¤ Bilik shytUrtle – Cerita Horor di Sekolah ‘’TK di Depan Markas’’ ¤

06:36



¤ Bilik shytUrtle –  Cerita Horor di Sekolah ‘’TK di Depan Markas’’ ¤




Bu Guru yang Disapa Cewek Cantik di Sekolah.


Assalamualaikum. Hallo holla hallo (▂⌒) finally ada bahan lagi buat bikin adonan creepy story ala shytUrtle yUi yaks (╯▽╰) Ada yang kangen nggak nih sama creepy story bikinan saya?? Syukur alhamdulillah kalo ada yang kangen. Kalo nggak ada sumpeh kebangetan ( ̄ー ̄)padahal saya kangen dan sayang sama kalian ㅋㅋㅋguombal loop (!`´))˚з°)



Ok deh. Yuk mari kita mulai creepy story-nya ya dulur-dulur yang mungkin emang doyan sama creepy story buatan saya atau yang nggak sengaja nyicipin creepy story saya trus ketagihan dan juga yang sial nyicipin creepy story saya trus muntah-muntah (?) gara-gara enek sama rasanya (-.-") Maafkan kekurangajaran saya memposting creepy story yang bikin Anda mual dan muntah. Mungkin itu adalah efek dari salahnya bahan adonan yang saya campur untuk membuat creepy story yang jadinya nggak gurih malah guring. Haseem!! Banyak bacot lu kura
(¬_¬)*(>˛<)  (^)====)>_<”)  (o´((. )


Anarkis (>_<") dan ini mau bikin creepy story apa maen-maen autotext coba??


Jadi begini ceritanya. Kapan hari itu Bu Guru-nya Rara cerita katanya ke sekolah malem-malem di samperin cewek cantik yang sukses bikin bulu kuduk berdiri, badan panas dingin dan kebelet pipis #eh. Lagian Bu Guru juga 'lalar gawe'. Ngapain jam sepuluh malem ke sekolah coba? "Karena ada keperluan mendadak." Ok. Saya diam untuk alasan yang masuk akal ini. Mungkin benar-benar tak bisa ditunda hingga mengharuskan malam-malam tetep nekat datang ke sekolah.


Kejadiannya Jum'at malam sekitar pukul sepuluh malem. Menurut penuturan korban (?) secara langsung, malam itu berempat ke sekolah dan berkumpul di ruang kelas B. Awalnya dua orang Guru—Bu Ela dan Bu Reni- mendengar suara perempuan tertawa. Cukup keras. Padahal suasana saat itu cukup hening di dalam kelas B. Namun hanya Bu Reni dan Bu Ela saja yang mendengar (keesokan harinya Bu Reni bertanya pada dua rekan yang lain, tapi ternyata tak ada yang mendengar suara tawa itu). Saat itu Bu Reni dan Bu Ela juga merasakan 'jithok mengkorok' atau dalam Bahasa Indonesia bisa disebut 'bulu kuduk berdiri' atau 'rasa berat di tengkuk'. Momen seperti ini dikatakan juga sebagai adanya atau hadirnya 'makhluk lain' disekitar kita.


Setelah terdengar tawa cewek, kemudian tercium bau wangi menyengat. Lagi-lagi hanya Bu Reni dan Bu Ela yang bisa mengendus aroma yang benar-benar membuat mual itu. Bau wangi yang menurut Bu Reni seperti wangi bunga kopi namun lebih menyengat dan bikin enek.


Menurut pengakuan Bu Ela setelah bau wangi itu beliau melihat sesosok wanita duduk di bangku di sampingnya. Menurut Bu Ela wanita itu duduk mengayun-ayunkan kaki sambil mengawasi empat orang yang duduk di dalam ruangan itu. Mukanya serem dimana separo wajah seperti benyok dan separo lagi masih normal walau agak kisut. Duduk disandingi makhluk yang menunjukan ekspresi… seperti mengawasi dengan tatapan tak senang itu benar membuat Bu Ela bungkam. Duduk tertunduk dan membisu. Dalam ketakutan itu Bu Ela hanya bisa menyebut nama “ALLOH, ALLOH, ALLOH” berulang-ulang di dalam hati.


Lain dengan Bu Ela, pengakuan Bu Reni nggak kalah absurd, nggak kalah ekstrim. Menurut Bu Reni wanita cantik itu berada dekat dengannya, sangat dekat di samping belakang Bu Reni. Bahkan Bu Reni menuturkan ciri-ciri wanita yang sempat beliau lihat dalam jarak sangat dekat itu. "Wajahnya pucet, kulitnya agak kisut, rambutnya nggak terlalu panjang, pakai gaun putih." Begitu penuturan Bu Reni yang sengaja datang ke toko hanya untuk cerita sama saya perihal 'creepy story' yang baru saja beliau alami. Dalam ketakutan itu Bu Reni tak henti membaca Surah Al-Lahab, Sholawat sama Ayat Kursi.



"Wah seneng dong Bu disamperin cewek cantik. Nah saya bolak-balik diintipin Mr.Poci (Pocong) dulu pas toko buka ampek malem." komentar saya mencandai (?) Bu Reni setelah beliau curcol dengan semangat berapi-api. Yaks!

"Enak apanya. Nggak karuan rasanya." bantah Bu Reni.

"Untung ya yang keliatan bagian depan, jadi harum semerbak mewangi. Kalo bagian belakang, wuih nggak bisa ngebayangin busuknya." imbuh saya masih tidak dengan serius.

"Wes emoh! Aku nggak mau lagi." tutur Bu Reni yang kemudian buru-buru pamit pulang sebelum kesorean lagi.



Well, cerita horor tentang hantu di sekolah itu emang populer banget. Hampir setiap sekolah pasti punya cerita horor sendiri. Begitu juga dengan sekolah TK yang kebetulan letaknya tepat di depan toko tempat saya bekerja. Dulu waktu toko buka sampai malam, tiap surup (senja menjelang Maghrib) sering kali tampak sesosok kepala dari Hantu Bungkus aka Mr.Poci aka Pocong tampak mengintip di jendela dari kelas A. Pernah juga sekelompok anak-anak SMP yang pulang dari Malam Ahadan di Sabtu malam yang gerimis menjerit dan berlarian menghambur di jalan di depan toko membuat saya yang jaga malam itu kaget. Saya pun keluar dan bertanya pada salah satu dari mereka yang kebetulan penghuni Sarang Clover juga. Saya sempat marah-marah sama Thata sebelum bertanya kenapa pada menjerit dan berlarian bikin ribut di Sabtu malam yang gerimis yang hening dan tenang. Dengan napas terengah-engah Thata menuturkan jika ia dan teman-temannya melihat 'Hantu Permen' alias Pocong berdiri di dekat pintu toilet TK dengan mata merah menyala menatap sinis mereka. Sontak ABG-ABG cewek itu menjerit ketakutan dan lari berhamburan. Bahkan Thata sempat meminta saya melihat sendiri ke sudut dimana Pocong itu menampakan diri karena saya meragukan penjelasannya. Ketika saya memenuhi permintaan Thata, hanya ada gelap dan hening di sana. Si Hantu Permen udah tarik undur diri sepertinya.


Emang menurut penuturan beberapa orang yang sering terlihat di sekolah TK itu adalah penampakan pocong. Pernah sekali menanyakannya pada teman abnormal saya Tunjung perihal TK itu, Tunjung mengatakan jika bukan hanya Mbak Kunti dan Mas Poci yang menghuni TK itu, tapi ada demit juga. "Banyak di sana itu," Tunjung yang enggan menyebutkan satu per satu makhluk apa saja yang menghuni sekolah TK itu.


Tak jarang orang bertanya, apa kamu nggak takut jaga toko sampai malam sendiri sedang di depanmu berdiri sebuah bangunan sekolah yang gelap? Mungkin karena terbiasa jadi saya merasa biasa aja dengan kondisi tempat kerja terapit sekolah TK, PUSKESMAS dan Gedung Veteran. Tapi bukan berarti di malam-malam tertentu saya nggak merasa merinding disco saat jaga toko sendirian sampai malam. Untung sekarang toko nggak buka sampai malem hehehe.


Tapi pernah sekali ketakutan sampai akhirnya saya menutup toko sebelum jam kerja habis. Kala itu toko masih buka 15 jam/hari dan saya lagi jaga malam, sendirian. Karena gerimis yang lumayan deras, pintu toko pun saya tutup dan saya sisakan cukup untuk satu orang saja untuk bisa masuk ke toko. Malam, gerimis deras, dingin dan sepi. Pas banget momennya. Saya duduk di kursi kebesaran dimana saya biasa duduk saat menjaga toko. Menghadap timur as usual. Tidak ada tanda-tanda seperti hawa dingin tak wajar atau tengkuk merinding sebelumnya, saya pun duduk santai sambil sibuk menatap layar Blacjack--hape-. Tiba-tiba ada sesosok kepala mengintip ke dalam toko. Sangat cepat. Hanya beberapa detik saja namun sukses membuat saya tercengang. Sosok kepala dengan wajah laki-laki pucat pasi terbungkus kain putih itu kembali melintas cepat di benak saya yang masih duduk tertegun menatap titik dimana sosok tadi itu mengintip. Langsung bergidik dan merinding ketika telat menyadari jika kepala yang mengintip itu tak lain adalah Mr. Poci alias Pocong (TT.TT) Duduk terpaku tak berani beranjak selama beberapa menit. Setelah merapalkan beberapa do'a, saya pun memberanikan diri keluar dan menutup toko lalu bergegas pulang. Itu pertama kalinya saya merasa ketakutan jaga malam sendirian di toko. Syukur alhamdulillah sekarang toko nggak buka sampai malam. Tapi bukan karena adanya penampakan pocong, melainkan karena adanya peristiwa perampokan di satu toko di siang bolong yang menewaskan seorang sales rokok di desa tetangga. Wan Bos khawatir kalo toko buka sampai malem karena jalanan depan toko sepi sekali pakek banget tiap malem. Alhamdulillah sekarang toko nggak buka sampai malem (^.^)v




Pulang kerja ngumpul di markas sama Tunjung. Saya pun menceritakan curhatan Bu Reni ke Tunjung. Si Princess Abnormal Tunjung tersenyum simpul usai mendengar cerita yang saya bawa.



"Dih, ini anak ketawa aja." olokku pada Tunjung. "Itu cewek siapa emang?"

"Itu cewek yang juga dateng ke mimpi kamu." jawab Tunjung.

"Ha??! Cewek yang mana?? Yang mimpi seolah aku mati dan menelusuri penyebab kematianku lalu ketemu cewek cantik yang hampir bikin aku nyasar ke lorong gelap sebelah kanan lalu kamu datang narik tanganku itu?"

"Bukan."

"Lalu cewek yang mana??"

"Yang ketawa di atas atap."

"Oh... dia... Eh tapi yang dimimpiku mukanya serem. Kulit kisut-kisut mata bolong gitu. Nah yang nyamperin Bu Reni cantik gitu."

"Ya yang di mimpimu itu wujud aslinya. Begitu cantik nurut kamu?"

Saya diam sejenak kembali mengingat obrolan dengan Bu Reni di toko. "Ciri-cirinya masuk emang. Wajah pucet, rambut nggak terlalu panjang agak ikal, pakek baju serba putih nggak terlalu panjang. Cewek itu juga yang dateng ke mimpiku. Jadi beneran dia??"

"Menurutmu?"

Saya diam. Tak menjawab.


Tentang mimpi itu... terjadi sudah cukup lama. Dalam mimpi itu saya mengantar Ibu ke sungai kecil di belakang bangunan TK dan suasananya sama persis kaya zaman saya masih SD dulu. Sungainya masih luas dan pepohonan masih rimbun disekitarnya. Pas nyampek sungai ternyata sungainya banjir dan airnya buthek (keruh, kotor berwarna coklat pekat). Saya pun menahan Ibu yang mau mandi di sungai itu.


Untung Ibu nggak jadi mandi. Pas kita mau pergi, tiba-tiba terdengar suara perempuan tertawa. Mengerikan. Sama persis kaya di film-film horor. Saya mendongak ke atas serong ke arah kiri, ke arah Utara tepatnya dan menemukan sosok perempuan berdiri di atas genting gedung perawatan PUSKESMAS (sekarang jadi kantor karyawan PUSKESMAS) menertawakan kami. Mukanya seram. Pucat dengan mata berlubang (hanya berwarna hitam bulat lebar pada bagian kedua mata). Kulitnya coklat dan keriput kaya tubuh Mumi yang udah nyusut. Rambutnya ikal sebahu dan memakai gaun putih sepanjang di bawah lutut. Ia terus tertawa melengking membuat telinga sakit dan tubuh merinding. Dalam mimpi itu saya merapalkan berbagai macam do'a, namun perempuan itu tak kunjung hilang dan tertawa semakin lantang. Cukup lama berlangsung, bahkan saya sempat memanggil nama Tunjung dalam mimpi saya. "Njung, ini dibacain mantra apa ya biar dia pergi." begitu bagaimana saya memintq bantuan Tunjung dalam mimpi. Mulai dari Al-Fatehah sampai Ayat Kursi nggak.mempan ngusir perempuan itu. Akhirnya saya melafalkan "Subhanallah walhamdulillah walailahailallahuallohuakbar". Barulah sosok perempuan itu pergi dan saya terbangun dari mimpi buruk itu.


Usut punya usut beberapa hari kemudian bersama Tunjung, ternyata--katanya si Tunjung ini ya- ada seseorang baru 'nangkep' hantu cewek itu dan 'dibuang' ke PUSKESMAS. Anjir! Umpat saya dalam hati. Kenapa dia malah datang ke mimpi saya?


"Jadi begitu. Karena keluargamu udah nggak menempati rumah dinas di PUSKESMAS itu lagi, maka kebanyakan orang 'membuangnya' di sana. Wajar kalau kamu bilang suasana di sana jadi nggak bersahabat lagi di sana. Makin banyak dan kereng-kereng (Kereng: ganas dalam Bahasa Jawa). Hati-hati. Cewek itu haus darah. Dan dia dateng ke mimpimu itu adalah suatu peringatan. Kamu harus waspada."


Saya terdiam. Speechless mendengar penjelasan Tunjung. Apa pun itu, saya yakin jika manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara semua makhluk ciptaan-Nya. Dan saya punya ALLOH dan kepada-Nya saya berlindung.


Sekian dan terima kasih. Mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kalimat yang kurang berkenan dalam tulisan ini. Wassalam.

-shytUrtle_yUi-



tempurung kUra-kUra, 02 April 2014.

shytUrtle






Tambahan à Jangan bingung ya. Jadi markas Sarang Clover sama tempat kerja saya itu deketan. Satu deret di kompleks yang sama. Dan tahukah Anda, saya mengetik tulisan ini di markas habis Maghrib tadi. Ada Tunjung dan dua orang lainnya di markas. Saya duduk di bawah jendela dan Tunjung di depan saya. Ketika baru memulai mengetik tiba-tiba Tunjung sedikit menggertak. “Jangan noleh!” gertak Tunjung dengan ekspresi serius. Melihatnya saya jadi tegang nggak berani noleh sedang Tunjung natap jendela fokus ke sisi kiri atas saya duduk. “Baca do’a ya,” imbuhnya. Yang lain pad abaca do’a. “Ada apaan sih?” tanya saya penasaran sambil terus berdo’a dalam hati. “Yang kamu obrolin tadi sore ngintip tuh di jendela.” Jawab Tunjung masih natap jendela. DEG! Makin tegang saya rasa. Kaku. Nggak berani noleh. Sore tadi saya emang kembali ketemuan sama Bu Reni dan Bu Ela di toko untuk negbahas naskah drama. Dalam obrolan kami sore tadi memang kami sempet membahas ulang cewek yang ikut ngimbrung bersama Bu Reni dan Bu Ela Jum’at malam kemaren. Posisi si cewek itu ngintip adalah jendela di dekat saya duduk mengetik tulisan ini. well, can you imagine what I feel now?? Just think how I go home tonight. Alone (TT_TT)

Beauty, isn't it? But haunted. 

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews