The Story of Me and The Chronicles of Audy by Orizuka.

04:41



The Story of Me and The Chronicles of Audy by Orizuka.



Udah pasang mode 'males baca', tapi empat novel The Chronicles of Audy ini selesai dibaca juga. Males bukan karena isi novelnya nggak bagus lho ya. Tapi karena aku belum ada buku baru, jadi kalau novel ini kelar dibaca dengan cepat, selanjutnya aku baca apa? Heuheuheu...

Maklum lagi paceklik. Jadi puasa nggak beli buku dulu. Udahan ah, curhatnya!
Ini bukan resensi atau review lho ya. Ini hanya kisahku dan novel The Chronicles of Audy karya Kak Orizuka. Ok, mari kita mulai!

Sebenernya sering banget liat novel The Chronicles of Audy (nanti ditulis Audy aja ya) ini wara-wiri di timeline Twitter sejak... lupa tepatnya. Mungkin sejak dirilis awal pada tahun 2013 lalu.

Kesan pertama, sampulnya unik. Warnanya cokelat dengan gambar cewek anime di bagian depan. Udah gitu aja. Tapi belum penasaran dan ehm, pengen beli.

Maklum, tahun 2013 itu tahun getol ngejar target 'harus punya buku yang terbit di mayor' dengan nyodorin 'karya tak layak terbitku' ke penerbit mayor A, B, C, D. Jadi duit lebih diarahkan buat proyek bikin buku daripada beli buku.

Lalu di tahun 2014, aku vakum dari menulis. Entahlah. Baru pertengahan 2014 mulai lirik-lirik buat beli buku (lagi). Tapi kebanyakan buku fantasi terjemahan.

2015 masih bertahan sama hobi 'ngumpulin buku terjemahan'. Dan fase mulai bangkit buat nulis lagi. Hibernasinya disudahin. Vakumnya udahan. Walah, jadi curhat lagi. Fokus pada topik, kura-kura! Fokus!

Mulai penasaran sama Audy awal tahun 2016 kayaknya. Tapi belum sempet beli karena tergoda, ehm, promo di Gramedia pada bulan Februari. Dan, tergoda The Lunar Chronicles.

Sampai pada... puasa itu bulan apa sih? Juni ya? Nah, pokoknya itu. Jelang dapet THR pokoknya. Hahaha. Uang THR buat beli buku aja dan udah mantab mau beli keempat seri Audy. Penasarannya udah nggak kebendung.

Kaget karena toko buku online langganan ikutan open PO buat Audy O2. Buru-buru nanya apa jual sepaket seri lengkap Audy 1-4. Ternyata nggak (TT.TT)

Cek Owl Book Store nggak ada jual sepaket juga. Bahkan, sampai membanjiri Penerbit Haru sama mention, nanya apa ada dijual sepaket. Maafkan daku yang sempet nyampah ya.

Nggak ada respon (mungkin capek nanggepin pertanyaanku, padahal di web Owl Book Store kan udah ada rincian harga dan ketersediaan barang), mulai nanya-nanya Mbah Google. Ya walau duit THR yang dipakek buat belanja, kan tetep nyari 'yang harganya agak miring'. Biar hemat. THR kan nggak untuk buku doang XD

Nimbang harga sana-sini. Masih mahal untuk ukuran kantongku. Kan harus memperhitungkan ongkir juga. Lalu pas nanya Mbah Google nemu promo paket lengkap Audy di Pengen Buku. And you know apa yang bikin I seneng? HARGANYA MIRING! MURAH!!! Langsung simpen link dan pas online pakek gUi, langsung order barang. Waktu itu lewat Email pesannya.

Karena nggak pernah belanja di Pengen Buku, sempet ragu. Tapi baca testimoninya langsung bikin makin mantab buat order. Dan ternyata cara ordernya gampang. Sebenernya bisa lewat WhatsApp juga, tapi aku udah terlanjur pesan lewat Email.

Order, udah. Transfer, udah. Selanjutnya menunggu. Aku pikir bakal terkejar sebelum lebaran, ternyata nggak semudah itu. Nunggu Audy ini sempet bikin aku galau tingkat dewa.

Pertama karena ada libur panjang dari penerbit karena lebaran. Walau udah paham dan maklum, tapi yang namanya nunggu kan tetep bikin galau ya XD

Kedua karena toko buku online udah buka, tapi penerbitnya belum. Jadi harus nunggu lagi. Hmmm... Audy!!! Kenapa sulit banget sih buat dapetin kamu?

Ketiga karena penerbit udah buka, tapi hingga waktu yang aku perhitungkan ternyata barang belum dateng. Pas ditanyain lagi ke toko bukunya, ternyata nunggu cetak ulang. Rrrrr!!! Mengejar Audy ternyata butuh perjuangan ekstra. Bahkan lebih ekstra dari novel-novel lainnya.

Kalau nggak salah Winter duluan yang dateng. Padahal Winter pesennya belakangan. Tapi akhirnya Audy datang juga di bulan Agustus. Legaaaaa... Akhirnya kecekel tangan juga keempat novel Audy. Tapi nggak langsung dibaca karena ngelarin Winter dulu.

Eh? Salah, ding! Audy dulu yang nyampek. Trus Winter. Karena Winter dateng, nggak jadi baca, eh nggak lanjutin baca Audy - 4R yang udah aku buka. Setelah kelar baca Winter, baru lanjut baca Audy.


The Chronicles of Audy: 4R.

Kesan pertama pas buka bungkusan paket Audy tuh: lucu ya bukunya. Keempat sampulnya warna coklat dengan gambar... manga ya? Atau fanart? Ya gitu deh pokoknya. Tapi uniknya, pada masing-masing seri, tepian halaman punya warna identitas masing-masing. Untuk 4R, warnanya pink.

Pasti bisa ditebak bagaimana reaksi orang-orang yang kenal aku pas liat aku nenteng buku bernuansa 'pink'. Ada yang nggumun, bahkan yang ngetawain juga ada. Maklum, mereka paham kalau aku rada nggak suka sama warna pink. Makanya pas liat aku bawa buku bacaan ada nuansa warna pink, jadi pada heboh deh mereka. Lebay ya? Banget! Hahaha.

Pas udah order Audy dan bukunya belum sampai, aku udah ngebayangin 4R itu kayak keluarganya Rio Haryanto. Kok bisa gitu?? Alasannya simpel sih, keluarga Rio kan namanya awalan huruf R semua. Ryan Haryanto, Ricky Haryanto, Roy Haryanto, dan Rio Haryanto.
TAPI RIO KAN BUKAN BALITA, KURA-KURA! I know right! Itulah kenapa aku langsung menghentikan otakku untuk membayangkan 4R itu kayak Rio Haryanto dan ketiga kakaknya. Hehehe.

Btw pembatas bukunya aku dapet Romeo. Ini beda-beda apa gimana sih? Aku dapetnya Romeo, Regan, Regan, Audy. Apa emang gitu ya??

4R.

Perkenalan pun dimulai. Perkenalan sama sosok Audy, si tokoh utama menjadi pencerita. Jadi kita tuh kayak baca buku diary-nya Audy. Aku ngerasanya gitu.

Tokoh yang pertama muncul, udah jelas. Pastilah si Audy Nagisa. Audy mulai menceritakan kisah pelik kehidupannya. Bapaknya yang kena tipu, tunggakan uang kos, dsb. Sampai pada dia nemu iklan lowongan kerja jadi baby sitter di koran. Nah, iklan itulah yang membawa Audy pada 4R.
Mungkin karena otakku udah penuh sama wajah-wajah oriental, jadinya udah ngebayangin tokoh 4R ntar bakalan kayak gitu tipenya. Tapi, pas Regan muncul dan Audy menggambarkannya kayak Constantine (Keanu Reeves), baru deh dapet gambaran; oh kayak begini sosoknya. Wuik! Cakep banget dong si Regan.

Karena terpesona oleh ketampanan Regan (dan tergiur gaji yang dijanjikan), Audy langsung menandatangani kontrak tanpa membacanya dengan teliti. Dari sini drama baru kehidupan Audy dimulai.

Audy nggak cuman haru jaga Rafael si balita ajaib, tapi dia juga harus bersihin rumah dll. Intinya Audy jadi pembantu di rumah 4R. Oya, 4R adalah Regan, Romeo, Rex, dan Rafael.

Nggak cuman harus ngadepin Rafael si balita ajaib, Audy juga harus ngadepin ketiga kakaknya yang sifatnya amat sangat berbeda. Sampai pada bagian mengenal sifat masing-masing 4R, aku jadi teringat pada anime Fruit Basket. Rex mengingatkan aku pada sosok Yuki Sohma. Romeo pada Kyo Sohma. Dan Regan pada Shigure Sohma. Entah kenapa kok bisa otakku menyambungkan dua hal itu. Ah, lupakan saja.

Di buku 4R ini isinya lebih ke perkenalan aja sih. Dan isinya bakalan bikin pembaca terkejut. Prediksiku, mungkin kebanyakan pembaca bakal ngira kisah Audy kayak kisah kebanyakan. Kayak kisah F4, mungkin. Aku berani jamin, kisah Audy itu beda banget. Simpel dan... hangat. Aku bahkan sampai membayangkan andai aku ada di posisi Audy. Menemukan keluarga baru yang tak hanya tampan dan kaya, tapi juga baik. Sempurna, kan?


The Chronicles of Audy: 21.

Buku kedua ini warnanya biru. Dan pembatas bukunya, aku dapet Regan.
Di buku ini Audy udah lepas dari kontrak, tapi dia dianggap sebagai 'bagian dari keluarga'. Ia memilih balik tinggal di rumah 4R.
Ya, di buku pertama, karena kepelikan hidup Audy dan kecerobohan Romeo. Akhirnya Audy di tampung di rumah 4R. Karena tinggal di sana, dia mulai mengenal banyak tentang 4R. Dan ya si balita ajaib Rafael mulai menyukainya pastinya.

Satu per satu tentang 4R mulai di ungkap. Audy yang sempet jatuh hati pada Regan (bahkan sampai mengharap jadi Nyonya Regan) mulai bisa menetralkan perasaannya.

Dan... dan... dan di buku kedua ini, ada kejutan yang benar-benar mengejutkan (?). Buku kedua ini penuh kejutan deh pokoknya. Banyak momen dan kalimat yang bikin aku senyam-senyum sendiri pas bacanya. Bahkan sampai aku jadikan status di Facebook dan Twitter. Contohny: "Kamu adalah entitas yang jadi kelemahan sekaligus kekuatanku; yang membuatku merasa lebih hidup."


The Chronicles of Audy: 4/4.

Buku ketiga ini warnanya ungu, dan pembatas bukunya aku dapet Regan (lagi).
Di buku ini 'kapal' baru mulai berlayar. Kalau ini beneran kejutan. Maksudnya nggak nyangka aja bakal begini. Audy yang super ceroboh sama---

Warnanya ungu mungkin untuk mewakili kisah cinta dengan bumbu-bumbu cemburunya kali ya?

Dan tentu saja kejutannya makin bejibun. Yew~


The Chronicles of Audy: O2.

Last book. Warnanya hijau dan pembatasnya dapet Audy. Rex sama Rafael nggak ada ya?
Buku terakhir kejutannya makin banyak dan bikin hua! Satu per satu konflik terselesaikan; termasuk skripsi Audy. Dan akhirnya Audy menemukan impiannya. Happy ending.


Nggak puas ya sama apa yang aku tulis? Kan udah aku bilang bukan resensi atau review. Hehehe.

Karena isinya bagus, jadi bacanya berasa cepet. Dari awal si Audy emang penasaran sama Rex. Selalu ada jalan unik untuk menyatukan dua hati. Heuheuheu.

Kalau ditanya suka siapa di 4R, aku suka Rex. Dia nggak beda jauh sama aku. Banyak diemnya dan penyendiri. Bedanya, dia genius. Aku? Aku mah apa atuh. Hahaha. Kedua aku suka Rafael. Dia benar-benar balita ajaib yang menggemaskan.

Yang penasaran monggo baca sendiri aja. Dijamin nggak bakalan nyesel.

Udah gitu aja. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih.

Tempurung kura-kura, 06 Oktober 2016.
.shytUrtle.
 

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews