The White Prince and The Red Princess #9

05:17

The White Prince and The Red Princess.

* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.

Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.








#9

Anggota klub teater saling berbisik ketika Taemin sampai di basecamp. Mereka tampak mendiskusikan sesuatu.

"Ada apa?" tanya Taemin yang sudah duduk di atas lantai pada anggota laki-laki yang ada di sebelah kirinya.
"Pesta dibatalkan," jawab pemuda itu kikuk.
"Dibatalkan? Kenapa?" Taemin penasaran.
"Bukan dibatalkan, tapi dialihkan ke hal yang lebih menarik," sahut siswi yang duduk di sebelah kiri pemuda yang ditanyai Taemin. "Jadi klub teater akan mengadakan bakti sosial ke panti asuhan. Pesta akan digelar di sana, untuk anak-anak."
"Hanya anggota klub?" tanya Taemin.
"Iya. Dan Sunbaenim juga pastinya. Kalau Sunbaenim mau sih."
"Jadi bagaimana?" Victoria bertanya menarik perhatian semua anggota klub.
"Aku setuju."
"Ide bagus. Lebih bagus daripada pesta. Maaf Nuna, bukan berarti ide pesta Nuna itu buruk. Berpesta dengan anak-anak di panti asuhan pasti menyenangkan."
"Kita akan dikenal lebih bersahaja dengan kegiatan amal ini."
"Ini keren!"
"Setuju! Setuju!"
Lima anggota bersuara lantang, sisanya hanya mengangguk-angguk setuju.
"Nah, mereka lebih nyaman mengadakan bakti sosial daripada pesta. Bagaimana dengan Eonni?" Amber balik bertanya pada Victoria.
"Jika semua setuju aku pun setuju. Lagi pula kita juga akan berpesta kan di sana? Minhee, kau siap untuk kostumnya? Ah, aku pakai kostum apa ya?" Victoria bingung sendiri untuk penampilannya.
"Siap. Kostum apa saja yang diperlukan?" Minhee mengangkat kepala menatap Victoria masih dengan memangku note di paha dan tangan kanan memegang pulpen.
"Aduh, aku bingung pakai kostum apa," jawab Victoria.
"Aku akan tetap pakai kostum Sang Waktu. Aku akan jadi penyihir yang baik hati dan membagikan mainan pada anak-anak. Minhee, apa saja yang harus aku beli? Kita pergi usai sekolah nanti ya. Ah, aku benar-benar tak sabar." Krystal antusias.
"Musim gugur baru tiba dan Natal masih lama, tapi kau sudah sibuk memikirkan hadiah. Sinterklas punya saingan sekarang," goda Amber yang hanya di respon dengan senyuman lebar Krystal.
"Kira-kira Lee Junki Sonsaengnim apa akan setuju?" tanya Minhee.

Saat Minhee bertanya tentang Lee Junki, barulah Victoria menyadari keberadaan Taemin yang duduk diam baris paling belakang. Tatapan pemuda itu terfokus pada Minhee.

"Oh, Lee Taemin. Kau di sini. Kau sudah tahu perubahan rencananya kan?" tanya Victoria.
Semua mata, termasuk Minhee segera tertuju pada Taemin.
Taemin yang menjadi pusat perhatian segera berdehem. "Iya. Baru saja diberi tahu," tangannya bergerak menuding rekan di samping kirinya.
"Lalu apa kau masih mau bergabung?"
"Eum, iya. Aku belum mendapat ijazah lulus hukuman dari Lee Junki Sonsaengnim, jadi aku masih harus mengikuti kegiatan apa pun yang diadakan klub teater."
"Baguslah." Victoria menganggukan kepala.
Minhee yang sempat bertemu pandang dengan Taemin tersenyum.
Taemin tersenyum kaku membalas senyuman Minhee. "Bakti sosial itu ide siapa?" ia seolah berbicara dengan dirinya sendiri.
"Tentu saja Red Princess," sahut siswa yang duduk di samping kirinya. "Aku pun lebih setuju bakti sosial daripada pesta ala selebritis."
"Kalian tahu tidak, tadi ada wartawan ke sini. Mencari Blue Pearl dan Red Princess," siswi yang duduk di samping kiri siswa yang ngobrol dengan Taemin menyela obrolan. "Mereka juga mewawancarai kami tentang pertunjukan kita. Ah, aku sangat gugup. Sayang Taemin Sunbaenim datang terlambat hingga tak bisa ikut foto bersama."
"Baiklah!" Victoria lagi-lagi menyita perhatian. "Mari kita persiapkan dengan baik dan kostum apa yang ingin kalian pakai segera daftarkan pada Minhee ya."

Anggota klub segera mengerumuni Minhee dan Krystal. Taemin hanya duduk memerhatikan dari tempat ia duduk. Sesekali ia tersenyum sendiri saat menatap Minhee.

Taemin melihat Krystal dan Minhee berdiri di depan gerbang sekolah. Ia memerhatikannya dan hendak berjalan mendekat ketika sebuah tangan tiba-tiba memegang pundaknya.

"Oh, kau!" Taemin lega melihat Jinki yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Kita diawasi," bisik Jinki yang sudah berdiri dekat di samping Taemin.
"Eomma??"
"Iya. Lee Junki Sonsaengnim berpesan agar kau menjaga jarak dengan Minhee. Lagian kenapa sih kau jatuh hati pada putri dari kelompok musuh?"
"Mana aku tahu." Taemin menggerakan bahu. "Junki Hyung sudah tahu perihal pembatalan pesta? Aku menunggunya di basecamp tapi dia tak datang."
"Tahu, tapi ada halangan untuk bisa ikut. Luna mendengar rencana bakti sosial itu dan ia bertanya apa ia bisa ikut."
"Tapi itu untuk anggota klub saja."
"Bukankah baik jika kau pergi bersama kami? Jadi Bibi Lee tak akan curiga macam-macam karena ada aku dan Luna. Ya walau Bibi Lee sudah memberimu izin untuk tinggal sampai pesta usai, tapi buktinya kau masih diawasi."
"Benar juga. Besok akan aku coba tanyakan."
***

Hanya ada Minhee saat Taemin tiba di basecamp. Ia sengaja keluar kelas lebih awal agar bisa sampai di basecamp sebelum anggota yang lain tiba. Ia hanya punya waktu sepuluh menit untuk mengobrol bedua saja dengan Minhee sebelum Krystal dan anggota lain tiba. Ia pun duduk tak jauh dari Minhee yang sedang membaca. Sejenak ia perhatikan gadis yang acuh padanya itu.

"Bolehkah temanku, Luna dan Jinki ikut saat bakti sosial nanti?" tanya Taemin tanpa basa-basi.
Minhee melepas headset yang menutup kedua telinganya. "Tanya Victoria Eonni atau Amber Sunbaenim saja. Kita sama-sama anggota di sini."
"Tapi acara itu kan idemu."
"Iya, tapi tetap saja aku tak punya hak untuk memberi izin. Sunbaenim kan teman baik ketua kita Amber, aku rasa dia akan setuju. Nanti aku bantu bicara."
"Nah, begitu. Kalau kau yang usul kan pasti akan langsung disetujui."
"Ah, nggak juga. Sebenarnya acara bakti sosial itu sempat di tentang Victoria Eonni. Dia menyerah karena anggota lain lebih setuju pada usulku."
"Lama-lama Victoria Nuna bisa kehilangan wibawa di depan anggota karena ada kamu di sini."
"Ah nggak juga."
Taemin dan Minhee tersenyum bersama lalu kembali terdiam selama beberapa detik.
"Kau... tidak marah karena aku menciumu saat pertunjukan?" Taemin kembali bicara memecah kebisuan.
"Aku terkejut sih. Akting Sunbaenim sedikit keterlaluan, tapi aku salut pada keprofesionalan Sunbaenim. Harusnya kita pura-pura saja kan tapi Sun..." ocehan Minhee terhenti ketika bibir Taemin tiba-tiba mendarat di bibirnya.
Taemin perlahan melepas kecupannya. Ia masih berlutut di depan Minhee yang duduk bersimpuh dengan ekspresi syok. Kedua tangannya memegang leher Minhee dan ia menempelkan keningnya pada kening Minhee.
"Aku tidak bisa menahan diriku lagi. Bisakah kita mengabaikan tentang siapa kita dan melanjutkan hubungan?" tanya Taemin yang masih menempelkan keningnya pada kening Minhee. "Aku benar-benar tergila-gila padamu Choi Minhee. Aku tak bisa membohongi diriku lagi. Pura-pura acuh padamu, itu sangat menyakitkan."
Minhee menundukan kepala membuat Taemin menarik keningnya.
"Kau tidak boleh mencintai anak seorang pembunuh yang telah tega membunuh salah satu anggota kelompokmu. Tidak boleh..."
"Lihat aku!" Taemin memegang dagu Minhee dan mengangkat wajah gadis itu.
Minhee mengangkat wajah dan menatap Taemin yang begitu dekat di hadapannya.
"Apa kau juga tak menyukai aku? Kau tak memiliki rasa seperti apa yang aku rasa? Aku menangkap sinyal yang sama darimu. Katakan Choi Minhee. Kau juga mencintai aku kan?"
"Mianhae..." Minhee kembali menundukan kepala.
Taemin terduduk lemas. Terlihat putus asa. "Aku pikir kau akan berontak seperti sebelumnya. Aku pikir kau mau berjuang bersama-sama denganku. Tapi..." 

Suasana kembali hening. Minhee masih duduk bersimpuh dan menundukan kepala. Sedang Taemin duduk di depan Minhee dengan ekspresi putus asa. Senyum getir tersungging di wajah Taemin yang mulai bergerak untuk berdiri. 

"Aku juga mencintaimu..." Minhee memeluk Taemin yang berlutut dari belakang. "Aku... juga mencintaimu..." ia mengulangi pernyataannya. Taemin tersenyum lebar, menggeser tubuhnya menghadap Minhee dan membalas pelukan gadis itu.
"Oh my God!" Krystal yang baru memasuki basecamp terkejut melihat Minhee dan Taemin berpelukan dengan posisi sama-sama berlutut. "Apa yang kalian lakukan?!" protesnya sembari menutup pintu basecamp rapat-rapat.
Taemin membantu Minhee berdiri saat Krystal berjalan mendekat.
"Kalau ada yang lihat bagaimana?!" tegur Krystal yang kini sudah berdiri dekat di depan Taemin dan Minhee. "Astaga! Kepalaku tiba-tiba sakit. Choi Minhee, kau tahu jika ini tak seharusnya terjadi kan? Baiklah! Aku setuju membantumu untuk Kibum Oppa tapi lupakan dia. Astaga... kenapa dahulu aku tak bertindak cepat? Masalah Kibum Oppa hanya strata sosial, tapi dia? Dia pangeran dari kubu musuh. Choi Minhee?!" oceh Krystal tak karuan.
"Mianhae. Tapi aku tak bisa membohongi hati nuraniku." Minhee merasa bersalah.
"Aku pun sama. Dan mulai sekarang, kami akan berjuang sama-sama." Taemin meraih tangan kanan Minhee dan menggenggamnya erat.

Krystal melihat bagaimana Taemin meraih tangan Minhee dan menggenggamnya erat. Lalu ia pun melihat bagaimana Minhee dan Taemin saling melempar senyuman. Kedua anak manusia beda klan itu telah meresmikan hubungan mereka. Dengan cepat Krystal membalikan badan membelakangi Taemin dan Minhee.

"Ini tidak nyata! Ini tidak nyata!" ucap Krystal berulang-ulang dengan kedua tangan memegang kepala. "Hah!" keluhnya dengan keras dan kembali menghadap Minhee dan Taemin. "Kenapa kau tega melakukan hal ini padaku, Choi Minhee?"
"Krystal aku..."
"Sudah! Cukup!" Krystal mengangkat tangan kanannya meminta Minhee berhenti bicara. "Katakan bagaimana skenarionya dan apa yang harus aku lakukan! Ya Tuhan... ini gila. Aku bisa gila!"
Minhee tersenyum lebar dan meloncat memeluk Krystal.
***

Keesokan harinya Minhee, Krystal dan Taemin berkumpul di basecamp bersama anggota klub teater yang lain. Victoria telah mengumumkan jika Lee Junki tak bisa ikut kegiatan bakti sosial yang akan diadakan oleh klub teater. Ia juga telah memberi izin pada Taemin untuk membawa Jinki dan Luna dalam acara bakti sosial.

Amber mengumumkan jika ada perwakilan dari wartawan sekolah yang akan ikut untuk meliput kegiatan bakti sosial klub teater. Anggota sempat keberatan, tapi karena Amber sudah menyetujui permintaan ketua klub jurnalistik, mereka pun hanya bisa mengiyakan walau menggerutu.

Minhee telah menerima data kostum yang ingin dipakai para anggota saat bakti sosial. Ia segera menelpon manajer yang mengurus rumah persewaan kostum miliknya. Ia meminta kostum-kostum yang baru saja ia kirim via pesan Kakao Talk di simpan agar tak ada yang menyewa.

"Lalu Red Princess dan Blue Pearl akan memakai kostum apa?" tanya salah satu siswi anggota klub di sela perundingan.
"Kali ini kami hanya akan jadi panitia," jawab Krystal. "Kalian yang bertugas di atas panggung. Bisa kan? Ayolah! Kalian ini orang-orang hebat. Lagi pula tak perlu terlalu serius berakting di depan anak-anak. Yang penting mereka bisa tertawa. Aku akan memakai kostum Sang Waktu saat membagikan hadiah di akhir acara."
"Tentu saja bisa!" sahut salah satu siswa. "Kalian sudah susah payah menyiapkan kostum dan segala sesuatunya untuk kami. Karenanya kami akan berusaha dengan baik."
Krystal, Minhee dan Taemin yang duduk berdekatan kompak tersenyum.
"Lalu apakah akan ada wartawan yang datang? Selain wartawan sekolah." tanya siswi berambut sebahu.
"Entahlah. Kami tak pernah mengungkap kegiatan kami, tapi kadang wartawan suka tiba-tiba muncul. Maaf." Krystal menundukan kepala.
"Tak apa. Itu keren! Klub teater kita akan terkenal karena ada kalian. Hehehe." sahut siswi itu antusias membuat semua anggota menertawakannya.
"Anak-anak!" Victoria meminta perhatian. "Kita akan berangkat di hari Sabtu siang dan mempersiapkan segalanya. Kita akan menginap dan kembali pulang di hari Minggu siang. Karena informasi sudah bocor, aku rasa akan ada beberapa murid atau ya fans Red Princess atau Blue Pearl yang kemungkinan akan datang ke panti asuhan. Syukurlah pihak panti asuhan mengaku siap." Victoria melirik Minhee yang tersenyum manis padanya. "Baiklah. Mari kita bersenang-senang akhir pekan ini!"

Anggota klub teater berseru antusias.
***

Sabtu, pukul dua belas siang. Anggota klub teater sudah berkumpul di depan gerbang sekolah. Taemin bersama Luna dan Jinki ada di antara anggota klub teater. Victoria, Amber dan Taemin sibuk dengan ponsel mereka. Sementara anggota klub teater mulai menggerutu.

Minhee meminta seluruh anggota berkumpul sebelum jam sebelas karena mereka akan berangkat ke panti asuhan pukul sebelas siang. Satu jam berlalu sosok Minhee dan Krystal tak kunjung muncul.

Tiga anggota klub jurnalistik yang ditugaskan untuk meliput jalannya bakti sosial juga tampak gusar. Berulang kali ia bertanya pada Amber apakah ada masalah namun Amber hanya meminta mereka menunggu.

"Ada apa?" bisik Luna pada Taemin.
"Minhee tak bisa dihubungi," jawab Taemin sambil kembali menempelkan ponsel ke telinga kanannya. Ia mencoba menghubungi Minhee lagi.
"Jangan-jangan ia tak diizinkan pergi," Jinki menebak.
"Semalam ia mengatakan semua beres dan memintaku tak perlu khawatir. Ia sudah mengantongi izin pergi jauh-jauh hari," Taemin masih dengan resah menunggu Minhee menerima telefonnya.
"Bisa jadi ayahnya berubah pikiran kan?"
"Itu dia!" seru Victoria sembari mengakhiri sambungan panggilan di ponselnya.

Semua menatap pada bus yang sedang mendekat ke arah mereka. Tampak Krystal melambai-lambaikan tangan dari dalam bus. Bus sekolah itu berhenti tepat di depan para anggota klub yang sudah satu jam berdiri menunggu di depan gerbang. Ekspresi kesal di wajah mereka segera sirna melihat bus yang dihiasi spanduk bertuliskan nama klub teater tempat mereka bernaung.

"Halo semua!" Krystal turun dari bus. "Maaf terlambat. Harus mengambil bingkisan dan ada sedikit masalah ketika kami mengambil spanduk. Maaf ya."
Taemin tersenyum melihat Minhee yang baru saja turun dari bus.
"Ayo! Ayo! Silahkan naik!" pinta Krystal memimpin.
Minhee minggir untuk memberi jalan anggota klub teater untuk naik lebih dulu.
"Ini benar-benar keren. Kini aku mengakui kegilaanmu Red Princess." Victoria berdiri di samping kiri Minhee dan memperhatikan anak didiknya yang penuh semangat masuk ke dalam bus. "Mereka lebih antusias daripada pesta. Ah, kenapa aku jadi merasa haru? Sebaiknya aku segera naik dan menenangkan diri." Victoria buru-buru menyusul anak didiknya naik ke dalam bus.

Jinki dan Luna naik kemudian di susul Minhee dan Taemin. Bus cukup luas hanya untuk mengangkut anggota klub teater beserta pembimbingnya dan lima siswa non anggota yang ikut dalam rombongan. Jinki dan Luna maju lalu duduk berdampingan. Minhee yang sudah berada di dalam bus menghentikan langkah melihat semua sudah duduk berpasangan. Krystal duduk bersama Amber. Asik mengobrol dan acuh padanya.
Taemin meraih tangan Minhee dan menuntun gadis itu berjalan ke belakang untuk mencari bangku kosong.

"Kau suka duduk di dekat jendela?" tanya Taemin saat sampai di bangku kosong nomer dua dari belakang di sisi kanan.
"Em!" Minhee mengangguk.
"Duduklah," Taemin memberi jalan dan Minhee duduk lebih dulu di dekat jendela. Kemudian ia pun duduk di samping Minhee. "Satu setengah jam perjalanan. Lumayan. Jangan tinggalkan aku dengan membaca buku atau mendengarkan musik."
Minhee tersenyum mendengarnya.
"Lelah sekali satu jam berdiri menunggu bus ini datang. Sebaiknya aku istirahat sekarang." Taemin menyandarkan kepala di bahu Minhee saat bus mulai melaju meninggalkan sekolah. 

------- TBC --------

.shytUrtle.


You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews