¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤

07:13

HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams-
       (화성 아카데미-사랑, 음악과 -)





. Judul: Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: Hwaseong Akademi ’salang, eum-aggwa kkum’
. Hangul: 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight


Episode #1

Hwaseong Academy adalah salah satu sekolah menengah umum terkenal di Seoul. Sekolah yang masuk jajaran sekolah mewah dan impian bagi remaja Korea Selatan. Meskipun tidak ada kriteria khusus, namun rata-rata murid Hwaseong Academy adalah golongan menengah ke atas. Rata-rata murid Hwaseong Academy adalah putra-putri dari orang ternama Korea Selatan, mulai dari pengusaha sampai pejabat. Bangunan sekolah nan megah serta fasilitas mewah lainnya disediakan untuk siswa-siswi Hwaseong Academy. Tenaga pengajar juga orang-orang pilihan sehingga setiap tahunnya Hwaseong Academy melahirkan lulusan yang berkualitas.

Hingar-bingar  musik dan teriakan penonton membaur dalam aula serbaguna Hwaseong Academy.  Penonton mengangkat tangan dan melompat, bergoyang mengikuti alunan musik yang di tampilkan band favorit SMU ini, Viceroy. Para gadis tak hentinya meneriakan nama idola masing-masing mulai dari leader Viceroy Kim Myung Soo -L Infinite-, sang bassis Lee Jung Shin, sang gitaris Woo Sung Hyun –Kevin UKISS-, sang keyboardis Lee Byung Hun –L.Joe Teen Top-, sang drummer Choi Min Hwan dan sang vokalis Jang Han Byul. Band yang beranggotakan enam pangeran tampan ini benar-benar menyihir seluruh penonton yang berada dalam aula serbaguna. Suasana semakin panas ketika Viceroy membawakan lagu ‘Youth Of Nation-P.O.D’. Hanbyul mengundang Byunghun untuk menyanyi bersamanya. Kedua pangeran tampan ini pun menunjukan kemahiran rap mereka. Semakin membuat merinding ketika penonton turut berteriak ‘we are we are the youth of the nation!’ sesuai instruksi Hanbyul dan Byunghun.

Kim Jae Joong, Oh Won Bin, Kang Min Hyuk dan Lee Jae Jin berdiri di barisan paling belakang. Keempatnya diam menatap lurus kearah panggung dengan tatapan dan ekspresi dingin. Keempat pemuda ini adalah member YOWL. Band rock yang dianggap sebagai band berandalan dan selama tahun pertama mereka di Hwaseong Academy, mereka tidak bisa tampil dalam even-even sekolah. Viceroy dan YOWL berseteru sejak pertemuan pertama mereka dan karena alasan yang Myungsoo disetujui pihak sekolah, YOWL pun tidak bisa tampil disekolah jika salah satu membernya bukanlah murid Hwaseong Academy. Jaejoong dan ketiga rekannya makin kesal ketika para gadis disekeliling mereka tak henti-hentinya membicarakan dan memuji Viceroy. Jaejoong memutuskan keluar meninggalkan aula diikuti Wonbin, Minhyuk dan Jaejin.

“Sudah ku katakan, sebaiknya tak ke sekolah tapi kau tetap saja memaksa.” Jaejin melirik Jaejoong. “Mereka seolah menari diatas tangisan kita.” imbuhnya.
“Tangisan kita? Tangisan mu!” protes Minhyuk sambil mengacak rambut Jaejin. “Sesama musisi harus saling menghargai selera musik musisi yang lain.” Minhyuk merangkul Jaejin.
 “Sekarang kau membicarakan siapa? Kau menirukan kata-katanya lagi, ck!”
Jaejoong kembali menghembuskan nafas panjang. “Sobat, ayo kita buat kekacauan dan kita rebut panggung!” ucapnya kemudian.
“Mwo??” Jaejin dan Minhyuk kompak hingga mulutnya membulat. “Kembalilah pada kesadaran mu, Sobat!” Minhyuk sambil memijat pundak Jaejoong.
“Kau sudah gila?? Kau mau mati konyol??” cerca Jaejin. “Jika membuat kekacauan lagi, kita pasti di tendang keluar dari Hwaseong Academy. Aku tidak mau di gantung hidup-hidup oleh Ayah ku. Memilih bersekolah disini sudah cukup membuat ku menderita.” Ungkap Jaejin.
“Kau benar! Dia ini sudah cukup membuat kita semua menderita.” Minhyuk melingkarkan tangannya di leher Jaejoong. “Jika saja waktu kau tidak memukul Myungsoo, mungkin kita tidak akan menderita seperti ini.”
“Mungkin? Hanya mungkin.” Jaejoong melepas tangan Minhyuk yang merangkulnya. “YOWL tidak bisa tampil dipanggung sekolah bukan karena aku memukul Myungsoo, itu karena alasan konyolnya.”
Semua diam kembali mengenang peristiwa di bulan ketiga member YOWL menempuh pendidikan di Hwaseong Academy.

*flashback*
Myungsoo tersenyum mencibir ketika berhadapan dengan Jaejoong. Baru saja pihak sekolah mengamini pernyataan Myungsoo bahwa YOWL tidak bisa tampil di sekolah jika membawa member non murid Hwaseong Academy. Bertahan tampil dengan empat member atau tidak tampil selamanya.
“Kau lihat, betapa kuatnya aku! Betapa berpengaruhnya aku! Kau tidak akan pernah bisa menandingi itu. Kalian benar-benar tidak berguna layaknya SAM-PAH! Untuk apa membuat diri kalian menderita hanya untuk membela penghianat yang membuat kalian menderita? Buang saja penghianat tidak berguna itu. Keluarkan saja penghianat itu! Bod-doh!” Kata Myungsoo pada Jaejoong.
Jaejoong yang sudah berusaha keras menahan emosinya pun tumbang. Ia langsung melayangkan pukulan tepat diwajah tampan Myungsoo.
*end of flashback*

“Hah… dia pantas mendapatkannya. Dia sudah keterlaluan.” Kenang Jaejoong.
“Sebenarnya aku juga ingin memukulnya.” Kata Jaejin.
“Kau ini!” Minhyuk merangkul Jaejin usai mengacak-acak rambut pemuda itu. “Hah… aku pun sama dan ini tak sepenuhnya salah mu, Sobat.” Ia menepuk pundak Jaejoong.
“Hah… sepertinya benar tak ada harapan.” Keluh Jaejoong.
“Memang sulit untuk berharap.” Minhyuk membenarkan.
“Kau sedang tidak membicarakan YOWL kan?” Jaejin mengikuti arah pandangan Jaejoong.
Jaejoong tak berkedip menatap melihat lima orang gadis yang berjarak kurang lebih 7 meter dari tempat ia duduk berkumpul bersama Wonbin, Minhyuk dan Jaejin. Park Gyu Ri, Lee Chae Rin –CL 2NE1-, Noh Yi Young –E-Young After School-, Lee Ji Eun –IU- dan Jung Soo Jung –Krystal f(x)- berjalan bersama. Mereka adalah Red Venus. Band beranggotakan lima gadis yang tidak hanya cantik, namun juga kaya dan berbakat. Red Venus juga disebut sebagai Viceroy versi cewek dan merupakan maskot Hwaseong Academy. Senyum kecil terkembang di wajah Jaejoong.
“Ya! Jaejoong~aa!” Minhyuk menjitak kepala Jaejoong. “Sadarlah! Jangan terus bermimpi! Dia tidak akan melihat mu! Tidak kah kau lelah terus mengejarnya namun terus diacuhkan?”
“Ish!” Jaejoong mengelus kepalanya dan menatap kesal pada Minhyuk.
“Dia tidak pernah melihat mu walaupun kau selalu berusaha menunjukan rasa suka mu padanya. Kau dan Yiyoung, bagai langit dan bumi, jadi sudahi saja.” Jaejin mendukung pendapat Minhyuk yang segera mendapat acungan jempol dari Minhyuk.
“Dia pasti akan melihat ku! Setelah mendengar suara ku, dia pasti tidak akan bisa melupakan itu dan akan terus menatapku.” Kata Jaejoong yakin.
“Kapan? Ha?!” Tanya Minhyuk. “Kau membuat YOWL menjadi serigala tua tanpa pita suara, serigala tanpa taring.” Minhyuk menyebutkan celaan Viceroy pada YOWL tempo hari.
“Sudahlah.” Sela Wonbin. “Kalian terus saling menyalahkan, apa itu akan menyelesaikan masalah? Ini bukan salah Jaejoong sepenuhnya.”
“Lalu kau ingin menyalahkan dia??” sahut Minhyuk. “Kita tidak bisa menahannya dan dia tetap pergi meninggalkan YOWL.”
“Apa menjadi masalah besar jika kita tidak bisa tampil disekolah ini?”
“Bagaimana dengan penghinaan itu? Kau tidak sakit hati?” suasana sedikit tegang antara Minhyuk dan Wonbin. “Itu penting! Sangat penting! Aku ingin mereka melihat siapa YOWL sebenarnya!”
“Baiklah, Sobat!” Jaejoong bangkit dari duduknya. “Ayo kita bawa dia masuk ke Hwaseong Academy dan kita tunjukan siapa YOWL sebenarnya!” Jaejoong tersenyum menatap ketiga sahabatnya.
“Wow! Wow! Lihat siapa yang sedang berkumpul disini?” Minhwan bersama member Viceroy menghampiri YOWL. Jaejoong membalikan badan mengahadap kelompok Viceroy. Wonbin, Minhyuk dan Jaejin segera berdiri dibelakang Jaejoong.
“Serigala tua tanpa pita suara sedang merutuki nasib buruknya, menyedihkan.” Olok Byunghun.
Jaejoong memasukan ujung jari telunjuk ke dalam lubang telinganya. “Kau terlalu banyak bicara, Pangeran Warna-warni. Aku pikir suara mu sudah habis disana.”
“Kau!” Byunghun terpancing dan Minhwan mengahalaunya.
“Wah, dia mau berkelahi lagi? Seingat ku, terakhir duel dengan Jaejoong, ia berakhir dengan menginap seminggu di rumah sakit. Memalukan untuk seorang ketua club taekwondo.” Minhyuk membalas olokan Byunghun membuat pemuda berambut pirang itu makin emosi.
“Kalian masih tidak terima pada nasib buruk kalian?” Tanya Myungsoo.
“Anee. Ini sangat menyenangkan. Sampai jumpa di tahun ajaran baru.” Jaejoong menepuk pundak Myungsoo dan pergi.
“Mereka mengancam?” bisik Minhwan.
***

Jaejoong, Wonbin, Minhyuk dan Jaejin berdiri berjajar menatap lurus ke depan. Mereka tak peduli pada lalu lalang orang yang tak jarang memperhatikan mereka. Wajah keempatnya terlihat sangat lelah.

“Kemana lagi kita akan pergi mencarinya?” Tanya Jaejoong. “Aku benar-benar ingin membunuhnya.”
“Aku akan membunuhmu lebih dulu.” Ancam Minhyuk.
“Dia sudah kembali, aku yakin dia ada disuatu tempat.” Kata Jaejin.
“Aku harus menemukannya dan membawanya masuk Hwaseong Academy. Aku harus memastikan hal itu. Selama ini aku sudah cukup bersabar menjadi leader yang tak dianggap dan terinjak-injak.” Ungkap Jaejoong.
“Kau berlebihan, Sobat!” komentar Minhyuk. “Aku juga terabaikan.”
“Berhenti mengutuknya.” Sela Wonbin.
“Sobat, sampai kapan kita berhenti seperti ini?” Tanya Jaejin. “Coba lihat sekitar.” Orang-orang yang lewat menatap aneh pada keempat pemuda tampan ini.
“Khaja!” Jaejoong kembali berjalan memimpin.

Jaejoong, Wonbin, Minhyuk dan Jaejin berhenti didepan sebuah toko bunga yang masih beroperasi malam ini. ‘Morning Glory Florist’ papan nama itu tergantung diatas pintu masuk.

“Ayo kita masuk!” ajak Jaejoong.
“Aku tidak bisa.” Tolak Jaejin.
“Aiya! Mian, mian, aku lupa jika kau alergi serbuk bunga. Minhyuk temani Jaejin. Khaja!” Jaejoong merangkul Wonbin dan keduanya masuk ke dalam toko bunga.
“Sa’at dia tumbuh menjadi remaja, aku tidak bisa mengendalikannya lagi.” Lee Min Ki masih sibuk menata bunga-bunga dan mengacuhkan Jaejoong dan Wonbin yang terus mengekor dibelakangnya. “Aigoo, bunga ini tumbuh dengan baik dan mekar dengan cantik.” Minki memuji setangkai lili putih dihadapannya.
“Hyung, bantulah kami. Dimana dia sekarang? Kami tahu dia sudah kembali ke Korea.” Desak Jaejoong. “Dia akan kembali sekolah? Ia mendaftar kemana? Hyung…” rengek Jaejoong berharap Minki mau bicara.
“Aku sangat sibuk. Hah, sebentar lagi pesanan bucket bunga itu akan diambil.” Minki pergi meninggalkan Jaejoong dan Wonbin.
“Minki Hyung! Dia itu benar-benar!” umpat Jaejoong kesal ketika keluar florist. “Dan sifat itu menurun padanya!”
“Jaejoong~aa! Wonbin~aa! Ottoke??” Tanya Minhyuk.
“Cukup untuk hari ini. Kita pulang dan istirahat.” Jawab Wonbin.
“Bahkan Minki Hyung tak mau membantu?” Tanya Jaejin.
“Kita pulang!” Jaejoong merangkul Jaejin.
***

Myungsoo keluar sejenak untuk mengusir penatnya. Selama liburan ini ia memilih membantu Sang Ibu mengelola bisnis restoran di wilayah Hongdae. Myungsoo tersenyum mengamati jalanan yang padat pengunjung malam ini. Myungsoo menoleh ke arah kiri dan memperhatikan kerumunan orang. Karena penasaran Myungsoo berjalan mendekat dan berhenti diantara kerumunan. ‘Orang-orang ini berkumpul untuk melihat pengamen?’ gumam dibenak Myungsoo. Myungsoo turut menonton pertunjukan seoramg gadis yang duduk bersila memainkan gitar akustiknya sambil bernyanyi membawakan lagu ‘Knockin’ On Heavens Door’. Terus diperhatikannya gadis dengan kostum serba hitam itu. Myungsoo tidak bisa melihat jelas wajah si gadis karena ia memakai topi jaket yang dikenakannya. Rambut panjang yang dibiarkan terurai semakin menyamarkan wajah gadis itu. Myungsoo berusaha melihat wajah gadis itu hingga kepalanya bergerak turun namun sia-sia, ia hanya bisa melihat bibir merah gadis itu.

Penonton bertepuk tangan ketika pertunjukan usai. Gadis itu berdiri dan segera membungkuk ke segala arah tanda terima kasih atas perhatian para penonton. Satu per satu penonton menaruh uang pada tas gitar yang dibiarkan terbuka dan sengaja diletakan didepan. Kerumunan itu hanya menyisakan Myungsoo yang masih berdiri memperhatikan gadis yang menurutnya ‘misterius’.

“Ini berlebihan!” gadis itu memungut uang pemberian Myungsoo dan mengembalikannya.
“Aku tidak punya uang receh. Ambil saja untukmu.”
“Baiklah! Lain kali datang lagi, aku berhutang padamu.” Gadis itu menyangklet tas gitarnya dan berjalan pergi. Myungsoo masih bertahan menatap punggung gadis misterius yang berjalan semakin jauh meninggalkan dirinya dan kemudian lenyap dalam kerumunan.
“Tuan Muda.” dua orang bodyguard menghampiri Myungsoo.
“Ma’afkan kami karena kelalaian kami Tuan Muda harus turun tangan sendiri menangani masalah ini.” Ucap bodyguard lainnya. “Besok biarkan kami yang mengusir pengacau itu.”
“Pengacau? Biarkan saja, dia berada diluar area kita. Jangan menyentuhnya.”
“Baik, Tuan Muda.”
***

Jaejoong, Wonbin, Minhyuk dan Jaejin serius menatap orang dihadapan mereka. “Katakan yang sebenarnya!” tegas Jaejoong.

“Katakan saja!” desak Minhyuk.
“Kau juga tidak mau bicara?” Tanya Jaejin.
“Katakan. Kami ingin mendengarnya.” sambung Wonbin masih dengan ekspresi datar itu.
Kim Ki Bum –Key SHINee- menatap satu per satu member YOWL yang duduk dihadapannya. Mulai dari Jaejoong, Wonbin, Minhyuk dan Jaejin. Kibum membetulkan letak kacamatanya. “Aku memang memasukan lamaran ke Hwaseong Academy tapi aku tidak tahu apakah aku akan lolos seleksi.” Terangnya.
“Tahun lalu kau lolos dan mengabaikan kesempatan itu, apa kali ini kau pikir mereka akan mema’afkan mu?” Tanya Minhyuk.
“Sepertinya tidak ada harapan.” Jaejin menggelengkan kepala dengan wajah putus asa.
“Aku sudah memberikan penjelasan tentang itu, semoga di maklumi, tapi tidak berani berharap juga, sangat tipis kemungkinannya.” Kibum menunduk.
“Lalu bagaimana denganya?” Tanya Jeajoong.
“Kalian datang bersama hanya untuk menanyakan hal itu?” Kibum balik bertanya.
“Kau harus membawanya masuk Hwaseong Academy, bersama mu.”
“Kenapa harus aku?? Kenapa tidak kalian lakukan sendri? Jadi… kalian meminta bantuan ku?” Kibum sedikit merasa bangga melihat keempat member YOWL mengiba padanya.
“Kau ini! Bukankah kau sendiri yang selalu berkoar, aku ini manajer YOWL!” Minhyuk menirukan gaya Kibum. “Sekarang kami meminta pertanggung jawaban mu.”
“Pertanggung jawaban ku?? Ish! Kalian benar-benar!”
“Aku benci mengatakan ini padamu… aku mohon bantu kami.” Pinta Jaejoong. “Aku mohon bantu kami membawanya masuk Hwaseong Academy tahun ini.”
“Dia sudah kembali, namun aku tidak tahu menahu tentang rencananya.”
“Ayolah, Kibum~aa..” rengek Jaejin. “Kau kan manajer YOWL.” Rayunya.
“Ck! Itu pengakuan karena terpaksa. Setelah aku pikir ulang, aku tidak pantas menjadi manajer YOWL. Minki Hyung, dia sangat cocok.” Kibum melipat tangan dan menganggukan kepala. “Hah! Aku tidak suka mendengarnya dan melihat kalian seperti ini, membuat ku… mual. Apa kalian pernah melihat dia mendengar ucapan ku? Bagaimana kalian memohon tentang ini pada ku?”
“Tidak akan berguna.” Minhyuk merebahkan punggungnya pada sandaran kursi.
“Kita lakukan bersama-sama. Aku punya keyakinan padanya namun aku ingin memastikannya juga.” Kata Kibum.
“Kau tahu dimana dia sekarang?” Tanya Wonbin.


Lee Ji Eun –IU- berjalan sendiri ditengah padatnya jalan Hongdae. Ia terlihat nyaman walau berada sendri ditengah keramaian. Jieun berhenti didekat restoran milik keluarga Myungsoo. Ia diam dan menatap tempat dimana biasa orang-orang berkerumun untuk melihat pertunjukan musisi jalanan yang berhasil menarik perhatian Jieun. Myungsoo kembali keluar. Ia memperhatikan jalan sejenak lalu menoleh ke arah kiri. Ia tersenyum lebar dan segera berlari kecil menuju Jieun.

“Jieun~aa!”
“Oh!” Jieun benar terkejut.
“Aku membuat mu kaget?”
“Aniya.” Jieun tersenyum manis kemudian memperhatikan Myungsoo. “Apa yang kau lakukan disini?”
“Ck! Harusnya aku yang menanyakan hal itu pada mu. Kau… ah, kau juga melihatnya?”
“Nee?? Ah, gadis itu? Iya. Kau juga?”
“Em! Kau kenal dia?”
“Aniya. Wae? Apa dia buat masalah disini?”
“Anee.”
Jieun memperhatikan bangunan disamping Myungsoo berdiri. “Akh~ mianhae, aku lupa restoran ini milik Bibi Kim. Jadi karena itu kau disini?”
“Nee. Selama liburan ini dan menyenangkan.”
“Kau mulai melirik dunia bisnis sekarang?”
Myungsoo tersenyum manis mendengarnya. “Khaja! Kita makan malam bersama.”
“Nee??”
“Jangan menolaknya.” Myungsoo merangkul Jieun dan membawa gadis itu masuk ke restoran.


Dong Yong Bae –Taeyang Big Bang- sedang berjalan bersama gengnya dan melihat seseorang sedang duduk memainkan gitar diatas sebuah tembok setinggi setengah meter ditepi jalan. Yongbae mengamatinya dan ia tahu jika orang itu adalah seorang gadis.

“Ya! Turun kau dari sana!” perintah Yongbae yang sudah berdiri tak jauh dari tempat sang gadis duduk. Namun gadis itu mengacuhkannya dan tetap asik menggenjreng gitarnya. “Ck! Ya!!” bentak Yongbae dengan nada lebih tinggi dan suara lebih keras. “Kau tidak mendengar ku, ha?!!”
Gadis itu menghentikan gerak tangannya dari menggenjreng gitar namun tetap bertahan ditempat ia duduk. “Kau dengar rupanya. Cepat turun!” Yongbae berkacak pinggang menunjukan kekuasaannya. “Kau tidak tahu siapa aku ha?! Aku penguasa disini! Kau cari mati?? Kenapa kau mengabaikan perintah ku, ha?!!”
Gadis itu meletakan gitarnya dan meloncat turun kemudian berjalan mendekat pada Yongbae. Masih dengan kepala tertutup topi jaket dan kedua tangan tersimpan rapi dalam saku jaket, gadis itu berdiri tepat dihadapan Yongbae. Yongabe maju selangkah lebih dekat.
“Kau menantang ku?!”


-------TBC-------



kamsahamnida...

.shytUrtle_yUi.


You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews