The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ (다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’)

05:00

The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
            다음 이야기 화성 아카데사랑, 음악과
 
 
. Judul: The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: da-eum iyagi Hwaseong Akademi 'salang, eum-aggwa kkum'
. Hangul: 다음 이야기 화성 아카데미사랑, 음악과
. Author: shytUrtle
. Rate: Serial/Straight
. Cast
- Fujiwara Ayumu (
藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (
김재중)
2. Oh Wonbin (
오원빈)
3. Lee Jaejin (
이재진)
4. Kang Minhyuk (
강민혁)
- Song Hyuri (
송휴리)
- Kim Myungsoo (
김명수)
- Jang Hanbyul (
장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1


New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
   

Cinta, musik dan impian adalah tiga ritme yang mampu membuat manusia tetap bersemangat dalam hidup. Cinta akan menunjukan jalan untuk meraih impian, dan musik memberikan harapan dalam mengiringinya. Cinta menguatkanmu, musik menginspirasimu dan impian akan memberimu ribuan harapan untuk tetap berjuang dan hidup…
 

EPISODE #4

Memeluk Ai selama beberapa detik. Jaejoong seolah tak ingin melepasnya.
“Kau kemari, tiba-tiba, ada apa?” Tanya Ai.
“Kau tidak suka aku kemari? Kau akan marah padaku?”
Ai tersenyum, “Kita masuk.” Sambil berjalan memimpin.
Jaejoong duduk di ruang tamu rooftop tempat Ai tinggal. Ia mengamati sekeliling dab tersenyum. Ai kembali keluar setelah mengganti seragamnya. Ia kesulitan membenahi kantung penyangga tangan kirinya. Jaejoong segera bangkit dari duduknya dan membantu Ai membenahi kantung penyangga yang biasa tergantung  di leher Ai. Jaejoong tak lupa juga membenahi rambut panjang Ai yang terkepang dua. Ai menatap Jaejoong sedekat ini, memperhatikan tiap lekuk wajah tampan pemuda itu. tak berubah, Jaejoong tetap menawan seperti sebelumnya.
“Terima kasih.” Ai menarik tubuhnya mundur selangkah.
“Pasti ini sangat menyiksamu.”
“Aku selalu membayangkan ini adalah gitar.”
“Gitar? Hagh! Kau tetap saja gila, Ai. Kenapa kau kembali kemari? Bukankah Tuan Jung sudah memboyongmu?”
“Mana aku tahan hidup bagai di penjara itu?”
“Di sana kau pasti mendapatkan perawatan lebih baik.”
“Kau pikir Minki Oppa tak merawatku dengan baik?”
“Tapi kau kan perempuan dan Minki Hyung…” Jaejoong tak melanjutkan ucapannya.
Ai memukul pelan kepala Jaejoong. “Jangan berpikir macam-macam!” Jaejoong mengelus kepalanya menyusul langkah Ai. “Ada Bibi Han dan Myeongran Onni yang membantuku. Permohonan Appa dan mereka melakukannya dengan senang hati. Hah, ini terlalu merepotkan.”
“Karenanya kau jangan bandel. Kau harus cepat pulih, em?”
Ai tersenyum getir. Walau ia lekas pulih, itu tak akan membuat keadaan seperti dulu lagi. Ai tak akan bisa kembali bersama Jaejoong dan YOWL.
“Para pembangkang itu, mereka…” Jaejoong ragu.
“Karena itu kau kemari? Siapa yang memberi tahu kalian?”
“Hwaseong Academy Community. Aku terkejut melihat kiriman di sana dan… kemari.”
Ai tersenyum lebih tulus. Ia lega mendapati Jaejoong masih mengkhawatirkannya bahkan rela meninggalkan dorm YOWL hanya untuk menemuinya. “Kau tidak perlu megkhawatirkan hal itu. Kami akan mengurus mereka.”
“Bagaimana Viceroy bisa terlibat?”
“Kebetulan yang mencelakai mereka.”
“Pasti tidak akan mudah seyelah ini.”
“Kau tidak perlu khawatir. Kami akan mengurusnya, em?”
Jaejoong mengangguk seolah iya mengiyakan walau sebenarnya ia masih benar khawatir. Kemudian Jaejoong teringat pada Junhyung. “Kau, apakah mereka telah menceritakan semua? Memberi tahu padamu tentang semua?”
“Em? Mereka? Mengatakan semua?” Ai dengan ekspresi tak paham.
***
Ai menemani Jaejoong. Pemuda tampan itu membawa dua tas palstik yang penuh dengan belanjaan di kedua tangannya sedang Ai membawa satu tas plastic, membantu Jaejoong. Wajah Jaejoong juga Ai terlihat bahagia. Keduanya berjalan beriringan menuju rumah mungil Jaejoong di Jeonggu Dong. Saat sampai di depan pintu, Jaejoong segera mengetuk pintu. Ketukan pertama tidak ada respon. Jaejoong mengulanginya, mengetuk pintu untuk yang kedua kali. Masih tak ada jawaban. Jaejoong hendak mengetuk pintu kembali namun daun pintu bergerak terbuka. Jaejoong makin lebar mengembangkan senyumnya.
“Op-oppa??” Mata sipit gadis manis itu melebar melihat Jaejoong muncul di hadapannya. Kim Taerin seolah tak percaya melihat sang kakak ada di depannya kini.
“Aku pulang!!!” Seru Jaejoong penuh semangat. “Kau tidak senang?”
“Ah, bukan begitu Oppa. Ayo masuk.” Taerin membuka pintu lebih lebar. Jaejoong masuk begitu juga Ai.
“Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang menganggumu? Bagaimana di sekolah? Apa maih ada yang suka jahil padamu?” jaejoong langsung memberondong Taerin dengan pertanyaan.
“Semua baik saja.” Jawab Taerin malas-malasan. “Kenapa Oppa kemari? Bukankah jadwal YOWL sangat padat?”
“Hanya rindu pada Jeonggu Dong-ku ini.”
“Yang lain?”
“Tetap tinggal.”
“Rindu Jeonggu Dong? Tiba-tiba sekali.” Taerin kemudian melirik Ai yang masih menatapnya datar. “Banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba dan membawa Oppa kembali, benar bukan? Tapi tidak denganku. Oppa bisa percaya padaku, jangan khawatir.”
Ponsel Ai berdering, tanda sebuah pesan masuk. “Aku harus pergi.” Pamit Ai.
“Kemana?” Tahan Jaejoong.
“Basecamp.”
“Mau aku temani?” Jaejoong turut bangkit dari duduknya.
“Akan menyusahkan jika banyak mata yang melihatmu. Aku pergi.”
Jaejoong masih menatap Ai hingga gadis itu menghilang di balik pintu. Taerin masih bertahan di tempat ia duduk dan menatap Jaejoong.
“Hah, dia sama sekali tak berubah.” Keluh Jaejoong kembali duduk. “Kehebohan kembali terjadi di sekolah, bahkan setelah kami pergi.”
“Viceroy dan ex member YOWL, ini menjadi menarik perhatian beberapa dari mereka.”
“Diam-diam kau memperhatikannya?”
“Mau tak mau. Bagaimana tidak? Lingkungan yang sama. Teman-temanku tak hentinya membicarakan hal ini.”
“Mereka pasti juga membicarakan oppa-mu yang tampan ini, benar kan?”
Taerin menyunggingkan senyum di wajahnya. “Iya, tampan, namun menyedihkan.” Olok Taerin.
Jaejoong tersenyum menatap ekspresi Taerin. “Taerin~aa.”
“Ne?”
“Kau tak perlu khawatir lagi tentang impian dan masa depanmu. Oppa akan bekerja keras untukmu.”
“Oppa…”
***
Ai, Wooyoung, Youngbae dan Kibum duduk berkumpul membahas tentang skandal baru yang kini ramai di bicarakan di dalam Hwaseong Academy Community. Tidak hanya para murid, staf sekolah pun mulai ambil bagian. Minki terlambat dan segera duduk bergabung dengan kuartet ini.
“Byunghun dan Hanbyul telah mengkonfirmasi. Mereka mengatakan orang tua mereka tak terlalu ambil pusing tentang hal ini. Beruntung mereka tak tinggal di Korea.” Terang Wooyoung.
“Masalah pada Myungsoo dan Minhwan, kita di minta tak mengkhawatirkannya, tapi pihak sekolah. Yang aku dengar, kau terancam di keluarkan dari sekolah.” Ungkap Kibum lesu. “Di tambah percekcokan Yowlism di akun resmi kita.”
Suasana kembali hening. Semua, keempat pemuda itu menatap Ai. ai kemudian menghela nafas panjang. “Aku akan menutupnya.” Ungkap Ai.
“Mwo??” Mulut Kibum membulat. “Menutupnya?? Aku masih sanggup menjalankan tugas merawat akun kita.”
“Aku percaya tentang itu. YOWL akan menapaki jalan mereka sendiri. Cepat atau lambat, akun itu akan di tinggalkan karena adanya akun resmi dari Caliptra Seta Entertainment. Aku khawatir, akun kita akan menimbulkan masalah. YOWL harus memantabkan langkah mereka dan meinggalkan masa lalu bersama kita.”
“Bagaimana dengan Yowlism? Sebelum YOWL terkenal, akun itulah yang menyatukan kita, YOWL dan Yowlism.”
“Kau pikir Jaejoong, Wonbin, Jaejin dan Minhyuk akan setuju?” Tanya Minki. “Skandal ini membuatmu tak bisa berpikir jernih. Sebaiknya kau istirahat.”
“Iya. Aku setuju dengan usul Minki Hyung.” Yongbae ikut bicara. “Sebaiknya Nona tak sekolah dahulu hingga masalah reda.”
“Aku tidak mau lari.”
“Tapi ini terlalu beresiko Nona.”
“Mungkin benar, tapi janganlah terlalu berpikir buruk tentang ini.” Minki kembali bicara. “Selama Wooyoung dan Kibum ada di samping Jiyoo, aku rasa semua akan baik-baik saja. Memang tidak akan mudah. Mungkin para pendukung Viceroy akan bertindak nekat, tapi bersembunyi juga bukan ide baik. Aku yakin putri Jeonggu Dong ini mampu menghadapi kenyataan. Tapi aku juga ingin ia bersikap munafik jika ia benar tak sanggup. Jadi, aku bisa menjaminnya, Jung Jiyoo?”
“Aku tak sekuat itu Oppa, tapi bersama kalian, aku pasti sanggup melewatinya.” Ai tersenyum menenangkan.
Kibum merangku Ai. “Kita akan menghadapinya bersama-sama,” bisiknya.
***
“Bagaimana Ai? dia terluka? Parah kah??” Sambut Jaejin saat Jaejoong kembali.
“Sangat baik.”
“Huft… syukurlah. Aku benar cemas seharian ini.”
“Tampaknya saja, aku yakin dia sedang tak baik kini.” Sanggah Minhyuk. “ Ia melibatkan Viceroy dalam tawuran itu, bagaimana Ai bisa tenang?”
“Kau benar. Lalu apa yang bisa kita perbuat? Kau punya ide?” Jaejoong balik bertanya. Semua terdiam. Hening.
“Kita semua tahu persis bagaimana Ai.” Wonbin memecah kebisuan. “Walau sulit, aku yakin, dia pasti bisa melewatinya.”
***
Ai duduk diam di ujung panggung, melamun. Pikirannya penuh dan kacau. Semua bercampur aduk di dalam sana. Ai kembali menghela nafas panjang. Shin Ae tiba dengan senyum lebar khas miliknya. Namun atmosfer tak nyaman itu justru menyambutnya. Shin Ae menatap Ai yang duduk sendiri di ujung panggung. Kemudian ia celingukan mencari Yongbae. Setelah menemukan pemuda itu, Shin Ae segera menghampiri dan mengintrogasi Yongbae.
Tak lama kemudian Hyuri datang bersama Jieun dan keenam member Viceroy, Myungsoo, Hanbyul, Byunghun, Minhwan, Jungshin dan Sunghyun. Ai terkejut melihat rombongan yang datang secara tiba-tiba tanpa memberitahunya terlebih dahulu ini. Byunghun yang tampak membawa kardus di tangannya lebih dulu menghampiri Ai.
“Kalian kemari?” Ai masih tampak bingung.
“Em. Aku bawa ini, entah kau suka atau tidak.” Kata Byunghun menunjukan kardus di tangannya.
“Apa itu?”
Byunghun tersenyum lebar lalu membuka tutup kardus itu. Tart black forest dengan ukuran besar itu benar-benar menggoda selera. “Kau ulang tahun?” Tanya Ai lagi.
“Apa harus menunggu ada yang ulang tahun untuk menikmati tart?” Byunghun balik bertanya.
“Anee. Lalu, ada perayaan lain kah?”
“Hatiku sangat bahagia. Es, ini untuk merayakannya. Aku tak tahu apa yang kau suka, vampire, jadi aku beli ini. Kau suka tidak?”
“Apanya yang patut di rayakan? Masalah kalian tak akan berhenti sampai di sini. Mungkin saja kedua orang tua kalian mengatakan tak masalah, tapi belum tentu dalam hati benar demikian bukan? Lalu bagaimana dengan Myungsoo dan Minhwan? Hyuri?”
“Aku sendiri tak percaya, tapi Appa justru bangga aku terlibat tawuran itu. Appa bangga karena anaknya ini benar adalah anak laki-laki yang berani maju untuk melindungi wanita. Appa dulu pernah mengalami yang lebih parah.” Terang Minhwan. “Aku bahkan mendapat hadiah dari Appa.” Imbuhnya sambil tersenyum bangga sedang Ai justru menatapnya heran.
“Umma sempat syok ketika mendengar berita tawuran ini, begitu juga Appa yang sempat marah padaku. Kemudian mereka memakluminya setelah aku menjelaskan kronologi kejadian hari itu. Sempat memintaku untuk menjauhimu, tapi aku menolak karena ini hidupku bukan hidup mereka. Sekarang kau tak perlu khawatir lagi, semua padaku sudah beres.” Myungsoo tersenyum manis.
Ai beralih menatap Hyuri. Gadis itu tampak kelincutan. Kemudian Hyuri tersenyum. “Jika ada masalah padaku, tak mungkin aku bisa kemari hari ini.” Ungkapnya.
“Semua adalah proses. Jika tak mengenalmu, mungkin kami tak akan mengalami pengalaman ini dan selamanya akan menjadi pecundang yang hanya bisa mengandalkan kehebatan orang tua kami. Peristiwa itu mengajarkan kami banyak hal, benarkan?” Byunghun menatap ketiga rekannya yang segera mengangguk. Memang benar kau akan di pojokan dalam hal ini, tapi kami tak akan membiarkan hal itu. Kita hadapi sama-sama, em?”
“Viceroy sudah memberikan konfirmasi di komunitas sekolah. Dan aku perhatikan, tak sedikit yang mendukungmu. Jadi jangan berkecil hati Fujiwara.” Jieun turut memberi dukungan.
Ai mengangguk pelan. “Terima kasih. Ini sedikit membuatku lega.”
“Kau benar tampak kacau Fujiwara. Ini tak pernah aku lihat sebelumnya.” Ungkap Minhwan.
“Isu tentang kau akan di keluarkan dari sekolah, walau ramai di bicarakan, namun prosesnya tak akan semudah itu.” Sunghyun ikut bicara.
“Aku sama sekali tak khawatir tentang itu. Dari awal aku tak berminat tentang sekolah. Jika saja kalian tak mempersulit YOWL, aku tak akan masuk Hwaseong Academy dan repot-repot meladeni permainan kalian. Tapi, takdir membawaku pada jalan ini, jadi aku nikmati saja.” Ai mengembangkan senyum di wajah lesunya.
“Kapan kita makan kue ini?” Sela Byunghun bersamaan dengan kembalinya Shin Ae dan Yongbae. “Nona-nona, bisa kah kalian membantuku memotong kue ini?” Pinta Byunghun.
“Oh, dengan senang hati.” Shin Ae mengambil alih kardus di tangan Byunghun.
“Boleh aku bantu?” Pinta Jieun.
“Tentu saja. Ayo, ikut aku.”
Hyuri dan Jieun mengikuti Shin Ae. Ai tersenyum melihat keduanya. “Menurutmu, besok, apa yang akan terjadi?” Tanya Jungshin.
“Entahlah. Mungkin bullying. Princess dan Prince bisa jadi sangat mengerikan.”
“Yowlism pasti tidak akan diam.” Sahut Byunghun. “Lagi pula, menurutku, mereka akan berpikir ulang jika ingin menyerang seorang Fujiwara Ayumu, walau ia sedang terluka kini.”
“Kau takut?” Tanya Sunghyun.
“Hanya sedikit gugup.”
“Harusnya kau katakan tidak. Bagaimana jika salah satu dari kami adalah penghianat?” Goda Hanbyul. “Hah… aku hanya terus berpikir, siapa yang mengambil foto-foto itu?”
Minhwan tiba-tiba memukul drum yang biasa di mainkan Minhyuk. “Teman-teman, kalian tak ingin mencobanya? Milik YOWL ini?” Tanya Minhwan.
Jungshin dan Sunghyun menyusul ke atas panggung dan mulai mengotak-atik bass dan gitar. Byunghun tersenyum lalu menyusul ketiga rekannya. “Keyboard milik Fujiwara Ayumu.” Ucapnya sambil mulai memainkan tuts-tuts keyboard. “Boleh kami memainkannya?” Tanya Byunghun pada Ai.
“Alat murahan itu?” Ai balik bertanya.
“Bass ini limited edition bukan? Aku tak mendapatkannya. Beruntung sekali Lee Jaejin.” Ungkap Jungshin.
“Myungsoo-ya! Hanbyul! Cepat naik!” Panggil Minhwan.
Keenam member Viceroy terlihat sedang berunding diatas panggung saat Jieun, Hyuri dan Shin Ae kembali. “Eh? Ada kalian?” Kibum dan Wooyoung tampak terkejut melihat rombongan yang di bawa Hyuri. “Mereka mau tampil?” Tanya Kibum pada Hyuri dan gadis itu segera mengangkat kedua bahunya. Kibum buru-buru menyiapkan handycam-nya.
Setelah perundingan selesai, keenam member Viceroy ini siap di balik alat musik masing-masing. “For you, my best friend.” Kata Myungsoo sebelum memulai pertunjukan Viceroy.
Viceroy tampil membawakan lagu milik Good Charlotte-We Believe di markas besar YOWL, diatas singgasana YOWL. Hyuri merangkul Ai dan semua terlihat menikmati pertunjukan itu. Usai pertunjukan, semua duduk berkumpul diatas panggung menikmati black forest pemberian Byunghun. Terlihat sangat akrab dan hangat.
***
“Maaf, aku tidak setuju!” Tolak Shin Ae. “Apa begitu bermasalah sampai harus menutup akun resmi YOWL yang telah berdiri bahkan sebelum YOWL terkenal seperti sekarang? Official site belum di rilis sampai detik ini, mungkin menunggu debut resmi YOWL di bawah naungan Caliptra Seta Entertainment. Ayolah Nona. Nona jangan egois! Pikirkan Yowlism! Lagi pula, apa masalah sebenarnya? Banyak fans yang mendirikan web atau fan page untuk idola mereka walau idola mereka sudah memiliki official site. Akun ini sudah ada sejak YOWL resmi di bentuk, tanpa akun ini, YOWL tak akan seperti sekarang. Tanpa akun ini, YOWL tak akan menemukan Yowlism. Ayolah Nona, jangan menjadi begini putus asa. Menutup akun resmi YOWL yang sudah ada sejak YOWL belum tenar dan menjadi anak jalanan, berandalan, tidak akan menyelesaikan masalah. YOWL tak akan memungkiri masa lalu mereka, darimana mereka berasal dan Yowlism akan mendukung hal itu. Percayalah. Dan aku yakin, member YOWL tak akan setuju jika mendengar hal ini. Aku yakin jika Nona memaksa melakukannya, ini akan menimbulkan masalah baru. YOWL sudah cukup tersiksa pergi tanpa Nona, lalu jika Nona menutup akun kita, apa ini tidak akan membuat YOWL, Kim Jaejoong, Oh Wonbin, Lee Jaejin dan Kang Minhyuk merasa terbuang?”
Kibum, Wooyoung dan Yongbae diam menatap Shin Ae lalu Ai. “Kalau Nona memaksa menutup akun YOWL, maka aku akan membuat kekacauan dimana-mana. Aku akan membuat web pendukung antis dan web pengacau lainnya! Fan page pendukung Fujiwara ‘Ai’ Ayumu ex member YOWL dan antis YOWL.” Ancam Shin Ae kesal. “Sadarkah Nona jika itu hanyalah tindakan putus asa? Nona menyesali kecelakaan itu dan ingin lari dari kenyataan. Kenyataan bahwa Nona tak bisa bersama mereka lagi, YOWL. Baik Nona juga YOWL, kalian merasakan hal yang sama. Dan ini tak akan berakhir sampai kalian menyadari kenyataan dan menerimannya. Nasib adalah milik kita, tapi tidak dengan takdir.”
“Kau benar.” Ai kemudian bersuara. “Semua yang kau katakan benar adanya. Aku putus asa. Aku tak sanggup mengahadapi kenyataan dan ingin lari. Aku menyesali kecelakaan itu. Aku putus asa menghadapi ini semua.” Tidak hanya Shin Ae yang merasa bersalah melihat ekspresi Ai dan mendengar pengakuannya. Kibum, Wooyoung dan Yongbae juga merasakan hal yang sama. “Aku merasa tidak sanggup berada di titik ini, sendiri…” Ai dengan kepala tertunduk.
Semua masih diam. Yongbae, Kibum, Wooyoung dan Shin Ae saling melempar pandangan. Saling menunjuk untuk menenangkan Ai. Bagi Kibum, ini pertama kalinya ia melihat Ai begini sedih dan putus asa. Kibum bisa melihat air mata tertahan itu.
“Sendiri? Lalu kami ini apa?” Shin Ae memecah kebisuan. “Di Jeonggu Dong ini apakah hanya ada Kim Jaejoong, Oh Wonbin, Lee Jaejin dan Kang Minhyuk? Lalu bagaimana dengan Lee Minki Oppa? Kim Kibum? Apa mereka tidak berarti bagi Nona? Jika aku dan Yongbae Oppa atau Kibum tak mengapa, tapi Minki Oppa? Jika memang itu semua tak berarti bagi Nona, ya sudah. Berhenti saja. Aku pikir julukan Putri Jeonggu Dong itu memang cocok untuk Nona, tapi aku salah. Seorang putri tak akan membiarkan rakyatnya terlantar hanya karena urusan pribadinya. YOWL tidak ada lagi, iya benar mereka tak di sini lagi. Tapi perlu Nona ketahui, yang berpengaruh di sini bukanlah YOWL, tapi Nona. Tanyakan pada Dong Yongbae ini, siapa yang selalu membuat kacau rencana yang ia buat? Fujiwara Ayumu. Lalu para pembangkang itu, apa yanag membuat mereka membangkang? Rencana Fujiwara Ayumu tentang Jeonggu Dong, mereka takut akan hal itu dan membangkang. YOWL bukan apa-apa, itu hanya salah satu bagian dari Nona. YOWL hanyalah salah satu pendamping Nona, yang memperkuat posisi Nona. Dalam sebuah kerajaan, pergantian parlemen itu biasa. Kadang kala akan semakin memperkuat, kadang kala memperlemah. Aku mohon jangan kecewakan kami dengan keputusasaan Nona ini. Nona tidak sendiri. Ada kami di sini, untuk Nona.”
Ai makin di buat terharu mendengar ocehan Shin Ae. Buliran air mata itu akhirnya lolos dari benteng pertahanan Ai dan meluncur pelan menuruni pipi pucat Ai. “Pantang bagiku menangis di depan umum, tapi kau menumbangkannya, Jung Shin Ae.”
Suara Ai lirih. Shin Ae tersenyum, turut menitikan air mata. “Maaf. Aku terlalu banyak bicara.” Shin Ae mengusap air matanya.
Kibum juga tak kuasa menahan haru. Ia satu-satunya pria yang menangis di sana. Ia tersenyum di tengah tangisnya. “Apa yang dikatakan Shin Ae benar adanya. Kami memang tak sekuat Kim Jaejoong, tak sebijaksana Oh Wonbin, tak mampu melucu hingga membuatmu tertawa seperti Lee Jaejin dan tak mempesona Kang Minhyuk, tapi kami akan melalukan yang terbaik, bersamamu.”
Air mata Ai mengucur semakin deras. Ia mengembangkan senyumnya. “Gomawo… jongmal gomawoyo…”
Kibum memeluk Ai, membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya. Minki yang telah berada di sana tanpa di sadari kelimanya tersenyum dan menahan air mata harunya.
“Lalu, apa rencana kita selanjutnya?” Tanya Minki seraya berjalan mendekat. “Akan kita namakan apa tempat ini?”
Ai buru-buru mengusap air matanya. “Kalau urusan musik, aku angkat tangan.” Kata Shin Ae.
“Aku akan lebih serius belajar merangkai bunga.” Sambung Yongbae. “Ah, bagaimana jika House of Love? Sarangui jib? Seperti kata Nona, tebarkanlah cinta, baik itu pada musuhmu. Jika nantinya Jeonggu Dong di penuhi cinta, ah… betapa indahnya. Tak aka nada lagi istilah kampung preman, penjahat, berandalan.”
“Kingdom of love? Kita harus menata ulang kerajaan kita ini.” Imbuh Shin Ae.
“Masalah nama, serahkan saja pada Ai.” Komentar Kibum.
“Tapi masih ada yang kalian sembunyikan dariku.” Kata Ai kembali membuat semua terdiam. “Apa yang kalian tahu dan aku tak tahu?”
“Maaf, aku tak paham maksud Nona.” Jawab Shin Ae.
“Tidak ada yang kami sembunyikan darimu, sungguh.” Kibum meyakinkan.
“Ada. Apa yang kalian dan YOWL tahu namun aku tak tahu.” Kibum kembali berpikir, begitu juga Wooyoung, Yongbae, Minki juga Shin Ae. “Tentang kecelakaan itu. Apa yang belum kalian katakan padaku?”
“Oh, itu.” Wooyoung langsung paham. “Maaf. Awalnya kami ingin mengatakannya namun… Nona tahu sendiri, setelah peristiwa itu, kita begitu sibuk dan…”
“Harusnya kita menjebloskan pemuda itu ke penjara.” Potong Yongbae berubah emosi. “Ini percobaan pembunuhan!”
“Jadi kalian tahu siapa pengendara motor itu?”
“Itu…” Yongbae menatap Kibum, Wooyoung dan Minki.
***
Ai duduk menatap bayangannya dalam cermin. Ekspresi sedih itu kembali muncul. Ai kembali menundukan kepala. Minki masuk tanpa mengetuk pintu karena pintu kamar Ai terbuka. Ia kemudian menyisir rambut ikal panjang Ai, membuat gadis itu sedikit terkejut.
“Ingin menangis lagi?” Tanya Minki. Ai tersenyum dan menggeleng pelan. Minki membalas senyum kemudian mengepang rambut Ai menjadi dua seperti keseharian gadis itu.
“Oppa seperti ibu dan ayah bagiku. Nantinya siapa gadis beruntung yang akan mendapatkan Oppaku ini?”
“Kau berpikir tentang itu atau hal lain? Aku yakin kau memikirkan hal lain pagi ini. Apa sebaiknya kau tak ke sekolah hari ini? Pagi ini Tuan Jung juga Tuan Muda Jung Euichul sudah dua kali menelfon.”
“Mungkin aku akan bertahan di klinik, bersama Dokter Song. Tidak ada Yoojin lagi di toilet, aku mulai bosan.”
“Terserah kau saja. Kau yang paling tahu apa yang terbaik untukmu.” Minki selesai mendandani Ai.

Ai tersenyum menyambut Kibum, Wooyoung dan Shin Ae. Shin Ae menyambut Ai dengan senyum manisnya. Mereka kemudian berjalan bersama, berangkat ke sekolah. Minki tersenyum melihat mereka. Mereka sampai di depan gerbang sekolah yanag masih tertutup. Shin Ae menatap kagum sekolah itu dan Ai menyadari hal itu.
“Ya, Jung Shin Ae. Kau mengatakan padaku jika kau bukan hanya penguntit setia Ai, tapi kau juga mempelajari apa yang ia lakukan. Benarkah?” Kibum terdengar menantang.
“Iya benar. Kau meragukan aku?”
“Kau lihat pagar di depan kita ini? Kau tahu apa yang pernah Ai lakukan padanya?”
“Aku mengetahui semua. Bahkan ketika Nona melompat pagar dengan bantuan satu tangannya.”
“Bisa kau buktikan padaku?” Kibum menggerkan kepalanya ke arah gerbang.
“Jung Shin Ae. Abaikan saja Kibum ini.” Sela Wooyoung.
Shin Ae mengabaikan Wooyoung dan mundur beberapa langkah. “Kau lihat ini, Kim Kibum!” Shin Ae siap unjuk kebolehan. Ia berlari dan menapakan kaki kananya pada tembok di samping gerbang, kemudian tubuh mungilnya melayang di udara melewati gerbang yang masih tertutup rapat. Shin Ae mendarat sempurna di seberang gerbang.
Minhwan dan Byunghun yang turut menyaksikan hal itu benar-benar di buat ternganga. Bahkan Minhwan segera bertepuk tangan untuk Shin Ae. Moonsik tersenyum dan menggeleng kemudian membuka gerbang.
“Lihat??” Shin Ae saat kembali bergabung.
“Wah, Jung Shin Ae. Itu tadi, keren sekali!” Minhwan memberikan dua jempolnya membuat Shin Ae tersipu.
“Gerakan yang sempurna.” Puji Ai.
“Karena Nona gurunya.” Shin Ae membalas pujian itu.
“Fujiwara?? Benarkah??” Byunghun penasaran.
“Jika sudah pulih, minta saja Nona melakukannya.”
“Terima kasih sudah menemaniku. Aku masuk.” Pamit Ai diikuti Kibum, Wooyoung dan Byunghun.
“Nona Badung, tadi itu, indah sekali.” Puji Minhwan kembali. “Kau terlihat seperti kupu-kupu.”
“Kupu-kupu? Itu gerakan kucing. Lompatan kucing seperti itu.”
“Apapun itu, kau terlihat keren.”
“Eh?? Nona Badung??”
“Sampai jumpa lagi!” Seru Minhwan berlari memasuki sekolah.
Shin Ae tersenyum lalu kembali menatap bangunan megah Hwaseong Academy dan menghela nafas. “Paman, aku pergi. Tolong jaga Nona untukku ya.” Pamit Shin Ae pada Moonsik.



  shytUrtle

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews