The White Prince and The Red Princess #5

21:08


The White Prince and The Red Princess.

* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.

Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.





#5

Minhee bangkit dari duduknya dan berlari menuju pintu. Krystal menyusul di belakangnya. Minhee membuka pintu dan menengok keluar. Ia menemukan Taemin berjalan menjauhi basecamp.

"Sunbaenim!" panggil Minhee. "Apakah Sunbaenim yang membanting pintu?" sambil mengejar langkah Taemin. "Apa ada masalah?"
Taemin menghentikan langkah tepat disaat Minhee tiba dekat di belakangnya. Krystal berhenti di ambang pintu dan mengawasi dari sana. Minhee menatap punggung Taemin yang berdiri membelakanginya. Krystal mengawasinya dengan cemas.
"Jika sudah datang kenapa pergi lagi? Dan jika sudah datang namun tak ingin berlatih, kenapa pergi dengan membanting pintu?" tanya Minhee pada Taemin yang masih bertahan membelakanginya.
"Minhee-ya! Biarkan saja dia pergi jika hari ini tak mau berlatih!" seru Krystal yang masih bertahan di ambang pintu.
"Apa kami membuat kesalahan hingga membuat Sunbaenim marah dan membanting pintu?" Minhee mengabaikan seruan Krystal dan tetap menuntut jawaban Taemin.
Taemin menghela napas panjang dan berbalik menghadap Minhee. Diraihnya tangan kanan Minhee dan menyeret gadis itu untuk pergi bersamanya.
"Ya!" teriak Krystal sambil bergerak mulai mengejar.
"Kau tunggu di sana!" Taemin menuding Krystal untuk tetap tinggal lengkap dengan tatapan yang benar membuat takut siapa saja yang menerimanya.
Bukan Krystal namanya jika ia tunduk pada bentakan orang lain. Tak mematuhi peringatan Taemin, ia tetap berjalan mendekat. "Apa-apaan ini?!" sambil memegang tangan kiri Minhee. "Memangnya kau siapa ingin membawanya pergi dengan paksa seperti ini, ha?!"
"Ada hal yang ingin aku tanyakan padanya. Hanya padanya!
"Tadi kau menguping ya?" Krystal memiringkan kepala menatap Taemin. "Kau mendengar pengakuan Minhee dan kau marah lalu karena itu kau pergi sambil membanting pintu. Aku benar kan?"
Pegangan tangan Taemin pada tangan kanan Minhee merenggang. Minhee menatap Taemin dan merasa bersalah. Pada akhirnya Taemin melepas genggamannya pada tangan Minhee. Krystal melihatnya dan menggeleng pelan.
"Jadi begitu saja ya? Kau menyerah? Tak ingin mendengar penjelasan Minhee? Ternyata kau tak setangguh yang aku kira. Bagaimana aku bisa mempercayakan Minhee-ku padamu? Baru begini saja kau sudah mundur. Bukankah tadi kau menyeretnya pergi untuk meminta penjelasan darinya? Kenapa sekarang malah melepasnya? Aku menahanmu hanya untuk mengatakan, tak ada tempat yang aman untuk membicarakan masalah kalian kecuali basecamp. Ada banyak mata dan telinga tersembunyi yang diam-diam memperhatikan kalian. Itu cukup berbahaya. Masuklah. Bicarakan baik-baik. Aku akan berjaga di sini. Masih ada waktu lima belas menit sebelum yang lain datang. Manfaatkan dengan baik." Krystal melepas pegangannya pada tangan kiri Minhee.
Taemin tertegun. Krystal membantunya? Apa gadis itu sedang mabuk?
"Kenapa kau diam saja?" Krystal kembali angkuh, berdiri melipat tangan di dada. "Aku ini cepat berubah pikiran..."
"Tolong bantu kami." potong Taemin seraya meraih tangan Minhee dan buru-buru menuntunnya kembali masuk ke basecamp.
Krystal menyincingkan senyum dan beralih duduk di bangku yang berada di dekat pintu masuk basecamp.
***

Beberapa detik berlalu sejak Taemin membawa Minhee masuk ke dalam basecamp, tetap hening di antara keduanya yang duduk berdampingan di atas lantai. Sesekali Taemin melirik Minhee yang duduk bersimpuh di samping kirinya. Kepala Minhee tertunduk dan kedua tangannya sibuk membuka-buka halaman buku yang ia pangku. Taemin tersenyum dibuatnya.

"Tadi itu maaf.." Taemin memulai obrolan. "Aku hanya tak ingin terlambat lagi, tapi ketika sampai ada kau dan Krystal. Kalian asik mengobrol sampai tak menyadari aku masuk."
"Kalau pintu basecamp tidak di kunci berarti ada seseorang di dalamnya kan?" Minhee masih membuka-buka halaman buku di pangkuannya. Tidak mengalihkan pandangan pada Taemin yang menatapnya.
"Aku tahu aku salah. Aku kan sudah minta maaf.”
Minhee menutup bukunya dan menoleh. Ia bertemu pandang dengan Taemin yang menatapnya dengan tatapan teduh. Rupanya emosi pemuda tampan itu telah mereda. Bahkan Minhee bisa melihat senyum samar pada wajah Taemin. "Kenapa Anime Prince Who Life in Real ini bisa jatuh hati padaku?" ucap Minhee sambil menatap Taemin lekat-lekat. "Kau lebih pantas bersanding dengan Krsytal. Dia bak putri cantik dalam dongeng. Kalian serasi."
"Apa ini artinya kau menolakku? Kenapa tidak kau katakan dari awal jika kau menyukai Kim Kibum? Bukankah aku pernah bertanya tentang itu padamu."
"Jika waktu itu aku mengatakan yang sebenarnya, apa yang akan Sunbaenim lakukan? Mundur? Cinta bertepuk sebelah tangan atau kasih tak sampai adalah aib bagi gadis tenar sepertiku. Membuka aib pada seseorang yang sedang penasaran berat padaku akan membuat keelokan cerita jadi hilang. Aku tak mau itu terjadi."
"Jadi aku ini hanya bahan percobaanmu?"
"Tak menyangka jika aku sejahat itu ya?"
"Aku tidak percaya jika kau benar-benar mempermainkan aku."
"White Prince. Ketampanannya memang luar biasa, seperti tokoh dalam anime. Iya, dia memang cowok anime yang hidup di dunia nyata. Kepribadiannya pun seperti tokoh utama pria dalam drama kebanyakan. Kaya, tampan dan pintar. Dia pantas jadi terkenal di sekolahnya."
"Kau bahkan tahu banyak tentangku. Apa ungkapanmu kala itu juga hanya skenario yang sengaja kau buat? Aku masih mencari jawaban tentang itu semua? Hagh! Aku benar merasa dipermainkan." Taemin menggeleng pelan dan mengalihkan padangan.
Minhee tersenyum melihatnya, "Kenapa aku?" masih menatap Taemin yang tak lagi menatapnya. "Apa bersikap dingin itu jadi menarik perhatian Sunbaenim? Jika kita bertemu saat Lee Junki Sonsaengnim mengirim Sunbaenim kemari apa akan tetap sama ceritanya?"
"Jangan tanya kenapa, kenapa dan seandainya terus! Tuhan sudah menggariskan kejadiannya seperti ini jadi ya seperti inilah kenyataanya. Aku tak tahu kenapa kau dan tak tahu juga bagaimana jika bertemu bukan di perpustakaan. Aku hanya tahu sejak melihatmu pertama kali di perpustakaan, aku suka padamu. Semakin hari rasa itu semakin menggebu. Aku... tidak bisa menghindar lagi." Taemin kembali menatap Minhee. Tatapannya bertemu pandang dengan Minhee.
Minhee menghela napas dan mengalihkan pandangannya. "Mianhae. Sunbaenim harus mendengar semuanya. Itu pasti sangat menyakitkan. Kasian si daun pintu jadi korban." Minhee sembari menatap ke arah lantai namun tatapannya menerawang entah kemana.
"Hagh!" Taemin tersenyum mendengarnya.
"Bohong jika Krystal mengatakan banyak pemuda yang menyukaiku di sekolah. Umumnya mereka hanya melihat Krystal dan aku hanya setelahnya."
"Aku rasa kau yang berbohong. Fans kalian menatap kalian sama. Sejajar. Sebagai dua gadis yang sempurna."
"Eum. Memang begitu."
Taemin merasa gemas melihat tingkah Minhee.
"Di saat aku kalang kabut dengan perasaanku pada Kibum Oppa, tiba-tiba Sunbaenim datang. Aku sempat berpikir picik untuk mengambil kesempatan itu agar aku bisa mengalihkan perasaanku dari Kibum Oppa, tapi..."
Suasana mendadak hening di antara Minhee dan Taemin. Minhee diam tak melanjutkan ucapannya dan menundukan kepala. Taemin juga diam, mengamati Minhee.
"Kalau begitu mari bekerja sama!" ucap Taemin tiba-tiba memecah kebisuan.
Minhee mengangkat kepala dan menatap tak paham pada Taemin. Senyum terkembang di wajah tampan Taemin.
"Kau ingin mengalihkan perasaanmu kan? Dan aku tak bisa menghindar lagi, jadi mari kita bekerja sama. Aku akan membantumu mengalihkan perasaanmu dan kau bantu aku untuk mencari jawaban atas apa yang aku rasa padamu. Bagaimana?"
***

Taemin paham jika pilihan ia tawarkan pada Minhee akan melukainya jika pada akhirnya Minhee tak bisa berpaling dari Kibum. Tapi hanya jalan itu yang bisa membuat Minhee tetap nyaman berada di sisinya setelah ia mengetahui aib--kasih tak sampai atau cinta bertepuk sebelah tangan- gadis itu. Lagi pula Taemin punya keyakinan ia akan berhasil membuat Minhee berpaling padanya.

Taemin semakin gencar mencari tahu tentang Minhee. Malamnya ia habiskan untuk membaca apa saja yang ada dalam blog Red Princess. Selain kisah-kisah romantis, Taemin tak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan pribadi Minhee. Ia memeriksa ulang blog Red Princess dan menemukan link yang membawanya ke akun Twitter pribadi Minhee.

Walau akun Twitter Minhee tak lindungi, namun Taemin tak memiliki akun pribadi di Twitter. Ia hanya bisa melihat apa saja yang ada dalam akun Minhee namun tak bisa berinteraksi dengannya. Foto dan video bersama Krystal memenuhi akun Minhee. Gadis itu pun selalu ramah menanggapi mention para pendukungnya.

Taemin menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Ia terdiam menatap langit-langit kamarnya. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membuatnya jatuh hati padaku?" gumamnya dalam hati.
***

Hari pertama setelah kemaren Taemin menawarkan kerjasama pada Minhee. Entah kenapa merasa ia gugup ketika berjalan menuju basecamp klub teater untuk latihan. Ketika sampai, pintu basecamp tak terkunci. Ia teringat pada apa yang dikatakan Minhee kemaren dan tersenyum sambil membuka pintu memasuki basecamp.

"Annyeong..." sapa Taemin ketika memasuki basecamp namun tak ada yang merespon ucapan salamnya. Ia pun melanjutkan berjalan masuk.

Taemin menghentikan langkahnya ketika sampai di ruang utama basecamp. Ada Minhee di sana. Headset bertengger di kedua telinga Minhee yang sedang berlatih menari sendiri. Taemin tersenyum dan berjalan mendekat. Minhee terkejut ketika menyadari kehadiran Taemin. Segera ia lepas headset di kedua telinganya lalu membungkuk pada Taemin.

"Tarian itu, aku juga belum hafal. Bagaimana kalau kita berlatih bersama?" ucap Taemin sembari mengulurkan tangan kanannya

Minhee mengangguk dan mencabut headset yang masih menempel di ponselnya. Musik pun mulai terdengar mengisi basecamp. Minhee berdiri di depan Taemin dan tersenyum. Saat musik berhenti, ia meraih uluran tangan Taemin. Ketika musik kembali terdengar, keduanya mulai menari.

Taemin juga Minhee sama-sama terdiam hingga pertengahan latihan. Keduanya menari dengan luwes dan tak melakukan kesalahan sedikit pun.

"Jujur aku bingung harus bagaimana." Taemin memulai obrolan sambil terus menari.
"Bingung harus bagaimana?" tanya Minhee yang tak paham maksud dari ungkapan Taemin.
"Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuatmu menyukai aku? Menaruh bunga diam-diam di meja atau menyelipkan surat cinta ke loker, kau sudah sering mendapatkannya. Susah ya kalau menyukai cewek terkenal itu. Atau aku harus jadi guru les seperti Kim Kibum? Aku bisa kok. Asal jangan pelajaran sastra saja. Kalau sastra gantian kau yang jadi guru lesnya ya."
Minhee tersenyum mendengarnya.
"Jangan hanya tersenyum. Ayo beri tahu aku, apa yang harus aku lakukan agar kau bisa menyukaiku? Ah, tidak-tidak. Apa yang harus aku lakukan agar kau bahagia? Begini, orang tenar sepertimu dan juga sepertiku kadang merasa tak bahagia juga kan? Jadi bagaimana agar aku bisa..."
"Sikap Sunbaenim yang seperti ini yang menarik perhatianku." potong Minhee.
 Taemin menghentikan gerakan tubuhnya ketika mendengar ungkapan Minhee. Ia berada begitu dekat di depan Minhee, bahkan tangan kirinya masih melingkar di pinggang gadis itu dan tangan kanannya masih memegang tangan kiri Minhee.
 "Kenapa White Prince yang terkenal angkuh itu bisa bertindak bodoh di depan gadis yang tidak ia kenal? Meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas sastra, tanpa basa-basi atau canggung. Aku bertanya-tanya apakah itu sosoknya yang sebenarnya? Lalu kenapa tiba-tiba ia bilang ia suka aku? Dan ia jadi banyak meracau ketika di depanku. Sebenarnya kau telah membuatku banyak tersenyum sendiri sejak pertama kita bertemu. Hanya dengan mengingat kembali momen saat kita bersama, aku dibuat tersenyum sendiri. Apa itu artinya bahagia?" Minhee mengangkat kepala menatap Taemin yang berdiri dekat di depannya. Pandangannya bertemu dengan tatapan Taemin yang teduh.

Diam dan saling memandang terjadi di antara Taemin dan Minhee selama beberapa detik. Lalu Minhee tiba-tiba tersenyum manis.

"Ekspresi seperti ini yang aku inginkan di ending nanti. Sunbaenim bisa kan melakukannya?" ucap Minhee renyah. Ia melepaskan diri dari Taemin. "Dialog, Sunbaenim sudah bagus, dance tak diragukan, tapi pada ekspresi masih ada kekurangan. Canggung dan kaku. Apalagi untuk adegan mesra," Minhee mondar-mandir di depan Taemin yang berdiri mematung menatapnya. "Kita masih punya waktu. Aku harap Sunbaenim bisa memperbaikinya," sambil menghentikan langkah dan kembali menghadap Taemin yang terlihat kesal. "Kenapa ekspresi Sunbaenim berubah... kesal?" saat menyadari bagaimana Taemin menatapnya.
"Aku rasa apa yang dikatakan Krystal benar adanya, aku ini boneka mainan bagi kalian. Kau ini... benar-benar membuatku bingung. Apa maksudnya semua itu?"

Minhee berjalan mendekat dan berhenti dekat tepat di depan Taemin. Tangan kanannya terangkat, kemudian ia letakan telapak tangannya di dada Taemin tepat di mana posisi jantung berada. Ia pun tersenyum pada Taemin yang menatapnya dengan kedua mata melebar.

"Minhee-ya! Krystal pingsan!" terdengar suara murid laki-laki memanggil Minhee dari luar. Minhee menarik tangannya dan segera berlari keluar meninggalkan Taemin sendiri dalam basecamp.

Taemin tersenyum getir. Lagi-lagi ia dibuat tak paham atas sikap Minhee. Suara musik dari ponsel Minhee yang tertinggal terdengar kembali di telinga Taemin membuat pemuda itu kembali menyadari jika ponsel itu masih memutar musik yang mengiringi tariannya bersama Minhee beberapa menit yang lalu. Ia berjalan mendekati ponsel Minhee yang tertinggal di meja dan mengambilnya. Ia matikan musik yang masih terputar dan mengembalikan tampilan ponsel ke beranda.

Senyum terkembang di wajah Taemin ketika ia melihat wallpaper ponsel Minhee. Bukan foto selfie Minhee dan Krystal atau foto Kibum hasil curian Minhee yang menjadi wallpaper seperti yang ia duga. Gambar dua sejoli berpelukan dengan warna hitam putih sebagai wallpaper yang menghiasi ponsel Minhee.

Senyum getir terkembang di wajah tampan Taemin. Ia mendesah pelan dan mengalihkan pandangannya dari menatap ponsel Minhee. Di genggamnya erat ponsel berwarna hitam itu sambil berjalan keluar meninggalkan basecamp.
***

Perasaan Taemin campur aduk tak karuan usai menerima perlakuan Minhee dan tanpa sengaja menemukan gambar wallpaper di ponsel gadis itu yang masih bersamanya kini. Karena Krystal pingsan dan Minhee memilih menemani sahabat karibnya itu, latihan diliburkan. Saat Taemin menyusulnya ke UKS, Minhee dan Krystal sudah tak berada di sana. Mau tak mau Taemin harus membawa ponsel Minhee bersamanya karena ia tak percaya jika harus menitipkan ponsel itu pada anggota klub sastra yang lain atau pada Victoria.

Kesal yang lebih mendominasi, tapi ada penasaran juga. Penasaran ingin mengotak-atik ponsel gadis yang ia taksir untuk sekedar mencari tahu rahasia apa saja yang tersimpan dalam smartphone itu. Anehnya ponsel itu sepi-sepi saja sejak ada bersamanya. Bukankah Minhee si Red Princess itu terkenal? Pasti ada banyak interaksi lewat smartphone itu, tapi kenapa sepi-sepi saja?

Tak tahan dengan rasa campur aduk tak karuan yang menyelimutinya, Taemin meraih ponsel yang ia biarkan tergeletak di atas kasur itu dan membawanya pergi. Ia berniat mengembalikan ponsel itu pada si empunya.

Cukup mudah bagi Taemin untuk menemukan kediaman Minhee berdasarkan petunjuk salah satu anggota klub teater. Rumah yang sangat besar dan mewah. Pintu gerbang raksasa dan empat orang penjaga yang berada di sisi kanan dan kiri pada bagian dalam. Hal itu yang berhasil di tangkap Taemin ketika ia melajukan motornya melewati bagian depan rumah Minhee.

"Dia benar seorang putri yang tinggal di dalam kastil," batin Taemin yang menghentikan motornya jauh dari sisi depan rumah Minhee. "Pasti ada banyak cc tv dan dia sangat dilindungi. Bagaimana aku bisa menemuinya?" masih berbicara dalam hati sambil mengamati tembok yang menjulang cukup tinggi di hadapannya

Taemin duduk di atas motornya yang terpakir di seberang jalan. Ia diam memikirkan bagaimana cara untuk bisa masuk ke dalam rumah mewah itu tanpa dicurigai para penjaga pintu gerbang.

Perhatian Taemin yang tengah asik berpikir teralihkan ketika ia melihat seseorang muncul dari balik tembok. Sosok itu muncul dan duduk di atas tembok kemudian dengan mudah menuruni tembok dengan bantuan seutas tali. Taemin bangkit dari duduknya dan mulai was-was mengamati sosok yang baru saja keluar dari rumah Minhee dengan cara tak wajar itu.

"Apakah dia itu... pencuri??" tanya Taemin dalam hati.

------- TBC --------

.shytUrtle.

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews