The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ (다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’)

05:45

The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
            다음 이야기 화성 아카데사랑, 음악과

 


. Judul: The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: da-eum iyagi Hwaseong Akademi 'salang, eum-aggwa kkum'
. Hangul: 다음 이야기 화성 아카데미사랑, 음악과
. Author: shytUrtle
. Rate: Serial/Straight
. Cast
- Fujiwara Ayumu (
藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (
김재중)
2. Oh Wonbin (
오원빈)
3. Lee Jaejin (
이재진)
4. Kang Minhyuk (
강민혁)
- Song Hyuri (
송휴리)
- Kim Myungsoo (
김명수)
- Jang Hanbyul (
장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1


New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
   

Cinta, musik dan impian adalah tiga ritme yang mampu membuat manusia tetap bersemangat dalam hidup. Cinta akan menunjukan jalan untuk meraih impian, dan musik memberikan harapan dalam mengiringinya. Cinta menguatkanmu, musik menginspirasimu dan impian akan memberimu ribuan harapan untuk tetap berjuang dan hidup…
 
EPISODE #5

Keempat member YOWL memenuhi penggilan Presiden Direktur Caliptra Seta Entertainment, Kim Taehee. Keempatnya menunggu di ruangan Taehee. 10 menit menunggu, akhirnya Kim Taehee muncul juga. Tanpa basa-basi, Taehee langsung menjelaskan maksud pertemuan kali ini. Kemudian Sukjin membagikan map warna biru kepada masing-masing member YOWL.
“Kontrak dan sedikit perubahan untuk persiapan debut YOWL. Tolong pelajari baik-baik.” Tutup Taehee.
“Maaf? Perubahan?” Jaejoong sebelum membuka map di tangannya.
“Em. YOWL akan berevolusi, lahir menjadi YOWL yang baru dengan formasi baru, berempat. Pelajari uraiannya dalam map itu.”
“Perubahan? Maaf Ibu Presedir, apakah tidak bisa kita membawa Ai kembali bersama YOWL?” Tanya Jaejin dengan lugunya.
“Apa?? Apa kau bercanda?? Aku dengar teman kalian Ai, satu tangannya cidera dan belum pulih. Apa kau pikir debut YOWL adalah main-main?”
“Saya pernah membaca tentang fakta beberapa musisi, ada yang mengisahkan jika debut mereka tertunda karena permasalahan salah satu member, untuk YOWL tidak bisakah demikian?”
Taehee tersenyum mendengarnya. “Solidaritas yang patut di acungi jempol.” Taehee kemudian menatap satu per satu member YOWL. “Perlu kalian tahu, semua ini adalah keputusan Fujiwara Ayumu. Staf ku mengatakan gadis itu datang dan membuat permohonan agar YOWL tak di diskualifikasi saat malam final karena hanya tampil berempat dan ia membawa pembaruan profil YOWL. Melihat kualitas YOWL dan para pendukungnya, kami mengabulkan permohonan Fujiwara Ayumu yang menyatakan mundur dari YOWL. Prediksinya benar, kalian, YOWL menang. Dan inilah kalian yang sekarang, YOWL dengan formasi berempat. Jangan berpikir kami menutup mata dan telinga tentang kalian karena kami mengawasi semua. Bahkan tentang percekcokan fans pendukung YOWL dan Fujiwara Ayumu, kami sudah mengetahuinya. Kami akan mengatasinya. Tugas kalian hanyalah mempersiapkan diri untuk debut.”
Keempat member YOWL terdiam. “Sebaiknya kalian pelajari dahulu isi perjanjian untuk kontrak dan sedikit perubahan YOWL. Kami akan segera mengirim surat undangan untuk orang tua kalian.” Imbuh Taehee.
“Orang tua??” Tanya Jaejoong.
“Iya. Karena kalian masih berstatus murid SMA dan masih berada dalam tanggung jawab orang tua kalian, maka untuk penandatanganan kontrak, kami juga membutuhkan persetujuan orang tua masing-masing dari kalian. Ini prosedur kami. Ada pertanyaan? Jika tidak ada, tolong pelajari kontrak kita dan segera isi data lengkap kalian. Setelah itu kita bersama-sama menandatangani kontrak beserta orang tua kalian. Jika benar tidak ada pertanyaan, kalian bisa pergi.”
Keempat member YOWL keluar dari ruangan Taehee. Taehee merebahkan tubuhnya di kursi dan menghela nafas. “Kali ini aku membenarkan Hyerin. Membawa YOWL sebagai pemenang tanpa adanya Ai Fujiwara Ayumu bukanlah hal yang mudah. Anak-anak ini… mereka benar berbakat, akan tetapi mampukah aku membawa mereka ke puncak? Perubahan itu, apakah mereka akan terima? Bagaimana menurut Paman?”
“Pemuda Jeonggu Dong, Nona pernah mendengar semua cerita tentang mereka? YOWL?”
“Em?? Cerita?? Jeonggu Dong… aku tak begitu tahu.”
“Jeonggu Dong di kenal sebagai kampung preman, berandalan dan penjahat. Nona mendapatkan YOWL dari tempat mengerikan itu, tentu tidak akan mudah membawa mereka pada puncak. Perubahan itu… saya rasa tidak akan mudah. Jika mereka menolak, apakah Nona akan memaksa?”
“Paman benar. Lalu haruskah aku mengikuti saran Hyerin? YOWL memiliki banyak pendukung bahkan sebelum mereka debut, tapi itu ketika mereka berlima. Hah… sebesar itu kah pengaruh Fujiwara Ayumu bagi YOWL dan para pendukung mereka?”
“Ai adalah pendiri YOWL. Dia yang memberi nama dan menyusun konsep YOWL. Nona Hyerin adalah Yowlism, saya yakin Nona Hyerin banyak tahu tentang YOWL.”
“Yowlism?”
“Bahkan Nona tidak tahu nama fans dari YOWL? Jika Nona tak mengenal siapa itu YOWL dan bagaimana mereka, apakah mungkin Nona bisa merubah mereka? Saran Nona Hyerin, apapun itu, saya mendukungnya.”
Taehee diam sejenak memikirkan ucapan Sukjin. “Mungkin ini bisa membantu.” Sukjin memberikan secarik kertas pada Taehee. “Nona Hyerin memberikan ini ketika kami bertemu beberapa hari yang lalu. Onni tak akan mendengarku, tapi tidak dengan Paman. Begitu yang Nona Hyerin katakan.”
Taehee segera mengunjungi alamat website yang di tinggalkan Hyerin pada secarik kertas yang di titipkan pada Sukjin. Taehee benar di buat terpesona oleh akun resmi YOWL ini. Mereka terlihat profesioanal bahkan sebelum debut secara resmi di bawah naungan agensi mayor. Penataan yang kreatif dan sistematis setara official website musisi terkenal.
“YOWL memakai karakter anime, namun kenapa mereka memakai gambar-gambar ini? Jika bisa menggambar karakter mereka sendiri, ini akan lebih bagus.” Komentar Taehee.
“Ini karena Ai bisa mengkhayalkannya namun tak bisa memvisualisasikannya. Ai selalu mengeluhkan, andai aku bisa menggambar, dalam beberapa postingannya.”
“Paman banyak tahu.”
“Saya termasuk pengagum YOWL.”
“Ish.” Taehee tertawa kecil mendengarnya. “Jadi informasi itu kalian peroleh dari sini? Kenapa akun sebagus ini akan di tutup? Melihatnya, aku jadi penasaran pada sosok Fujiwara Ayumu. Di sini tak ada satupun foto Fujiwara Ayumu. Kenapa ia selalu memakai karakter anime? Walau bersanding dengan foto-foto asli member YOWL yang lain? Orang hanya akan tahu siapa itu Ai hanya jika mereka menyaksikan YOWL secara live. Hah… membingungkan! Paman, bisakah Paman membuat pertemuan untuk kami? Aku dan Fujiwara Ayumu.”
“Saya punya seorang teman di Jeonggu Dong. Saya akan meminta bantuannya.”
“Tolong segera atur pertemuan kami ini sebelum YOWL memberontak.”
Sukjin tersenyum lebar. “Baik, Nona.”
***
“Youth? Dia ingin merubah Yowlism menjadi Youth?? Dan coba lihat, YOWL, YOWL akan ia rubah menjadi… apa maksud dari kata-kata ini?? Hah! Dia itu benar-benar.” Minhyuk kesal.
“Ibu Presedir menggabungkan beberapa bahasa.” Komentar Wonbin.
“Coba kau baca, aneh bukan? YOWL tetaplah Young, Ordinary, Wild and Lovely. Titik! Ai menyusun konsep YOWL dengan susah payah dan dia akan emngacaukannya dengan susunan aneh ini?? ya, Jaejoong~aa, apa kau akan diam saja??”
“Jika Ai ada di sini, ini tak akan terjadi.” Gumam Jaejin.
“Seperti yang aku katakan temp hari, Ai lebih pantas menjadi leader YOWL.” Minhyuk sambil melirik Jaejoong yang diam menundukan kepala.
“Aku akan menemui Ai dan membicarakan hal ini dengannya. Kau benar Minhyuk, bahkan sampai sekarang, aku taak bisa menjadi leader yang baik untuk YOWL.” Suasana menjadi hening setelah Jaejoong bicara. Minhyuk saling melempar pandangan dengan Wonbin dan Jaejin.
“Bukan begitu maksudku Jaejoong…” Minhyuk merasa bersalah melihat ekspresi Jaejoong.
“Ai adalah pendiri YOWL. Walau ia sendiri yang memilih mundur, aku tetap ingin ia berada bersama kita, membawa YOWL ke puncak.”
“Apakah itu mungkin?”
“Entahlah. Tapi kita harus mencobanya, bagaimana?” Semua diam menatap Jaejoong lalu mengangguk.
“Ya, apa kalian paham arti dari kata-kata ini?” Tanya Jaejin dengan ekspresi lucunya membuat ketiga member YOWL lainnya tersenyum geli.
***
Bangku Ai kembali kosong. Ia ke sekolah namun lagi-lagi tak mengikuti pelajaran di kelas. Hyunjoo kembali mengumpulkan Dewan Guru saat jam istirahat untuk membahas skandal besar yang melibatkan Ai, empat member Viceroy dan Hyuri. Senada dengan Red Venus dan Stardust, Viceroy adalah kebanggaan Hwaseong Academy. Skandal ini tentu memunculkan teguran dan protes pada pihak sekolah. Beberapa menuntut Ai dan siswa yang berasal dari Jeonggu Dong di keluarkan dari Hwaseong Academy. Mereka khawatir keberadaan anak-anak Jeonggu Dong di dalam Hwaseong Academy nantinya akan menimbulkan banyak masalah baru untuk murid-murid yang lain. Protes yang berasal dari wali murid ini juga beralasan jika mereka mengkhawatirkan keselamatan putra dan putri mereka yang bersekolah di Hwaseong Academy.
Hyuri terlihat lesu. Hampir menangis ia masih duduk di depan Joongki di klinik sekolah. Hyuri menceritkan semua pada Joongki. Tentang larangan dan ancaman Nyonya Song, ibu Hyuri. Nyonya Song melarang Hyuri bergaul dengan Ai. Bahkan Nyonya Song mengancam akan mengawal Hyuri dengan bodyguard jika Hyuri masih berhubungan dengan Ai dan juga mengancam memindahkan Hyuri dari Hwaseong Academy. Hyuri tak ingin menjauhi Ai hanya karena tawuran itu. Selama ini Hyuri selalu merasa kesepian. Memutuskan untuk mendekati Ai dan YOWL bukan hal mudah. Dan ketika Hyuri mendapatkan mereka, kini Hyuri harus menjauh hanya karena tawuran itu. Hyuri menolaknya namun juga takut pada ancaman Nyonya Song. Bukan tentang bodyguard atau pindah sekolah, namun ancaman Nyonya Song yang akan mendukung keputusan wali murid untuk mengeluarkan Ai dari sekolah.
Kibum mengakhiri panggilan dan menggeleng. Wooyoung menghela nafas. Keduanya tak menemukan Ai di rumah Moonsik, taman belakang sekolah juga klinik dan toilet siswi kelas X. Keduanya kemudian menuju atap sekolah. Kibum dan Wooyoung menemukan Jinwoon di sana namun tanpa Ai. Ketiganya kemudian duduk bersama dan terlihat lesu.
Keenam member Viceroy duduk di bawah pohon di tepi danau di taman belakang sekolah. Mereka tak lolos dari perlakuan itu. Tatapan yang benar membuat tak nyaman lengkap dengan saling berbisik satu sama lain itu. Untuk pertama kalinya Viceroy merasa terasing di sekolah. Soojung, Chaerin dan Gyuri hanya menatap keenam member Viceroy dari kejauhan. Mereka masih dibuat tak percaya oleh terlibatnya empat member Viceroy dalam tawuran dengan preman Jeonggu Dong.
“Atmosfer hari ini, benar-benar tak nyaman.” Taemin berdiri di depan kantor Dewan Senior.
“Jiyoo Fujiwara menghilang.” Daehyun fokus pada ponselnya.
“Menghilang??” Tanya Jieun.
“Mereka tak menemukan Jiyoo Fujiwara di semua tempat ia biasa berada di sekolah ini. Dimana dia? Ponselnya pun mati. Apa dia baik-baik saja?”
“Jika dia merasa baik, Fujiwara tak akan menghilang.” Komentar Taemin kesal.
“Bantu aku mencarinya.”
“Kemana??” Taemin melotot.
***
Ai menggeliat dan terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan menguap, mengumpulkan sisa nyawanya. Ai mengamati ruangan kecil itu. Tempat persembunyian yang sempurna. Jika tempat ini nantinya juga di temukan oleh yang lain, Ai berpikir untuk menjadikan gudang lembab berhantu itu untuk melarikan diri. Siapa yang berani mendekati gudang itu? Tapi merasa ragu. Walau ia dan Minki pernah masuk kesana, tapi menjadikan gudang itu sebagai tempat persembunyian baru, tentu bukanlah ide yang baik. Makhluk halus penghuni gudang itu tak seramah Kim Yoojin. Tak mungkin ia mau berbagi tempat dengan Ai. ai kembali menghela nafas. Ai kembali mengamati ruangan kecil itu, tak ada jam dinding di sana. Ai menatap ponselnya yang sengaja ia matikan. Ragu untuk menyalakannya kembali. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Ai kembali was-was.
“Kau sudah bangun? Ini aku…”
Ai mengenali suara itu dan bergegas membuka pintu. Byunghun segera masuk dan kembali menutup pintu. “Kau tidur?” Tanya Byunghun mengamati Ai. Ai mengangguk membenarkan. “Kau bisa tahan begini lama di sini.”
“Bagaimana di luar?”
“Kau mematikan ponselmu?” Ai kembali mengangguk. “Semua mencarimu.”
“Mereka mencurigaimu?”
“Tentu saja tidak. Mereka menggila. Ini pertama kalinya kami merasa terasing.”
“Bukankah ini seru?” Ai tersenyum manis.
“Ya. Bagaimana bisa kau setenang ini? Kau terancam di tendang keluar dari sekolah ini.”
“Dari dulu aku tak berminat sekolah. Jika harus pergi, tak masalah. Aku akan mengundurkan diri.”
“Ya. Kau sadar akan ucapanmu?!”
Ai kembali tersenyum. “Alasanku masuk ke sekolah ini adalah YOWL. Semua sudah selesai. Mungkin memang sudah saatnya aku pergi. YOWL akan baik di sana dan Yoojin…” Ai diam sejenak, “Yoojin juga pergi.” Byunghun menatap Ai yang duduk di samping kirinya. “Aku tak punya alasan lagi untuk tinggal. Jika memang harus pergi, aku akan pergi.” Imbuh Ai.
“Kau tidak punya alasan? Bagaimana dengan kami? Bagaimana Myungsoo, Minhwan, Hanbyul, Hyuri dan aku??”
Pagi ini ketika Ai melarikan diri dan hendak menuju gudang berhantu, tanpa sengaja ia bertemu Byunghun. Byunghun mencegah Ai dan mendengar alasan Ai kabur dari kelas, Byunghun kemudian menawarkan tempat persembunyiannya pada Ai. Walau tak mengikuti club atletik, Byunghun kenal baik dengan Pembina club atletik. Byunghun mendapat duplikat kunci ruang kecil tempat Pembina club atletik beristirahat. Di sanalah Byunghun biasa bersembunyi jika malas mengikuti pelajaran.
“Mianhae…” Bisik Ai.
“Em?? Untuk apa??”
“Maksudku, terima kasih.” Byunghun menatap heran Ai. “Terima kasih meu berbagi tempat ini, denganku. Melakukan hal ini, pasti kau merasa jadi penghianat bagi yang lain. Mereka menggila mencariku dan kau harus berpura-pura tak tahu.”
“Bukankah ini seru?” Byunghun menirukan Ai lengkap dengan tersenyum manis. “Tak apa. Kau bisa memakai ruangan ini saat kau mau. Aku akan menggandakan kuncinya, satu untukmu.”
“Kau serius mau berbagi denganku?”
“Ini terpaksa.” Byunghun sambil mengusuk tengkuknya.
“Aku pergi.” Ai bangkit dari duduknya.
“kau yakin sudah merasa baik?”
“Di sini, sedikit pengab, apalagi untuk berdua. Kau pakai saja.”
“Tunggu!”
“Em?”
“Ponselmu.”
“Thank you.” Ai kembali tersenyum lalu meninggalkan Byunghun.
Byunghun tersenyum lalu menghela nafas dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia kembali tersenyum sendiri sambil menatap langit-langit.
-------
Ai menudukan kepala berjalan pelan menyusuri koridor yang sepi. Mau kemana lagi? Jam pulang sekolah masih lama dan ia malas masuk kelas. Ai tiba-tiba tersenyum sendiri. Ternyata selain Hanbyul, member Viceroy yang lain juga gemar melarikan diri saat jam pelaajaran yaitu Byunghun. Byunghun, dulu Jaejoong sering menyebutnya dengan julukan ‘Pangeran Warna-warni’ karena Byunghun paling sering mengecat rambutnya dan berganti-ganti warna. Byunghun yang juga pernah menantangnya duel dan kalah. Ai kembali tersenyum sambil menggeleng pelan.
“Fujiwara Ayumu!” Suara itu menghentikan langkah Ai. Ai membalikan badan dan betapa terkejutnya ia mendapati Park Shi Hoo sudah berdiri di belakangnya.
“Song-songsaengnim.”
“Ikut aku. Kepala Sekolah ingin bertemu denganmu.”
“Iye, Songsaengnim.” Ai berjalan mendekat lalu mengikuti langkah Shihoo.

“Kemana saja kau seharian ini? Kenapa hobi sekali menghilang saat jam pelajaran? Aku tahu nilaimu memang tak pernah mengecewakan tapi…” Hyunjoo –Son Hyunjoo- kembali menggeleng, “bahkan setelah Jaejoong, Wonbin, Jaejin dan Minhyuk pergi, sekolah ini tetap saja mendapatkan masalah dari Jeonggu Dong.”
“Maaf? Apa Anda tidak salah mengatakan demikian? Menurut informasi yang saya peroleh, murid-murid tak lagi mendapat gangguan berupa di target oleh preman-preman itu sejak Jaejoong, Wonbin, Jaejin dan Minhyuk masuk ke sekolah ini. Tolong jangan memperkeruh situasi. Masalah ini tak ada hubungannya dengan mereka berempat.”
“Kau bahkan berani mengatakan hal itu di depanku?”
“Saya hanya mengoreksi pernyataan Bapak yang menurut saya kurang tepat. Maaf jika menjadikan Bapak tak berkenan.”
“Apa kau bisa mempertanggung jawabkan semua ini?”
“Jujur ini di luar kemampuan saya. Saya sudah mendengar semua, termasuk protes itu. Ini bukan salah seluruh anak Jeonggu Dong. Ini hanya salah saya. Jika dengan mengeluarkan saya dapat menyelesaikan masalah, lakukan saja, saya akan terima. Akan tetapi saya mohon, jangan perlakukan ini pada yang lain. Mereka tidak bersalah.”
“Sebenarnya… aku sempat membanggakanmu, setelah melihat pertunjukan YOWL pada Hwaseong Festival, tapi kenapa kau mengacaukan semua?”
Ai tersenyum, “saya tak ingin Anda mencoba memahaminya. Namun demikianlah yang terjadi, maaf.”
Hyunjoo kembali diam, menatap Ai. Mengeluarkan gadis ini dari sekolah tentu bukanlah hal mudah. Ketika rumor itu muncul, terjadi pro dan kontra. Walau banyak yang mendukung sekolah untuk mengeluarkan Ai, namun tak sedikit pula pembelaan yang muncul. Ai termasuk dalam jajaran siswi berprestasi walau ia jarang aktif di kelas. Di tambah pula usai penampilannya bersama tim YOWL dalam Hwaseong Festival, Ai sukses menarik pada simpati positif. Di tambah pula Nyonya Shin Min Gi, pendiri Hwaseong Academy juga sangat menyayangi Ai. Walau kini Nyonya Shin sedang tak berada di Korea, Hyunjoo tetap saja tak bisa bertindak gegabah. Butuh alasan yang lebih kuat jika ingin mengeluarkan Ai dari sekolah.
“Fujiwara.” Kim Youngduk (Kim Jay TRAX) sengaja menunggu Ai keluar dari ruang kepala sekolah.
“Songsaengnim?”
Youngduk dan Ai duduk di kantin. Ai terlihat lesu duduk diam di depan Youngduk. “Aku tahu ini saat yang kurang tepat, tapi aku ingin mengucapkan terima kasih padamu.” Youngduk memulai.
“Terima kasih? Untuk apa?”
“Kau membawa Jaejoong pada impiannya. Ini sedikit memalukan. Aku, kakaknya sendiri tak mampu menolongnya, tapi kau? Kau telah mewujudkan langkah awal Jaejoong menuju impiannya.”
“Maaf? Songsaengnim mengatakan… kakak??”
Youngduk menunduk, lalu menghela nafas. “Ini memang memalukan, maafkan aku.”
“Bukan padaku, harusnya Songsaengnim mengatakan ini pada Jaejoong. Dan kemenangan itu adalah karena kerja keras YOWL, bukan aku.”
“YOWL tidak akan pernah ada, tidak akan sampai pada titik ini, tanpamu. Ini adalah kerja kerasmu, Fujiwara. Melihatmu di sini, aku turut merasa sedih.”
“Terima kasih atas simpatinya. Songsaengnim mengatakan ini karena takut nantinya aku di keluarkan?”
“Maafkan atas sikapku sebelumnya, pada kalian.”
“Aku yang seharusnya minta maaf karena menyeret Viceroy dalam masalah ini. Maafkan aku, Songsaengnim.” Ai menundukan kepala. Ai kembali menatap Youngduk, begitu sebaliknya. “Entah Songsaengnim menyetujuinya atau tidak, ketika Myungsoo menyatakan Viceroy mengakui keberadaan YOWL dan kemudian memilih berbaikan dengan YOWL. Aku pribadi senang melihat mereka akur. Sekarang kenyataannya, aku adalah satu-satunya berandalan Jeonggu Dong yang tersisa dan menyeret Viceroy dalam masalah. Maafkan aku, maaf…”
Youngduk tersenyum. “Ada kalanya mereka harus mencoba hal-hal seperi itu. Mereka masih muda, hal semacam itu wajar terjadi di usia seperti kalian.”
“Menjadi tak wajar karena mereka Viceroy, bukan YOWL.”
“Setiap peristiwa memunculkan sudut pandang yang berbeda, itulah warna kehidupan.” Youngduk meraih tangan kanan Ai, menggenggamnya membuat Ai sedikit terkejut. “Kau harus kuat Fujiwara Ayumu. Bukan demi dirimu sendiri saja, tapi juga demi orang-orang yang menyayangimu dan menaruh harapan besar padamu, em?” Youngduk tersenyum manis.
***
“Kau benar-benar membuatku gila! Kemana saja kau? Apa yang di katakan Kepala Sekolah padamu? Mengancam mengeluarkan kita dari sekolah?” Buru Kibum. “Jika kau di keluarkan, aku juga akan mengundurkan diri.”
“Aku juga.” Sambung Wooyoung.
“Kalian berlebihan sekali. Semua baik-baik saja, jangan khawatir.”
“Jangan khawatir! Kau mau berkorban lagi?” Protes Kibum. Ketiganya kemudian melihat ke arah Hyuri yang terlihat terburu-buru meninggalkan sekolah tanpa menyapa mereka. “Dia bersikap aneh hari ini.”
“Sama sekali tak mendekati kami.” Sambung Wooyoung lagi. “Aku yakin terjadi sesuatu pada Song Hyuri.”
“Itu pasti karena tawuran itu. Perlahan tapi pasti, kita akan kembali terasing seperti dulu. Berandalan Jeonggu Dong yang tersisa.” Kata Ai masih menatap Hyuri.
“Kau akan melepas Hyuri begitu saja?” Tanya Kibum.
“Jika ini benar pilihannya, apa yang bisa kita perbuat?”
“Jiyoo, kau baik saja?” Jinwoon datang menyela.
“Oppa, aku baik saja.” Ai tersenyum manis.
“Seharian ini kau menghilang, itu membuatku khawatir, apalagi kau tak ada di semua tempat dimana kau biasa berada.”
“Aku bosan di kelas, itu membuatku mengantuk, karenanya aku memilih pergi. Banyak celah di sekolah ini yang Oppa juga Kibum dan Wooyoung tak tahu.” Ai kembali tersenyum.
Gyuri, Chaerin, dan Soojung berjalan pulang bersama. Ketiganya menatap Ai dan Jinwoon yang terlihat akrab. Tatapan curiga dan sedikit memicing. Tak lama kemudian menyusul di belakang mereka Yiyoung dan Junhyung. Ekpresi Ai berubah ketika ia melihat Junhyung. Ai telah mengetahui semuanya. Pengendara misterius itu adalah Yong Junhyung. Orang yang menyebabkan Ai terjatuh dari motornya hingga tangan kirinya retak adalah Yong Junhyung. Ai mengepalkan tangan kanannya, benar-benar berusaha menekan emosinya. Di dalam sana berbisik agar Ai mendekati Junhyung dan menghajar pemuda itu, namun Ai berusaha meredam gemuruh itu.
“Fujiwara!” Byunghun berlari menghampiri di susul Hanbyul dan member Viceroy yang lain.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Hanbyul sangat mengkhawatirkan Ai. Ai hanya tersenyum dan mengangguk.
“Kali ini kau sembunyi dimana?” Tanya Minhwan.
“Rumah tikus.” Jawab Ai membuat mata Minhwan membulat karena terkejut dan yang lain segera menertawakannya.
“Kau dimana Hyuri?” Tanya Myungsoo.
“Hyuri sudah pulang. Tampaknya ia buru-buru.” Jawab Kibum.
“Sekolah sangat aneh hari ini. Kalian merasakannya juga?” Tanya Minhwan.
“Mungkin kalian juga harus menghindari kami, darai sekarang.” Saran Wooyoung.
“Karena kalian berandalan Jeonggu Dong yang tersisa?” Komentar Byunghun. “Abaikan ocehan tak bermutu itu! Mereka hanya orang-orang picik yang menilai sesuatu hanya dari satu sisi saja. Andai mereka mau membuka halaman berikutnya, tak hanya menilai dari sampulnya saja.”
“Nona!!!” Panggil Shin Ae lantang dari gerbang.
Spontan Minhwan tersenyum lebar dan membalas lambaian tangan Shin Ae. Mendapati bukan Ai yang merespon, Shin Ae segera menurunkan tangan dan sedikit cemberut.
***
Jinyoung memanggil Jinwoon. Ia terlihat marah, sangat marah namun berusaha menahan emosinya usai mendengar penuturan Jinwoon.
“Jiyoo berpesan agar Appa tak mengkhawatirkan tentang ini.”
“Adikmu sedang menghadapi masalah besar, bagaimana aku bisa tenang??”
“Ini salahku Appa. Aku tak bisa menjaga Jiyoo dengan baik. Maafkan aku.”
“Kau berani berdiri di sisi Jiyoo sekarang, bahkan saat banyak mata menatap kalian, itu luar biasa.” Euichul menepuk bahu Jinwoon.
“Apa sebaiknyaa kita memindahkan Jiyoo saja?” Usul Hyunjung.
“Jangan Umma. Jiyoo tak akan setuju. Ia bahkan mengatakan, jangan sampai Appa turun tangan, apalagi sampai membuka status Jiyoo. Jika itu terjadi, ia akan sangat marah.” Cegah Jinwoon.
“Keras kepala sekali. Kenapa ia harus menuruni ini dariku?” Keluh Jinyoung.
“Appa adalah mantan preman merupakan rahasia umum, jika Appa muncul sekarang, itu akan mempersulit Jiyoo. Anak mantan preman dan besar di Jeonggu Dong, bisa Appa bayangkan efeknya?” Euichul menengahi.
“Hah… benar juga…”
-------
Euichul menyusul Jinwoon yang pergi ke kamar Ai. “Apa yang kau pikirkan?” Euichul menghampiri Jinwoon yang tampak melamun di balkon.
“Sama seperti sebelumnya, aku iri pada gadis itu, Fujiwara Ayumu.”
“Iri??”
“Dia anak gadis, tapi ia bebas hidup di luar sana. Tuhan memberinya kesempatan untuk menjalani beratnya hidup di luar tanpa ayah, tanpa ibu. Aku tidak mendapatkan kesempatan itu, sebagai laki-laki, aku merasa iri.”
“Jika kau mendapatkan kesempatan itu, apa kau sanggup?” Euichul kemudian merangkul Jinwoon. “Tuhan tak memberimu kesempatan mengalami apa yang Jiyoo alami, tapi Tuhan memberimu kesempatan untukmu berada di dekatnya. Aku rasa kau tahu maksudnya. Untuk saling menguatkan. Kau tidak perlu iri, karena Tuhan juga memberimu kesempatan untuk belajar.”
Jinwoon tersenyum daan mengangguk.
***
Ai dan Minki baru pulang dari florist. Keduanya terkejut mendapati Yoo Jaesuk sudah duduk menunggu di teras rooftop. Tidak sendiri, namun bersama seseorang yang sangat asing bagi Ai juga Minki.
“Paman Jaesuk.”
“Ai, Minki.” Sapa Jaesuk –Yoo Jaesuk-. “Aku sengaja menunggu kalian dan membawanya kemari. Dia ingin bertemu denganmu Ai. Dia ini temanku, Ji Sukjin Hyung.”
“Ji Suk Jin?” Tanya Ai sambil mengamati pria berkacamata itu.
“Nee, annyeonghaseyo. Aku Ji Sukjin, perwakilan yang di kirim Caliptra Seta Entertainment. Senang bisa bertemu dan bertatap muka dengan Anda, Nona Fujiwara Ayumu.” Sukjin memperkenalkan diri.
Ai juga Minki tampak terkejut mendengar nama Caliptra Seta Entertainment di sebut.
  
---TBC---
 
  shytUrtle
 
 

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews