¤ Oppa...Saranghae!!! ¤

21:37

assalamualaikum,



annyeong haseyo nae sarangeun shi-gui ^^v mumpung lagi ada ide oneshot jadi saya (nyicil) publish ff lagi. ff ini untuk yang tersayang 'mas junki' yang masih sibuk menjalani wamil. aku rindu padamu mas junki...aku tunggu kau pulang 16-februari-2012 (seingat saya mas junki kelar wamil tanggal itu,mianhae kalo salah ~/\~) ntar hehehe...ok,shi-gui!





-selamat datang dalam lautan khayalan shytUrtle-









¤ Oppa...Saranghae!!! ¤





. genre: oneshoot/romance



. author: shytUrtle



. main cast: Lee Junki - Park Hyunyoung











"Cinta... cinta itu sangat halus layaknya hembusan angin. Kau tidak akan pernah tahu kapan cinta akan datang menyapa hatimu. Ketika tersadar,Kau sudah berada dalam lingkaran merah itu dan merasakan pahit manis cinta. Cinta..."







Junki -Lee Junki- berdiri mematung di tepi jalan menatap rumah mewah yang berdiri megah di seberang sana. Setelah 10menit Ia bertahan seperti itu Junki kembali menuntun sepeda miliknya kemudian mengayuhnya dan pergi.







* 3bulan yang lalu *



Junki berdiri berkacak pinggang dan wajahnya menunjukkan ekspresi kesal sangat kesal. Ia seolah-olah kehabisan akal menghadapi gadis yang masih bertahan berdiri di hadapannya. Gadis dengan rambut berkepang dua itu berdiri menundukkan kepala di hadapan Junki. Terdapat sebuah koper di samping kanan gadis itu dan sebuah gitar yang tergantung rapi di punggungnya.



"kau! Aish... Apa Kau tidak lelah terus mengikuti Aku seperti ini?!" Junki tidak tahu harus memberi alasan apalagi agar gadis itu tak membuntutinya lagi.



"Oppa..." bisik Hyunyoung -Park Hyunyoung- dengan wajah mengiba "...kepada siapa lagi Aku akan mengemis? Bagaimana pun juga Oppa adalah anak Umma..." sedikit mengangkat kepala menatap wajah Junki. Junki melotot tajam pada Hyunyoung. "Meski hanya setahun..." tambahnya.



"Iya,Kau memang adik tiriku tapi Appa dan Umma sudah tidak ada lagi...kecelakaan itu..." mata Junki berkaca-kaca mengenang peristiwa pahit 6bulan silam yang merenggut nyawa ayah kandungnnya dan juga nyawa ibu kandung Hyunyoung. "Deritaku belum berkurang dan Kau mau menambahnya?!".



Hyunyoung kembali menundukkan kepala "Ma'af...tapi kepada siapa lagi Aku harus pergi dan mengemis..."



Junki tidak tega melihat ekspresi Hyunyoung. "Baiklah! Kau boleh tinggal bersama Ku tapi ingat hanya sementara SE-MEN-TA-RA sampai Kau menemukan tempat tinggal untukmu,Kau paham?!"



Secepat kilat Hyunyoung mengangkat kepala dan menunjukkan senyum terbaiknya seraya mengangguk antusias. "Aku tahu Oppa adalah orang yang baik jadi tidak mungkin Oppa membiarkan seorang gadis menjadi gelandangan hehehe"



Hyunyoung terkekeh kemudian menyeret kopernya dan berdiri di samping Junki "Ayo,Kita pulang!" ajak Hyunyoung penuh semangat.

***







Sejak peristiwa malam itu Junki dan Hyunyoung tinggal bersama. Junki sebenarnya tak begitu mempermasalahkan jika Ia harus berbagi tempat tinggal dengan Hyunyoung sebab sejak mendiang ayahnya menikah dengan mendiang ibu kandung Hyunyoung,Junki sudah menganggap Hyunyoung seperti adiknya sendiri. Tapi ada suatu hal yang mengganjal di hatinya yaitu status Hyunyoung yang tak lain adalah putri bungsu Park Jinyoung. Park Jinyoung seorang produser terkenal di Korea dan sekaligus mantan suami dari ibu tiri Junki. Awalnya Junki merasa takut dan khawatir jika tiba-tiba saja ada puluhan orang berbadan tegap akan mengobrak-abrik rumahnya hanya untuk menjemput Hyunyoung pulang,tapi semua itu tidak terjadi sampai genap sebulan Hyunyoung tinggal bersamanya. Junki yang terbiasa hidup sendiri harus beradaptasi dengan adanya 'makhluk baru' di rumahnya. Sebulan bersama Junki mulai terbiasa hidup bersama Hyunyoung dan kini keduanya saling menopang satu sama lain.

***







Jonghyun -Kim Jonghyun- berdecak kesal dan kembali melihat jam tangannya. Terlihat ekspresi khawatir di wajahnya. Hal ini berusaha di tutupinya dengan berjalan mondar-mandir di dalam rest room.



"Tidak bisakah Kau duduk tenang?" tanya Yonghwa -Jung Yonghwa- yang merasa terganggu atas ulah Jonghyun.



Minhwan -Choi Minhwan- yang sedari tadi duduk sambil sibuk sendiri seolah-olah sedang menggebuk drum ikut menghentikan aktifitasnya dan menatap Jonghyun. "Kau nervous ya?" tanyanya kemudian tapi hanya di jawab gelengan kepala Jonghyun.



"Tenang saja..." Yonghwa kembali memasang headset di telinga kanannya "Dia pasti datang" sambungnya seraya merebahkan punggungnya pada punggung sofa.









Jalanan masih basah dan sedikit becek. Hyunyoung berdiri berkacak pinggang di tepi jalan. "SIAL!" umpatnya seraya menendang ban belakang mobil berwarna metalik itu. Hyunyoung melihat jam tangannya lalu bergegas menarik gitar yang Ia letakkan di jok belakang mobil dan menyangkletnya di punggung. "Aku tidak bisa menunggu lagi" ucapnya "Aku pergi!"



"Hey! Hyunyoung!" Chansung -Hwang Chansung- berteriak memanggil Hyunyoung yang mulai berjalan cepat kemudian berlari.



"Kau rawat saja Dia!" melambaikan tangan kanannya tanpa menoleh kearah Chansung.



"Hagh! Dasar Dark Angel!" maki Chansung kemudian kembali menatap mobilnya "kenapa Kau mogok??"



Hyunyoung terus berlari. Hari ini Ia dan bandnya mendapat undangan untuk tampil di Honey Bee Café. Kesempatan emas karena Honey Bee Café terkenal sebagai tempat hang out-nya para pencari bakat dan produser musik. Hyunyoung menghentikan langkahnya dan membungkuk memegang kedua lututnya sambil mengatur nafasnya. Kenapa malam ini jalanan begitu sepi? Tak ada satu pun kendaraan yang melintas untuk dimintai tumpangan. Hanya kurang 3Km saja untuk sampai di Honey Bee Café tapi tidak ada tumpangan. Hyunyoung menegakkan badannya dan menghela nafas bersiap untuk kembali berlari. "...tin! ...tin! ...tin!" terdengar bunyi klakson sekuter yang sangat tidak asing di telinga Hyunyoung dan itu bergerak semakin dekat.



"Changmin??" bisik Hyunyoung seraya membalikkan badan menyambut sekuter yang berjalan kearahnya. "Oppa??" Hyunyoung melotot kaget ketika sekuter itu berhenti di hadapannya.



"Lekas naik!" perintah Junki.



"Kenapa Oppa kemari?" Hyunyoung masih bertahan di tempat Ia berdiri.



"Apa Kau akan berdiri saja seperti itu?! Ayo! Waktumu tidak banyak!"



Hyunyoung lekas naik dalam boncengan Junki yang segera melajukan sekuternya. "Oppa meminjam sekuter Changmin hanya untuk mengantar Ku?"



"Semua memaksaku untuk pulang lebih cepat bahkan Changmin merelakan sekuternya dan memintaku untuk pergi memberi dukungan Be-4"



"Wah...istimewa sekali hahaha... Aku merasa jadi orang spesial"



Junki meraìh tangan kiri Hyunyoung dan melingkarkan di pinggangnya lalu melajukan sekuternya dengan kencang. Hyunyoung hanya bisa menundukkan kepala dan tersipu malu di balik punggung Junki.







Jonghyun tersenyum lebar ketika Hyunyoung membuka pintu rest room. "Syukurlah Kau datang" sambutnya.



"Emm,berkat Oppa" Hyunyoung menunjuk Junki yang baru saja memasuki rest room "Mobil Chansung payah"



"Hahaha... sudah Ku bilang Dia tidak bisa diandalkan,begitu mau mendaftar jadi manajer Be-4" cerocos Minhwan.



"Ayo,Kita berdo'a" ajak Yonghwa.



"Oppa!" Hyunyoung mengajak Junki bergabung dalam lingkaran dan kelimanya berdo'a bersama sebelum 'B-4' tampil menghibur pengunjung cafè.





Junki duduk di meja no.4 yang berada di depan pojok untuk menyaksikan perform Hyunyoung bersama bandnya 'Be-4'. Junki tersenyum sendiri menatap Hyunyoung yang sempat membawakan dua lagu menunjukkan kemampuan vokalnya.









"Kau menolaknya?? Kenapa??" tanya Changmin -Shim Changmin- sa'at makan bersama. "Kau itu bodoh!" celanya sembari menatap kesal kearah Hyunyoung yang duduk tepat di hadapannya. "Membuang kesempatan emas untuk menjadi terkenal ckckck!" kemudian beralih menatap Junki "Hyung,kenapa Kau mau menampung gadis bebal ini?"



"Hey!" Hyunyoung mengarahkan ujung sumpitnya tepat ke wajah Changmin "kalau Kau bicari lagi maka sumpit ini akan bergerak!" menggerakan sumpitnya.



Changmin hanya berdecak kesal dan membuang muka lalu melanjutkan makan menanggapinya.



"Hyunyoung menolak tawaran itu karena Kami" Yonghwa angkat bicara dan sukses membuat tatapan Changmin terfokus padanya.



"Karena Kalian??" Chansung pun sama menunjukkan ekpresi bingung di wajahnya.



"Karena produser itu hanya tertarik padanya" Jonghyun melirik Hyunyoung yang duduk disamping kanannya.



"Hyunyoung tidak mau pergi tanpa 'Be-4' padahal Kami sudah merelakannya untuk mengambil kesempatan itu" Minhwan menimpali.



"Oh...jadi intinya produser itu hanya mau membawa si bebal ini?" Changmin manggut-manggut.



"Aku punya nama!!" protes Hyunyoung "Dasar,RAKUS!!" mengolok Changmin membuat semua yang berada mengitari meja makan tertawa.



"Ah~ Aku batal jadi manajer" keluh Chansung "kenapa tidak Kau terima saja?"



"Dia mana mau" sahut Kimjay yang datang membawa 2piring hidangan penutup. Kimjay duduk disamping Changmin lalu menatap Hyunyoung "Produser itu Jung Ilwoo bukan?".



Hyunyoung hanya menatap Kimjay tanpa memberi isyarat yang membenarkan atau menjawab pertanyaannya.



"Eh?? Hyung kenal??" sahut Minhwan.



"Tidak tapi Aku tahu jika Jung Ilwoo adalah sahabat baik Park Shi Ho" Kimjay menatap lurus pada Hyunyoung "Kakak kandung Park Hyun Young" menunjuk Hyunyoung dengan ujung sumpit ditangannya.



Semua mata tertuju pada Hyunyoung. "Kimjay Oppa!" Hyunyoung melebarkan matanya namun Kimjay malah tersenyum santai. "Sudah Aku katakan tidak ada lagi Park Hyunyoung!". Semua melongo menatap Hyunyoung mengisyaratkan pertanyaan 'Bukankah Kau itu Park Hyunyoung?'. Hyunyoung tersenyum "sekarang yang ada adalah Lee Hyunyoung,iyakan Oppa?" menyikut Junki yang duduk tepat di samping kanannya.



Junki kontan tersedak dan langsung batuk-batuk. "Ap...apa??" tanyanya kebingungan ketika semua mata yang ada diruangan itu menyerangnya.

***









Hyunyoung duduk bersila diatas rumput dan besiap mengelus gitarnya. Junki sengaja duduk jarak dua langkah di hadapan Hyunyoung bertindak sebagai penonton. Junki tersenyum menatap kagum pada Hyunyoung yang serius menggenjreng gitarnya mulai memainkan beberapa intro lagu.



"Oppa~" panggil Hyunyoung sedikit manja pada Junki.



Junki menatap lembut dan penuh perhatian pada Hyunyoung seolah mengungkapkan pertanyaan 'Apa?'



Hyunyoung tersenyum manis "lagu ini...untuk Mu...".



Junki membalas senyum menunggu pertunjukkan Hyunyoung. Tangan Hyunyoung kembali bergerak mengelus senar gitar akustik kesayangannya. Intro lagu 'With You' tembang milik Avril Lavigne pun mulai terdengar jelas di telinga Junki mengalahkan suara bising di sekitar taman tempat keduanya berada malam ini. Hyunyoung mulai bernyanyi dan Junki terlihat benar menikmati pertunjukkan solo satu-satunya personel perempuan dalam band 'Be-4'. Junki menahan dagu dengan kedua tangannya dan fokus menatap Hyunyoung. Junki tersenyum karena teringat semua dari awal Ia bertemu Hyunyoung sa'at mendiang ibu tirinya memperkenalkan gadis itu padanya. Semuanya,bahkan sa'at dimana Hyunyoung menangis dan memeluknya erat ketika ibu kandung Hyunyoung meninggal dalam kecelakaan. Meskipun kala itu Park Shihoo dan Park Jinyoung berada dalam ruangan yang sama,namun Hyunyoung malah merasa nyaman berada didekat Junki. Lagi-lagi Junki tersenyum masih menatap Hyunyoung. Gadis yang awalnya Ia pikir akan merepotkan namun belakangan terus menemani dan menghiasi hari-harinya. Gadis yang sering membuat Junki tertawa karena tak jarang bertingkah aneh. Hyunyoung membawa banyak cerita selama 3bulan Ia hadir dalam kehidupan Junki.



"...It's a damn cold night,try to figure out this life,take me by the hand take me somewhere new,I don't know who you are but I... I'm with you... I'm with you... I'm with youuu..." Hyunyoung menghentikan gerak tangannya dan mengangkat kepala menatap Junki. Dua pasang mata itu bertemu dan beradu pandang. Junki merasa kikuk lalu membuang tatapannya kesegala arah. "Oppa!!" seru Hyunyoung membuat Junki kembali menatapnya "Oppa tidak mau mengucapkan 'terima kasih'? Lagu tadi untukmu" protesnya kemudian.



Junki beranjak dan jongkok dihadapan Hyunyoung. "Terima kasih" ucapnya seraya tersenyum manis.



"Hanya begitu saja?"



"Emm??"



"Pertunjukkan Ku selesai,mana bayarannya?" menadongkan telapak tangan kanannya pada Junki.



Junki tersenyum lebih lebar lalu duduk di samping kanan Hyunyoung. "Kita seperti dalam film Taiyou No Uta saja ya?" memegang lututnya dan menatap langit malam.



"Lalu Aku berakhir dengan kematian? Aigo...Oppa benar menginginkan hal itu?"



"Aa~ tidak! Tidak begitu..." menggoyang kedua tangannya dan ekspresi Junki sukses membuat Hyunyoung terkikik. "Kau itu! Gemar sekali membuatku merasa terbodohi seperti ini!"



Hyunyoung berusaha menghentikan tawanya yang meledak sampai-sampai pundaknya bergoyang "Ma'af...tapi Aku suka ekspresi Oppa itu..."



"Haaagh...dasar! Kau mau apa? Aneh sekali malam ini meminta bayaran?" menggaruk kepalanya.



"Aku mau selamanya bersama Oppa"



"He??" lagi-lagi Junki memasang ekspresi kagetnya dan Hyunyoung kembali tertawa. "Hyunyoung!!!" protes Junki merasa kesal.



"Belikan Aku sesuatu malam ini atau ajak Aku bersenang-senang sebagai kenang-kenangan"



"Kenang-kenangan??"



"Emm! Sudah 3bulan,Aku merasa tidak enak terus menumpang dan merepotkan Oppa"



"Tidak!" sahut Junki cepat "Kau tidak merepotkanku"



Hyunyoung tersenyum "Rumah itu terlalu sempit untuk Kita berdua,tenang saja Aku sudah mendapatkan tempat kos murah masih satu komplek dengan Jonghyun"



"Jonghyun??"



"He'em,kenapa Oppa kaget sekali?"



"Tidak...syukurlah kalau Kau bisa mandiri" Junki kembali mengedar pandangannya pada orang-orang yang lalu-lalang di taman.



Hyunyoung tersenyum tipis menatap Junki yang bertahan duduk di sampingnya kemudian kembali menggenjreng gitarnya.









Junki duduk dipinggir ranjang dalam kamarnya dan terus memutar-mutar amplop ditangannya. 3bulan yang lalu Junki mengirim surat lamaran pada 3restoran di Jepang,hari ini salah satu dari 3restoran itu menerima lamaran Junki dan memintanya segera bertolak ke Jepang. Junki merasa bingung,kenapa tak menggebu seperti waktu itu? Bahkan Ia enggan pergi ke Jepang memenuhi panggilan itu. Junki merebahkan badannya dan diam menatap langit-langit kamarnya.



"Aku tidak bisa tenang meninggalkannya sendiri" gumam di hatinya.

***









Hyunyoung berdiri menundukkan kepala dihadapan Junki. "Ma'afkan Aku,Oppa..." bisiknya seiring dengan menetesnya air mata dipipi Hyunyoung.



Junki meraih tubuh Hyunyoung dan memeluknya erat. Hyunyoung membenamkan wajahnya dalam pelukan Junki dan menangis. Junki mengelus pelan rambut panjang Hyunyoung berusaha menenangkan gadis itu.



"Kau yakin akan kembali kesana??" tanya Junki lembut.



"Oppa yakin akan berangkat ke Jepang??" Hyunyoung balik bertanya.



"Hyunyoung!!" Junki melepas pelukannya dan mendorong tubuh Hyunyoung jarak satu lengan agar Ia bisa menatap wajah gadis itu. Hyunyoung tersenyum dengan mata dan wajah basah karena air matanya. "Sama sekali tidak berubah" mengusap pelan sisa air mata di pipi Hyunyoung "Kau jelek sekali kalau menangis,Aku tidak suka". Hyunyoung berusaha tersenyum dan Junki meletakkan jari telunjuknya di lesung pipi Hyunyoung. "Pulanglah..." seraya mengelus kepala Hyunyoung.



Hyunyoung mengangguk "Oppa...terima kasih sudah merawatku dengan baik 3bulan ini"



Junki tersenyum dan menganggukkan kepala. Ia bertahan berdiri seperti itu menatap punggung Hyunyoung yang berjalan semakin jauh darinya. "Selamat tinggal,Hyunyoung... Semoga Kau bahagia selamanya..." bisik dalam hati Junki seraya mengusap buliran air mata yang meluncur pelan menuruni pipinya "...ma'af...karena Aku...mencintaimu..."



Hanya kurang satu langkah lagi Hyunyoung memasuki pintu mobil sedan hitam yang terbuka lebar itu. Ia menghentikan langkahnya lalu berbalik. "OPPA!!" teriaknya "SARANGHAE!!!" mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi membentuk hati kemudian bergegas masuk kedalam mobil.



Junki tertegun di tempat Ia berdiri. Sedan hitam itu lenyap dari pandangannya dan Junki tertawa juga menangis sekaligus. "OPPA!! SARANGHAE!!!" suara Hyunyoung masih terniang jelas ditelinganya. "Aku... Aku juga mencintaimu,Hyunyoung..."

***







Junki duduk diruang tunggu penumpang. Kimjay merelakannya ke Jepang,tidak ada pilihan lagi untuk tinggal di Korea karena Hyunyoung telah kembali kerumah besar kediaman Keluarga Park. Junki tersenyum geli ketika membayangkan Hyunyoung datang untuk sekedar melepas kepergiannya meski Ia tahu itu tidak mungkin.



Tokyo. Junki memijakkan kakinya pertama kali di Jepang. Musim dingin yang tak jauh berbeda dari Korea. Ia pun bergegas menuju hotel. Usai melakukan beberapa persiapan,Junki langsung meluncur ke restoran yang akan menjadi tempat kerja barunya. Seseorang menyambut kedatangan Junki lalu memintanya untuk menunggu. Junki menurut dan duduk sabar menunggu di ruangan pemilik restoran yang baru berkembang di Jepang itu. Junki adalah seorang koki berbakat dan berkarya di Jepang adalah impiannya sejak dulu. Ia tersenyum lega mengamati seluruh sudut ruangan. Terdengar suara pintu terbuka,Junki segera bangkit dan membalikan badan.



"Hyunyoung??" Junki melotot kaget melihat sosok gadis yang memasuki ruangan itu tak lain adalah Hyunyoung.



Hyunyoung tersenyum manis "Anny...eong,Oppa!" membungkuk sopan "selamat datang kembali"



"Kak...Kau?? Kenapa Kau disini?"



Hyunyoung berjalan mendekati Junki "Aku disini karena Oppa" bisiknya.



"Aku??"



"Emm! Sudah Aku katakan jika Aku ingin bersama Oppa selamanya karena itu Aku disini"



"Aku benar-benar tidak paham"



"Oppa!!!" memukul pelan bahu Junki.

***







Junki mengayuh sepedanya dan membonceng Hyunyoung lalu keduanya duduk di bawah sebuah pohon. Salju pertama di musim dingin turun hari ini. Hyunyoung menadahkan tangan menangkap butiran lembut salju yang terjatuh. Junki terus tersenyum menatap Hyunyoung yang duduk tepat di samping kirinya.



"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Hyunyoung seraya menoleh menatap lembut Junki.



"Tidak..." jawab Junki. Hyunyoung kembali menadahkan tangan dan mendongak menatap langit. "Saranghae.." bisik

Junki lembut di telinga kanan Hyunyoung hingga membuat gadis itu menoleh. "Aku sangat mencintaimu Hyunyoung" Junki mengulangi ucapannya.















_______THE END_______









-shytUrtle-













berasa nggak nyambung sama judulnya ya --a ma'af.....saya agak boring nie sama ff hehehe...........

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews