dasar bandel! Ayo!" Hami memapah Youngie dan membawanya ke dokter.
"Apa??" mata Jaejoong melebar mendengar penjelasan Nyonya Kang si pemilik rumah susun yang ia sewa.
"Kau pikir aku bercanda? Tadi pacar mu yang melunasinya, kau aman sampai awal tahun nanti, hah... beruntung sekali kau mempunyai kekasih seperti Nona... ah, aku lupa tidak menanyakan siapa namanya. Dia tidak hanya cantik tapi juga baik dan..." Nyonya Kang menatap Jaejoong, "aku heran, apa yang membuatnya mau berpacaran dengan pemuda seperti mu!"
Jaejoong berjalan sambil melamun. Ia terus memikirkan ocehan Nyonya Kang sa'at ia bermaksud menyicil hutangnya. 'Apa benar Amabelle Lee, Youngie yang membayar tagihan ku?' tanya di benakknya. Tidak ada yang berubah dari rumahnya, tidak ada catatan pula untuknya.
"Omo! Noona mengalami cidera!" Jaejin menyita perhatian teman-teman 'boyfriend'-nya termasuk Jaejoong yang baru saja tiba.
"Noona? Youngie Noona?" tanya Yoseob yang sudah mengerumuni Jaejin bersama beberapa 'boyfriend' yang mengidolakan G.O.T.
"Iya, Glitter sudah ramai membicarakan hal ini, lihat saja, lead dari fan page Glitter telah mengkonfirmasi hal ini," Jaejin masih fokus pada layar ponselnya.
"G.O.T akan tampil tanpa Amabelle Lee, kurang sempurna," keluh Taecyeon.
Jaejoong hanya diam mendengarkan obrolan teman-temannya tentang Leader G.O.T itu. Tapi jauh di dasar hatinya, Jaejoong merasa khawatir dan bertanya-tanya tentang kondisi Youngie. Tak kehabisan akal ia pun segera berbasa-basi mengirim sms pada Hyunri. Jaejoong tersenyum lega membaca sms balasan Hyunri. 'Nanti saja, aku ada di dorm G.O.T, kura-kura cidera jadi kami menjenguknya, hah... untung saja bukan cidera yang parah, dia masih bisa tersenyum selebar ini ckckck' begitu isi sms Hyunri.
***
Semalam Youngie merasa senang karena D.J Hyunri-Shin Ae dan The Kim Twins Changmi-Taerin datang menjenguknya. Sunyoung yang berada di Thailand dan Jiyeon yang sibuk di Eropa juga menyempatkan diri menelfon Youngie sekedar menanyakan kabar 'kura-kura' itu. Hari ini semua sibuk dengan jadwal masing-masing. Sepi, itu yang di rasakan Youngie berada di dorm G.O.T sendirian. Tak masalah, Youngie sudah terbiasa dengan kondisi ini. Youngie memang seorang yang penyendiri.
'...apakah aku harus tidur seharian? Oh, beginikah rasanya liburan? Sungguh...' Youngie mengup-date status di akun pribadinya. Youngie tertawa sendiri menatap layar laptopnya membaca komentar Glitter (nickname fans G.O.T). Terdengar bel berdering mengusik keasikan Youngie. Youngie merasa malas dan mengabaikannya, tapi sepertinya 'orang yang memencet bel' tak mau menyerah. Dengan sedikit menyeret kaki kirinya, Youngie berjalan menuju pintu.
"Kau??" Youngie kaget ketika membuka pintu.
Jaejoong mengembangkan senyumnya, "annyeong..."
Jaejoong duduk di sofa ruang tamu dorm G.O.T. Ia memperhatikan markas lima gadis cantik yang kini sedang naik daun itu. Tidak begitu mewah, tidak seperti dalam bayangannya.
Youngie kembali membawa dua buah minuman kaleng dan duduk di hadapan Jaejoong. "Kau datang untuk menjenguk ku? Kau tahu aku cidera? Kau bilang kau tidak tahu alamat dorm G.O.T karena itu kau membawa ku ke rumah mu, lalu sekarang? Kau bohong kan? Kau pasti fan boy G.O.T dan..."
"Hyunri," potong Jaejoong. "Jung Hyunri yang memberi tahu aku alamat dorm G.O.T."
"Lumba-lumba?? Semudah itu dia menyerah?"
"Tidak, harus memberi alasan yang sangat tepat." Jaejoong menatap Youngie yang tanpa ragu menatapnya dengan tatapan mengisyaratkan pertanyaan, 'lalu apa alasan mu?'. "Aku bilang, aku harus mengembalikan barang milik mu yang tertinggal, jadi Hyunri memberikan alamat ini," jelas Jaejoong.
"Hagh~ serius sekali? Tidak sulit mencari alamat dorm G.O.T, kenapa sampai memohon pada Hyunri?" ekspresi Youngie seolah mengolok Jaejoong.
Jaejoong hanya diam menatap Youngie dengan tatapan kesal. 'Dia ini, bisa juga membuat orang kesal!' gumam di batin Jaejoong.
"Jadi kau tahu aku cidera? Lalu karena itu kau datang secara pribadi menjenguk ku?" kata Youngie penuh percaya diri. "Kau itu fan boy G.O.T ya?" tambahnya. Youngie tersenyum kecil melihat ekspresi kesal Jaejoong, "ma'af, aku hanya bercanda. Jadi, ada apa sebenarnya sampai mencari ku segencar ini, Tuan Boyfriend?"
Jaejoong makin kesal menatap Youngie ketika gadis itu menyebutnya 'Tuan Boyfriend'. Tatapannya seolah protes jika ia punya nama, kenapa harus memanggilnya dengan sebutan macam itu? Apa dia tidak membaca namaku di pesan yang aku tinggalkan waktu itu?
"Jaejoong ssi~, kenapa kau diam saja? Kau kesal padaku?"
Malu-malu Jaejoong mengembangkan senyumnya ketika Youngie menyebut namanya. "Soal cidera, aku tahu karena Jaejin dan Yoseob terus meributkannya," Jaejoong kembali bersuara.
"Oh~ begitu, terima kasih sudah menjenguk ku, tapi kenapa kau tidak membawa apa-apa?"
Hagh! Jaejoong baru menyadari jika ia datang dengan tangan kosong, kontan wajahnya memerah karenanya.
Youngie terkikik melìhat ekspresi Jaejoong kali ini. "Ayolah! Jangan terlalu serius menanggapinya, aku hanya bercanda."
Jaejoong tersipu dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Youngie ssi~ soal tagihan sewa rumah itu... apa kau yang melunasinya?"
Youngie menghela nafas, "jadi datang hanya untuk menanyakan hal itu? Jika iya, kau mau apa?"
Jaejoong kini membalas tatapan Youngie tanpa ragu. "Kenapa?"
"Aku tidak tahu apa alasannya, ma'at waktu itu aku tidak sengaja mendengar obrolan Anda dengan Nyonya Kang, dan entahlah tiba-tiba aku ingin melunasinya."
"Jadi kau benar orang seperti itu??"
"Eng?? Aku orang seperti apa??"
Jaejoong keceplosan, yang ia tahu dari profil member G.O.T, Youngie adalah sosok yang di anggap aneh. Gadis itu sering di sebut menyukai atau melakukan sesuatu tanpa ia tahu apa alasan yang mendasari tindakannya itu.
"Aku suka tempat tinggal mu!"
"Apa?? Kak-kau suka rumah ku??"
"Sa'at aku terbangun dan berdiri di balkon kamar mu, rasanya sangat nyaman, seperti mendapatkan diri ku yang dulu," kenang Youngie. "Ingin sekali berada di sana lagi," tersenyum pada Jaejoong.
Jaejoong terlihat shock mendengar alasan Youngie. "Kak-kau, boleh datang ke tempat ku lagi," ucapnya ragu.
"Pasti, aku sudah tahu dimana kunci rumah itu biasa di simpan," Youngie terdengar akrab.
"Aku berhutang padamu!"
"Aku tidak merasa meminjamkan uang padamu dan aku tidak memintamu melunasi tagihan itu."
"Apa??" lagi-lagi Jaejoong di buat shock oleh jawaban Youngie. "Aku tidak bisa menerima bantuan Anda begitu saja, bagaimana ya? Kita ini kan belum kenal dan..." Jaejoong kembali menatap Youngie yang diam menunggunya kembali bicara. "Sungguh aku tidak bisa, aku keberatan."
"Lalu kau mau apa?"
Suasana jadi hening sejenak. Jaejoong kemudian mengangkat kepala seolah mendapat ide untuk menengahi permasalahan ini.
"Jadikan aku boyfriend mu saja," usulnya.
"Ap-apa??"
***
* Boyfriend - Boyfriend *
Hari pertama Jaejoong menjadi 'boyfriend' Youngie.
Pukul 9 tepat Jaejoong datang ke dorm G.O.T. Kali ini ia membawa bucket bunga bakung warna putih, bunga kesukaan Youngie.
Jaejoong semangat bekerja. Ia membersihkan dorm G.O.T, mulai dari menyapu sampai mengepel lantai. Usai melakukan semua itu, Jaejoong beralih ke dapur mencari bahan seadanya untuk memasak makan siang. Youngie memang terkesan acuh, tapi tanpa sepengetahuan Jaejoong, gadis itu sesekali memantaunya. Youngie sempat kaget melihat Jaejoong memasak di dapur, tapi ia hanya tersenyum dan kembali ke kamarnya.
"Youngie ssi~, makan siang sudah siap!" Jaejoong mengetuk pintu kamar Youngie. "Youngie ssi~" Jaejoong mengulangi panggilannya, namun Youngie tak membalas juga. "Apa dia tidur?" tanya Jaejoong lalu ia mendekatkan telinga pada daun pintu. "Youngie~??" Jaejoong kemudian membuka pintu.
Youngie menangis. Wajahnya pucat dan ia terlihat benar kesakitan sambil memegang perutnya. Jaejoong kaget melihat Youngie dengan kondisi seperti itu. Ia segera menghampiri Youngie yang terduduk di ranjang.
"Youngie ssi~, kau kenapa? Kau sakit? Ya Tuhan, kau pucat sekali..." Jaejoong panik. "Katakan! Apa yang sakit?"
Youngie menyingkirkan tangan Jaejoong, "aku baik-baik saja!" bantahnya.
"Keras kepala! Begini kau bilang baik?! Ayo, kita ke dokter!" Jaejoong hendak memapah Youngie.
"Sudah ku bilang aku baik-baik!" Youngie menangkis tangan Jaejoong.
"Ma'af..." suara Jaejoong lirih, "tapi, aku benar-benar mengkhawatirkan mu."
Youngie mengangkat kepala menatap Jaejoong. "Terima kasih, tapi sungguh aku baik-baik saja," Youngie mengembangkan senyum di wajahnya yang pucat menahan rasa sakit.
"Sungguh??"
"Emm!" Youngie mengangguk. "Ini sudah biasa, masalah wanita, di jelaskan pun aku tak yakin kau akan paham," tambah Youngie. "Kau bilang makan siang?"
"Iya, aku memasaknya... untuk mu," sangat lirih pada akhir kata.
15 menit kemudian Youngie keluar dan keduanya makan siang bersama. Awalnya Youngie meragukan masakan Jaejoong, tapi suapan pertama yang masuk ke dalam mulut Youngie mematahkan keraguan itu. Youngie tak sungkan memuji kemahiran Jaejoong memasak.
Hari kedua Jaejoong menjadi 'boyfriend' Youngie.
Kemarin hari yang amat menyenangkan bagi Jaejoong. Suara Youngie ketika memuji masakannya terus terniang di telinga Jaejoong. Entah apa yang ada di pikiran Jaejoong, hari ini ia datang membawa setangkai mawar merah lengkap dengan pita merah kecil yang menghiasinya untuk Youngie.
Jaejoong kembali membersihkan dorm. Youngie sengaja memasak untuk makan siang hari ini.
"Bagaimana? Masakan ku enak tidak?" tanya Youngie.
"Kau suka rasa asin ya?" Jaejoong balik tanya.
"Eh, keasinan ya?"
Jaejoong tersenyum, "sedikit. Sakit mu sudah sembuh? Kemarin kau sakit apa? Sampai pucat begitu."
"Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku," Youngie menundukkan kepala, "sudah ku bilang itu rahasia perempuan, di jelaskan pun belum tentu kau paham."
Jaejoong manggut-manggut pura-pura paham meski sebenarnya ia masih bertanya-tanya tentang sakit yang di derita Youngie kemarin.
"Besok bawa aku ke rumah mu ya!"
"Uhuk...uhuk!!!" Jaejoong langsung tersedak mendengarnya.
"Kenapa? Aku bosan di sini, tenang saja aku bisa jalan kok meskipun lambat."
Hari ketiga Jaejoong menjadi 'boyfriend' Youngie.
Jaejoong datang memenuhi panggilan Youngie. Ia menjemput Youngie dan memperkenalkan gadis itu pada sekuter merah kesayangannya. Jaejoong membawa Youngie dalam boncengannya, sekuter itu ia lajukan dengan pelan. Jaejoong terus tersenyum menikmati moment langka ini.
Keduanya sampai, Youngie mulai berjalan pelan menaiki tangga untuk bisa sampai ke lantai 2 tempat rumah Jaejoong berada. Melìhat Youngie tak bisa berjalan dengan sempurna, Jaejoong tak tega. Jaejoong jongkok di hadapan Youngie dan meminta gadis itu naik ke punggungnya. Youngie tertawa geli dan menolak tawaran Jaejoong.
"Aku bukan anak kecil lagi," kata Youngie seraya memukul pelan lengan Jaejoong.
"Sa'at kau mabuk, aku juga menggendong mu, ayo naik saja!"
"Tidak mau! Aku bisa jalan!"
"Youngie~aa!"
"Apa?? Mau memaksa ku? Kalau kau lakukan itu, maka aku akan teriak, tolong dia mau merampok ku! Kau mau?" ancam Youngie.
"Ish!" akhirnya Jaejoong memapah Youngie menaiki satu persatu tangga hingga keduanya sampai di lantai 2.
Youngie tersenyum lebar dan terlihat senang bisa kembali ke rumah Jaejoong. Semalam, tampaknya Jaejoong lembur untuk membersihkan rumahnya.
Youngie memainkan bunga bakung putih yang tertata rapi dalam vas. "Aku akan menginap," katanya santai.
"Apa??" Jaejoong melotot kaget.
"Ini rumah ku juga, kau lupa?"
"Buk-bukan begitu tapi..."
"Aku sudah meninggalkan catatan untuk Manajer Onni dan juga anak-anak G.O.T."
Hami membaca note yang di tinggalkan Youngie di pintu lemari es. "Youngie menginap di rumah Paman Kim, Paman Kim?" Hami menatap satu per satu member G.O.T yang tersisa. Ada yang mengangkat bahu, menggelengkan kepala, balik menatap Hami dengan tatapan penuh pertanyaan, dan nyata menjawab 'tidak tahu'. "Apa Youngie punya saudara bernama Paman Kim?" tanya Hami pada dirinya sendiri.
Jaejoong tersenyum melìhat Youngie terlelap dalam tidurnya. Ia kemudian menutup pintu kamar dan meninggalkan Youngie di rumahnya.
Malam ini Jaejoong datang dengan senyuman lebar di wajahnya. Ia menyapa siapapun yang ia temui. Hal ini tentu membuat teman-temannya heran karena selama ini Jaejoong terkenal pendiam, jarang menyapa sesama dan paling mahal untuk urusan tersenyum.
***
"Selamat pagi," sapa Youngie lengkap dengan senyum manisnya sa'at Jaejoong terbangun. "Aku sudah masak sarapan untuk kita."
Jaejoong merasa aneh mendapat perlakuan seperti ini dan hanya tersenyum tersipu.
"Jaejoong~aa, kau sudah punya pacar?"
"Iya??" lagi-lagi Jaejoong melotot kaget. "Ken-kenapa??"
"Aku takut jika dia tiba-tiba datang dan melihat ku di sini, bisa gawat kan?"
"Tidak, aku tidak punya pacar," Jaejoong menggeleng antusias.
"Masak 'boyfriend' setampan diri mu tidak punya pacar?" goda Youngie. "Ok! Aku tidak mau kau marah pagi-pagi begini, aku tidak mau merusak mood ku," tersenyum dan pergi dari hadapan Jaejoong.
"Huft..." Jaejoong mengelus dadanya, "kenapa jadi begini?"
Jaejoong penasaran apa yang di lakukan Youngie betah berlama-lama di kamarnya. Ia mengintip dari pintu kamar yang sedikit terbuka, tampak Youngie duduk di lantai balkon kamarnya sambil fokus menatap laptopnya. Jaejoong benar-benar ingin mendekat, tapi apakah Youngie akan mengijinkannya bergabung?
"Woa~ kalau malam makin indah ya?" Youngie tersenyum lalu menatap Jaejoong yang duduk di sampingnya. "Kau suka tidak duduk seperti ini?"
"Emm??" Jaejoong tersadar dari lamunannya.
"Hayo~ kau melamun ya? Kau tidak kerja malam ini?"
"Tidak, aku ingin menemani mu, boleh kan?"
"Jadi karena aku? Eh, kau itu fan boy G.O.T ya? Dari kami berlima, siapa yang paling kau suka? Aku tidak percaya jika kau bukan fan boy G.O.T."
"Percaya diri sekali?"
"Tentu saja, tau kenapa? Karena aku G.O.T."
Jaejoong menatap Youngie sejenak, "Beby Jung, aku paling suka pada Beby Jung," jawabnya kemudian.
"Oh~" ekspresi Youngie tetap datar tak berubah seperti harapan Jaejoong. "Ku pikir Violin,"
"Eh? Kok??"
"Hahaha..." tawa Youngie pecah, "jadi bukan Violin atau Beby, lalu siapa?" goda Youngie makin semangat, "Cha atau Stevanie? Ha?"
Jaejoong menghembuskan nafas panjang, kesal atas ulah Youngie. "Kenapa tidak kau sebutkan diri mu juga, ha?"
Youngie terkekeh, "jadi, kau suka pada ku? Em?"
"Terserah~" jawab Jaejoong pasrah.
"Suka atau tidak suka, kau harus tahan karena kau adalah 'boyfriend' ku, kau paham?"
Jaejoong menatap heran pada Youngie, gadis yang selalu di elu-elukan paling pendiam dan pemalu dalam G.O.T ini, ternyata jika bercanda keterlaluan juga.
"Berapa lama kontrak Jaeyoung?" tanya Youngie memecah kebisuan.
"Eh? Jaeyoung??"
"Iya, Jaejoong-Youngie!"
Bukan menjawab pertanyaan Youngie, Jaejoong malah senyam-senyum tidak jelas.
"Tidak mungkin kan jika selamanya kau jadi 'boyfriend' ku, benar tidak?"
Jaejoong manggut-manggut.
"Lalu berapa lama kontrak Jaeyoung?"
"Aku menurut padamu saja."
"Ha?? Kalau aku minta seumur hidupmu, kau mau?!" Youngie menatap tepat ke arah mata Jaejoong dan begitu sebaliknya. Kejadian ini berlangsung selama beberapa menit sebelum akhirnya kedua makhluk Tuhan ini saling membuang muka.
"Hmm... Youngie~aa" panggil Jaejoong.
"Apa??" jawab Youngie tanpa mengalihkan pandangannya.
"Masalah kontrak Jaeyoung, kau boleh mengakhirinya kapan saja jika kau mau."
"Apa??" Youngie menoleh dan menatap Jaejoong dengan tatapan serius.
"Mungkin terdengar konyol, tapi ini yang sebenarnya aku inginkan, aku akan tetap tinggal jika kau meminta ku tinggal dan aku akan langsung pergi jika kau meminta ku pergi," jelas Jaejoong sambil menatap lekat Youngie.
***
Berbunga-bunga, mungkin itu yang di rasakan Jaejoong sa'at ini. Youngie menyetujui kontrak yang ia ajukan semalam. Jaejoong amat senang karena itu sama saja artinya ia bisa berlama-lama di samping Youngie, gadis yang selama ini ia kagumi. Pagi-pagi Jaejoong sudah menghilang. Ia pergi ke toko bunga dan membeli bucket bunga mawar putih. Selanjutnya ia menuju toko kue dan sibuk memilih kue. Pilihannya jatuh pada sebuah mini tart blackforest. Ada apa ini? Apakah hari ini ada yang berulang tahun?
Senyum terus terkembang di wajah Jaejoong sa'at ia berjalan menaiki tangga. Jaejoong terus membayangkan bagaimana reaksi Youngie sa'at ia membangunkannya sambil membawa bucket mawar putih dan sebuah mini tart. 'Pasti dia akan mengomel dan mengatakan jika ia tidak sedang berulang tahun hari ini,' begitu yang ada dalam benak Jaejoong. Jaejoong masuk pelan-pelan dan menyiapkan kejutan kecilnya untuk Youngie. Jaejoong tersenyum kemudian menghela nafas dan membuka pintu kamarnya. Jaejoong tertegun melihat kamarnya telah kosong tak berpenghuni. Youngie tidak ada di dalam kamarnya namun semua barang milik Youngie masih tertata rapi di tempatnya. Jaejoong panik dan mencoba menelfon Youngie namun ponsel gadis itu tidak aktif.
(dorm G.O.T)
Hyunri, Shin Ae, Changmi, Taerin duduk berjajar. Youngie duduk di hadapannya di apit Hami dan Hyuri. Ada pula Heebyul, Chaebin dan Hyeoseo di ruang tengah dorm G.O.T.
"Video cover song kalian sudah tersebar luas di dunia maya, CEO benar merasa keberatan atas munculnya video itu," Hami memulai.
"Ayolah Manajer Onni, ini bukan masalah besar, hanya video cover song saja," bantah Heebyul.
"Aku tak masalah, tapi Nona CEO yang mempermasalahkan video itu," sanggah Hami.
"Masalahnya yang kami khawatirkan adalah jika muncul video lain," Hyunri angkat bicara.
"Bukannya memang ada dua buah video cover song Umma?" tanya Chaebin.
"Bukan itu," Shin Ae menggoyang tangannya. "Malam itu kami juga minum-minum sampai mabuk, kura-kura juga mabuk, bagaimana kalau ada juga video tentang itu?" jelasnya.
"Damn!" umpat Heebyul, "itu bisa merusak image Umma!"
"Bukan hanya kura-kura, tapi juga kami," sahut Taerin yang di amini anggukan kepala Changmi.
"Ah iya, tidak lucu pastinya melihat dua orang dosen mabuk berat," celetuk Hyeoseo.
"Tapi siapa juga bisa menghalau ulah fans atau parahnya anti fans?" pendapat Hyuri.
"Itu benar, hah..." Hami memijat keningnya. "Youngie, kenapa kau diam saja?"
"Aku akan menghadap CEO sendiri," jawab Youngie seraya bangkit dari duduknya dan masuk ke kamar membuat semua membisu menatapnya.
"Aa~ ini tentu bukan masalah serius baginya," Hami mencoba menenangkan.
"Kami tahu," jawab Hyunri. "Tapi, kami akan tetap mencari siapa yang merekam video itu," imbuhnya.
"Memang Anda bisa?" tanya Hami sangsi.
Hyunri tersenyum penuh percaya diri, "serahkan saja padaku," menepuk dadanya. "Aku tidak akan membiarkan member ku menderita," imbuhnya.
Seseorang sengaja mengup-load video cover song Youngie bersama gengnya. Kemunculan geng 'Rainbow' langsung menjadi bahasan hangat netizen. Bahkan sampai ada yang membandingkan geng 'Rainbow' dengan T-ara yang notebene artis pemilik lagu 'Roly Poly'. Foto tujuh member T-ara di edit dan di gabungkan dengan wajah-wajah member geng 'Rainbow' juga menyebar bebas di dunia maya. G.O.T juga tak lepas dari gosip. Bahkan dalam sebuah majalah infotainment menjadikan berita ini sebagai headline news mereka dengan judul, 'Amabelle Lee, Milik G.O.T atau Rainbow?'. Parahnya, ada yang menyebarkan jika Youngie akan keluar dari G.O.T. Nama Jiyeon dan Sunyoung juga tak lepas dari sorotan dan gosip. Entah siapa yang memulai namun semua gosip ini tiba-tiba memanas di kalangan masyarakat. Glitter, fans G.O.T tak begitu mempermasalahkan perihal video cover song leader G.O.T bersama gengnya. Glitter malah menyambut baik hal ini. Mereka tak menyangka jika Youngie berteman baik dengan model papan atas Korea Chae Jiyeon dan balerina nasional Korea Han Sunyoung. Selain itu menurut mereka, geng 'Rainbow' adalah kumpulan orang hebat dengan keunikan masing-masing. Lain lagi dengan ulah anti fans yang makin menjelek-jelekan sosok Youngie. Night club 'Boyfriend' juga tak lepas dari sorotan publik.
"Hallo," Youngie menerima telefon Hyunri. "Kebetulan kau menelfon, besok jam 4 sore bawa Shin Ae dan Kim Twins ke kantor Dreamsweaver, bisa kan? Rainbow harus hadir dalam konferensi pers ku besok sore, minus Phoenix dan Kucing." Youngie diam mendengarkan Hyunri bicara, "sudah tertangkap pelakunya? Siapa? Oh, aku tidak tahu... Apa?? Jae-jaejoong yang menangkap pelakunya? Ah, tidak, tidak apa-apa, aku sudah merencanakan sesuatu, ok! Sampai ketemu besok," Youngie mengakhiri obrolannya. "Huft... Jaejoong yang menemukan pelakunya??"
***
Wartawan sudah berkumpul di depan kantor Dreamsweaver Entertainment, agency yang menaungi G.O.T. Setelah 15 menit menunggu, Youngie muncul di dampingi Hami. Youngie tampak tenang menghadapi para wartawan dan menjawab satu per satu pertanyaan mereka. Di tengah konferensi, Youngie mengundang duo D.J Hyunri-Shin Ae dan Kim Twins Changmi-Taerin untuk tampil bersamanya. Dengan bangga ia memperkenalkan satu per satu sahabatnya itu termasuk Jiyeon dan Sunyoung yang tidak bisa hadir karena berada di luar negeri. Usai konferensi pers, Youngie mengajak empat sahabatnya, member G.O.T dan Hami makan malam.
***
Park Jinyoung selaku pemilik night club 'Boyfriend' tampak nervous mengawasi kerja anak buahnya. Ada pula beberapa wartawan berkumpul. Malam ini G.O.T akan tampil ekslekusif di night club 'Boyfriend', pantas saja jika tempat itu jadi ramai di penuhi wartawan dan juga pengunjung yang rata-rata adalah Glitter.
Kimjae berdiri tepat di hadapan Youngie menatap lekat gadis itu. Youngie tersenyum manis kemudian berjalan pergi.
"Ma'af Oppa, aku tidak bisa terus seperti ini," kata Youngie tanpa ragu. "Aku rasa Oppa lebih paham dari ku," imbuhnya.
"Tidak bisakah kita memulainya lagi dari awal?" pinta Kimjae.
"Ma'af, pada akhirnya aku sadar, aku tidak mampu bertahan di samping Oppa."
"Jadi, tidak adakah kesempatan itu untuk ku?"
Youngie tersenyum manis, "ada, tapi bukan dengan ku."
Hyunri berkumpul bersama Shin Ae, Jiyeon, Sunyoung, Changmi dan Taerin di rest room night club 'Boyfriend'. Tak lama kemudian G.O.T dan Hami tiba. Show malam ini di buka dengan penampilan cover dance dari dance crew 'boyfriend'. G.O.T tampil apik membawakan 5 lagu andalan mereka. Show di tutup dengan penampilan geng 'Rainbow' yang kembali menampilkan cover song 'Roly Poly - T-ara'.
Youngie tersenyum melihat para 'boyfriend' antusias berfoto dengan member G.O.T. Jaejoong datang mengantar Minhyuk untuk meminta ma'af kepada Youngie secara langsung atas ulah isengnya. Dengan senang hati Youngie mema'afkan Minhyuk dan memaklumi keisengan pemuda itu.
"Hah... tahu kah kau, aku merasa sangat lega malam ini," kata Youngie.
"Em, sudah beres semua ya?" Jaejoong mengangguk.
"Belum!"
"Belum??"
"Kau lupa pada kontrak Jaeyoung?"
"Oh~" Jaejoong menunduk dan menggaruk kepalanya.
"Jaga rumah kita ya."
"Rum-mah kit-ta??"
"Em! Aku pasti akan berkunjung lagi," kata Youngie seraya tersenyum manis, kemudian pergi bergabung dengan teman-temannya.
"Pasti, aku pasti menjaganya untuk mu, Youngie. Dan aku akan menunggu mu kembali," bisik Jaejoong yang masih menatap punggung Youngie.
Member G.O.T dan Rainbow membaur di lantai dansa bersama beberapa 'boyfriend'. Semua asik menari di iringi alunan lagu 'T- ara - Roly Poly'.
***
(di ruang praktek Shin Ae)
"Aku yakin dokter bisa melakukannya," klien itu menatap Shin Ae penuh harap. "Dokter, tolonglah aku," klien itu memegang tangan Shin Ae, "jadikan mata, bibir dan dagu ku seperti milik Amabelle Lee, lalu hidung semancung Violin Song, pipi seperti Beby Jung, alis seperti Stevanie Moon dan kulit putih Pika Park, bisa kan Dokter?"
--- THE END ---
-shytUrtle-
ma'af buat korban tag dan pihak-pihak yang tidak berkenan dengan ff ini. terima kasih buat semua sumbang sìh dan dukungan. kesempurnaan hanya milik ALLOH dan segala kekurangan milik saya :)