¤ Bilik shytUrtle – CERMIS "Penampakan Nggak Ikut Libur Puasa" ¤

05:51



¤ Bilik shytUrtle –  CERMIS "Penampakan Nggak Ikut Libur Puasa" ¤


Katanya kalo bulan puasa, bulan Ramadhan setan pada di kerangkeng, pada di penjara, nah bagaimana dengan hantu? Apa hantu atau penampakan itu termasuk setan?


Well, kali ini saya nggak mau membahas hantu itu masuk kategori setan atau nggak. Saya cuman pengen berbagi creepy story yang ternyata juga mampir menyapa walau di bulan puasa bulan Ramadhan. Ok?! Ini hanya sekedar sharing. Jadi no bashing, please.


Ini momennya pas banget. Nulis CERMIS, Cerita Misteri di hari Kamis di Kamis Kliwon malem Jum'at Legi, sore-sore mendung pula. Jadi ngabuburitnya nulis note ini, gitu ceritanya. Dan sesuai perjanjian sama Tunjung, note ini bakal di publish di hari Jum'at. Tentu saja untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan sehubungan dengan hari Kamis Kliwon Jum'at Legi yang di sini memang di keramatkan.


Di keramatkan? Kenapa? Ini kaya iklan aja yah v^___^v Warisan leluhur, setiap Kamis Kliwon Jum'at Legi memang di keramatkan. Momen sebulan sekali ini diisi dengan berbagai macam kegiatan. Yang paling umum adalah ziarah ke makam. Ini kenapa saya sering nyebut BoGeMisWon atau Rebo Wage Kemis Kliwon adalah hari raya buat nenek saya yang jualan kembang. Sebulan sekali nenek pasti kebanjiran order pesenan bungkusan kembang buat ziarah ke makam. Ini tradisi. Kalau ziarah ke makam bawa bunga, umumnya Kembang Boreh tapi ada juga yang Kembang Telon. Selain itu, biasanya untuk padepokan seni, Kuda Lumping dan Bantengan akan menggelar 'gebyak'.


Gebyak biasa diadakan di 'Dayangan' yaitu satu tempat yang dikeramatkan di desa. Gebyak itu merupakan pertunjukan gratis yang digelar setiap bulan. Secara gampangnya gebyak itu semacam latihan akbar yang dipertontonkan. Selain itu tujuannya digelar di Danyangan adalah untuk menghibur makhluk-makhluk astral yang menempati Danyangan dan dipercaya sebagai makhluk yang lebih dulu ada dan tinggal di desa atau bisa juga diartikan sebagai penjaga desa.


Kok kita jadi bahas BoGeMisWon, gebyak dan Danyangan yah? Ok! Back to main topic! Hantu Nggak Ikut Libur Puasa.


Masa kecil saya seluruhnya dihabiskan di dalam lingkungan PUSKESMAS yang terkenal angker di desa kami. PUSKESMAS ini masih difungsikan. Setiap hari 24 jam PUSKESMAS di sini membuka jasa pelayanan. Berbagai versi cerita beredar berhubungan dengan penyebab angkernya PUSKESMAS. Kalau menurut pandangan astral, lokasi tempat PUSKESMAS berdiri adalah 'Pasar Jin'. Jadi banyak makhluk-makhluk astral yang bermukim atau memusatkan kegiatan di area PUSKESMAS tersebut. Jadi nggak heran kalau banyak kejadian ganjil berbau mistis sering terjadi di PUSKESMAS. Selain itu emang udah jadi cap secara turun temurun bahkan boleh disebut warisan tradisi jika PUSKESMAS atau Rumah Sakit itu lengket dengan kesan angker. Biasanya hal ini dihubung-hubungkan dengan adanya beberapa orang meninggal di tempat pelayanan kesehatan masyarakat itu. Kalau tanya sama nenek perihal sejarah tanah tempat PUSKESMAS berdiri, nenek cuman jawab. "Di situ dulu tempat tinggalnya Tuan Moerman, orang Belanda, dia kaya raya dan suka pelihara ular. Makanya di sana banyak ular. Dulu ularnya di pelihara dalam sumur sama Tuan Moerman, pas Tuan Moerman mati nggak ada yang ngrawat ular-ularnya lagi." Ok! Saya rasa nenek saya salah fokus xD Dan saya jadi bertanya-tanya sendiri apakah keluarga Tuan Moerman itu tewas dibantai rakyat pribumi di tempat tinggalnya? Sehingga itu pula yang menjadi alasan kenapa PUSKESMAS jadi angker? Tidak ada jawaban saudara.


Nah kok jadi bahas PUSKESMAS juga nih? Momen creepy di bulan Ramadhan salah satunya emang terjadi di sana. Tepatnya di rumah dinas yang letaknya di bagian paling belakang di komplek PUSKESMAS yang kebetulan dahulu adalah tempat tinggal kami selama puluhan tahun. Trus creepy story-nya gimana tuh?


Senin pagi di bulan Ramadhan, puasa hari kedua. Tepatnya tanggal 30 Juni 2014, Senin Kliwon. Seperti biasa Ibu membantu Bapak yang bekerja sebagai pesuruh di PUSKESMAS bersih-bersih. Setiap harinya Bapak bekerja membersihkan PUSKESMAS yang lumayan luas itu mulai pukul 05.00 pagi. Senin pagi di akhir bulan Juni itu pun demikian dan seperti biasa Ibu turut membantu Bapak. Ibu tanpa ragu pergi ke rumah dinas bagian belakang untuk mengambil sapu yang letaknya di gudang di samping rumah dinas. Gudang ini dahulunya adalah jalan samping yang berupa lorong sewaktu kami masih tinggal di sana. Lorong yang nggak begitu panjang itu kini di tutup dan dijadikan gudang. Kata Ibu sih lumayan gelap gudang pagi itu.


"Aku sih nggak ngerasa apa-apa. Tiba-tiba merinding trus di atap itu aku kaya disiram pasir dari atas," Ibu menjelaskan kronologi kejadian sewaktu beliau di ganggu sama makhluk gaib penunggu gudang. "Aku kesel! Lalu aku marahi dia! Oh... puasa-puasa kok ganggu orang!" Ibu melanjutkan penjelasannya. "Tapi aku ngomong kaya gitu sambil lari keluar," imbuh Ibu menutup cerita.


Nah, hantu ternyata nggak ikut libur puasa kaya setan yah. Kalo setan di penjara pas puasa, hantu tetep ngeksis gangguin orang pas puasa. Jadi hantu itu bukan setan dong?



Another creepy story yang terjadi pas Ramadhan beberapa masih sama, kejadiannya di markas besar Sarang Clover. Eits! Lagi-lagi saya ingetin jangan mikir markas kami itu angker dan serem yah. Please, aslinya nggak kaya gitu. Kapan-kapan deh saya fotoin. Kekeke~


Saya pikir bulan puasa gini nggak akan ada creepy moment mampir ke markas. Pedomannya, bulan puasa setan pada di kerangkeng. Ok. Ternyata dugaan saya salah. Puasa-puasa tetep aja hal berbau creepy mampir ke markas. Sampai hari ke-13 di bulan Ramadhan ini lebih dari satu creepy moment kami alami di markas.


Kejadian pertama di hari Sabtu 29 Juni 2014. Di Sabtu malam yang bertepatan dengan malam pertama taraweh di sini. Semua pada ikutan taraweh, saya absen nggak ikut. Ada Tunjung juga di markas. Sebelum semua berangkat, kami sempet ngumpul dan ngobrol di ruang tengah markas.



"Aku tarawehnya besok aja wes. Malem ini aku nemenin kamu di markas," kata Tunjung usai kami mengakhiri satu topik obrolan.

"Kamu mau taraweh sekarang juga nggak papa. Aku tak jaga markas sendirian," jawabku yakin.

"Beneran? Yakin kamu mau jaga markas sendirian? Yowes! Aku tak ikut taraweh! Tapi nanti kalo ada apa-apa jangan protes atau nyesel yah!" ancam Tunjung berapi-api.

"Huaaa!!! Ya jangan, Njung! Emang mau ada apa?" saya mulai goyah. "Liat aja ntar sendiri!" "Waduuu nek gitu yo kamu temenin aku aja. Besok aja kamu ikut tarawehnya. Ya ya ya..."



Akhirnya Tunjung nggak ikut taraweh dan kami berdua di markas. Karena suasana kampung sepi, lampu depan dan tengah kami matikan biar kesannya markas kosong. Saya sama Tunjung ngumpul di kamar tengah, kamar di mana Tunjung biasa tidur. Suasana sangat hening, sepi. Dari speaker mushola terdengar orang-orang sedang berjamaah sholat Isya'. Saya lupa tepatnya kami lagi ngobrolin apa malam itu, lalu kami kompak terdiam setelah kami sama-sama mendengar suara gadis merintih. Terdengar sangat dekat, suara seolah berasal dari ruang tamu. Kami kompak diem dan saling natap usai rintihan pertama terdengar. Beberapa detik kemudian kembali terdengar suara rintihan seorang gadis. Semakin jelas. Saya merinding, mamen. Suara siapakah itu?? Entahlah. Saya pun nggak tahu. Beberapa hari kemudian saya nanya sama Tunjung, kata dia sih itu arwah pamitan. I'm silent. No more question.


Kejadian kedua, masih di kamar di mana Tunjung biasa tidur. Saya lupa tanggalnya, malam itu kami kedatangan tamu di markas. Semua pada ngumpul di ruang tamu dan saya nonton TV di kamar Tunjung, sendirian.


Saya teringat Tunjung pernah bilang begini, "Di kamarku lho kalau pintu di tutup nggak terlalu rapat selalu ntar pintunya kebuka sendiri kaya ada orang yang masuk."

"Masa sih? Angin kali," komentar saya kala itu. "Bukan. Tapi emang beneran ada yang masuk."

"Trus sapa yang masuk?"

"Temenku lah."


Malam itu saya entah kenapa malah iseng pengen ngebuktiin omongan Tunjung. "Nyoba ah. Beneran nggak sih kata Tunjung," gumam saya dalam hati sambil sedikit menutup pintu kamar Tunjung. Lalu saya duduk di pojok depan sebelah barat dari kasur yang nggak ada ranjangnya itu sambil nonton TV. Jendela kamar Tunjung terbuka. Tenang, nggak ada angin. Beberapa menit kemudian pas saya lagi konsentrasi nonton TV tiba-tiba pintu kamar Tunjung yang nggak tertutup rapat bergerak. Bunyi khas pintu terbuka pelan pun terdengar dekat di telinga saya yang duduk jarak satu lengan dari pintu. Mendadak tegang. Tengkuk saya terasa berat. Bulu kuduk berdiri. Saya kembali di buat merinding. Tapi saya tetap bertahan. Tetap duduk walau suasana di dalam kamar Tunjung mulai nggak nyaman. Lima menit kemudian saya buru-buru bangkit dari duduk saya dan mematikan TV lalu bergegas keluar.


Tak ada siapapun di ruang tengah. Nggak ada angin juga. Lalu siapa yang membuka pintu kamar Tunjung? Siapa yang seolah turut duduk menonton TV tak jauh di sebelah saya? Apakah itu hantu? Hantu nggak ikut libur puasa kaya setan yang lagi di kurung? Jadi hantu bukan setan dong?




Senin, 7 Juli 2014. Saya nemenin Tunjung ke rumah salah satu temen dia. Sekalian ngabuburit saya mau di ojek sama Tunjung. Lumayanlah jalan-jalan sore v^__^v


Di sana, di rumah teman Tunjung, teman Tunjung menunjukan beberapa koleksi batu akik miliknya. Batu mulia utuh yang belum dijadikan perhiasan. Temen Tunjung nanya apakah di antara batu-batu itu ada yang 'berisi'. Ada satu batu yang menarik perhatian saya, warna kuning. Saya pengen nyentuh tapi tiba-tiba tangan saya di tangkis, dikibaskan sama Tunjung. Saya mengerutkan dahi. "Kenapa sih mau lihat aja nggak boleh!" protes saya dalam hati.


Karena keasikan ngobrol, kami pamit pulang setelah adzan Maghrib. Setelah minum takjil pemberian teman Tunjung. Karena masij surup saya nggak berani melajukan motor dengan kencang. Pelan aja yang penting selamat. Dalam perjalanan ada truk menyalip kami dan tiba-tiba saya melihat kain putih berbentuk bulat seolah keluar dari dalam truk dan terbang ke arah kami. "Woh! Apa itu!" spontan saya berucap ketika melihat kain itu terbang tepat ke arah motor kami. Dengan sigap saya menghindari kain putih berbentuk bulat tak cukup besar itu. Saya mikir sambil nyetir, itu daun apa yah? Di jalan itu tadi kan nggak ada pohon, masa iya daun? Tapi kayanya itu keluar dari dalam bak truk. Masa daun sih?


Tiba di jalan yang terkenal angker dan memang di sana sering terjadi kecelakaan di mana seringnya korban meninggal jejaka dan perawan. Saya membunyikan klakson sebagai tanda permisi ketika memasuki zona bahaya itu dan di dalam hati terus melafalkan 'Subhanallah'. Surup-surup lewat zona merah tentulah cukup membuat was-was dan deg-degan. Soalnya dulu pernah pas habis Isya' naik motor sendirian lewat jalan itu sambil bawa bunga kenanga+sundel pesenan nenek, tiba-tiba saya melihat rambut terurai melambai-lambai dari kaca spion motor saya yang sebelah kanan. Padahal saya nggak bonceng siapa-siapa. Lalu rambut siapakah itu? Untungnya malam itu aman ketika melewati jalan zona merah itu. Nggak ada bau wangi atau bau busuk juga rambut melambai-lambai ataupun penampakan kain putih yang bentuknya seperti orang selimutan lagi bobok di tepi jalan. Alhamdulillah.


Tiba di satu kawasan ruko baru di mana salah satunya adalah salon langganan saya. Beberapa waktu lalu saat nganterin anak-anak dandan, kami sempet menangkap penampakan bayangan putih keluar dari dalam cermin di salon langganan itu. Dan saat kami melintas di depan salon itu Tunjung tiba-tiba nyeletuk, "Woh! Kalau itu lho mbois!" Mbois?? Tapi saya nggak berani nanya itu apa.


Sampai di markas kami langsung buka puasa bersama. Selesai buka bersama barulah kami membahas tentang apa yang kami alami di perjalanan ngabuburit sore hari tadi.



"Kenapa sih tadi tangan aku kamu tangkis gitu waktu aku mau lihat batu akik kuningnya?" saya benar-benar penasaran apa alasan dari tindakan keji (?) Tunjung pada saya.

"Batu itu mengandung energi yang nggak bagus. Kamu tahu sendirikan gimana diri kamu? Kalau tadi kamu sampai nyentuh batu itu, energinya bisa langsung masuk ke kamu."

Widih! Apa gara-gara itu juga tadi mata saya langsung tertuju dan tertarik pada batu kuning itu?

"Lalu yang kaya daun tadi apa yah? Di situ nggak ada pohon loh!" saya melanjutkan pertanyaan kedua

 "Hehehe."

"Kok ketawa sih? Emang itu apaan?"

"Untung kamu siaga. Kalau enggak itu tadi begitu jatuh langsung berbentuk dah wujudnya."

Jatuh langsung berbentuk wujudnya? "Pocong dong?" celetuk saya langsung.

"Nggak tahu ya. Aku lihatnya tadi kain putih aja." "Yang suka jatuh trus membentuk kan pocong?" Tunjung diam. "Eh, tadi pas di jurang aku lihat begituan (pocong) loh. Mlungker (tidur merengkuk) gitu di tepi jalan," kata Tunjung kemudian.

"Di mana? Di sebelah mana? Eh kamfret, lu! Di sana itu kan tempatnya cowok yang kecelakaan dan mati di tempat, yang katanya sempet nyegat-nyegat pengendara buat nyari matanya yang hilang. Kan katanya kalau dia gangguin pengguna jalan suka kaya gitu penampakannya. Mlungker di pinggir jalan."

"Masa sih?" "Iya. Kan ibu-ibu wali murid TK suka ngerumpiin itu di depan toko. Serem ah. Untung aku nggak liat tadi."

Kami kembali diam. "Trus yang kata kamu mbois itu apa?" tanya saya.

"Itu ada yang berdiri di depan salon. Posisi kaya mau tendangan bebas gitu. Kaya masih baru."

"Masih baru gimana?"

"Apa itu yang kecelakaan sebelum puasa itu ya?"

"Mana aku tahu."



Dan semalam yang kebetulan Kamis Kliwon malam Jum'at Legi di markas juga menyisakan kisah creepy. Waktu mau nutup pintu saat orang-orang berangkat taraweh, tiba-tiba Tunjung mantab istighfar.


"Ada apa Njung?" tanya saya ikutan kaget.

"Ada sak diiket berdiri di pojok jendela selatan."


Sak adalah karung putih yang biasa digunakan untuk membungkus beras. Sak diikat berarti berarti putih dengan ikatan di kepala. Itu pocong. Saya diem. Masuk kamar dan nggak keluar lagi karena ketiduran xD


Hantu nggak ikut libur puasa kaya setan yang di penjara pas Ramadhan. Hantu masih bebas beraksi gangguin manusia. Jadi hantu bukan setan dong?


Menurut Tunjung hantu dan setan itu sama. Hantu adalah jin yang berwujud atau mewujudkan diri seperti pocong dan sejenisnya.


Sekian. Maaf jika ada salah kata yang menyinggung hati. Terima kasih.

tempurung kUra-kUra, 11 Juli 2014.

shytUrtle

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews